Sejarah Roma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(105 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Quote box
| width = 30em
| bgcolor = #B0C4DE
| title = Negara-negara bersejarah
| fontsize = 80%
| quote = {{ubl|[[Kerajaan Romawi]] 753–509 SM|
[[Republik Romawi]] 509–27 SM|
[[Kekaisaran Romawi]] 27 SM – 395 M|
[[Kekaisaran Romawi Barat]] 286–476|
[[Odoaker#Sejarah|Kerajaan Italia]] 476–493|
[[Kerajaan Ostrogoth|Kerajaan bangsa Ostrogoth]] 493–536|
{{Flagicon image|Byzantine imperial flag, 14th century, square.svg}} [[Kekaisaran Romawi Timur]] 536–546|
[[Kerajaan Ostrogoth|Kerajaan bangsa Ostrogoth]] 546–547|
{{Flagicon image|Byzantine imperial flag, 14th century, square.svg}} [[Kekaisaran Romawi Timur]] 547–549|
[[Kerajaan Ostrogoth|Kerajaan bangsa Ostrogoth]] 549–552|
{{Flagicon image|Byzantine imperial flag, 14th century, square.svg}} [[Kekaisaran Romawi Timur]] 552–751|
[[Kerajaan Langobardi|Kerajaan bangsa Lombardi]] 751–756|
{{Flagicon image|Flag of the Papal States (pre 1808).svg}} [[Negara Gereja]] 756–1798|
{{Flagicon image|Flag of the Repubblica Romana (1798).svg}} [[Republik Roma (abad ke-18)|Republik Roma]] 1798–1799|
{{Flagicon image|Flag of the Papal States (1803-1825).svg}} [[Negara Gereja]] 1799–1809|
{{Flag|Kekaisaran Prancis Pertama}} 1809–1814|
{{Flag|Negara Gereja}} 1814–1849|
{{Flagicon image|Flag of the Roman Republic (19th century).svg}} [[Republik Roma (abad ke-19)|Republik Roma]] 1849|
{{Flag|Negara Gereja}} 1849–1870|
{{Flag|Kerajaan Italia}} 1870–1943|
{{Flag|Republik Sosial Italia}} 1943–1944|
{{Flag|Kerajaan Italia}} 1944–1946|
{{Flagicon image|Flag of Italy.svg}} [[Republik Italia]] 1946–sekarang
}}
}}
[[File:Rome- Ruins of the Forum, Looking towards the Capitol.jpg|thumb|right|''Roma: Puing-Puing Forum, Di Tentangan Kapitol'', lukisan karya [[Canaletto]] (tahun 1742)]]
'''Sejarah Roma''' melingkupi sejarah [[Roma|kota Roma]] maupun sejarah [[Romawi Kuno|peradaban bangsa Romawi Kuno]]. Sejarah bangsa Romawi telah memengaruhi dunia kiwari, teristimewa dalam perjalanan [[sejarah Gereja Katolik]], sementara [[hukum Romawi|tatanan hukum bangsa Romawi]] telah memengaruhi banyak [[Daftar negara menurut sistem hukum|tatanan hukum]] kiwari. Sejarah bangsa Romawi dapat dibagi menjadi beberapa babak sebagai berikut:
*
*Babak [[Bangsa Etruria|
*
*
*Babak [[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat]], bermula dari jatuhnya kota Roma jatuh ke tangan bangsa Ostrogoth pada tahun 476 M. Kekuatannya pudar, dan akhirnya menjadi bagian dari wilayah kedaulatan [[Kekaisaran Romawi Timur]] dengan status [[Kadipaten Roma|Praja Kadipaten Roma]] dari abad ke-6 sampai abad ke-8. Pada kurun waktu ini, luas kota Roma menyusut sampai tinggal sekerat saja dari luasnya yang semula, akibat berulang kali diserbu dan dijarah pada abad ke-5 dan ke-6, bahkan sempat tidak berpenghuni sama sekali.<ref>Prokopius, Perang Goth, III.xxii. "Di Roma, tidak ia sisakan seorang pun, kota itu ditelantarkan sama sekali, semua bagiannya, terbengkalai sepenuhnya."</ref>
*Babak [[Sejarah Roma#Roma pada Abad Pertengah|Abad Pertengahan]], ditengarai oleh keretakan hubungan dengan Konstantinopel dan pembentukan [[Negara Gereja]]. [[Paus (Gereja Katolik)|Sri Paus]] berjuang mempertahankan kewibawaannya manakala [[Kekaisaran Romawi Suci]] mulai kukuh bertapak, dan populasi kota Roma menyusut sampai tersisa 30.000 jiwa saja pada masa ''[[saeculum obscurum]]''. Pamor Sri Paus kembali melejit pada [[Puncak Abad Pertengahan]] sesudah [[Skisma Timur–Barat|Skisma Akbar]] dan [[Kontroversi Penobatan|Sengketa Investitur]], tetapi kota Roma terdepak dari pentas dunia dan populasinya menyusut sampai kurang dari 20.000 jiwa ketika [[Kepausan Avignon|Sri Paus hijrah ke Avignon]] dan [[Skisma Barat|skisma menggerogoti kesatuan Gereja Barat]]. Ketersingkiran kota Roma dari pentas dunia pada Abad Pertengahan, yang ditengarai oleh ketiadaan kegiatan pembangunan, justu berdampak positif terhadap kelestarian sisa-sisa berbagai [[Daftar monumen kuno di Roma|petilasan penting dari zaman Romawi Kuno]] di kawasan pusat kota itu. Beberapa petilasan memang ditelantarkan, tetapi selebihnya terus dimanfaatkan.
*Babak [[Renesans Roma|Renesans]], berlangsung pada abad ke-15, tatkala Roma menggeser posisi [[Firenze]] sebagai kiblat kesenian dan kebudayaan. Babak ini mendadak berakhir ketika [[Jatuhnya Roma (1527)|kota Roma dijarah habis-habisan pada tahun 1527]]. Meskipun demikian, wibawa Sri Paus kembali terangkat berkat ikhtiar [[Kontra Reformasi]], dan kota Roma terus tumbuh berkembang sampai memasuki [[periode modern awal|awal zaman kiwari]]. Roma [[Kampanye Italia pada Peperangan Revolusioner Prancis|dianeksasi Napoleon]] dan menjadi bagian dari wilayah kedaulatan [[Kekaisaran Prancis Pertama]] dari tahun 1798 sampai 1814.
*Babak kiwari, bermula dari abad ke-19 sampai sekarang. Roma kembali terkepung ketika [[Invasi Sekutu ke Italia|tentara Sekutu menginvasi Italia]], beberapa kali [[Pengeboman Roma pada Perang Dunia II|dibombardir]], dan dinyatakan sebagai [[kota terbuka]] pada tanggal 14 Agustus 1943. Roma menjadi ibu kota negara [[Sejarah Republik Italia|Republik Italia]] yang didirikan pada tahun 1946. Dengan populasi seramai 4,4 juta jiwa (per tahun 2015; 2,9 juta jiwa berdiam di dalam lingkup wilayah kota), Roma merupakan [[Daftar kota di Italia|kota terbesar di Italia]]. Roma terbilang sebagai salah satu [[Daftar kawasan perkotaan di Uni Eropa|kawasan perkotaan terbesar di Uni Eropa]] dan salah satu [[kota global|kota dunia]].
