Kota Semarang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(160 revisi perantara oleh 79 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redireksiIndoKabKota|Semarang|Kabupaten|1|1}}
{{Dati2
|
|
|
|
|
|translit_lang1_info = {{jav|ꦯꦼꦩꦫꦁ}}
|translit_lang1_info1 = سماراڠ
|translit_lang1_info2 = Samarang
|provinsi = [[Jawa Tengah]]
|foto = {{multiple image|border=infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow=1/2/2
|image1=Lawang Sewu in Semarang City.jpg
|image2=Great Mosque of Central Java, aerial view.jpg
Baris 18 ⟶ 17:
|image4=Gedung Batu Temple Semarang.jpg
|image5=Pagoda (8093127992).jpg
}}
|
|
|
|
|Julukan
|url=https://m.liputan6.com/jateng/read/4993190/tak-melulu-lumpia-ini-sederet-julukan-untuk-kota-semarang |title=Salinan arsip |access-date=2022-10-21 |archive-date=2022-10-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20221021223954/https://m.liputan6.com/jateng/read/4993190/tak-melulu-lumpia-ini-sederet-julukan-untuk-kota-semarang |dead-url=no }}</ref>
|slogan
|semboyan = Semarang ATLAS{{br}}{{small|"Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat"}}
|pushpin_map = Indonesia Java#Indonesia
|berdiri = {{start date and age|1547|05|02|df=yes}}
|wilayah = 373,70
|wilayahref = <ref>{{Cite web |url=http://semarang.go.id/cms/index.php?option=com_content&task=view&id=44&Itemid=62 |title=Situs Pemerintah Kota Semarang |access-date=2009-08-20 |archive-date=2009-08-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090822191139/http://semarang.go.id/cms/index.php?option=com_content&task=view&id=44&Itemid=62 |dead-url=yes }}</ref>
|kecamatan
|kelurahan = 177
|nama_walikota = [[Hevearita Gunaryanti Rahayu]]
|nama_wakil_walikota = ''Lowong''
|sekretaris daerah = Iswar Aminuddin
|ketua DPRD = Kadar Lusman
|penduduk = 1699585
|
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{Cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan Indonesia Dukcapil 2024|website=gis.dukcapil.kemendagri.go.id|access-date=15 September 2024|format=Visual}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|87,59% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 11,73% [[Kekristenan]]
** 6,80% [[Protestan]]
** 4,93% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,58% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,07% [[Hindu]] |0,03% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia]], [[bahasa Jawa Semarang|Jawa]]
|IPM = {{increase}} 84,08 ([[2022]])<br>{{fontcolor|blue|<small>sangat tinggi</small>}}<ref>{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2022|publisher=Badan Pusat Statistik|accessdate=22 Februari 2023|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
|dau = Rp 1.299.131.994.000,- ([[2020]])
|dauref = <ref>{{cite document|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|publisher=Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan|date=(2020)|accessdate=15 Juni 2021}}</ref>
|kode = +62 24
|kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|50100 – 50200]] |
|zona = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|SNI = SMG
|flora = [[Asam jawa]]
|fauna = [[Kuntul perak]]
|web = {{URL|http://www.semarangkota.go.id}}
}}
'''Kota Semarang''' ({{lang-jv|[[Hanacaraka]]: {{jav|ꦯꦼꦩꦫꦁ}}, [[Pegon]]: سماراڠ|Samarang}}) adalah [[ibu kota]] provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Kota ini adalah [[Daftar kota di Indonesia menurut jumlah penduduk|kota metropolitan]] terbesar kelima di Indonesia setelah [[Jakarta]]{{efn|Jakarta bukanlah sebuah [[Kota (Indonesia)|kota]], melainkan [[Wilayah administratif khusus di Indonesia#Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta|daerah khusus]] berbasis [[provinsi]] yang terdiri dari 1 kabupaten dan 5 kota administrasi}}, [[Surabaya]], [[Kota Medan|Medan]], dan [[Kota Bandung|Bandung]]. Kota Semarang memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.699.585 jiwa, pada pertengahan tahun [[2024]].<ref name="DUKCAPIL"/>
Kawasan ''mega-urban'' Semarang yang tergabung dalam [[wilayah metropolitan]] [[Kedungsepur]] ([[Kabupaten Kendal]], [[Kabupaten Demak]], [[Ungaran]] [[Kabupaten Semarang]], [[Kota Salatiga]], Kota Semarang, dan [[Purwodadi]] [[Kabupaten Grobogan]]) berpenduduk mencapai 7,3 juta jiwa, sekaligus sebagai wilayah metropolitan berpenduduk terbanyak keempat di Indonesia, setelah [[Jabodetabek]] ([[Jakarta]]), [[Gerbangkertosusilo]] ([[Surabaya]]), dan [[Bandung Raya]] ([[Bandung]]).
Kota Semarang dipimpin oleh [[wali kota]] [[Hevearita Gunaryanti Rahayu]] sejak 30 Januari 2023. Kota ini terletak sekitar 477 km sebelah timur [[Jakarta]], 312 km sebelah barat [[Surabaya]], 363 km sebelah timur laut [[Kota Bandung]], atau 621 km sebalah barat daya [[Banjarmasin]] (via udara). Semarang berbatasan dengan [[Laut Jawa]] di sebelah utara, [[Kabupaten Demak]] di sebelah timur, [[Kabupaten Semarang]] di sebelah selatan, dan [[Kabupaten Kendal]] disebelah barat. Kota Semarang memiliki luas wilayah administratif sebesar 373,70 km persegi, sekaligus merupakan administrasi kotamadya terluas di [[Pulau Jawa]].
