Musthafa Husein al-Mandili: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 13:
|thn_lahir_m = 1886
|tempat_lahir = Tano Bato
|negara_dilahirkan = [[Tano Bato, Panyabungan Selatan, Mandailing Natal|Tano Bato]], [[Mandailing]], [[Karesidenan Tapanuli]], [[Hindia Belanda]] {{flagicon|Hindia Belanda}} (sekarang [[Kabupaten Mandailing Natal]], [[
|nama_ayah = Haji Husein bin Umar Nasution
|nama_ibu = Hajjah Halimah
Baris 135:
|judul11 = Pendiri
|sub11 = [[Nahdlatul 'Ulama]] [[
|mulai11 =
|selesai11 =
Baris 274:
|hijri20 =
|color20 = #D4F2CE
|notes20 = menjadi utusan Ulama
|masehi21 = 1952
Baris 299:
|hijri25 =
|color25 = #D4F2CE
|notes25 = Menjadi calon anggota konstituante / DPR Pusat mewakili Provinsi
|masehi26 = 1955
Baris 306:
|notes26 = Berpulang ke Rahmatullah
}}
'''[[Syekh]] [[Haji]] Musthafa Husein Nasution bin Husein Nasution bin Umar Nasution al-Mandaili''' (lahir di [[Tano Bato, Panyabungan Selatan, Mandailing Natal|Tano Bato]], [[Mandailing Natal]], [[
Syekh Musthafa Husein tidak hanya seorang [[Ulama]] besar, tetapi dia juga adalah seorang [[wiraswasta]] dan sekaligus sebagai [[politikus]] dan
Madrasah yang pertama didirikan di Mandailing adalah Madrasah Islamiyah yang dibangun oleh Syekh Musthafa Husein di [[Tano Bato, Panyabungan Selatan, Mandailing Natal|Tano Bato]], [[Kayu Laut, Panyabungan Selatan, Mandailing Natal|Kayu Laut]] sekitar tahun 1912,<ref name=Mukrizal>{{harvnb|Mukrizal|2014}}.</ref> kemudian beliau pindah ke desa [[Purba Baru, Lembah Sorik Marapi, Mandailing Natal|Purba Baru]] pada tahun 1915, di tempat inilah dilanjutkan pendidikan Islam yang kemudian bernama Madrasah / [[Pondok Pesantren Musthafawiyah, Purba Baru]], [[Mandailing]]. Setelah berdiri lembaga pendidikan Islam di Purba Baru, kemudian berdiri pula beberapa Madrasah Islamiyah di daerah lain antara tahun 1927 sampai 1935.<ref name=Mukrizal/> Lembaga pendidikan Islam ini cukup besar peranannya dalam penyebaran dan pengembangan Islam di [[Mandailing]].<ref name=Mukrizal/> [[Pondok Pesantren Musthafawiyah, Purba Baru]], telah memiliki alumni terbesar di seluruh pelosok [[Nusantara]], banyak alumni Musthafawiyah yang melanjutkan kuliah ke berbagai [[perguruan tinggi]] di dalam maupun luar negeri dan telah berhasil di berbagai bidang.<ref name=nuonline>{{harvnb|Nasution|2012}}.</ref>
Baris 319:
== Silsilah dan kelahiran ==
Muhammad Yatim lahir pada pada tahu 1303 H / 1886 M di desa [[Tano Bato, Panyabungan Selatan, Mandailing Natal|Tanobato]],<ref name=sirajuddin>{{harvnb|Sirajuddin Abbas|2011}}.</ref> [[Kayu Laut, Panyabungan Selatan, Mandailing Natal|Kayu Laut]], [[Mandailing]]. Keadaan masyarakat di Tanobato saat itu sangat menyedihkan akibat perlakuan penjajah Belanda yang memberlakukan sistem tanam paksa bagi para petani.<ref name="Lubis">{{harvnb|Lubis|2014}}.</ref> Pemerintah kolonial Belanda pada masa sebelumnya membawa sistem paksa dalam penanaman kopi beserta pengangkutannya dari pedalaman ke pantai. Pada masa itu pemerintah kolonial membangun pergudangan kopi di Pekantan di daerah pedalaman Sumatra di dekat perbatasan dengan daerah [[Pasaman]], [[
Muhammad Yatim lahir dari keluarga yang taat beragama, ayahnya bernama Haji Husein bin Umar Nasution.<ref name="Lubis BAB III">{{harvnb |Lubis|2017loc=BAB III}}.</ref> Haji Husein adalah seorang saudagar shalih, menekuni bidang usaha dagang hasil pertanian seperti beras, karet, kopi dan cengkih.<ref name="Pulungan p=10">{{harvnb|Pulungan|2004|p=10}}.</ref> Haji Husein berasal dari Huta (Desa) Purbabaru, namun kakek-kakeknya berasal dari [[Panyabungan Julu, Panyabungan Kota, Mandailing Natal|Panyabungan Julu]] {{Butuh rujukan}}. Ibu dari Muhammad Yatim adalah Hajjah Halimah, berasal dari [[Ampung Siala, Batang Natal, Mandailing Natal|Ampung Siala, Batang Natal]] {{Butuh rujukan}} .