==
Asal-usul kebahasaan dari nama Roma sudah banyak diteliti. Menurut salah satu teori, nama Roma terambil dari [[bahasa Yunani Kuno|kata Yunani]] ''Rṓmē'' (''Ῥώμη''), artinya "keberanian" atau "ketabahan",<ref>Bdk. [[Jean-Jacques Rousseau]] di dalam bukunya, "[[Kontrak Sosial]]", Jilid IV, Bab IV, ditulis pada tahun 1762, menerangkan pada bagian catatan kaki bahwa kata Roma berasal dari bahasa Yunani dan berarti daya. "''Ada penulis-penulis yang mengatakan bahwa nama 'Roma' berasal dari 'Romulus'. Sebenarnya nama itu adalah kata Yunani yang berarti daya.''"</ref> mungkin sekali berasal dari akar kata ''*rum-'', artinya "puting", yang diteorikan merujuk kepada totem serigala yang mengadopsi dan menyusui bayi kembar manusia, bahkan nama si kembar pun masih mirip-mirip dengan akar kata tersebut. Agaknya nama Etruski kota ini adalah ''Ruma''.<ref>Pendapat ini disimpulkan dari kalimat Etruski yang tertulis pada lukisan sosok manusia di situs [[Makan François]] di Vulci, yaitu ''Cneve Tarchunies Rumach'', yang ditafsirkan berarti "Gnaeus Tarkuinius orang Roma". https://web.archive.org/web/20090422201356/http://www.mysteriousetruscans.com/francois.html</ref> Bandingan juga dengan kata ''Rumon'', nama lama Sungai Tiber. Etimologi lebih lanjut dari nama Roma masih belum jelas, sama seperti kebanyakan kata Etruski. [[Thomas George Tucker|Thomas G. Tucker]] di dalam bukunya, ''Concise Etymological Dictionary of Latin'' (terbit tahun 1931), berpendapat bahwa nama itu mungkin sekali berasal dari kata ''*urobsma'' (bdk. ''urbs'', ''robur'') dan bisa juga dari kata-kata lain, "tetapi kecil kemungkinannya" berasal dari kata ''*urosma'' yang berarti "bukit" (bdk. kata Sangsekerta ''warsman-'' yang berarti "tinggi, ujung," kata Slavonika Lama врьхъ yang berarti "kemuncak, mercu", kata Rusia верх yang berarti "bagian atas, ke atas", kata Lituania ''virsus'' yang berarti "sebelah atas").
== Linimasa Roma Kuno ==
{{main|Romawi Kuno}}
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
|-
! colspan="2" style="background:#ccf; text-align:center;"|<big><big>
|-
! colspan="2" style="background:#ddf; text-align:center;"|Kerajaan Romawi dan Republik Romawi
Baris 41 ⟶ 75:
|}
===
{{Further|Pendirian kota Roma}}
==== Prasejarah ====
Berdasarkan bukti arkeologis, lingkungan kota Roma diperkirakan sudah didiami manusia selambat-lambatnya sejak 5.000 tahun silam, tetapi lapisan padat puing-puing yang jauh lebih muda umurnya mengaburkan keberadaan situs-situs zaman Batu Tua dan Batu Muda.<ref>Heiken, G., Funiciello, R. dan De Rita, D. (2005), The Seven Hills of Rome: A Geological Tour of the Eternal City. Penerbit Universitas Princeton.</ref> Bukti arkeologis tersebut mengisyaratkan bahwa cikal bakal terbentuknya kota Roma pada masa purba juga sudah dikaburkan oleh legenda pendirian kota Roma yang menampilkan tokoh [[Romulus dan Remus]].
Menurut tradisi, kota Roma didirikan pada tanggal 21 April 753 SM, mengacu kepada keterangan [[Marcus Terentius Varro]],<ref name=Potter>{{cite book|last1=Potter|first1=D.S.|title=Rome in the Ancient World: From Romulus to Justinian|date=2009|publisher=Thames & Hudson|location=London|isbn=9780500251522|page=10|url=https://books.google.com/books?id=zSU_AQAAIAAJ&q=753}}</ref> dan kira-kira sejak saat itu kota Roma maupun daerah [[Lazio|Latium]] terus-menerus didiami manusia nyaris tanpa jeda. Usaha-usaha ekskavasi pada tahun 2014 telah menyingkap keberadaan tembok yang dibangun jauh sebelum tahun 753 SM. Para arkeolog menemukan tembok batu dan pecahan tembikar yang [[pertanggalan|diperkirakan]] berasal dari rentang waktu abad ke-9 SM sampai permulaan abad ke-8 SM. Selain itu terdapat pula bukti kedatangan manusia ke [[bukit Palatium|bukit Palatin]] seawal-awalnya pada abad ke-10 SM.<ref name=Guardian>{{cite news|last1=Hooper|first1=John|title=Archaeologists' findings may prove Rome a century older than thought|url=https://www.theguardian.com/world/2014/apr/13/archaelogists-find-rome-century-older-than-thought|newspaper=The Guardian|date=13 April 2014|access-date=2022-06-14|archive-date=2018-07-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20180731213155/https://www.theguardian.com/world/2014/apr/13/archaelogists-find-rome-century-older-than-thought|dead-url=no}}</ref><ref>{{cite magazine |url=http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,874209,00.html |title=Science: Rome: Older Than Ever |magazine=Time |date=21 November 1960 |access-date=2022-06-14 |archive-date=2016-03-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160305070725/http://content.time.com/time/magazine/article/0,9171,874209,00.html |dead-url=no }}</ref>
Situs [[Area Sant'Omobono]] sangat penting artinya bagi usaha memahami tiga proses yang saling berkaitan, yaitu monumentalisasi, [[urbanisasi]], dan pembentukan negara di kota Roma menjelang akhir zaman Purba. Situs kuil Sant'Omobono diperkirakan berasal dari abad ke-7 sampai ke–6 SM, sehingga menjadikannya reruntuhan kuil tertua di Roma yang sudah diketahui keberadaannya.<ref>{{cite web|url=http://www.archaeology.org/issues/132-1405/trenches/1982-reexcavation-rome-earliest-temple|title=A Brief Glimpse into Early Rome – Archaeology Magazine|first=JASON M.|last=URBANUS|website=archaeology.org|access-date=2022-06-14|archive-date=2023-10-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20231014113342/https://www.archaeology.org/issues/132-1405/trenches/1982-reexcavation-rome-earliest-temple|dead-url=no}}</ref>
==== Legenda asal mula kota Roma ====
[[File:Capitoline she-wolf Musei Capitolini MC1181.jpg|thumb|left|[[Serigala Kapitolin]] menyusui si kembar [[Romulus dan Remus]]]]
Asal mula nama kota Roma diduga berasal dari nama [[Romulus]], tokoh legendaris yang dipercaya sebagai pendiri sekaligus raja pertamanya.<ref>[[Livius]], ''[[Ab Urbe Condita (buku)|Ab Urbe Condita]]'' I, 7</ref> Konon Romulus dan
==== Pembentukan kota ====
Cikal bakal kota Roma adalah padang-padang penggembalaan atau perkampungan-perkampungan di atas [[bukit Palatium|Bukit Palatin]] dan [[Tujuh bukit Roma|bukit-bukit di sekitarnya]], kira-kira {{convert|30|km|0|abbr=on|lk=out}} dari [[Laut Tirenia]] di tepi selatan [[Sungai Tiber]]. Mungkin sekali [[Bukit Kuirinal]] adalah pangkalan terdepan orang [[Sabini]], salah satu kelompok masyarakat penutur [[Rumpun bahasa Italik|rumpun bahasa Itali]]. Di lokasi tersebut, aliran Sungai Tiber berkelok. Di tengah kelokan sungai terdapat sebuah [[Pulau Tiber|pulau]] yang menandai perairan dangkal, tempat orang dapat menyeberang dengan mudah. Dengan lokasi semacam ini, Roma berada di persimpangan lalu lintas sungai dan jalur ulang-alik utara-selatan kaum pedagang di kawasan barat [[semenanjung Italia|Jazirah Italia]].
Temuan-temuan [[arkeologi]]s membuktikan bahwa pada abad ke-8 SM sudah ada dua permukiman berkubu di lokasi yang kemudian hari menjadi kawasan kota Roma, yakni permukiman orang Rumi di Bukit Palatin dan permukiman orang Titientes di Bukit Kuirinal, dibekingi orang Luceres yang mendiami hutan-hutan di sekitarnya.<ref name="Ismarmed.com">{{cite web |url=http://www.ismarmed.com/early.html |title=History of Rome (Italy) |last=Ismarmed.com |work=ismarmed.com |year=2011 |access-date=2022-06-14 |archive-date=2011-07-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110709104434/http://www.ismarmed.com/early.html |dead-url=yes }}</ref> Rumi, Titientes, dan Luceres hanyalah tiga di antara sekian banyak komunitas penutur rumpun bahasa Itali di daerah [[Latium]], sebuah [[dataran]] luas di Jazirah [[Italia]], pada milenium pertama SM. [[Daftar masyarakat kuno di Italia|Masyarakat-masyarakat penutur rumpun bahasa Itali]] terbentuk pada zaman prasejarah sehingga asal-usulnya tidak diketahui secara pasti, tetapi [[rumpun bahasa India-Eropa]] yang mereka tuturkan datang dari timur pada seperdua akhir milenium ke-2 SM.