Secara etimologis, nama "Semarang" berasal dari kata "asem", yang berarti "asam/pohon asam", dan kata "arang", yang berarti "jarang", yang digabungkan menjadi "asam yang jarang-jarang". Penamaan "Semarang" ini bermula ketika [[Ki Ageng Pandan Arang|Ki Ageng Pandanaran I]] datang ke sebuah pulau bernama [[Pulau Tirang]] (dekat pelabuhan Bergota) dan melihat pohon asam yang jarang-jarang tumbuh berdekatan. Penamaan Kota Semarang ini sempat berubah saat [[kolonialisme|zaman kolonialisme]] [[Hindia Belanda]] menjadi "Samarang". Kota Semarang merupakan satu dari tiga pusat pelabuhan (Jakarta dan Surabaya) penting bagi [[Hindia Belanda]] sebagai pemasok [[hasil bumi]] dari wilayah pedalaman [[Jawa]].
Seperti kota besar lainya, Kota Semarang mengenal sistem pembagian wilayah kota yang terdiri atas: Semarang Tengah atau Semarang Pusat, Semarang Timur, Semarang Selatan, Semarang Barat, dan Semarang Utara. Pembagian wilayah kota ini bermula dari pembagian wilayah sub-residen oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]] yang setingkat dengan kecamatan. Namun saat ini, pembagian wilayah kota ini berbeda dengan pembagian administratif wilayah [[kecamatan]]. Meskipun pembagian kota ini jarang dipergunakan dalam lingkungan Pemerintahan Kota Semarang. Namun pembagian kota ini digunakan untuk mempermudah dalam menerangkan suatu lokasi menurut letaknya terhadap pusat kota Semarang. Pembagian kota ini juga digunakan oleh beberapa instansi di lingkungan Kota Semarang untuk mempermudah jangkauan pelayanan, seperti [[PLN]] dan [[PDAM]].
== Geografi ==
Baris 86 ⟶ 83:
}}
Kota Semarang adalah salah satu kota penting yang terletak di pesisir utara Jawa dan sebagai ''hub'' utama penghubung Jakarta–Surabaya dan kota–kota di pedalaman selatan Jawa (Surakarta dan Yogyakarta). Kota Semarang memiliki ketinggian dari 2 meter bawah permukaan laut hingga 340 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng 0%–45%. Kota Semarang merupakan kota yang memiliki kondisi topografi yang unik berupa wilayah dataran rendah yang sempit dan wilayah perbukitan yang memanjang dari sisi barat hingga sisi timur Kota Semarang. Wilayah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit.{{cn}}
<!-- BAGIAN INI DISEMBUNYIKAN KARENA TIDAK ADA REFERENSI SAMA SEKALI
Wilayah dataran rendah pada wilayah barat Kota Semarang hanya memiliki lebar 4 kilometer dari garis pantai, sedangkan pada wilayah timur Kota Semarang wilayah dataran rendah semakin melebar hingga 11 kilometer dari garis pantai. Wilayah dataran rendah ini merupakan dataran banjir dari sungai-sungai besar yang mengalir di Kota Semarang, seperti Kali Garang (Banjir Kanal Barat), Kali Pengkol, dan Kali Bringin. Wilayah dataran rendah ini membentang di sisi utara Kota Semarang dan hampir mencakup 40% total wilayah Kota Semarang. Wilayah dataran rendah ini dikenal sebagai kota bawah (''Semarang Ngisor''), sekaligus sebagai pusat aktivitas perekonomian kota. Dengan kondisi demikian, wilayah kota bawah sering kali dilanda banjir tahunan dan puncaknya ketika musim penghujan. Sejumlah wilayah khususnya Semarang Utara, banjir ini kadang juga disebabkan luapan air pasang laut (banjir rob). Wilayah perbukitan di Kota Semarang ini membentang di sisi selatan. Perbukitan ini merupakan bagian dari rangkaian formasi pegunungan utara Jawa yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Wilayah perbukitan di Kota Semarang dikenal sebagai kota atas (''Semarang Dhuwur''). Wilayah perbukitan ini juga merupakan kawasan hulu dari sungai-sungai besar yang mengalir di Kota Semarang. Wilayah kota atas juga bagian dari bentang kaki gunung api Ungaran, yang terletak pada sisi selatan Kota Semarang.
Kota bawah ini meliputi Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Selatan, Semarang Timur, Gayamsari, Pedurungan, Genuk, dan Semarang Utara. Kota bawah ini merupakan kawasan pusat kota dan jantung perekonomian Semarang. Kota bawah juga berperan sebagai ''downtown'', antara lain untuk pusat hiburan, perdagangan, pelayanan publik, dan pemerintahan. Kondisi topografi kota bawah yang mendukung, mendorong pertumbuhan ekonomi sangat cepat dan timbul perluasan wilayah perkotaan. Kota atas ini meliputi Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, Banyumanik, Tembalang, Gunung Pati, Ngaliyan dan Mijen. Kini, wilayah kota atas merupakan pusat pertumbuhan baru di Kota Semarang. Salah satu sektor wilayah yang memiliki pertumbuhan yang spesifik terhadap differensiasi pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk adalah sektor Banyumanik–Tembalang. Sarana prasara yang mendukung, sangat mendorong pertumbuhan dan minat investasi pada wilayah tersebut. Pertumbuhan pada wilayah ini ditandai dengan berkembangnya permukiman, munculnya pusat perekenomian baru, dan eksistensi gedung pencakar langit. Salah satu alasan wilayah ini berkembang juga merupakan hasil kebijakan Pemerintah Kota Semarang memindahkan UNDIP dari Pleburan ke Tembalang, sebagai upaya pemerataan penduduk di Kota Semarang. Strategi ini juga dilakukan pada pemindahan kampus UNNES dari Kelud Raya ke Gunung Pati.
