Tradisi pemakaman Tionghoa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Anangyb001 (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Tradisi Pemakaman Tionghoa''' adalah Adat Pemakaman Tionghoa yang dilatarbelakangi oleh kepercayaan bahwa relasi manusia dengan Tuhan atau kekuatan lain yang mengatur kehidupan, seperti: Reinkarnasi, Hukum karma atas semua perbuatan manusia.<ref name="NGI">Jiwa yang gelisah, National Geographic Indonesia Vol 6 No. 02 Februari 2010, hal 90-99</ref><ref>[http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1050-tradisi-upacara-pemakaman-kematian Tradisi upacara pemakaman dan kematian] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151222114022/http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1050-tradisi-upacara-pemakaman-kematian |date=2015-12-22 }} dalam budaya Tionghoa</ref>
== Sejarah ==
Baris 20:
=== Zaman Kekaisaran ===
Pada masa [[Dinasti Qin]] (221-207 SM), patung tentara terakota dikubur untuk melayani kaisar pertama Tiongkok. Kegiatan ini dilanjutkan oleh [[Dinasti Han]] ([[206 SM]] – 220 M) dan [[Wei Utara]] (386-534).
Pada masa [[Dinasti Tang]] (618-906), Rakyat jelata diperbolehkan memberikan sesajian bagi empat generasi leluhur. Tradisi ini berlanjut pada masa [[Dinasti Ming]] (1368-1644) dan [[Dinasti Qing]] (1644-1911).<ref name="NGI"/>
Baris 42:
Upacara Peng Tuh atau Ki Hok dilaksanakan dengan cara membalikkan meja-meja yang digunakan untuk sembahyang pada saat pemakaman jenazah, dan ini menunjukkan bahwa upacara pengurusan jenazah sudah dianggap selesai. Upacara ini dilakukan pada malam menjelang hari ke tujuh dan dihitung mulai dari jenazah dimakamkan.<ref>Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Selayang Pandang, Jakarta: Keng Po, 1961. hal 188.</ref>
Upacara Siau Siang (1 tahun) dan Upacara Tai Siang (3 tahun) sebagai upacara berkabung selama 1 tahun dan 3 tahun bagi penganut Konghucu, dihitung sejak penguburan jenazah.<ref name="Matakin">[http://matakin.or.id/
Periode berkabung keluarga berlangsung selama [[Seratus Hari|seratus hari]] setelah upacara pemakaman selesai. Sepotong kain berwarna dikenakan pada lengan masing-masing anggota keluarga: hitam oleh anak-anak almarhum, biru oleh cucu dan hijau oleh cicit. Keluarga yang lebih tradisional akan memakai kain-kain ini sampai 3 tahun (mengikuti ajaran Kong Hu Cu).
== Tradisi Pemakaman ==
Arwah para leluhur dapat diminta datang untuk dijamu pada saat [[Festival Qing Ming]], menghormati para leluhur dan orang pandai (
Para arwah leluhur dipercaya memiliki kekuatan besar atas kejadian sehari-hari. Kebudayaan Tionghoa menghormati arwah para leluhur melalui upacara. Pemujaan leluhur dengan pemberian sesaji pada [[musim semi]] ([[Festival Qingming]]) dimulai lebih dari satu millennium yang lalu.
Kuburan Tionghoa umumnya terletak di tempat yang lebih tinggi untuk meningkatkan Fengshui.
|