Menurut [[Dionysios dari Halikarnassos|Dionisios dari Halikarnasos]], banyak sejarawan Romawi (termasuk Porcius Cato dan Gaius Sempronius) beranggapan bahwa nenek moyang bangsa Romawi (keturunan [[Aborigines|kaum Aborigines]]) adalah orang Yunani, kendati anggapan itu sesungguhnya mereka dapatkan dari khazanah sastra legenda Yunani.<ref>{{cite book|author=Dionisios dari Halikarnasos|author-link=
==== Konteks Itali ====
Baris 70 ⟶ 104:
Bangsa Yunani sudah mendirikan banyak koloni di kawasan selatan Jazirah [[Italia]] antara tahun 750 sampai 550 SM (kemudian hari disebut daerah [[Magna Graecia]] oleh bangsa Romawi), antara lain [[Cumae|Kumai]], [[Napoli]], [[Reggio di Calabria|Regio Kalabria]], [[Crotone|Kroton]], [[Sibaris]], dan [[Taranto]], demikian pula di sepertiga bagian [[Sisilia]], yakni di bagian timur pulau itu.<ref name="The Story of the Greeks">{{cite web |url=http://example.invalid |archive-url=https://web.archive.org/web/20111003085828/http://www.heritage-history.com/www/heritage-books.php?Dir=books&MenuItem=display&author=guerber&book=greeks&story=troy |url-status=dead |archive-date=3 Oktober 2011 |title=Heritage History eBook Reader |first=H. A.|last=Guerber |work=heritage-history.com |year=2011}}</ref><ref name="Roman religion">{{cite web |url=http://www.roman-empire.net/religion/religion.html |title=Religion |last=Roman-Empire.net |work=roman-empire.net |year=2009 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160512041736/http://www.roman-empire.net/religion/religion.html |archive-date=12 Mei 2016 |url-status=dead }}</ref>
=== Zaman
{{Further|Kerajaan Romawi}}
Baris 78 ⟶ 112:
Sesudah tahun 650 SM, [[bangsa Etruria|bangsa Etruski]] kian berkuasa dan memperluas wilayah kedaulatannya sampai ke tengah kawasan utara Jazirah Italia. Menurut tradisi bangsa Romawi, [[Kerajaan Romawi|tujuh orang raja]] silih berganti memerintah kota Roma dari tahun 753 sampai tahun 509 SM, mulai dari [[Romulus dan Remus|Romulus]], yang konon [[pendirian kota Roma|mendirikan kota Roma]] bersama-sama saudara kembarnya, [[Romulus dan Remus|Remus]]. Konon tiga raja terakhir adalah orang Etruski (sekurang-kurangnya peranakan Etruski), yakni [[Lucius Tarquinius Priscus|Tarquinius Priscus]], [[Servius Tullius]], dan [[Lucius Tarquinius Superbus|Tarquinius Superbus]] (menurut sumber-sumber sastrawi kuno, ayah Tarquinius Priscus adalah seorang pengungsi Yunani, sementara ibunya berkebangsaan Etruski). Nama-nama mereka merujuk kepada [[Tarquinia]], kota bangsa Etruski.
[[Livius]], [[Plutarkhos]], [[Dionysios dari Halikarnassos|Dionisios dari Halikarnasos]], dan pujangga-pujangga kuno lainnya mengklaim bahwa Roma silih berganti diperintah tujuh orang raja pada abad-abad
Beberapa sejarawan meyakini (sekali lagi, keyakinan mereka masih dipermasalahkan) bahwa Roma berada di bawah pengaruh bangsa Etruski kira-kira seabad lamanya. Pada kurun waktu ini, dibangun sebuah jembatan yang dinamakan [[Pons Sublicius]] untuk menggantikan jalur penyeberangan [[Sungai Tiber]]. [[Cloaca Maxima]] juga dibangun pada kurun waktu ini. Konon bangsa Etruski sangat piawai dalam mengerjakan bangunan-bangunan semacam itu. Dari segi kebudayaan dan teknik, boleh dikata bangsa Etruski adalah bangsa kedua yang besar berpengaruhnya terhadap perkembangan Roma, sesudah Bangsa Yunani.
Manakala kian melebarkan sayap ke selatan, bangsa Etruski bententuhan langsung dengan bangsa Yunani dan mula-mula berhasil tampil unggul dalam konflik-konflik dengan masyarakat pendatang Yunani, tetapi sesudah itu Etruria mengalami keterpurukan. Keadaan ini dimanfaatkan Roma untuk memberontak dan berhasil merebut kemerdekaannya dari bangsa Etruski sekitar tahun 500 SM. Roma juga mengganti sistem pemerintahannya dari kerajaan menjadi republik yang bertumpu pada [[Senat Romawi|Senatus]], lembaga yang beranggotakan bangsawan-bangsawan kota itu, beserta rapat-rapat rakyat yang mengikutsertakan hampir semua warga pria yang terlahir merdeka di dalam penentuan kebijakan negara dan memilih magistratus setiap tahun.
Bangsa Etruski meninggalkan pengaruh yang lama membekas di dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat kota Roma. Dari merekalah bangsa Romawi belajar membangun kuil-kuil, dan mungkin saja bangsa Etruski pula yang memperkenalkan pemujaan tiga serangkai dewata, [[Juno|Yuno]], [[Minerva]], dan [[Jupiter (mitologi)|Yupiter]], dari [[agama bangsa Etruski|dewa-dewi bangsa Etruski]], yaitu [[Uni (mitologi)|Uni]], [[Menrva]], dan [[Tinia]]. Meskipun demikian, pengaruh bangsa Etruski terhadap pertumbuhkembangan Roma acap kali dilebih-lebihkan.<ref>T.J. Cornell, ''The beginnings of Rome'', 1990, Routledge, {{ISBN|978-0415015967}}</ref> Roma pada hakikatnya adalah sebuah kota Latin, dan tidak pernah menjadi sebuah kota Etruski yang seutuhnya. Lagi pula bukti-bukti menunjukkan bahwa bangsa Romawi mendapat pengaruh yang sangat besar dari kota-kota Yunani di selatan jazirah, terutama melalui hubungan perdagangan.<ref name="Hooker">{{cite web|url=http://public.wsu.edu/~dee/ROME/CONQHELL.HTM |title=Rome: The Conquest of the Hellenistic Empires |first=Richard |last=Hooker |work=public.wsu.edu |year=1999 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20110626115956/http://public.wsu.edu/~dee/ROME/CONQHELL.HTM |archive-date=26 Juni 2011}}</ref>
=== Zaman republik ===
{{Further|Penggulingan monarki Romawi|Republik Romawi|Krisis Republik Romawi}}
[[File:Forum Romanum through Arch of Septimius Severus Forum Romanum Rome.jpg|thumb|left|''[[Forum Romawi|Forum Romanum]]'']]
Cerita-cerita yang banyak beredar tentang masa-masa permulaan Republik Romawi (sebelum kira-kira tahun 300 SM, manakala prasasti-prasasti dalam bahasa Latin Lama dan sastra sejarah Yunani mengenai Roma menyajikan lebih dari sekadar bukti-bukti kejadian nyata) pada umumnya dianggap sebagai legenda belaka, nilai kesejarahannya pun menjadi pokok perdebatan di kalangan klasikawan. Menurut anggapan turun-temurun, Republik Romawi berdiri dari tahun 509 SM sampai tahun 27 SM. Selepas tahun 500 SM, Roma dikabarkan menyatukan kekuatan dengan kota-kota bangsa Latin guna menghadapi rongrongan [[Sabini|orang Sabini]]. Dengan memenangkan [[Pertempuran Danau Regillus]] pada tahun 493 SM, Roma menegakkan kembali supremasinya atas negeri-negeri orang Latin yang lepas dari genggamannya sesudah pemerintahan monarki tumbang. Sesudah melewati berbagai pergumulan panjang, supremasi ini akhirnya dapat dikekalkan pada tahun 393, ketika bangsa Romawi berjaya menundukkan [[suku Volski|orang Volsci]] dan [[suku Aequi|orang Aequi]]. Pada tahun 394 SM, bangsa Romawi juga berhasil menyingkirkan ancaman bahaya dengan menundukkan tetangga Etruskinya di [[Veii]]. Kekuasaan bangsa Etruski akhirnya terkungkung di Etruria, dan Roma pun menjadi kota yang paling unggul di Latium.