Kota Semarang dialiri oleh beberapa sungai/kali, meliputi Sungai Garang (Kanal Barat), Sungai Semarang, Sungai Kanal Timur, Sungai Sringin, Sungai Plumbon, Sungai Karanganyar, Sungai Bringin, Sungai Cilandak, dan Sungai Siangker. Beberapa sungai ini difungsikan sebagai sistem drainase untuk pengendali banjir di Kota Semarang, meliputi Sungai Garang, Sungai Semarang, Sungai Kanal Timur, Sungai Plumbon, dan Sungai Bringin. Sistem hidro-drainase di Kota Semarang sudah mengenali sistem kanalisasi seperti kota-kota di Belanda. Sistem kanalisasi ini dilatarbelakangi oleh Pemerintah Hindia Belanda yang melakukan kanalisasi di Sungai Semarang dengan menyudet Sungai Semarang dengan Sungai Garang, untuk keperluan drainase banjir kota dan jalur lalu lintas kapal dagang. Sungai Semarang ini merupakan sungai yang mengalir ke wilayah pusat kota. Sungai Semarang mengalir dari kaki Bukit Bergota sisi barat–selatan Lawang Sewu–jalur inspeksi Batan Miroto–Pecinan–Kota Lama–Muara Baru.
Pada tahun 1885, kanalisasi telah rampung dibangung oleh Pemerintah Hindia Belanda pada Sungai Garang (sisi barat kota). Sungai Garang ini merupakan Banjir Kanal Barat yang letaknya tepat di tengah wilayah Kota Semarang dan membagi Kota Semarang menjadi dua sisi, yaitu sisi barat dan sisi timur. Tahun 1895, Kanalisasi baru telah diselesaikan oleh Pemerintah Belanda sebagai upaya pencegahan banjir yang semakin parah di Kota Semarang kala itu, yaitu dengan membangun Banjir Kanal Timur. Pembangunan Banjir Kanal Timur ini dilakukan dengan menyudet Sungai Plumbon yang mengalir di wilayah timur Kota Semarang. Pembangunan kanalisasi di Kota Semarang merupakan pembangunan kanalisasi pertama di Indonesia. Keberhasilan kanalisasi Kota Semarang ini mendorong pembangunan kanalisasi di kota-kota lain, seperti Jakarta, Surabaya, dan Padang. Hingga kini, ketiga sungai kanal tersebut masih menjadi sorotan Pemerintah Kota Semarang untuk melakukan normalisasi dan pengerukan, agar drainase perkotaan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kota Semarang memiliki kemiripan karakteristik kondisi fisik dengan kota-kota di Belanda. Kemiripan ini berupa cekungan bawah laut, karena adanya depresi daratan sehingga membentuk ledokan yang tidak begitu luas. Depresi daratan ini disebabkan karena penurunan muka tanah dan ''land subsidence'' akibat eksploitasi airtanah berlebih. Jenis tanah aluvial juga berpengaruh dalam penurunan muka tanah di wilayah Kota Semarang. Adanya cekungan ini juga efek yang ditimbulkan karena aktivitas reklamasi pada pantai-pantai di Kota Semarang yang membentuk tanggul-tanggul laut. Beberapa wilayah di Kota Semarang, khususnya Semarang Utara memiliki ketinggian dibawah permukaan laut. Kondisi seperti ini memungkinkan timbulnya banjir cukup parah pada wilayah cekungan tersebut.
Kota Semarang memiliki garis pantai sepanjang 20 kilometer dengan tipologi pantai yang tidak beraturan. Pengaruh aktivitas manusia berperan dalam perubahan tipologi pantai, seperti aktivitas reklamasi dan sedimentasi oleh sungai. Salah satu kawasan reklamasi yang cukup dikenali oleh masyarakat Kota Semarang adalah Pantai Marina. Pertumbuhan Kota Semarang tidak lepas dari kondisi geografis Semarang yang merupakan wilayah pesisir dengan adanya pelabuhan. Pelabuhan menjadi cikal bakal pertumbuhan Kota Semarang hingga menjadi wilayah perkotaan saat ini. Bermula dari aktivitas perdagangan di pelabuhan menjadikan Kota Semarang merupakan wilayah strategis dalam pengembangan perekonomian dan kontribusi distribusi barang jasa sejak zaman pra-kolonialisme. Sungai-sungai yang mengalir di pusat kota dahulu merupakan kawasan pelabuhan. Salah satu sungai tersibuk sebagai jalur lalu lintas kapal dan perahu adalah sungai Semarang. Akibat sedimentasi sungai, sungai Semarang sudah tidak memungkinkan untuk jalur lalu lintas, kemudian pelabuhan direlokasi ke Muara Baru. -->
=== Iklim & cuaca ===
Baris 103:
Musim basah/penghujan memiliki periode 6 bulan (Oktober–Maret) meskipun keadaan sering berubah-ubah. Bulan Januari merupakan puncak musim basah dengan rata-rata curah hujan 430 mm dengan suhu rata-rata 27 derajat. Musim basah di Kota Semarang memiliki karakteristik dengan kondisi udara yang hangat dan basah. Musim basah ini terjadi karena adanya aliran massa udara dingin dari Benua Asia bertemu dengan massa udara hangat di sepanjang khatulistiwa, sehingga menimbulkan gumpalan awan dengan kandungan uap air tinggi di kawasan ekuator. Bulan-bulan basah juga merupakan periode penyinaran matahari lebih panjang daripada periode bulan-bulan kering. Puncaknya pada tanggal 22 Desember dimana terjadi ''December Solstice'' (titik balik selatan matahari), yang mana lama panjang hari di Kota Semarang adalah 12 jam 30 menit (lebih panjang 30 menit).
