Dataran tinggi Dieng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Menambah informasi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(24 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:051 Dieng Sunrise.jpg|250px|jmpl|Dieng saat matahari terbit]]
'''Dataran
Secara administrasi,
Meskipun cukup terpencil,
Pertanian di Dieng menjadi sumber mata pencaharian utama penduduk. Penanaman sayur-mayur khas pegunungan menjadi aktivitas utama, seperti [[kentang]], [[wortel]], [[lobak]], [[Kembang kol|kubis bunga]], [[bit]], dan berbagai bawang-bawangan. Dataran
== Etimologi ==
Nama "Dieng" berasal dari turunan kata [[bahasa Proto-Melayu-Polinesia]]: ''di'' yang berarti "tempat" dan ''[[hyang]]'' yang bermakna "leluhur". Dengan demikian, "''dihyang''" berarti pegunungan tempat para leluhur atau persemayaman para dewa.<ref>{{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=Y84LAAAAIAAJ&q=dieng+di+hyang&dq=dieng+di+hyang&hl=id&sa=X&ei=d5jyT_OENMPYrQfv_f2qCQ&ved=0CDUQ6AEwAQ|edition=2|title=Central Java hand book|year=1983|publisher=Provincial Government of Central Java|location=Indonesia}}</ref><ref>{{Cite web|title=Austronesian Comparative Dictionary|url=https://www.trussel2.com/acd/acd-s_q.htm|website=trussel2.com|access-date=}}</ref>
Sebuah prasasti mengungkapkan bahwa di
== Iklim ==
Dataran
{{Weather box
Baris 68:
|Oct precipitation mm = 170
|Nov precipitation mm = 230
|Dec precipitation mm =
|source = <ref name="climatedata">http://en.climate-data.org/location/623617/</ref>
}}
Baris 75:
:''Lihat pula: [[Pegunungan Dieng]]''
Pada dasarnya
Kondisi ini memiliki potensi bahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah tersebut. Kasus terakhir yang merenggut ratusan nyawa adalah bencana letusan gas Kawah Sinila pada tahun 1979. Tidak hanya [[gas]] beracun dan [[Letusan gunung|erupsi]], tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi [[gempa bumi]] (vulkanik), erupsi lumpur, [[tanah longsor]], dan [[banjir]]. Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.
Dari sisi biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena di air-air panas di dekat kawah ditemukan beberapa spesies [[mikroorganisme]] termofilik ("penyuka panas") yang berpotensi menyingkap kehidupan awal di [[Bumi]]. Dieng juga memiliki beberapa spesies tumbuhan khas yang jarang dijumpai di tempat lain akibat kombinasi kondisi iklim dan geotermalnya yang unik.
Baris 83:
=== Kawah-kawah ===
[[Berkas:Djieng sikidang.jpg|jmpl|250px|Kawah Sikidang dilihat dari atas.]]
Kawah-kawah aktif di
==== Kawasan Utara ====
Kumpulan kawah ini berada di sekitar Gunung Sipandu.
* [[Kawah Sileri|Sileri]]
Baris 104:
*[[Kawah Pulosari|Pulosari]]
Selain kawah aktif juga terdapat kawah-kawah non-aktif atau mati. Lapangan geotermal di sekitar Sikidang juga sudah dimanfaatkan untuk PLTP.
==== Kawasan Barat Laut ====
Baris 110:
* [[Kawah Candradimuka|Candradimuka]]
* [[Kawah Jalatunda|Jalatunda]]
*[[Kawah Sidongkal|Sidongkal]]
Baris 125 ⟶ 124:
=== Danau vulkanik ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Telaga Dringo op het Dijeng-plateau TMnr 60019009.jpg|jmpl|Telaga Dringo pada tahun 1937]]Danau atau telaga banyak terbentuk di Dataran
* [[Telaga Warna (Dieng)|Telaga Warna]]
*[[Telaga Pengilon]]
Baris 136 ⟶ 135:
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Olieverfschildering door Max Fleischer voorstellend de tempel Candi Bima op het Diengplateau TMnr 822-4.jpg|thumb|Lukisan Candi Bima, Dieng, oleh [[Max Fleischer]], 1912.]]