Pada tahun 509 SM, Roma menyepakati sebuah perjanjian resmi dengan negara kota [[Kartago Kuno|Kartago]]. Perjanjian ini menetapkan batas mandala pengaruh kedua kota itu dan mengatur hubungan perdagangan di antara keduanya.{{sfn|Goldsworthy|2006|p=69}}
[[File:Roman constitution.png|thumb|right|Bagan yang memperlihatkan pengawasan dan perimbangan di dalam [[tata negara Republik Romawi]]]]
Pada waktu yang sama, [[Heraklides Pontikos|Heraklides]] menyebutkan bahwa Roma pada abad ke-4 adalah salah satu kota [[Yunani Kuno|Yunani]] (Plut. Cam. 22).
Musuh-musuh Roma yang sesungguhnya adalah suku-suku perbukitan yang bertetangga, yaitu orang Volsci, orang Aequi, dan tentu saja orang Etruski. Seiring bergulirnya waktu dan kian meluasnya wilayah kedaulatan bangsa Romawi berkat keberhasilan militernya, muncul musuh-musuh baru. Musuh yang paling sengit adalah [[orang Galia]], yaitu sekumpulan suku dengan persatuan renggang yang menguasai hampir seluruh kawasan utara Eropa, termasuk daerah yang dewasa ini menjadi kawasan utara dan kawasan tengah-timur negara Italia.
Pada tahun 387 SM, Roma dijarah dan dibumihanguskan oleh [[Senonii|orang Senoni]] yang datang dari kawasan timur Italia di bawah kepemimpinan [[Brennus (Kepala Suku Senoni)|Brennus]], kepala suku yang berhasil memimpin rakyatnya mengalahkan angkatan perang Romawi dalam [[Pertempuran Allia]] di [[Etruria]]. Banyak catatan sejarah sezaman yang menyiratkan bahwa orang Senoni ingin menghukum Roma karena sudah melanggar netralitas diplomatisnya di Etruria. Orang Senoni berkirab sejauh {{convert|130|km}} ke Roma tanpa mencelakai desa-desa di sekitarnya, dan langsung pulang sehabis menjarah Roma.<ref>Ellis, ''The Celts: A History''. hlmn. 61–64. Running Press, London, 2004.</ref> Tidak lama kemudian, Brennus dibuat bertekuk lutut oleh Diktator [[Marcus Furius Camillus|Furius Kamilus]] di [[Tusculum]].<ref name="Lives">[[Plutarkos]], [[:s:Lives (Dryden translation)/Camillus|''Bunga Rampai Riwayat Hidup'']].</ref><ref name="UNVR">{{cite web |url=http://www.unrv.com/empire/roman-timeline-4th-century.php |title=Roman Timeline of the 4th Century BC |work=unrv.com |year=2011 |access-date=7 Juli 2011 |archive-date=11 Juni 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110611152224/http://www.unrv.com/empire/roman-timeline-4th-century.php |url-status=live }}</ref>
Sesudah menundukkan orang Senoni, Roma buru-buru membangun kembali gedung-gedungnya dan melancarkan serangan, menaklukkan menundukkan orang Etruski dan merampas wilayah dari orang Galia di utara. Selepas tahun 345 SM, Roma meluaskan mandalanya ke selatan dengan memerangi suku-suku Lain lainnya. Musuh utama Roma di kawasan selatan adalah [[Samnium|orang Samni]] yang terkenal garang. Orang Samni mampu mengecoh dan menjebak legiun Romawi dalam [[Pertempuran Cukit Klaudina]] pada tahun 321 SM. Meskipun beberapa kali dikalahkan lawan, termasuk orang Samni, angkatan perang Romawi pantang mundur. Pada tahun 290 SM, Roma sudah menguasai lebih dari setengah Jazirah Italia. Pada abad ke-3 SM, [[polis]]-polis Yunani di selatan pun dapat dibuat bertekuk lutut.
[[File:Roman conquest of Italy.PNG|thumb|left|[[Ekspansi bangsa Romawi di Jazirah Italia]] dari tahun 500 SM sampai tahun 218 SM melalui [[Perang Latin]] (area merah menyala), [[Pertempuran Samnit|Perang Samni]] (area merah muda dan jingga), [[Perang Piros]] (area putih kuam), [[Perang Punik I]], dan [[Perang Punik II]] (area kuning dan hijau). [[Galia Cisalpina]] (tahun 238–146 SM) dan Lembah [[Alpen]] (tahun 16–7 SM) menyusul belakangan. Area merah tua adalah wilayah kedaulatan [[Republik Romawi]] pada tahun 500 SM.]]
Di tengah peperangan yang tidak berkesudahan itu (dari permulaan zaman Republik sampai zaman Principatus, pintu kuil Dewa [[Yanus]] hanya ditutup dua kali, karena pintu kuil dibiarkan tetap terbuka selama Roma berada dalam masa perang), Roma dihadapkan dengan kemelut kemasyarakatan yang besar, yaitu [[Konflik Tatanan]]. Di dalam pergulatan politik antara golongan ''[[plebs]]'' (jelata) dan golongan ''[[patricius]]'' (bangsawan) [[Republik Romawi]] purba ini, golongan ''plebs'' memperjuangkan kesetaraan dengan golongan ''patricius''. Konflik Tatanan yang memainkan peran penting di dalam pengembangan [[tata negara Republik Romawi]] ini bermula pada tahun 494 SM, ketika semua orang dari golongan ''plebs'' minggat meninggalkan kota ([[secessio plebis]] yang pertama) pada saat Roma sedang sibuk berperang melawan dua suku tetangganya. Peristiwa minggat yang pertama inilah yang menjadi latar belakang penciptaan jabatan [[tribunus plebis]], dan dengan demikian untuk pertama kalinya golongan plebs mendapatkan kekuasaan yang nyata.<ref name="Abbott, 28">Abbott, 28.</ref>
Menurut anggapan turun-temurun, Roma menjadi sebuah negara republik pada tahun 509 SM. Meskipun demikian, Roma harus melewati rentang waktu beberapa abad sebelum menjadi kota gilang-gemilang yang lazim dibayangkan orang. Pada abad ke-3 SM, Roma sudah menjadi kota terkemuka di Jazirah Italia. Semasa berlangsungnya perang-[[perang Punik]] antara Roma dan Kartago (tahun 264–146 SM), marwah Roma kian melejit lantaran untuk pertama kalinya kota itu menjadi ibu kota sebuah kemarajaan lintas laut. Semenjak abad ke-2 SM, populasi Roma mengalami peningkatan yang signifikan, manakala para petani Italia berbondong-bondong pindah ke kota itu sesudah terdepak dari lahan-lahan warisan leluhur mereka lantaran kebijakan baru pemerintah untuk membuka lahan-lahan usaha tani yang sangat luas dan digarap para budak, yakni lahan-lahan yang disebut [[latifundium]]. Kemenangan atas Kartago dalam [[Perang Punik II]] menghasilkan dua provinsi pertama yang terletak di luar Jazirah Italia, yaitu [[Sisilia]] dan [[Sardinia]].<ref name="Fields,15">{{harvnb|Fields|2007|p=15}}.</ref> Beberapa daerah di [[Spanyol]] ([[Hispania]]) menyusul kemudian, dan pada permulaan abad ke-2, bangsa Romawi terseret ke dalam urusan-urusan Alam Yunani. Pada masa itu, semua kerajaan Helenistis dan negara-negara kota Yunani sedang terpuruk, letih akibat perang-perang saudara yang tidak berkesudahan dan mengandalkan tenaga prajurit upahan.