Musim kering/kemaru memiliki periode 6 bulan (April–September) meskipun keadaan dan awal musim sering berubah-ubah. Bulan Agustus merupakan puncak musim kering dengan rata-rata curah hujan 60 mm dengan suhu rata-rata 28 derajat. Musim kering ini memiliki karakteristik kondisi udara yang kering dan terik. Terdapat fenomena yang terjadi ketika musim kering berlangsung di Kota Semarang, yaitu fenomena penurunan suhu udara. Fenomena penurunan suhu udara ini terjadi akibat adanya aliran massa udara dingin dari Australia menuju ke Benua Asia.
Aliran massa udara dingin ini terjadi karena adanya pembentukan sistem tekanan tinggi di Australia dan pusat tekanan rendah di Asia sepanjang periode musim kering. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh pergerakan tahunan matahari dan letak matahari yang saat periode musim kering berada di belahan bumi utara. Suhu udara terendah yang pernah terekam pada bulan Juli 2015 mencapai 18 °C. Periode bulan-bulan kering merupakan periode penyinaran matahari lebih singkat dibandingkan bulan-bulan basah. Puncaknya pada tanggal 21 Juni dimana terjadi ''June Solstice'' (titik balik utara matahari), yang mana lama panjang hari di Kota Semarang adalah 11 jam 35 menit (lebih singkat 25 menit). Musim peralihan merupakan periode dimana terjadi pergantian musim, baik basah ke kering maupun sebaliknya. Musim peralihan ini terjadi pada bulan-bulan awal dan akhir baik musim basah maupun kering, yaitu bulan September, Oktober, Maret, dan Aprl. Musim peralihan ini ditandai dengan bulan-bulan lembap yang mana curah hujan bulanan lebih dari 100 mm, namun kurang dari 200 mm. Karakteristik musim peralihan ini ditandai dengan kondisi udara yang sangat lembap, sehingga menimbulkan efek gerah pada tubuh. Kondisi udara pada musim peralihan sangat ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga banyak muncul penyakit, seperti flu, demam, dan penyakit kulit. Bulan-bulan musim peralihan ini disebabkan oleh fenomena kulminasi yang terjadi di Kota Semarang. Fenomena kulminasi terjadi pada bulan Oktober akhir dan bulan Februari pertengahan di Kota Semarang.
Kota Semarang memiliki iklim basah dengan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.780 mm. Meskipun demikian, curah hujan di Kota Semarang bervariasi, karena pengaruh dari efek topografi yang ada di Kota Semarang. Kota bawah memiliki rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.500 mm, sedangkan Kota atas memiliki rata-rata curah hujan tahunan lebih tinggi sebesar 3.000 mm. Perbedaan curah hujan ini disebabkan karena efek topografi yang menimbulkan hujan konveksi pada wilayah Kota Semarang. Rata-rata suhu tahunan di Kota Semarang sebesar 28 °C, dengan fluktuasi suhu tidak begitu signifikan dalam setahun. Suhu tertinggi yang pernah terjadi di Kota Semarang adalah 39 °C, dan suhu terendah yang pernah terjadi adalah 18 °C. Fenomena suhu panas ini juga dikarenakan adanya fenomena ''[[Urban heat island (UHI)|urban heat island]]'' di Kota Semarang.
{{Semarang weatherbox}}
== Sejarah ==
[[Berkas:Samarang10.jpg|jmpl|220px|ka|Gambar Semarang pada tahun 1859 oleh
[[Berkas:Coat of arms of Semarang (1827).svg|jmpl|
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari [[kerajaan Mataram Kuno]]. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan.<ref>{{Cite book|url=http://worldcat.org/oclc/1055213430|title=KOTA KOLONIAL LAMA SEMARANG (Tinjauan Umum Sejarah Perkembangan Arsitektur Kota)|last=Purwanto, L.M.F.|date=2005-08-03|publisher=Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University|oclc=1055213430|access-date=2020-07-18|archive-date=2021-01-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210108153817/https://www.worldcat.org/oclc/1055213430|dead-url=no}}</ref> Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana [[Cheng Ho]] bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut [[Kelenteng Sam Po Kong]] (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh [[Kesultanan Demak|Kerajaan Demak]], dikenal sebagai [[Ki Ageng Pandan Arang|Pangeran Made Pandan]] (''Sunan Pandanaran I''), untuk menyebarkan agama [[Islam]] dari perbukitan Bergota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu tumbuhlah pohon [[asam jawa|asam]] yang berjarak antara satu sama lain (jarang-jarang) (bahasa Jawa: ''asem arang''), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu yang kemudian menjadi Semarang.<ref>{{Cite journal|last=Sutanto|first=Dewi Hermin|date=2016-06-30|title=PENTINGNYA PROMOSI GUNA MENINGKATKAN MINAT WISATAWAN WISATA SEJARAH DI KOTA LAMA SEMARANG|url=http://dx.doi.org/10.26905/jpp.v1i1.372|journal=Jurnal Pariwisata Pesona|volume=1|issue=1|doi=10.26905/jpp.v1i1.372|issn=2541-5859|access-date=2020-07-18|archive-date=2023-03-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230307124514/https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jpp/article/view/372|dead-url=no}}</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kantoorgebouw van de Koninklijke Paketvaart Maatschappij te Semarang TMnr 60047997.jpg|jmpl|ka|Kantor KPM ([[Koninklijke Paketvaart Maatschappij]]) di Semarang (1918-1930)]]
Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar [[Kyai Ageng Pandan Arang I]]. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai [[Sunan Bayat]] atau Sunan Pandanaran II atau Sunan Pandanaran Bayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran saja). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan [[Hadiwijaya]] dari [[Kesultanan Pajang]]. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, Sultan pun memutuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan [[Kabupaten]], pada tanggal [[2 Mei]] [[1547]] bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 954 H, setelah berkonsultasi dengan [[Sunan Kalijaga]]. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang. Seiring dengan jatuhnya Pajang ke tangan [[Kesultanan Mataram]], wilayah Semarang masuk dalam wilayahnya.