Baris 338:
== Huta Pungkut & Syekh Abdul Hamid Lubis ==
Huta pungkut pada masa itu adalah termasuk ke dalam wilayah [[Karesidenan Tapanuli|Ke-Kuriaan Tamiang]], adalah desa yang dikenal banyak melahirkan tokoh-tokoh pejuang kebangsaan dan orang terpelajar.<ref name="Pulungan p=17">{{harvnb |Pulungan|2014|p=17}}.</ref> Huta Pungkut adalah [[Desa]] kecil di wilayah [[Kotanopan]], [[Mandailing]], [[
Di Huta Pungkut, Muhammad Yatim belajar kepada [[Abdul Hamid Lubis Hutapungkut|Syekh Abdul Hamid Lubis]]. Syekh Abdul Hamid Lubis Huta Pungkut adalah seorang alumni [[Makkah]],<ref name="Ali Sati">{{harvnb|Sati|2016}}.</ref> yang merupakan kerabat dari keluarga Muhammad Yatim.<ref name="Lubis"/> Ulama besar ini terkenal sebagai Ahli [[fikih|Fiqih]].<ref name="Harahap">{{harvnb|Harahap|2017}}.</ref> Selama di Makkah, Syekh Abdul Hamid adalah sahabat seperguruan dari [[Abdul Karim Amrullah|Haji Rasul]] (Ayah [[Abdul Malik Karim Amrullah|Buya HAMKA]]) dan juga sahabat dari [[Ahmad Dahlan|K.H. Ahmad Dahlan]] (pendiri [[Muhammadiyah]]).<ref name="Pelly">{{harvnb |Pelly |2015 }}</ref> Ketiga Tokoh ini dikenal sejarah memiliki persahabatan yang sangat erat, hingga melintasi organisasi yang mereka dirikan.<ref name="Pelly"/> Setelah 10 tahun belajar di kota suci Makkah, Syekh Abdul Hamid kemudian kembali ke tanah air pada tahun 1895 dengan sambutan hangat dan meriah dari sanak saudara dikampung halamannya sebab mendengar seorang Abdul Hamid telah pulang dari berguru kepada Ulama Makkah yang namanya masyhur di Nusantara, seperti [[Abdul Qadir bin Abdul Mutalib|Syekh Abdul Kadir Mandily]],<ref name="Pelly"/> dan [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syekh Ahmad Khatib Minangkabawy]]. Pada masa itu di Huta Pungkut telah ada seorang Ulama yang nantinya dikenal dekat dengan Syekh Abdul Hamid, adalah Syekh Sulaiman al-Khalidi (1841-1917), Syekh tarekat Naqsyabandi, merupakan salah seorang khalifah [[Abdul Wahab Rokan]] <ref name="Erawandi">{{harvnb |Erawandi|2014|p=85}}.</ref>
Baris 358:
=== Guru-gurunya ===
Bidang keilmuan islam yang dipelajari oleh Musthafa Husein dari para ulama yang spesialis dibidangnya adalah seperti : Ulumul Qur'an dan Ilmu Tafsir , Ulumul Hadist dan Mustholahul Hadist, Bahasa arab beserta tata bahasanya ([[ilmu nahwu|Nahwu]] dan [[Saraf (linguistik)|Shorof]]), [[Fikih]] dan [[Ushul Fiqh]], [[Tauhid]], [[Ilmu Falak]], Balaghah, Ilmu 'Arud dan [[Barzanji]], serta Ilmu Tasawwuf (bukan ilmu tarekatnya).<ref name="Abbas note guru">{{harvnb|Dr. H. Abbas Pulungan|2004|loc= dalam: {{cite book |last=Pulungan|first=Abbas|title=Pesantren Musthafawiyah Purbabaru Mandailing : bangunan keilmuan Islam dan simbol masyarakat |publisher=Ciptapustaka Media |publication-place=Bandung |year=2014 |url= http://repository.uinsu.ac.id/2543/ |isbn=979-3216-19-0 |language=id |ref=harv |page=19}}, menyebutkan 9 orang nama, yaitu : 1. Syekh Abdul Kadir al-Mandaily. 2. Syekh Ahmad Sumbawa. 3.Syekh Saleh Bafadhil. 4. Syekh Ali Maliki. 5. Syekh Umar Bajuned. 6. Syekh Ahmad Khatib. 7. Syekh Abdul Rahman. 8.Syekh Umar sato. 9.Syekh Muhammad Amin Mardin}} .</ref>.