Bangsa Romawi terkagum-kagum melihat peradaban bangsa Yunani. Bangsa Yunani memandang Roma sebagai sekutu yang berguna dalam perang-perang saudara mereka, dan tidak seberapa lama kemudian legiun-legiun Romawi pun diundang untuk ikut mencampuri urusan-urusan dalam negeri Yunani. Hanya dalam tempo kurang dari 50 tahun, seluruh Jazirah Yunani takluk kepada bangsa Romawi. Legiun Romawi dua kali menumpas fomasi falang angkatan perang Makedonia, pada tahun 197 SM dan pada tahun SM. Pada tahun 146 SM, Konsul [[Lucius Mummius Achaicus|Lucius Mummius]] menyerbu [[Korintus]] dan pada akhirnya merenggut kemerdekaan dari negeri Yunani. Tahun itu juga, [[Scipio Aemilianus|Cornelius Scipio Aemilianus]], anak [[Scipio Africanus]], meluluhlantakkan kota [[Kartago]], dan menjadikannya salah satu provinsi Romawi.
[[File:Map of downtown Rome during the Roman Empire large.png|thumb|Peta pusat kota Roma pada zaman Kekaisaran Romawi]]
Pada tahun berikutnya, angkatan perang Romawi di bawah pimpinan [[Tiberius Sempronius Gracchus|Tiberius Gracchus]] berhasil mendaulat Spanyol, selanjutnya mulai menjajaki daratan Asia ketia raja [[Pergamon]] yang terakhir menyerahkan kerajaannya ke dalam tangan bangsa Romawi. Menjelang akhir abad ke-2, muncul tantangan baru. Serombongan besar [[Orang-orang Jermanik|suku bangsa Jermani]], yakni orang [[Cimbri]] dan orang [[Teuton|Teutones]], menyeberangi Sungai Rhone dan memasuki Jazirah Italia. [[Gaius Marius]] terpilih menjadi konsul lima kali berturut-turut (total tujuh kali terpilih menjadi konsul), dan secara telak memenagkan pertempuran pada tahun 102 SM dan 101 SM. Ia juga merombak dan memperbaharui angkatan perang Romawi, memberinya tatanan yang sedemikian baiknya sehingga terus dipakai tanpa perubahan berabad-abad lamanya.
Tiga puluh tahun pertama dari abad terakhir sebelum tarikh Masehi diwarnai masalah-masalah internal yang mengancam eksistensi Republik Romawi. [[Perang Sosial (91–88 SM)|Perang Mitra]], antara Roma melawan para sekutunya, dan [[Perang Budak Romawi|Perang Budak]] (pemberontakan para budak) merupakan konflik-konflik yang sukar diatasi.<ref>Plutarch Life of Crassus 8.</ref> Semuanya berlangsung di Jazirah Italia, dan memaksa bangsa Romawi untuk mengubah kebijakannya terkait para sekutu dan kawulanya.<ref>Smith, ''A Dictionary of Greek and Roman Antiquities'', [https://web.archive.org/web/20130210042250/http://www.ancientlibrary.com/smith-dgra/1041.html "Servus", hlm. 1038]; memerinci sarana hukum dan militer yang digunakan untuk memperbudak orang.</ref> Ketika itu Roma sudah menjadi negara dengan wilayah kedaulatan yang sangat luas, dan menjadi sangat makmur lantaran bergelimang harta kekayaan yang berasal bangsa-bangsa taklukan (dalam bentuk upeti, bahan pangan, maupun tenaga kerja alias budak belian). Para sekutu Roma merasa kesal lantaran sudah bersusah payah berperang bahu-membahu dengan bangsa Romawi tetapi hanya mendapatkan sedikit keuntungan lantaran bukan warga negara Romawi. Sekalipun dikalahkan, tuntutan mereka pada akhirnya dikabulkan, dan pada permulaan abad pertama tarikh Masehi seluruh penduduk Jazirah Italia pada praktiknya adalah warga negara Romawi.
Meskipun demikian, pertumbuhan Imperium Romanum (kekuasaan bangsa Romawi) melahirkan masalah-masalah baru dan tuntutan-tuntutan baru yang tidak dapat diatasi oleh sistim politik lama Republik Romawi dengan para magistratusnya yang setiap tahun dipilih langsung oleh rakyat maupun pembagian kekuasaanya. [[Perang saudara kedua Sulla|Perang Saudara Sula]] yang disusul masa pemerintahannya selaku diktator, perintah-perintah luar biasa [[Pompeius|Pompeius Magnus]], dan [[Triumvirat]]us pertama kian memperjelas kenyataan tersebut. Pada bulan Januari 49 SM, [[Yulius Kaisar]], panglima yang berjaya menaklukkan Galia, [[Penyeberangan Sungai Rubiko|menyeberangi Sungai Rubiko]] berasama legiun-legiunnya, menduduki kota Roma, dan melancarkan [[Perang Saudara Caesar|perang saudara]] melawan Pompeius. Pada tahun berikutnya, Yulius Kaisar berhasil menghancurkan lawan-lawannya, dan memerintah Roma selama empat tahun. Sesudah ia tewas terbunuh pada tahun 44 SM,<ref>{{Cite web |title=Mar 15, 44 BC: Julius Caesar Assassinated |url=https://education.nationalgeographic.org/resource/julius-caesar-assassinated/ |access-date=18 Desember 2023 |website=National Geographic |archive-date=19 Desember 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20231219010335/https://education.nationalgeographic.org/resource/julius-caesar-assassinated/ |url-status=live }}</ref> ''senatus'' berusaha memulihkan kembali tatanan republik, tetapi tokoh-tokoh andalan mereka, [[Marcus Junius Brutus|Markus Yunius Brutus]] (keturunan pendiri Republik Romawi) dan [[Gaius Cassius Longinus|Gayus Kasius Longinus]], dibuat bertekuk lutut oleh [[Markus Antonius]], perwira bawahan Yulius Kaisar, dan [[Augustus|Oktovianus]], kemenakan Yulius Kaisar.
Tahun 44 SM sampai tahun 31 SM adalah tahun-tahun perebutan kekuasaan antara Markus Antonius dan Oktavianus (kemudian hari dikenal dengan nama Agustus). Pada tanggal 2 September 31 SM, di tanjung [[Aktion]], Jazirah Yunani, pecah pertempuran terakhir yang berlangsung di laut. Oktavianus keluar sebagai pemenang, dan menjadi satu-satunya penguasa Roma (dan seluruh jajahannya). Perang laut tersebut menjadi tonggak sejarah yang menandai akhir zaman Republik dan awal zaman [[Principatus]].<ref name="BBC">{{cite web |url=https://www.bbc.co.uk/history/ancient/romans/fallofromanrepublic_article_01.shtml |title=BBC – History – The Fall of the Roman Republic |work=BBC History |year=2011 |access-date=21 Desember 2019 |archive-date=9 Desember 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191209154544/http://www.bbc.co.uk/history/ancient/romans/fallofromanrepublic_article_01.shtml |url-status=live }}</ref><ref>Republik Romawi tidak pernah dipulihkan, tetapi juga tidak pernah dihapuskan, oleh karena itu peristiwa yang menandari peralihannya ke [[Kekaisaran Romawi]] meraupakan perkara penafsiran. Para sejarawan sudah mengusulkan peristiwa pengangkatan [[Yulius Kaisar]] menjadi [[diktator Romawi|diktator]] seumur hidup pada tahun 44 SM, peristiwa kekalahan [[Markus Antonius]] dalam [[Pertempuran Aktion]] pada tahun 31 SM, maupun peristiwa pelimpahan kuasa luar biasa oleh [[senat Romawi|''senatus'']] kepada [[Augustus|Oktavianus (Agustus)]] berdasarkan [[Augustus#Penuntasan Pertama|Keputusan Penuntasan Pertama]] pada tahun 27 SM, sebagai tonggak sejarah yang menandai akhir zaman Republik Romawi.</ref>
=== Zaman kekaisaran ===
{{Further|Kekaisaran Romawi}}
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
|-
! colspan="2" style="background:#ccf; text-align:center;"|<big><big>
|-
! colspan="2" style="background:#ddf; text-align:center;"|'''
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 44
|style="font-size: 90%;"|[[Augustus|Agustus]]
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|
|style="font-size: 90%;"|[[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 69–96 M
|style="font-size: 90%;"|Zaman [[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|
|style="font-size: 90%;"|[[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 284–337 M
|style="font-size: 90%;"|Zaman [[Diokletianus|Dioklesianus]] dan [[Konstantinus I|Konstantinus]]. Pembangunan basilika-basilika Kristen yang pertama. [[Pertempuran Jembatan Milvius]]. Ibu kota Kekaisaran Romawi dipindahkan dari Roma ke [[Konstantinopel]].