Pada tanggal [[15 Januari]] [[1678]] Amangkurat II dari [[Kesultanan Mataram]] di Kartasura, menggadaikan Semarang dan sekitarnya kepada [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] sebagai bagian pembayaran hutangnya.<ref name=Graaf>Graaf, H.J. de. 1989. ''Terbunuhnya Kapetn Tack: Kemelut di Kartasura abad XVII''. Penrj. Dick Hartoko. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. p. 16.</ref> Dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun [[1705]] akhirnya Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut kembali Keraton Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] dan kemudian Pemerintah [[Hindia Belanda]].
[[File:Topography chart semarang residency.jpg|thumb|220px|ki|Residentie Semarang sebagai cikal-bakal [[Kedungsepur|Metropolitan Semarang Raya]].]]
Pada tahun 1906 dengan Stadblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah pemerintah [[Gemeente]]. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangnya pemerintahan pendudukan [[Jepang]].
Pada masa [[Jepang]] terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai [[Militer]] (''Shico'' (kanji: 市長 )) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (''Fuku Shico'' (kanji: 副市長)) yang masing-masing dari [[Jepang]] dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal sebagai [[Pertempuran Lima Hari]].
Tahun 1946 [[Inggris]] atas nama [[Sekutu]] menyerahkan kota Semarang kepada pihak [[Belanda]]. Ini terjadi pada tanggal 16 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihat, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri,
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr == Ekonomi ==
[[Berkas:Johar market Semarang2.jpg|jmpl|220px|ka|Presiden [[Joko Widodo]], dalam peresmian revitalisasi Pasar Johar Semarang]]
Selain sebagai pusat pemerintahan [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]] dan Kotamadya Semarang, Kota Semarang juga merupakan pusat perekonomian (perdagangan dan bisnis) yang termasuk dalam kawasan strategis nasional (KSN). Peranannya sebagai pusat perdagangan dan bisnis, dimana kontribusi ekonomi Kota Semarang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Menurut data [[BPS]] 2020, PDRB Kota Semarang atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 189 triliun.<ref name="bps" />{{rp|38-39}} Sebagian besar sektor kegiatan perekonomian yang mendominasi adalah sektor perindustrian dan sektor perdagangan.<ref name="bps">{{cite web |url=http://semarangkota.bps.go.id/ebook/pdrblapus2012/index.html |title=Produk Domestik Regional Bruto Kota Semarang 2012 |publisher=Badan Pusat Statistik Kota Semarang |year=2013 |access-date=2015-03-10 |archive-date=2015-04-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150402143412/http://semarangkota.bps.go.id/ebook/pdrblapus2012/index.html |dead-url=yes }}</ref>{{rp|43}}
Baris 137 ⟶ 147:
Kota Semarang memiliki kawasan CBD utama, yaitu ''Golden Triangle Business District''. ''Golden Triangle Business District'' merupakan kawasan bisnis terpadu yang terletak di Semarang Pusat yang memiliki tiga segmen sub-CBD, meliputi: ''Simpang Lima City Center'' (SLCC), ''Pemuda Central Business District'' (PCBD), dan ''Gajahmada Golden Triangl''e (GGT). Selain Golden Triangle Business District, Kota Semarang juga memiliki kawasan CBD yang masih berkembang tersebar di beberapa lokasi, meliputi: Kawasan CBD Peterongan, Kawasan CBD Majapahit, Kawasan CBD Setiabudi, Kawasan CBD Tembalang, dan Kawasan CBD [[Jenderal Sudirman]] – Kalibanteng. Pengembangan kawasan CBD ini disebabkan karena kondisi pusat kota mulai menunjukan kejenuhan, sehingga terjadi perluasan pusat bisnis.