===Kepurbakalaan===
{{main article|Kompleks Candi Dieng}}Kawasan
Candi-candi ini bercorak keagamaan Hindu dan tampaknya dibangun untuk pemujaan kepada [[Siwa]] dan ''[[hyang]]'' (leluhur yang didewakan setelah meninggal).<ref>Michell, George, (1977) The Hindu Temple: An Introduction to its Meaning and Forms". pp. 160-161. University of Chicago Press. {{ISBN|978-0-226-53230-1}} /</ref> Dalam konsep Hinduisme, kuil atau candi adalah miniatur gunung suci kosmis, meskipun Schoppert melihat motif desain bangunan sangat sedikit terkait dengan India.<ref>{{Citation|last=Schoppert|first=Peter|year=2012|title=Java Style|publisher=Editions Didier Millet|isbn=9789814260602|url=https://books.google.com/books?id=AHHRaLFrMxMC&pg=PA32}}</ref> Dalam tinjauannya yang diterbitkan tahun 2011, Romain mengemukakan pendapat bahwa gaya candi Dieng dapat dikaitkan dengan gaya Dravida dan Pallava dari India selatan.<ref name="romain" /> Pada kondisi tahun 2020, hanya terdapat sembilan candi yang masih berdiri, sisanya tinggal reruntuhan, fondasi, atau tinggal nama. Batu-batu reruntuhan candi dipakai oleh warga untuk fondasi bangunan, jalan, atau pembatas pematang.<ref name=":1" />
Bangunan candi di Dieng berada dalam kelompok-kelompok, namun hampir semuanya berada dalam kawasan lembah Dieng di sekitar pusat desa Dieng Kulon. Kelompok Arjuna adalah yang terbesar dan kondisinya paling baik, meskipun banyak [[arca]] yang telah dicuri maupun rusak. Sekarang menjadi objek wisata yang dikelola untuk kepentingan pendapatan daerah/instansi. Termasuk dalam kelompok ini adalah [[Candi Arjuna]], [[Candi Semar]], [[Candi Sembadra]], [[Candi Srikandi]], dan [[Candi Puntadewa]]; agak terpisah ke barat terdapat [[Candi Setyaki]] yang sudah dipugar sebagian. Kelompok Gatotkaca
Baris 148 ⟶ 147:
=== Masyarakat berambut gimbal ===
Penduduk beberapa dusun di Dieng juga diketahui memiliki kekhasan [[fenotipe]], dengan rambut yang gimbal. Diduga sifat rambut ini diturunkan secara genetik. Setiap tahun diadakan upacara pemotongan rambut gimbal untuk warga dengan ciri fisik demikian. Upacara ini sekarang menjadi salah satu objek wisata budaya.
=== Bahasa ===
Bahasa yang dituturkan masyarakat yang mendiami dataran tinggi Dieng sebagian besar adalah [[Dialek Banyumasan|Bahasa Jawa Banyumasan]], hal ini dikarenakan letak geografis Dieng yang berada di bagian timur [[Pegunungan Serayu Utara]]. Ciri khas dari dialek Banyumasan adalah " logat A ngapak" yang dituturkan oleh masyarakat eks [[Karesidenan Banyumas]].<ref>[https://wonosobokab.go.id Website resmi kabupaten wonosobo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190706070516/https://wonosobokab.go.id/ |date=2019-07-06 }} wonosobokab.go.id Diakses tanggal 28 April 2020.</ref>
== Pertanian ==
[[Berkas:Bapak dengan pakaian adat jawa sedang menjual es carica khas dieng.jpg|jmpl|Penjual es carica khas Wonosobo Dieng]]
Kawasan Dieng merupakan penghasil [[sayuran]] dataran tinggi untuk wilayah Jawa Tengah. [[Kentang]] adalah komoditas utama dan usaha taninya menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk kawasan itu. Selain itu, [[wortel]], [[kubis]], dan [[bawang-bawangan]] juga dihasilkan dari kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil [[pepaya gunung]] (''carica''), [[jamur]], buah kemar ([[terung belanda]]), [[kelembak]], dan [[purwaceng]]. Namun akibat aktivitas pertanian yang pesat, kawasan hutan di puncak-puncak pegunungan nyaris hampir habis dikonversi menjadi lahan pertanaman sayur.
== Lapangan Geotermal ==
Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal. Ada tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat [[fumarola]] (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25
== Objek Wisata ==
[[Berkas:Javanen offerend bij Tjandi Parikesit.jpg|jmpl|Sesajian di Candi [[Parikesit]] pada tahun 1880-an (gambar dari majalah ''[[Eigen Haard]]'')]]
Beberapa peninggalan budaya dan gejala alam telah dijadikan sebagai [[objek wisata]] dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo, serta Perhutani. Berikut beberapa objek wisata di Dieng.
* [[Telaga]]: [[Telaga Warna]], sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung, [[Telaga Pengilon]], yang letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, uniknya warna air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Keunikan lain yaitu yang membatasi Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil. [[Telaga Merdada]] merupakan yang terbesar di antara telaga yang ada di
* [[Kawah]]: Sikidang, Sileri, Sinila (meletus dan mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979 dengan korban 149 jiwa), Kawah Candradimuka.
* [[Kompleks Candi Dieng|Kompleks candi-candi Hindu]] yang dibangun pada [[abad ke-7]] Masehi.
Baris 188 ⟶ 190:
[[Kategori:Bentang alam Jawa Tengah]]
[[Kategori:Dataran tinggi di Indonesia|Dieng]]
<!-- #ALIH [[Dataran Tinggi Dieng]]
{{rapikan}}
Baris 221 ⟶ 219:
[[Kategori:Pegunungan di Jawa]]
-->[[Kategori:DAS Serayu]]
|