<ref name="Sati note guru">{{harvnb|Ali Sati|2016|loc= dalam:{{cite journal |last=Sati |first=Ali |title=ULAMA-ULAMA TERKEMUKA DI TAPANULI SELATAN DAN UPAYA KADERISASI |journal=AL-MAQASID: Jurnal Ilmu Kesyariahan dan Keperdataan |volume=2 |issue=1 |date=2016-08-08 |issn=2442-6644 |pages=65–78 |url=http://e-journal.perpustakaanstainpsp.net/index.php/al-maqasid/article/view/384 |access-date=2018-06-19 |archive-date=2018-04-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180410222125/http://e-journal.perpustakaanstainpsp.net/index.php/al-maqasid/article/view/384 |dead-url=yes }}, menyebutkan 10 orang nama, yakni : '' Selama berada di Makkah, Musthafa Husein belajar kepada banyak Guru, sebagaimana berikut ini: 1. Syekh Abd al-Qadir al-Mandiliy, 2. Syekh Mukhtar al-Boghoriy, 3. Syekh Ahmad Sumbawa, 4. Syekh Shalih Bafadhil, 5. Syekh Ali Maliki, 6. Syekh Umar Bajuneid, 7. Syekh ahmad Khathib, 8. Syekh Abdul Rahman, 9. Syekh Umar Sato, 10. Syekh Muhammad Amin Madinah ''}}</ref><ref name="Lubis note guru">{{harvnb|H. Bakri bin Abullah bin Musthafa Bin Husein bin Umar Nasution|2015|loc= Direktur Pesantren Musthafawiyah, Lihat: {{cite thesis |type= Doctoral (S3) thesis |last = Lubis |first = M.Syukri Azwar |title = Pembinaan kesehatan mental santri melalui bmbingan dan konseling Islami di Pesantren
{{collapse top|Daftar guru-guru Syekh Musthafa Husein al-Mandaili|bg=#F0F2F5}}
{{Tabel guru-guru Syekh Musthafa Husein al-Mandaili}}
Baris 368:
|align = right
|quote = <div style="text-align:left;"><poem>
''Diantara ulama-ulama yang pernah menimba ilmu pengetahuan di [[Madrasah Al-Shaulatiyah|Pesantren Shaulathiyah]] adalah Syeikh Musthafa Husein pendiri [[Pondok Pesantren Musthafawiyah, Purba Baru]], Almarhum Syeikh Hamdan Abbas (pernah menjabat Ketua MUI
''
</poem></div>
Baris 375:
=== Mengajar di Makkah ===
Dalam kurun waktu yang relatif singkat, yakni tujuh tahun,<ref name="Sati p=72">{{harvnb|Sati|2016|p=72}}.</ref> Musthafa Husein telah berhasil menamatkan pelajarannya di [[Madrasah Al-Shaulatiyah|Madrasah Al-Shaulatiyah Al-Hindiyah]] <ref name="nasir">{{harvnb|Nasir|2012}}.</ref><ref name="Rasyidin p=43">{{harvnb|Rasyidin|2017|p=43|loc= menyebutkan bahwa ''"Ia menamatkan pelajarannya di Madrasah Sholatiyah Makkah al-Mukarramah pada bulan Rabi‘ul Awal 1332 Hijriah."''}}.</ref> di Makkah. Kemudian diizinkan mengajar di sana,<ref name="LUBIS Note H.Bakri">{{harvnb|H. Bakri bin Abullah bin Musthafa Bin Husein bin Umar Nasution|loc=Lihat: {{cite thesis |type= Doctoral (S3) thesis |last = Lubis |first = M.Syukri Azwar |title = Pembinaan kesehatan mental santri melalui bmbingan dan konseling Islami di Pesantren
=== Wafatnya Haji Husein & Panggilan Ibunda ===
Baris 400:
|bgcolor = #F2F2CE
|quote = <div style="text-align:left;"><poem>
'' Keberhasilan Syekh Musthafa Husein membangun lembaga pendidikan Islam membuat posisi dan kedudukannya melebihi Ulama lain yang ada di daerah Mandailing dan umumnya di
</poem></div>
|source = {{longitem|style=text-align:center;line-height:1.3em; |— Dr. H. Abbas Pulungan; 2017; Dosen dan Kepala Puslit IAIN
}}
Baris 421:
Pada tahun 1915, Syekh Musthafa Husein dan keluarganya hijrah ke Purba Baru.<ref name="Pulungan p=25"/> Awalnya, murid-murid yang turut menyertai Syekh Musthafa Husein dari Tanobato hanya berjumlah 20 orang.<ref name="Sati p=72"/> Diantara muridnya yang ikut serta adalah Abdul Halim Khatib (''Tuan Na Poso''),<ref name="Pulungan p=25"/> yang nantinya setelah dari Musthafawiyah melanjutkan pendidikannya ke [[Madrasah Al-Shaulatiyah]] Makkah selama 7 tahun.<ref name="Sati p=72"/> ''Tuan Na Poso'' telah turut belajar sejak tahun 1915 bersama murid-murid tersebut.<ref name="Sati p=73">{{harvnb|Sati|2016|p=73}}.</ref> Sejak saat itu, Syekh Musthafa Husein mengajar di sana dengan dibantu oleh seorang muridnya semasa di Makkah yang bernama Muhammad Nasir.<ref name="Sati p=72"/>
Desa Purba Baru saat ini masuk dalam kecamatan [[Lembah Sorik Marapi, Mandailing Natal|Lembah Sorik Marapi]] dengan ibukota [[Pasar Maga, Lembah Sorik Marapi, Mandailing Natal|Pasar Maga]], [[kabupaten]] [[Mandailing Natal]], [[provinsi]] [[
Desa ini diapit oleh dua bukit yang dalam bahasa Mandailing disebut ''tor'', yaitu ''Tor Roburan'' di sebelah barat dan ''Tor Aek Tapus'' di sebelah timur.<ref name="Salamuddin p=46"/> Sepanjang desa ini mengalir sungai yang dalam bahasa Mandailing disebut ''aek'', yaitu ''Aek Singolot'' yang mengandung zat belerang karena berasal dari [[Gunung Sorik Marapi]] yang masih aktif, dan bermuara ke [[Sungai Batang Gadis]], atau dalam bahasa Mandailing ''Aek Godang'' di desa ''Aek Godang'' yang bertetangga dengan desa Purba Baru.<ref name="Salamuddin p=46"/> Sungai lain yang mengalir di desa Purba Baru, tepatnya di sebelah timur adalah ''Aek Tapus'' yang daerah alirannya menyusuri ''Tor Aek Tapus''.<ref name="Salamuddin p=46"/>
Baris 443:
Pada tahun 1930, atas anjuran Syekh Musthafa Husein berdirilah Persatuan Muslim Tapanuli (PMT) yang berdomisili di Padangsidimpuan, di mana beliau menjabat sebagai Ketua Majelis Syar’iy.<ref name="DEP PEN"/> Selanjutnya pada tahun 1933, Syekh Musthafa Husein terpilih menjadi penasehat PMT.<ref name="Pulungan p=31">{{harvnb|Pulungan|2004|p=31}}.</ref>
Organisasi ini didirikan dengan berupa penolakan terhadap pemakaian madzhab dalam Thawalib pada tahun 1930.<ref name="Santosa">{{harvnb |Santosa|2008|loc=hal 4, PERTEMUAN III ORGANISASI BERCORAK KEAGAMAAN}}.</ref> Syekh Musthafa Husein Purbabaru adalah pendirinya dan setelah kemerdekaan, organisasi ini bergabung dengan Nahdlatul Ulama yang menebar di
=== Amanah untuk ''Tuan Na Poso'' ===
Baris 457:
Pada tahun 1939, atas inisiatif dan anjuran Syekh Musthafa Husein dibentuk suatu organisasi Islam dan bersifat sosial dengan nama ''"Al-Ittihadidul al-Islamiyyah (AII)''",<ref name="Pulungan p=31"/> yang merupakan perkumpulan bagi alumnus-alumnus pesantren Mushtafawiyah Purbabaru, dengan bertujuan untuk menyatukan pelajaran-pelajaran di semua sekolah agama dengan arti yang seluas-luasnya dan berpusat di Purba Baru Mandailing. Anggotanya terdiri dari murid-murid dan alumni Madrasah Musthafawiyah.<ref name="Pulungan p=31"/> Organisasi ini sangat cepat berkembang di daerah Mandailing, Angkola, Sipirok, Padang Lawas, dan seluruh wilayah Tapanuli Selatan.<ref name="Pulungan p=31"/>