== Pemerintahan ==
=== Wali kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Semarang}}
Wali kota Semarang saat ini dijabat oleh [[Hevearita Gunaryanti Rahayu]]. Sebelumnya, ia adalah wakil wali kota Semarang mendampingi wali kota, [[Hendrar Prihadi]]. Hendrar dan Rahayu merupakan pemenang dua periode pemilu, yakni pada [[Pemilihan umum Wali Kota Semarang 2015|pemilihan umum wali kota Semarang 2015]] dan [[Pemilihan umum Wali Kota Semarang 2020|pemilihan umum wali kota Semarang 2020]]. Pada 10 Oktober 2022, masa tugas periode kedua [[Hendrar Prihadi|Hendrar]], ia ditunjuk menjadi Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP), sehingga jabatannya sebagai wali kota Semarang berakhir. Selanjutnya, Rahayu menjadi wali kota Semarang, dilantik oleh gubernur Jawa Tengah, [[Ganjar Pranowo]], pada 30 Januari 2023 di Gedung Gradhika Bhakti Prajapada kota Semarang.<ref>{{cite press release|url=https://semarangkota.go.id/p/4370/san_hendi_kepada_ita_usai_dilantik_jadi_wali_kota_semarang|title=Pesan Hendi Kepada Ita Usai Dilantik Jadi Wali Kota Semarang|publisher=Dinas Komunikasi, Statistik, Informatika, dan Persandian Kota Semarang|location=Semarang|accessdate=25 Agustus 2023|archive-date=2023-08-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230825113504/https://semarangkota.go.id/p/4370/san_hendi_kepada_ita_usai_dilantik_jadi_wali_kota_semarang|dead-url=no}}</ref>
{|class="wikitable" style="background:#ffffef; float:center; text-align:center;"
|-
! {{Abbr|No.|Number}}
! colspan=2|Wali Kota
! Awal menjabat
! Akhir Menjabat
! Prd.
! Wakil Wali Kota
|-
!style="background:#BD2016; color:white"| 15
|[[Berkas:Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.png|100px]]
|[[Hevearita Gunaryanti Rahayu]]
|30 Januari 2023
|''Petahana''
|([[Pemilihan umum Wali Kota Semarang 2020|2020]])
|''Lowong''
|}
=== Dewan perwakilan ===
Baris 172 ⟶ 179:
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Semarang}}
==
{{See also|Suku Jawa}}
Penduduk Semarang umumnya adalah [[suku Jawa]] (94,24%) dan menggunakan [[bahasa Jawa Semarang|Bahasa Jawa]] sebagai bahasa sehari-hari. Kemudian [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] (3,48%) dan suku-suku lainnya seperti [[Arab-Indonesia|Arab]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] (2,28%). Sementara untuk agama yang dianut mayoritas menganut agama [[Islam]]. Adapun banyaknya penduduk kota Semarang menurut agama yang dianut yakni [[Islam]] (87,59%), kemudian [[Kekristenan]] (11,73%), dengan rincian [[Kristen Protestan]] (6,80%) dan [[Kristen Katolik]] (4,93%). Penduduk kota Semarang yang beragama [[Agama Buddha|Buddha]] (0,58%), kemudian [[Hindu]] (0,07%), sebagian kecil lainnya menganut [[Aliran kepercayaan]] dan [[Konghucu]] (0,03%).<ref name="DUKCAPIL"/>
== APBD ==
Baris 258 ⟶ 224:
{{utama|Daftar Rumah Sakit di Kota Semarang}}
Terdapat beberapa rumah sakit besar di Semarang antara lain [[Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi]], [[Rumah Sakit Nasional Diponegoro]] (RSND), [[Rumah Sakit Telogorejo]], [[RSU PKU Muhammadiyah Roemani]], Rumah Sakit Elizabeth, RSUD KRMT Wongsonegoro, Rumah Sakit William Booth, Rumah Sakit Islam Sultan Agung, Rumah Sakit Columbia Asia Semarang, dan lainnya.
== Pendidikan ==
[[Berkas:GERBANG SMA NEGERI 7 SEMARANG.jpg|jmpl|ka|220px|SMA Negeri 7 Semarang]]
Sebagai [[ibu kota]] provinsi di [[Jawa Tengah]], berbagai sekolah negeri dan swasta, dari jenjang [[Taman Kanak-Kanak]] hinga perguruan tinggi, banyak berlokasi atau dibangun di kota Semarang. Data dari [[Badan Pusat Statistik]], dalam buku Statistik Pendidikan Kota Semarang 2022 mencatat, jumlah sekolah di kota Semarang pada tahun 2022 sebanyak 1.850 sekolah. Jenjang [[Taman Kanak-Kanak|TK]] sebanyak 668 sekolah, 9 diantaranya negeri dan 659 lainnya swasta. Untuk jenjang [[Sekolah Dasar]] sebanyak 506 sekolah, 325 negeri dan 181 swasta. Jenjang [[Sekolah Menengah Pertama]] sebanyak 191 sekolah, 45 negeri dan 146 swasta. Kemudian, jenjang [[Sekolah Menengah Atas]] sebanyak 74 sekolah, 16 negeri dan 58 swasta. Dan jenjang [[Sekolah Menengah Kejuruan]] sebanyak 86 sekolah, 12 negeri dan 74 swasta. Untuk perguruan tinggi sebanyak 26 sekolah, 9 negeri dan 17 swasta.<ref name="SEKOLAH">{{cite report|url=https://semarangkota.bps.go.id/publication/2023/08/02/51bf89767b50d50029171126/statistik-pendidikan-kota-semarang-2022.html|title=Statistik Pendidikan Kota Semarang 2022|format=pdf|pages=12|publisher=Badan Pusat Statistik Kota Semarang|location=Semarang|accessdate=25 Agustus 2023|archive-date=2023-08-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230825103919/https://semarangkota.bps.go.id/publication/2023/08/02/51bf89767b50d50029171126/statistik-pendidikan-kota-semarang-2022.html|dead-url=no}}</ref>
[[Berkas:Dekanat ft undip.jpg|jmpl|ki|220px|Fakultas Teknik [[Universitas Diponegoro]] Semarang]]
Beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Semarang yakni [[Akademi Kepolisian]], [[Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang]], Politeknik Kesehatan Semarang, [[Universitas Diponegoro]], [[Universitas Negeri Semarang]], [[UIN Walisongo]], [[Politeknik Negeri Semarang]], [[Politeknik Negeri Semarang|Politeknik Maritim Negeri]] Indonesia, [[Universitas Islam Sultan Agung]], [[Universitas Katolik Soegijapranata]], [[Universitas Dian Nuswantoro]], [[Universitas Stikubank Semarang]], [[Universitas Muhammadiyah Semarang]], [[Universitas Semarang]], [[Universitas Wahid Hasyim]], [[Universitas Ivet]], [[Universitas Pandanaran]], [[Universitas 17 Agustus 1945 Semarang]], [[Universitas PGRI Semarang]], [[Universitas STEKOM]], [[STIE Bank BPD Jateng]], [[STIE Totalwin Semarang]], [[STIE Widya Manggala]], [[STIE Dharma Putra]], [[Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang]] (Stikom), [[Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia (STBI)]], dan lainnya.