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 395 M
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 410 M
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 455 M
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 476 M
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|
|style="font-size: 90%;"|[[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 608 M
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 630 M
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 663 M
|style="font-size: 90%;"|[[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 751 M
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 754 M
|style="font-size: 90%;"|
|}
====
[[File:Vita Romae.webm|thumb|left|Kehidupan di Roma; animasi dalam bahasa Latin dengan takarir Inggris]]
Menjelang berakhirnya zaman Republik Romawi, kota Roma sudah mencapai kemegahan yang layak dimiliki ibu kota sebuah kemaharajaan yang menguasai seluruh [[Laut Tengah]]. Ketika itu Roma adalah kota terbesar di dunia. Puncak kepadatan populasinya diperkirakan berkisar pada angka 450.000 sampai lebih dari 3,5 juta jiwa, sementara angka perkiraan yang paling populer di kalangan sejarawan adalah 1 sampai 2 juta jiwa.<ref>{{cite book |last= Aldrete |first= Gregory S. |author-link= Gregory S. Aldrete |title= Daily life in the Roman city: Rome, Pompeii and Ostia |publisher= Greenwood Press |year= 2004 |location= Westport, CT |page= [https://archive.org/details/dailylifeinroman00aldr/page/22 22] |url=https://archive.org/details/dailylifeinroman00aldr |url-access= registration |quote= rome first city with one million inhabitants -.com .edu. |isbn= 0-313-33174-X |access-date= 8 Juli 2011}}</ref> Kemegahan Roma meningkat pada masa pemerintahan [[Augustus|Kaisar Agustus]], yang menuntaskan proyek-proyek pembangunan Yulius Kaisar dan menambahkan proyek-proyek yang tercetus dari gagasannya sendiri, misalnya [[Forum Agustus]] dan [[Ara Pacis]]. Konon Kaisar Agustus pernah mengatakan bahwa Roma yang ia jumpai adalah sebuah kota batu-bata dan Roma yang ia tinggalkan adalah sebuah kota pualam (''Urbem latericium invenit, marmoream reliquit''). Para pengganti Kaisar Agustus berusaha mengulang keberhasilannya dengan cara menambahkan kontribusi mereka sendiri kepada kota itu. Pada tahun 64 M, masa pemerintahan Kaisar [[Nero]], terjadi [[Kebakaran Besar Roma|musibah kebakaran besar]] yang menghanguskan sebagian besar kota Roma, tetapi musibah tersebut justru dijadikan alasan dilakukannya usaha-usaha pengembangan yang baru.<ref name="Tacitus, Annals XV.40">Tacitus, ''Annals''XV.40</ref><ref name="Fordham">{{cite web |url=http://www.fordham.edu/halsall/ancient/diocassius-nero1.html |title=Ancient History Sourcebook: Dio Cassius: Nero and the Great Fire 64 AD |last=Fordham.edu |work=fordham.edu |year=2009 |access-date=2022-06-14 |archive-date=2014-03-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140303212312/http://www.fordham.edu/halsall/ancient/diocassius-nero1.html |dead-url=no }}</ref>
[[File:Arco di Gallieno.jpg|thumb|left|
====
Semenjak permulaan abad ke-3, keadaan mulai berubah. "[[Krisis Abad Ketiga|Kemelut Abad Ketiga]]" menyifatkan bencana-bencana dan gejolak-gejolak political yang melanda Kekaisaran Romawi yang sudah berada di ambang kehancuran. Keresahan akibat dibayang-bayangi ancaman invasi bangsa barbar terlihat jelas pada keputusan Kaisar [[Aurelianus]] untuk memagari ibukota dengan [[Tembok Aurelianus|tembok]] raksasa sepanjang hampir {{convert|20|km|0|abbr=on|lk=off}} yang rampung dikerjakan pada tahun 273. Secara resmi Roma tetap menjadi ibu kota [[Kekaisaran Romawi|kekaisaran]], tetapi para kaisar semakin jarang melewatkan waktu di kota itu. Sesudah perombakan politik yang dilakukan Kaisar [[Diokletianus|Dioklesianus]] pada abad ke-3, Roma kehilangan peran tradisionalnya sebagai pusat penyelenggaraan negara. Kemudian hari, [[Kekaisaran Romawi Barat|kaisar-kaisar wilayah barat]] menjalankan pemerintahan dari kota [[Milan]] atau [[Ravenna]], maupun dari kota-kota di [[Galia]]. Pada tahun 330, Kaisar [[Konstantinus I]] mendirikan ibu kota kedua di [[Konstantinopel]].
==== Kristenisasi ====
{{main|Gereja perdana|l1=Kekristenan purba|Penindasan kaum pagan pada kekaisaran Romawi akhir|l2=Sandyakala politeisme Yunani-Romawi|Pergeseran Konstantinus|Gereja negara Kekaisaran Romawi}}
[[
[[Suetonius]]
Kaisar [[Diokletianus|Dioklesianus]] melancarkan [[Penindasan Diokletianus|aniaya besar-besaran yang terakhir sekaligus yang terkejam terhadap umat Kristen]], mulai dari tahun 303 sampai 311. Agama Kristen sudah terlalu luas menyebar untuk dapat diberantas, dan pada tahun 313, terbit [[Maklumat Milan]] yang secara resmi menoleransi keberadaannya. Kaisar [[Konstantinus I]] (kaisar tunggal dari tahun 324 sampai 337) adalah Kaisar Romawi pertama yang memeluk agama Kristen. Pada tahun 380, Kaisar [[Theodosius I|Teodosius I]] menetapkan agama Kristen sebagai agama resmi negara.
[[
Peralihan keyakinan Kekaisaran Romawi ke agama Kristen melejitkan [[paus (Gereja Katolik)|Uskup Roma]] (kemudian hari lebih dikenal dengan sebutan Sri Paus) menjadi pemuka agama yang dituakan di Kekaisaran Romawi Barat, sebagaimana dinyatakan secara resmi pada tahun 380 di dalam [[Maklumat Tesalonika]]. Meskipun peranannya di Kekaisaran Romawi kian terpinggirkan, kota Roma masih memiliki wibawa lantaran kebersejarahannya. Pada kurun waktu inilah proyek-proyek pembangunan yang terakhir di kota Roma dilaksanakan. Kaisar [[Maxentius|Maksensius]], pendahulu Konstantinus, mendirikan gedung-gedung semisal basilika kota Roma di lingkungan [[Forum Romawi|alun-alun]]. Kaisar Konstantinus sendiri membangun [[Gapura Konstantinus]] sebagai tanda peringatan kemenangannya melawan Maksensius. Kaisar [[Diokletianus|Dioklesianus]] membangun [[Pemandian Dioklesianus|rumah-rumah pemandian]] terbesar yang pernah ada. Kaisar Konstantinus juga adalah orang pertama yang menjadi penyandang dana pembangunan gedung-gedung resmi agama Kristen di kota Roma. Ia menghibahkan [[Istana Lateran]] kepada Sri Paus, dan membangun basilika besar yang pertama, yakni [[Basilika Santo Petrus Lama|Basilika Lama Santo Petrus]].
==== Invasi bangsa Jermani dan tumbangnya kekaisaran barat ====
[[File:Basilica of Saint Lawrence outside the Walls.jpg|thumb|220px|right|
This was the first time in almost 800 years that Rome had fallen to an enemy. The previous [[Battle of the Allia|sack of Rome]] had been accomplished by the [[Gaul]]s under their leader [[Brennus (4th century)|Brennus]] in 387 BC. The sacking of 410 is seen as a major landmark in the [[Decline of the Roman Empire|decline and fall of the Western Roman Empire]]. [[St. Jerome]], living in Bethlehem at the time, wrote that "The City which had taken the whole world was itself taken."<ref name=Jerome127>St Jerome, Letter CXXVII. To Principia, [[:s:Nicene and Post-Nicene Fathers: Series II/Volume VI/The Letters of St. Jerome/Letter 127]] paragraph 12.</ref> These sackings of the city astonished all the Roman world. In any case, the damage caused by the sackings may have been overestimated. The population already started to decline from the late 4th century onward, although around the middle of the fifth century it seems that Rome continued to be the most populous city of the two parts of the Empire, with a population of not less than 650,000 inhabitants.<ref>Arnold HM Jones The Decline of the Ancient World, Lonmans, Green and Co. Ltd., London 1966</ref>
The decline greatly accelerated following the capture of [[Africa Proconsularis]] by the [[Vandals]]. Many inhabitants now fled as the city no longer could be supplied with grain from Africa from the mid-5th century onward.
