Pusat Tenaga Rakyat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Dwinug (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{About|organisasi zaman Jepang|anak laki-laki|Putra|anak raja yang laki-laki|Putra mahkota}}
'''Pusat Tenaga Rakyat''' (disingkat '''Putera''') adalah [[organisasi]] yang dibentuk pemerintah [[Jepang]] di [[Indonesia]] pada [[16 April]] [[1943]] dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir. Soekarno, M. [[Hatta]], [[Ki Hajar Dewantara]], dan K.H. Mas Mansyur.<ref name=":0" />
 
'''Pusat Tenaga Rakyat''' adalah organisasi [[propaganda]] yang didirikan oleh [[Imperium Jepang|Kekaisaran Jepang]] pada masa [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|pendudukan mereka di Hindia Belanda]]. Organisasi ini didirikan pada bulan Maret 1943, sebagai pengganti [[Gerakan propaganda Jepang 3A|gerakan 3A]] yang dianggap gagal memenuhi tujuannya.<ref name=":02">{{Cite book|last=Ricklefs|first=M. C.|date=1981|url=https://www.worldcat.org/oclc/8205362|title=A history of modern Indonesia, c. 1300 to the present|location=London|publisher=Macmillan|isbn=0-333-24378-1|pages=190|oclc=8205362}}</ref> Putera menyatukan semua organisasi nasional, baik organisasi politik maupun non-politik untuk bekerja sama membentuk pemerintahan sendiri. Meskipun di tangan kaum nasionalis sekuler.<ref>{{Cite book|last=Formichi|first=Chiara|date=2012|url=https://www.worldcat.org/oclc/956388206|title=Islam and the Making of the Nation : Kartosuwiryo and Political Islam in 20th Century Indonesia.|location=Leiden|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-26046-7|pages=72|oclc=956388206}}</ref> Putera tidak mewakili kelompok tertentu dan hanya terdiri dari individu-individu. Selain itu, Putera bukanlah gerakan massa, tetapi hanya sekelompok komite yang berada di pusat kota.<ref>{{Cite journal|last=Benda|first=Harry J.|date=December 1955|title=Indonesian Islam Under the Japanese Occupation, 1942-45|url=https://www.jstor.org/stable/3035318|journal=Pacific Affairs|volume=28|issue=4|pages=350–362|doi=10.2307/3035318|jstor=3035318}}</ref> Hal ini berada di bawah pengawasan ketat dari Jepang tetapi menunjuk empat tokoh besar Indonesia sebagai pemimpin, yaitu [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta|Hatta]], [[Ki Hadjar Dewantara]] dan [[Mas Mansoer]].<ref name=":03">{{Cite book|last=Ricklefs|first=M. C.|date=1981|url=https://www.worldcat.org/oclc/8205362|title=A history of modern Indonesia, c. 1300 to the present|location=London|publisher=Macmillan|isbn=0-333-24378-1|pages=190|oclc=8205362}}</ref> Keempat tokoh ini dikenal dengan sebutan Empat Serangkai.<ref>{{Cite book|last=Kasenda|first=Peter|date=2015|url=https://www.worldcat.org/oclc/913099044|title=Soekarno di bawah bendera Jepang, 1942-1945|location=Jakarta|isbn=978-979-709-944-2|pages=105|oclc=913099044}}</ref> Putera juga memiliki beberapa penasihat dari pihak Jepang. Mereka adalah S Miyoshi, G Taniguci, Iciro Yamasaki, dan Akiyama. Gerakan ini tidak didanai oleh pemerintah Jepang. Namun, para pemimpin bangsa ini diizinkan untuk menggunakan fasilitas Jepang seperti koran dan radio.<ref name="Media">{{Cite web|last=|first=|date=2020-01-12|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|title=Putera, Organisasi Propaganda Jepang Pimpinan Empat Serangkai Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/150000069/putera-organisasi-propaganda-jepang-pimpinan-empat-serangkai|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-06-21}}</ref> Pendirian Putera bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia untuk membantu Jepang memenangkan perang melawan Sekutu. Mereka mendesak rakyat Indonesia untuk mendukung pendudukan Jepang karena telah membantu membebaskan Indonesia dari penjajahan yang berkepanjangan.<ref>{{Cite book|last=Oktorino|first=Nino|date=2013|url=https://www.worldcat.org/oclc/874896878|title=Ensiklopedi pendudukan Jepang di Indonesia : konflik bersejarah|location=Jakarta|isbn=978-602-02-2872-3|pages=xii|oclc=874896878}}</ref>
Strukturnya organisasi Putera dimulai dari pimpinan pusat sampai pimpinan daerah yang dibagi sesuai dengan tingkatnya, yaitu ''syu'', ''ken'', dan ''gun''. Putera juga mempunyai beberapa orang penasihat yang berasal dari orang-orang Jepang. Mereka adalah S. Miyoshi, G Taniguci, Iciro Yamasaki, dan Akiyama. Gerakan ini tidak dibiayai pemerintah Jepang. Walaupun demikian, para pemimpin bangsa diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas Jepang seperti koran dan radio .<ref>{{Cite news|title=Putera, Organisasi Propaganda Jepang Pimpinan Empat Serangkai|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/150000069/putera-organisasi-propaganda-jepang-pimpinan-empat-serangkai|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-08-15|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada}}</ref>
 