== Transportasi ==
[[Berkas:Koridor 2 - Nucleus.jpg|jmpl|220px|ka|Bus Koridor 2 [[Trans Semarang]]]]
Kota Semarang dapat ditempuh dengan perjalanan darat, laut, maupun udara karena kota ini adalah titik tengah dari jalur utara [[Pulau Jawa]] menghubungkan kedua kota besar, yakni [[Jakarta]] dan [[Surabaya]]. Selain itu, untuk memperlancar jalur transportasi ke arah kota/kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan, DI [[Yogyakarta]] dan [[Jawa Timur]], saat ini telah dioperasikan ruas [[Jalan Tol Semarang-Solo]] yang beroperasi penuh sejak tahun 2018, dan untuk menghubungkan Semarang dengan kota-kota di Jawa Tengah bagian barat, [[Kota Bandung]], [[Jawa Barat]], dan Jakarta, telah dioperasikan [[Jalan Tol Semarang-Batang]] yang beroperasi sejak tahun 2018.{{cn}}
Angkutan [[bus antarkota]] dipusatkan di [[Terminal Mangkang]], [[Tugu, Semarang|Kecamatan Tugu]]. Angkutan dalam kota dilayani oleh [[bus kota]], [[angkot]], dan [[becak]]. Pada tahun 2009 [[Trans Semarang]] mulai beroperasi, yang juga dikenal dengan [[Bus Rapid Transit]] (BRT), sebuah moda angkutan massal meskipun tidak menggunakan jalur khusus seperti busway ([[Transjakarta]]) di [[Jakarta]]. Pada tahun 2019, mulai beroperasi [[Koridor Pengumpan Trans Semarang|Feeder Trans Semarang]] yang merupakan angkutan pengumpan dengan armada [[bus kecil|bus mikro]] seperti merk ''Isuzu ELF seri long chasis'' yang dapat menjangkau kawasan permukiman yang tidak dapat dilewati oleh BRT. Feeder ini juga memiliki koridor dan halte tersendiri, sehingga dapat memperluas akses transportasi umum di Kota Semarang.
[[Berkas:SemarangAirportTerminal.jpg|jmpl|220PX|ki|[[Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani]]]]
Angkutan udara dilayani di [[Bandara Ahmad Yani]], menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota besar Indonesia setiap harinya. Sejak tahun 2008 Bandara Ahmad Yani menjadi bandara Internasional dengan adanya penerbangan langsung ke luar negeri, contohnya ke [[Singapura]] dan [[Kuala Lumpur|Kuala Lumpur, Malaysia]]. Ada juga [[Pelabuhan Tanjung Mas]], menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota pelabuhan Indonesia. Pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.
[[Berkas:Semarang Tawang 2019.jpg|jmpl|220px|ka|[[Stasiun Semarang Tawang]].]]
Semarang memiliki peranan penting dalam sejarah [[kereta api]] Indonesia. Di sinilah tonggak pertama pembangunan kereta api [[Hindia Belanda]] dimulai, dengan pembangunan jalan kereta api yang dimulai dari desa Kemijen menuju desa Tanggung sepanjang 26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Pencangkulan pertama dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr LAJ Baron Sloet van den Beele, Jumat 17 Juni 1864. Jalan kereta api ini mulai dioperasikan untuk umum Sabtu, 10 Agustus 1867.
Pembangunan jalan KA ini diprakarsai sebuah perusahaan swasta ''Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij'' (NV NISM) (terjemahan: Perseroan tak bernama Perusahaan Kereta Api Nederland-Indonesia) yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes. Kemudian, setelah ruas rel Kemijen–Tanggung, dilanjutkan pembangunan rel yang dapat menghubungkan kota Semarang–Surakarta (110 Km), pada 10 Februari 1870. Semarang memiliki dua [[stasiun kereta api]] utama, yaitu [[Stasiun Semarang Tawang]] yang melayani layanan kereta api antarkota kelas eksekutif serta sebagian besar kelas campuran jalur utara Jawa dan [[Stasiun Semarang Poncol]] hanya memberhentikan sebagian kecil kereta api antarkota kelas campuran beserta seluruh kelas ekonomi lintas utara.
Sebagai ibu kota provinsi, Kota Semarang memiliki banyak fasilitas olahraga yang lengkap diantaranya Komplek Olahraga Jatidiri yang terdapat [[Stadion Jatidiri]], markas dari klub sepak bola [[PSIS Semarang]]. Selain itu Kota Semarang juga memiliki fasilitas stadion dalam ruang seperti GOR Jatidiri, GOR Sahabat dan Knight Stadium. Kota Semarang juga memiliki fasilitas olahraga balap yaitu Sirkuit Mijen yang sering digunakan untuk balap motor.