At the beginning of the 6th century Rome's population may have been less than 100,000. Many monuments were being destroyed by the citizens themselves, who stripped stones from closed temples and other precious buildings, and even burned statues to make lime for their personal use. In addition, most of the increasing number of churches were built in this way. For example, the [[Old Saint Peter's Basilica|first Saint Peter's Basilica]] was erected using spoils from the abandoned [[Circus of Nero]].<ref name=met>{{cite journal |author= Boorsch, Suzanne |date= Winter 1982–1983 |title= The Building of the Vatican: The Papacy and Architecture |journal= The Metropolitan Museum of Art Bulletin |volume= 40 |issue= 3 |pages= 4–8 }}</ref> This architectural cannibalism was a constant feature of Roman life until the [[
==== Usaha restorasi Romawi Timur ====
Baris 234 ⟶ 265:
During the 7th century, an influx of both Byzantine Roman officials and churchmen from elsewhere in the empire made both the local lay aristocracy and Church leadership largely Greek speaking. The population of Rome, a magnet for pilgrims, may have increased to 90,000.<ref>[[Richard Krautheimer]], Rome, Profile of a City 312–1308, 2000 pp. 62–64 {{ISBN|0-691-04961-0}}</ref> Eleven of thirteen Popes between 678 and 752 were of Greek or Syrian descent.<ref>Krautheimer, p. 90</ref> However, the strong Byzantine Roman cultural influence did not always lead to political harmony between Rome and Constantinople. In the controversy over [[Monothelitism]], popes found themselves under severe pressure (sometimes amounting to physical force) when they failed to keep in step with Constantinople's shifting theological positions. In 653, [[Pope Martin I]] was deported to Constantinople and, after a show trial, exiled to the Crimea, where he died.<ref name="Catholic Online">{{cite web |url=http://www.catholic.org/saints/saint.php?saint_id=80 |title=Pope Saint Martin I – Saints & Angels – Catholic Online |author=Catholic Online |work=catholic.org |year=2011}}</ref><ref name="Catholic Encyclopaedia 3">{{cite web |url=http://www.newadvent.org/cathen/09723c.htm |title=CATHOLIC ENCYCLOPAEDIA: Pope Saint Martin I |author=Catholic Encyclopaedia |work=newadvent.org |year=2009}}</ref>
Then, in 663, Rome had its first imperial visit for two centuries, by [[Constans II]]—its worst disaster since the Gothic Wars when the Emperor proceeded to strip Rome of metal, including that from buildings and statues, to provide armament materials for use against the [[Saracen]]s. However, for the next half century, despite further tensions, Rome and the Papacy continued to prefer continued Byzantine Roman rule: in part because the alternative was Lombard rule, and in part because Rome's food was largely coming from Papal estates elsewhere in the Empire,
== Roma pada Abad Pertengahan
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
Baris 242 ⟶ 273:
! colspan="2" style="background:#ccf; text-align:center;"|<big><big>Rome Timeline</big></big>
|-
! colspan="2" style="background:#ddf; text-align:center;"|'''
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|772
Baris 306 ⟶ 337:
[[File:Sylvester I and Constantine.jpg|thumb|right|A 13th-century fresco of Sylvester and Constantine, showing the [[Donation of Constantine]], [[Santi Quattro Coronati]], Rome]]
[[File:Basilica di San Pietro 1450.jpg|thumb|19th-century drawing of [[Old Saint Peter's Basilica]] as it is thought to have looked around 1450 AD]]
[[File:Forum temple of vespasian.jpg|thumb|From the Forum, the medieval and
On 25 April 799 the new Pope, [[Pope Leo III|Leo III]], led the traditional procession from the [[Lateran]] to the Church of [[San Lorenzo in Lucina]] along the [[Via Flaminia]] (now [[Via del Corso]]). Two nobles (followers of his predecessor Hadrian) who disliked the weakness of the Pope with regards to Charlemagne, attacked the processional train and delivered a life-threatening wound to the Pope. Leo fled to the King of the Franks, and in November, 800, the King entered Rome with a strong army and a number of French bishops. He declared a judicial trial to decide if Leo III were to remain Pope, or if the deposers' claims had reasons to be upheld. This trial, however, was only a part of a well thought out chain of events which ultimately surprised the world. The Pope was declared legitimate and the attempters subsequently exiled. On 25 December 800, [[Pope Leo III]] crowned Charlemagne [[Holy Roman Emperor]] in [[St. Peter's Basilica]].
Baris 377 ⟶ 408:
However, the ''Banderesi'' proved incapable of governing the city, and their inadequacies and violence soon deprived them of popular support. The city was therefore returned to Eugene by the army of [[Giovanni Vitelleschi]] on 26 October 1434. After the death in mysterious circumstances of Vitelleschi, the city came under the control of [[Ludovico Scarampo]], [[List of bishops and patriarchs of Aquileia|Patriarch of Aquileia]]. Eugene returned to Rome on 28 September 1443.
== Renesans Roma ==
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
Baris 383 ⟶ 414:
! colspan="2" style="background:#ccf; text-align:center;"|<big><big>Rome Timeline</big></big>
|-
! colspan="2" style="background:#ddf; text-align:center;"|'''
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|
|style="font-size: 90%;"|Rome becomes a centre of the [[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|1527
Baris 464 ⟶ 495:
Sixtus's principal aim was to make Rome a better destination for [[Christian pilgrimage|pilgrimages]], and the new streets were intended to permit a better access to the major Basilicas. Old obelisks were moved or erected to embellish St. John in Lateran, Santa Maria Maggiore and St. Peter, as well as Piazza del Popolo, in front of Santa Maria del Popolo.
===
[[File:Roma Piazza Navona 17c.jpg|thumb|[[Piazza Navona]] (
[[File:View of Rome Roma 1688 stitched.jpg|thumb|300px|
[[Baroque architecture|Baroque]] and [[Rococo]] architecture flourished in Rome, with several famous works being completed. Work on the [[Trevi Fountain]] began in 1732 and was completed in 1762. The [[Spanish Steps]] were designed in 1735. [[Pope Clement XIII]]'s tomb by [[Canova]] was completed in 1792.
Baris 474 ⟶ 505:
The arts also flourished throughout this period. [[Palazzo Nuovo]] became the world's first public museum in 1734 and some of the most famous views of Rome in the 18th century were etched by [[Giovanni Battista Piranesi]]. His grand vision of classic Rome inspired many to visit the city and examine the [[ruins]] themselves.
{{Clear}}-->
==
{|border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" style="float:right; width:300px; margin:0.5em 0 1em 1em; background:White; border:1px #aaa solid; border-collapse:collapse; font-size:95%;"
|-
! colspan="2" style="background:#ccf; text-align:center;"|<big><big>
|-
! colspan="2" style="background:#ddf; text-align:center;"|'''
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1798–1799
|style="font-size: 90%;"|Masa pendudukan [[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1848–1849
|style="font-size: 90%;"|Zaman [[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1870
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1874–1885
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1922
|style="font-size: 90%;"|[[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1929
|style="font-size: 90%;"|[[
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1932–1939
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1943
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1960
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1975–1985
|style="font-size: 90%;"|
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 1990
|style="font-size: 90%;"|Rome
|-
|style="font-size:90%; text-align:center;"|Tahun 2000
|style="font-size: 90%;"|
|}
===
[[File:Rossetti - Proclamazione della Repubblica Romana, nel 1849, in Piazza del Popolo - 1861.jpg|thumb|
[[File:Borgo Santo Spirito And St. Peters Dome.jpg|thumb|219x219px|right|
Pada tahun 1870, daerah-daerah kekuasaan Sri Paus terjerumus ke dalam situasi yang tidak menentu manakala kota Roma dianeksasi pasukan pimpinan [[Piemonte]] yang sudah berhasil menyatukan semua daerah lain di Italia, meskipun pasukan kepausan sudah berusaha menunjukkan perlawanan. Antara tahun 1861 sampai 1929, status Sri Paus disebut sebagai "[[Permasalahan Roma]]". Para paus silih berganti naik takhta di istana kepausan tanpa diganggu-gugat, dan beberapa hak prerogatif Sri Paus diakui di dalam [[Undang-Undang Jaminan]], termasuk hak untuk mengutus dan menerima duta-duta besar. Meskipun demikian, para paus tidak mengakui hak pemerintahan Raja Italia atas Roma, dan [[tawanan di Vatikan|menolak meninggalkan lingkungan Vatikan]] sampai sengketa itu diselesaikan pada tahun 1929. Negara-negara lain terus mempertahankan pengakuan internasional akan status Takhta Suci sebagai sebuah negara berdaulat.<!--
Another [[Roman Republic (19th century)|Roman Republic]] arose in 1849, within the framework of [[Revolutions of 1848 in the Italian states|revolutions of 1848]]. Two of the most influential figures of the [[Italian unification]], [[Giuseppe Mazzini]] and [[Giuseppe Garibaldi]], fought for the short-lived republic. However, the actions of these two great men would not have resulted in unification without the sly leadership of [[Camillo Benso, conte di Cavour|Camillo Benso di Cavour]], Prime Minister of [[Kingdom of Sardinia|Piedmont-Sardinia]].
