Yogi Sugito: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.4 |
||
Baris 23:
== Sumbangsih ==
Dalam masa kepemimpinan guru besar Fakultas Pertanian ini, Universitas Brawijaya diarahkan untuk menjadi ''Entrepreneurial University'' yang bertaraf internasional, dibuat logo Universitas Brawijaya, mulai diperkenalkan singkatan “UB” menggantikan “Unibraw”, diberlakukan SPP proporsional bagi mahasiswa. Perkembangan yang begitu cepat membuat UB menjadi [[perguruan tinggi]] terbesar dan terbaik di Indonesia. Terbesar, karena jumlah program studi, dosen, karyawan hingga mampu mempunyai 4 kampus di lokasi berbeda ([[Ketawanggede, Lowokwaru, Malang|Ketawangede,]] [[Kota Malang|Puncak Dieng]], [[Kota Kediri|Kediri]], dan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]). Dikatakan terbaik, karena berbagai prestasi, baik di bidang akademik, keuangan, kepegawaian, kemahasiswaan, dan manajemen, serta suasana kampus. Rektor ini sangat memperhatikan keamanan, kenyamanan dan keindahan kampus.<ref>{{Cite web |url=https://pilrek.ub.ac.id/rektor-ub/ |title=Salinan arsip |access-date=2018-07-26 |archive-date=2018-07-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180726170202/https://pilrek.ub.ac.id/rektor-ub/ |dead-url=yes }}</ref>
Ia juga memperkenalkan '''Mitreka Satata Brawijaya''' sebagai [[Doktrin hukum|Doktrin]] kerjasama UB. Doktrin ini terinsipirasi dari [[Kebijakan luar negeri|politik luar negeri]] [[Majapahit|Kerajaan Majapahit]] yang hanya mau bekerjasama atau bersekutu dengan pihak yang dianggapnya seimbang dan berpotensi untuk menjalin persahabatan yang kekal.<ref>https://koransulindo.com/mitreka-satata-cara-majapahit-membentengi-nusantara/</ref> Doktrin ini dianggap publik eksklusif namun sangat populer di kalangan [[Pengambilan keputusan|pengambil kebijakan]] UB.<ref>https://edukasi.kompas.com/read/2013/01/07/04281077/Universitas.Brawijaya.Tolak.Kerjasama.Luar.Negeri</ref>
|