Pada tahun 1940, diadakan kongres pertama di Purba Baru yang di hadiri 62 Cabang, dan diambil keputusan Pengurus Besar dipindahdakan dari Purba baru ke Padangsidimpuan. Organisasi ''"Al-Ittihadidul al-Islamiyyah (AII)''" inilah yang menjadi dasar berdirinya Nahdlatul Ulama
=== Zaman Jepang ===
Dalam rencana revolusi pada zaman Jepang, Syekh Musthafa Husein diangkat menjadi anggota ''Tapanuli Syu Syangi Ko Kai'' dan ''Kookai''.<ref name="DEP PEN"/>
Baris 468:
=== Tabligh Akbar Kemerdekaan ===
Ketika Indonesia merdeka pada 1945, alumnus-alumnus Musthafawiyah atas prakarsa Ali Nuddin Lubis berencana mengadakan tabligh akbar di Panyabungan pada tahun 1946 sebagai bentuk rasa sukur atas tercapainya kemerdekaan.<ref name="ALi IMRAN">{{harvnb|Drs. H. Ali Imran Hasibuan|2010|loc= Lihat : {{cite thesis |type= Masters thesis|last1 = Siregar |first1 = Salbiah|title=Nahdlatul Ulama (NU) di Medan (Studi Tentang Sejarah dan Peran Sosial Keagamaan Dari 1950-2010)”. |publication-place= Medan|date=2016-02-09 |year=2016|publisher=Universitas Islam Negeri
=== Kongres kaum Muslimin se-Tapanuli ===
Kongres ini berlangsung pada 7-9 Februari 1947 di Madrasah Islamiyah Kampung Bukit Padangsidimpuan. Kongres ini dihadiri oleh ulama dan tokoh pemuda dari Mandailing, Padang Lawas, Angkola Siprok, Natal dan Sibolga.<ref name="ALi IMRAN"/> Dalam kongres tersebut didapatkan kesepakatan di antara ulama dan tokoh pemuda yang berfaham Aswaja untuk mendirikan Nahdlatul Ulama di Tapanuli sebagai cabang dari Nahdlatul Ulama yang berpusat di Jawa.<ref name="Hasan Basri">{{harvnb|Drs. H. Hasan Basri Batu Bara|2010|loc= Lihat : {{cite thesis |type= Masters thesis|last1 = Siregar |first1 = Salbiah|title=Nahdlatul Ulama (NU) di Medan (Studi Tentang Sejarah dan Peran Sosial Keagamaan Dari 1950-2010)”. |publication-place= Medan|date=2016-02-09 |year=2016|publisher=Universitas Islam Negeri
=== Nahdlatul Ulama (NU) ===
Sejak saat itu NU pun berkembang di
Untuk keanggotaanya sementara, al-Ittihadiyah Islamiyah Indonesia dileburkan kedalam NU sehingga seluruh anggota organisasi tersebut resmi menjadi anggota NU Tapanuli, selain al-Ittihadiyah Islamiyah Indonesia, terdapat empat cabang dari al-Washliyah di Tapanuli yang meminta untuk masuk ke dalam NU.<ref name="Kutipan">{{citation|title=Kutipan Surat Poetoesan Permoesjawaratan Kaoem Moeslimin 13 Februari 1947}}, Lihat :{{cite thesis |type= Masters thesis|last1 = Siregar |first1 = Salbiah|title=Nahdlatul Ulama (NU) di Medan (Studi Tentang Sejarah dan Peran Sosial Keagamaan Dari 1950-2010)”. |publication-place= Medan|date=2016-02-09 |year=2016|publisher=Universitas Islam Negeri
Kongres juga berhasil menetapkan tiga tokoh utama yang bertugas untuk menyusun kepengurusan NU selanjutnya. Mereka adalah H. Bahruddin Thalib Lubis, H. Dja’far Abdul Wahab dan Muhammad Amin Awwal. Ketiga tokoh tersebut berhasil menyusun kepengurusan, dan Syekh Musthafa Husein dipilih sebagai penasehat.<ref name="Abdul Jabbar">{{citation|title=Sekedar Kenangan (manuskrip tidak diterbitkan)|author=Abdul Djabbar Nasution|publication-place= Medan |year=1959|page=1 }}, Lihat : {{cite thesis |type= Masters thesis|last1 = Siregar |first1 = Salbiah|title=Nahdlatul Ulama (NU) di Medan (Studi Tentang Sejarah dan Peran Sosial Keagamaan Dari 1950-2010)”. |publication-place= Medan|date=2016-02-09 |year=2016|publisher=Universitas Islam Negeri