== TujuanPemberhentian ==
Namun organisasi ini juga hanya mendapat sedikit dukungan, seperti halnya Gerakan 3A, sebagian karena Jepang tidak mendukung gerakan pemuda.<ref>{{Cite book|last=Ricklefs|first=M. C.|date=1981|url=https://www.worldcat.org/oclc/8205362|title=A history of modern Indonesia, c. 1300 to the present|location=London|publisher=Macmillan|isbn=0-333-24378-1|pages=193|oclc=8205362}}</ref> Putera tidak diizinkan bekerja di kota-kota kecil atau pedesaan. Sementara itu, situasi di pedesaan semakin memburuk, sebagian karena agen-agen tentara Jepang yang bekerja melalui pegawai negeri Indonesia untuk meminta beras dari para petani untuk mengendalikan harga yang rendah, dan yang lebih buruk lagi adalah untuk merekrut apa yang disebut sebagai [[rōmusha]] (secara harfiah berarti “pekerja paksa”). Ribuan pekerja paksa ini dikirim dari Jawa ke daerah-daerah terpencil di wilayah pendudukan Jepang, dan banyak yang tewas dalam perang. Ekspor bahan makanan dari satu karesidenan ke karesidenan lain juga dilarang.<ref>{{Cite journal|last=Sluimers|first=László|date=1996|title=The Japanese Military and Indonesian Independence|url=https://www.jstor.org/stable/20071755|journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=27|issue=1|pages=30|doi=10.1017/S0022463400010651|issn=0022-4634|jstor=20071755|s2cid=154027511}}</ref> Jepang menyadari bahwa Putera lebih menguntungkan bagi pergerakan nasional Indonesia daripada kepentingan Jepang. Pada tahun 1944, Jepang membubarkan Putera.<ref name="Media2">{{Cite web|last=|first=|date=2020-01-12|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada|title=Putera, Organisasi Propaganda Jepang Pimpinan Empat Serangkai Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/12/150000069/putera-organisasi-propaganda-jepang-pimpinan-empat-serangkai|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-06-21}}</ref>
Tujuan Putera adalah untuk membujuk kaum Nasionalis dan kaum Intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya untuk kepentingan perang melawan sekutu, dan diharapkan dengan adanya pemimpin orang Indonesia, maka rakyat akan mendukung penuh kegiatan ini.
 
Dalam tempo singkat Putera dapat berkembang sampai ke daerah dengan anggotanya merupakan kumpulan organisasi profesi seperti [[Persatuan Guru Indonesia]], [[Perkumpulan Pegawai Pos]], [[Radio]],[[Telegraf]], [[Perkumpulan Istri Indonesia]], [[Barisan Banteng]], [[Badan Perantara Pelajar Indonesia]], dan [[Ikatan Sport Indonesia]].<ref name=":0">{{Cite web|title=Pusat Tenaga Rakyat {{!}} Portal Resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta|url=https://jakarta.go.id/artikel/konten/3936/pusat-tenaga-rakyat|website=jakarta.go.id|language=id|access-date=2020-08-14}}{{Pranala mati|date=September 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Selain itu, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi [[rakyat]] guna membantu Jepang dalam perang. Selain tugas [[propaganda]], Putera juga bertugas memperbaiki bidang [[sosial]] [[ekonomi]]. Dengan cara ini, para pemimpin dapat berkomunikasi secara leluasa kepada rakyat. Pada akhirnya, gerakan ini ternyata berhasil mempersiapkan mental masyarakat untuk menyambut kemerdekaan dua tahun kemudian. Banyak unsur masyarakat yang mendukung bergabung. Di antaranya Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan Pegawai Pos Menengah, Pegawai Pos Telegraf Telepon dan Radio, serta Pengurus Besar Istri Indonesia di bawah pimpinan [[Maria Ulfah Santoso]].<ref>{{Cite journal|last=Mulyatari|first=Dwi|date=2015-02-25|title="Buku Putih" Masa Pendudukan Jepang|url=https://www.researchgate.net/publication/279279182_Buku_Putih_Masa_Pendudukan_Jepang|journal=Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia|volume=2|pages=139|doi=10.17510/wjhi.v2i1.277}}</ref>
 
== Referensi ==