Baris 549 ⟶ 580:
The pope referred to himself during this time as the "[[prisoner of the Vatican]]", although he was not actually restrained from coming and going. Pius IX took steps to ensure self-sufficiency, such as the construction of the [[Vatican Pharmacy]]. Italian nobility who owed their titles to the pope rather than the royal family became known as the [[Black Nobility]] during this period because of their purported mourning.
===
[[File:Porta Pia Pagliari Vizzotto.JPG|thumb|Italian soldiers [[Capture of Rome|enter Rome]] in 1870.]]
Rome became the focus of hopes of Italian reunification when the rest of Italy was reunited under the [[Kingdom of Italy (1861–1946)|Kingdom of Italy]] with a temporary capital at [[Florence]]. In 1861, Rome was declared the capital of Italy even though it was still under the control of the Pope. During the 1860s, the last vestiges of the [[Papal States]] were under the French protection of [[Napoleon III]]. And it was only when this was lifted in 1870, owing to the outbreak of the [[Franco-Prussian War]], that Italian troops were able to [[Capture of Rome|capture Rome]] entering the city through a breach near [[Porta Pia]]. Afterwards, [[Pope Pius IX]] declared himself as [[prisoner in the Vatican]], and in 1871 the capital of Italy was moved from Florence to Rome.<ref name="Catholic Encyclopaedia">{{cite web |url=http://www.newadvent.org/cathen/12134b.htm |title=CATHOLIC ENCYCLOPAEDIA: Pope Pius IX |author=Catholic Encyclopaedia |work=newadvent.org |year=2009}}</ref>
Baris 557 ⟶ 588:
The [[interwar period]] saw a rapid growth in the city's population, that surpassed 1,000,000 inhabitants.<ref name="Population Rome">{{cite web |url=https://penelope.uchicago.edu/Thayer/E/Roman/Texts/secondary/journals/CP/29/2/Population_of_Rome*.html |title=The Population of Rome — CP 29:101‑116 (1934) |first=Whitney J.|last=Oates|work=penelope.uchicago.edu |year=2011 |quote=popula}}</ref>
[[File:Watykan Plac sw Piora kolumnada Berniniego.JPG|thumb|250px|right|
This [[Roman Question]] was finally resolved on 11 February 1929 between the Holy See and the Kingdom of Italy. The [[Lateran Treaty]] was signed by Benito Mussolini on behalf of King [[Victor Emmanuel III]] and by [[Cardinal Secretary of State]] [[Pietro Gasparri]] for [[Pope Pius XI]]. The treaty, which became effective on 7 June 1929, and the Concordat established the independent State of the Vatican City and granted Roman Catholicism special status in Italy.
Baris 566 ⟶ 597:
{{Further|Vatican City during World War II}}
Vatican City officially pursued a policy of neutrality during [[World War II]], under the leadership of [[Pope Pius XII]]. Although the city of Rome was occupied by Germany from 1943 and the Allies from 1944, Vatican City itself was not occupied. One of Pius XII's main diplomatic priorities was to prevent the bombing of Rome; so sensitive was the pontiff that he protested even the British air dropping of pamphlets over Rome, claiming that the few landing within the city-state violated the Vatican's neutrality.<ref>Chadwick, 1988, p. 222</ref> Before the American entry into the war, there was little impetus for such a bombing, as the British saw little strategic value in it.<ref>Chadwick, 1988, pp. 222–32</ref>-->
===
[[File:Roma, vista 04 via del corso.JPG|thumb|
[[File:Veduta Aerea EUR 1.jpg|thumb|
Sebagai ibu kota negara Italia, Roma menjadi kota tempat semua lembaga utama negara berpusat, termasuk lembaga kepresidenan, pusat pemerintahan dengan kementerian tunggalnya, parlemen, mahkamah agung, dan perwakilan-perwakilan diplomatik untuk negara Italia maupun negara Kota Vatikan.
[[
==
{{Further|Daftar monumen kuno di Roma|Daftar monumen di Forum Romawi|Gereja-gereja di Roma}}
{{Further|Pariwisata di Roma|Daftar daya tarik wisata di Roma}}
Meskipun
== Lihat pula ==
*[[Teknologi Romawi]]
*[[
*[[
== Rujukan ==
Baris 606 ⟶ 637:
*{{cite book|last=Bloch|first=Raymond|title=The ancient civilization of the Etruscans|url=https://archive.org/details/ancientcivilizat00bloc|url-access=registration|location=New York|publisher=Cowles Book|year=1969}}
*{{Cite book|title=A history of Rome to 565 A. D. |author=Boak, Arthur Edward Romilly |year=1921 |publisher=Macmillan |location=New York|url=https://archive.org/details/bub_gb_5bsoAAAAYAAJ}}
*{{cite book|editor-last=Bonfante|editor-first=Larissa |title=Etruscan Life and Afterlife: a Handbook of Etruscan Studies|url=https://archive.org/details/etruscanlifeafte0000unse_t0o5|location=Warminster|publisher=Aris and Phillips|year=1986}}
*{{cite book|last=Bonfante|first=Larissa|title=Etruscan|url=https://archive.org/details/etruscan0000bonf|publisher=University of California Press|year=1990|isbn=0-520-07118-2}}
*{{cite book|last=Bonfante|first=Larissa |title=''Etruscan Inscriptions and Etruscan Religion in'' The Religion of the Etruscans|location=Austin |publisher=University of Texas Press|year=2006|ref=Bonfante2006}}
*{{cite book|author=Bonfante, G.|author2=L. Bonfante|title=The Etruscan Language. An Introduction|publisher=Manchester University Press|year=2002|ref=Bonfante2002}}
Baris 628 ⟶ 659:
*[http://www.zeno.org/Geschichte/M/Mommsen,+Theodor/R%C3%B6mische+Geschichte ''Römische Geschichte'', dalam bahasa Jerman]
==
*{{cite book|author=Thomas W. Africa|title=The immense majesty: a history of Rome and the Roman Empire|url=https://books.google.com/books?id=SYgTAQAAIAAJ|year=1991|publisher=Harlan Davidson|isbn=978-0-88295-874-3}} [https://www.questia.com/read/111783608?title=The%20Immense%20Majesty%3a%20%20A%20History%20of%20Rome%20and%20the%20Roman%20Empire edisi daring]
*{{cite book|author1=Roloff Beny|author-link=Roloff Beny|author2=Peter Gunn|title=The churches of Rome|url=https://books.google.com/books?id=kyAeqICKFOoC|year=1981|publisher=[[Simon & Schuster]]|isbn=978-0-671-43447-2}}
Baris 655 ⟶ 686:
*[[Bryan Ward-Perkins|Ward-Perkins, Bryan]]. ''The Fall of Rome and the End of Civilization'' (2005) 239 pp.
=== Abad Pertengahan, Renaisans, Awal Zaman
*Blunt, Anthony. ''Guide to Baroque Rome'' (1982) architecture 1621–1750
*Brentano, Robert; ''Rome before Avignon: A Social History of Thirteenth-Century Rome'' (1974) [https://www.questia.com/read/100326818?title=Rome%20before%20Avignon%3a%20A%20Social%20History%20of%20Thirteenth-Century%20Rome edisi daring]
|