=== Konferensi Nahdlatul Ulama ===
Pada Tahun 1950, tiga tahun setelah berdiri di Tapanuli, NU mengadakan konferensi pertama pada 8-10 September 1950 di Padangsidimpuan diikuti oleh seluruh pengurus cabang NU Tapanuli dan perwakilan dari pengurus NU pusat dari Surabaya,<ref name="Salbiah p=44">{{harvnb|Siregar|p=44}}.</ref> adalah Kiai haji Masykur dan K.H. Saifuddin Zuhri.<ref name="Pulungan p=32"/> Dalam konferensi ini Syekh Musthafa Husein diangkat menjadi Ketua Majelis Syuriah NU Tapanuli.<ref name="Pulungan p=32"/>
Pada tahun 1952, Syekh Musthafa Husein terpilih menjadi utusan Ulama
{{Quote box
Baris 534:
Pada 8 Juli 1955, Syeikh Musthafa Husein mengeluarkan seruan yang diterbitkan di media massa dan disebarkan secara massal di kalangan NU pada 22 September 1955 agar memilih tanda NU dalam Pemilu. Salah satu calon NU untuk konstituante adalah Syeikh H. Abdul Djabbar.<ref name="Salbiah p=107">{{harvnb|Siregar|p=107}}.</ref><ref name="Pulungan p=34"/>
Pada tahun 1955, Syekh Musthafa Husein menjadi calon anggota konstituante / DPR Pusat mewakili Provinsi
== Wafat ==
Baris 693:
|last = Lubis
|first = M.Syukri Azwar
|title = Pembinaan kesehatan mental santri melalui bmbingan dan konseling Islami di Pesantren
|publication-place = Medan
|date = 2017-05-26
|year = 2017
|publisher = Universitas Islam Negeri
|language = Indonesia
|url = http://repository.uinsu.ac.id/1623/
Baris 732:
|format = PDF
|ref = harv
}} {{
*{{cite thesis
|type = Masters thesis
Baris 741:
|date = 2016-02-09
|year = 2016
|publisher = Universitas Islam Negeri
|language = Indonesia
|website = Repository UIN
|url = http://repository.uinsu.ac.id/164/
|format = PDF
Baris 888:
*{{id}} [http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/2012/12/Syaikh-musthafa-husein-purbabaru-1886.html Syaikh MUSTHAFA HUSEIN PURBABARU 1886 – 1955]
*{{id}} [http://tuansorimangaraja.blogspot.com/2011/05/sheikh-musthafa-husein.html Sheikh Musthafa Husein]
*{{id}} [http://dihyamd.wordpress.com/2010/07/25/syaikh-musthafa-husein-nasution-sumatera-utara-sang-Ulama-dan-pejuang%C2%A0istiqomah/ Syaikh Musthafa Husein Nasution
*{{id}} [http://kitab-kuneng.blogspot.com/2011/10/Syaikh-mustafa-husein-purba-mandahiling.html Syaikh Mustafa Husein Purba Mandahiling]
*{{id}} [http://zulhammusthafawymedany.blogspot.com/2009/04/Syaikh-musthafa-husein.html Syaikh Musthafa Husein]
*{{id}} [http://aladamyarrantawie.blogspot.com/2012/05/Syaikh-musthafa-bin-husein-bin-umar.html Syaikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily]
*{{id}} [https://archive.
*{{id}} [http://ardiansahgabe.blogspot.com/2013/06/perjuangan-seorang-pemimpin-Syaikh.html Perjuangan Seorang Pemimpin (Syaikh MUSTHAFA BIN HUSEIN BIN UMAR NASUTION AL-MANDAILY)]
*{{id}} [http://allangkati.blogspot.com/2009/01/pesantren-musthafawiyah.html Pesantren Musthafawiyah]
Baris 915:
[[Kategori:Ulama Indonesia|Musthafa Husein]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-14 H|Musthafa Husein]]
[[Kategori:Tokoh Al Washliyah]]
|