Kota Semarang mempunyai mempunyai beberapa julukan, antara lain sebagai ''Venetië van Java''<ref>{{Cite web |url=http://www.visitsemarang.com/artikel/menjelajah-semarang-dalam-satu-hari |title=Menjelajah Semarang dalam satu hari |access-date=2012-10-10 |archive-date=2012-11-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121122025741/http://www.visitsemarang.com/artikel/menjelajah-semarang-dalam-satu-hari |dead-url=no }}</ref> karena Semarang dilalui banyak sungai di tengah kota seperti di [[Venesia]] ([[Italia]]), sehingga [[Belanda]] menyebut demikian. Kemudian dijuluki sebagai ''Kota Lumpia'', [[Lumpia Semarang|Lumpia]] adalah makanan khas Semarang, yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Lumpia sendiri diambil dari kata ''lun pia'' (hokkien : 润餅).
== Pariwisata ==
[[Berkas:Lawang sewu semarang.jpg|ka|jmpl|220px|ka|Objek wisata [[Lawang Sewu]].]]
[[Berkas:Semarang at night.jpg|jmpl|ki|220px|[[Masjid Agung Jawa Tengah]] Semarang]]
[[Berkas:Gereja Blenduk Kota-Lama Semarang.jpg|jmpl|ka|220px|ka|[[Gereja Blenduk]] Semarang]]
Pariwisata menjadi salah satu pendukung [[ekonomi|perekonomian]] kota Semarang. Bangunan lama peninggalan masa penjajahan [[Belanda]], terdapat di beberapa sudut kota. Pariwisata dan kuliner juga menjadi suatu simbol atau kekhasan dari kebanyakan wilayah di [[Indonesia]], termasuk di kota Semarang. Selain bangunan lama, wisata religi juga bisa ditemukan di kota ini. Perpaduan budaya [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Tionghoa]] juga menjadi salah satu keunikan kota Semarang.
Salah satu tempat wisata di kota Semarang ialah [[Lawang Sewu]], yang berasal dari [[bahasa Jawa]], artinya seribu pintu. Ini merupakan bangunan peninggalan [[Belanda]], yang digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api yang memiliki banyak pintu, sehingga disebut Lawang Sewu. Bangunan ini dibangun secara bertahap dari 1904 hingga 1918. Kini dijadikan sebagai museum tempat menyimpan koleksi kereta api di [[Indonesia]].<ref name="WISATA">{{cite web|url=https://travel.kompas.com/read/2022/03/18/131300427/15-wisata-semarang-yang-wajib-dikunjungi|title=15 Wisata Semarang Yang Wajib Dikunjungi|first=Muhammad|last=Yuroka|date=11 September 2022|6=|website=travel.kompas.com|accessdate=25 Agustus 2023|archive-date=2023-08-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230825124503/https://travel.kompas.com/read/2022/03/18/131300427/15-wisata-semarang-yang-wajib-dikunjungi|dead-url=no}}</ref>
Tempat wisata keagamaan dapat ditemukan di kota Semarang. Bangunan masjid yang besar seperti [[Masjid Agung Jawa Tengah]], [[Masjid Baiturrahman Semarang]], dan [[Masjid Kauman Semarang]], menjadi wisata keagamaan yang banyak dikunjungi wisatawan di kota Semarang. Kemudian, [[Gereja Blenduk]] dan [[Gereja Katedral Semarang]] dengan bangunan khas [[Belanda]] juga menjadi salah satu wisata keagamaan di Semarang. Kemudian [[Klenteng Sam Po Kong]] dengan nuansa [[Tionghoa]] menjadi wisata keagamaan lainnya di kota Semarang.<ref name="WISATA"/> Berbagai macam wisata lainnya dapat ditemukan di kota ini.
[[Berkas:Loenpia Semarang with sauce.JPG|jmpl|220px|ka|[[Lumpia Semarang]].]]
Kuliner yang dikenal dari Semarang yakni [[Lumpia Semarang]], sehingga kota Semarang disebut sebagai kota Lumpia. Kuliner lain yang bisa ditemukan di kota ini ialah [[Soto Semarang]], Mangut Kepala Manyung, Babat Gongso, [[Bandeng presto]], Tahu Petis, Gudeg Koyor, [[Mie Kopyok]], Sega Becak, Mie Tite, Sega Lunyu, Nasi Gandul, Sego Ayam, Nasi Pindang, Tahu Pong, Pisang Plenet, Pecel Koyor, Petis Kangkung, Sego Goreng Babat Semarang, Tahu Petis, Soto Daging Sapi, [[Tahu Gimbal]], Swiekee Kuah, Tahu Telur, Kupat tahu, dan lainnya.<ref>{{cite web|url=https://makananoleholeh.com/makanan-khas-semarang/|title=Makanan Khas Semarang|website=makananoleholeh.com|accessdate=25 Agustus 2023|archive-date=2023-08-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230825124459/https://makananoleholeh.com/makanan-khas-semarang/|dead-url=no}}</ref>
== Kota kembar ==
* {{flagicon|Vietnam}} [[Đà Nẵng]], [[Vietnam]]<ref>{{Cite web|last=Hawari|first=Hanif|date=2023-04-06|title=7 Makanan Khas Semarang yang Wajib Dicoba|url=http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/09/06/m9wg7g-kerja-sama-sister-city-semarangda-nang-akan-ditingkatkan|website=https://food.detik.com|archive-url=https://food.detik.com/info-kuliner/d-6658798/7-makanan-khas-semarang-yang-wajib-dicoba|archive-date=2017-06-30|access-date=2024-07-18}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Catatan ==
{{notelist}}
== Pranala luar ==
|