Kesultanan Pajang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
| native_name = ꦏꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤꦤ꧀ꦥꦗꦁ
كسلطانن ڤاجڠ
| image_map =
| image_map_alt =
| image_map_caption =
Baris 13:
| flag_s1 = Flag of the Sultanate of Mataram.svg
| year_start = 1554
| year_end =
| life_span = 1554{{ref|est|1}}
| event_start = Adiwijaya naik takhta
| event_end = Perpindahan kekuasaan ke [[Mataram II|Mataram]]
Baris 22:
| title_leader = Sultan
| leader1 = [[Hadiwijaya dari Pajang|Hadiwijaya]]
| year_leader1 =
| leader2 = [[Awantipura dari Pajang|Awantipura]]
| year_leader2 = 1583-1586
| leader3 = [[Prabuwijaya dari Pajang|Prabuwijaya]]
| year_leader3 = 1586-1587
| leader4 =
| year_leader4 =
| footnotes = {{note|est|1}} (1548-1568 adalah masa perebutan kekuasaan antara kerabat kerajaan setelah wafatnya penguasa terakhir Demak, [[Trenggana]])
| flag_p1 = Id-siak1.GIF
| event1 = [[Sunan Prapen]] menjadi mediator pertemuan antara [[Adiwijaya]] dengan para Adipati Jawa Timur
| date_event1 = 1568
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
'''Kesultanan Pajang''' atau '''Kerajaan Pajang''' [[Aksara Jawa]] :ꦏꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤꦤ꧀ꦥꦗꦁ
==Berita kuno tentang Pajang==
Baris 40 ⟶ 42:
Sebagian besar [[prasasti]] raja-raja yang masih tersimpan (berupa batu atau lembaran tembaga) memberitakan tempat-tempat bersejarah di Jawa Tengah bagian selatan. kebanyakan wilayah tersebut terletak di daerah Mataram dan Kedu atau sekitarnya. Satu catatan yang berhasil diketahui ialah pada Prasasti Panumbangan dari tahun 903 M. Prasasti tersebut menerangkan mengenai penyeberangan sungai dengan perahu tambang, karena terdapat jalur perdagangan yang bersilangan dengan bagian pedalaman Bengawan Solo di [[Wonogiri]] saat ini. Berdasarkan prasasti tersebut dapat disimpulkan bahwa pada abad kesepuluh daerah kekuasaan raja-raja Jawa Hindu di Mataram lama juga meliputi daerah hulu Bengawan Solo. Diperkirakan jalur perdagangan lama di dekat daerah Panumbangan yang memotong sungai Bengawan Solo tersebut merupakan salah satu jalan penghubung antara Jawa Tengah bagian selatan dan daerah di sebelah timur yang terletak di daerah [[Kota Madiun|Madiun]] saat ini. Jalan penghubung antara daerah sepanjang pantai selatan Jawa, yang melewati lereng selatan gunung-gunung besar seperti Lawu, [[Gunung Wilis|Wilis]] dan [[Gunung Semeru|Semeru]], memiliki peran penting dalam sejarah politik-ekonomi di Jawa.{{Sfn|de Graaf|2019|p=351}}
== Berdirinya Pajang ==
Kesultanan Pajang menjadi [[kesultanan]] pertama di [[Jawa|Pulau Jawa]] yang pusat pemerintahannya terletak di kawasan pedalaman, yakni di Pajang.<ref>{{Cite book|last=Sidiq, R., Najuah, dan Lukitoyo, P. S.|date=2020|url=http://digilib.unimed.ac.id/48966/1/Book.pdf|title=Sejarah Indonesia Periode Islam|publisher=Yayasan Kita Menulis|isbn=978-623-6761-12-0|editor-last=Rikki, A., dan Simarmata, J.|pages=44|url-status=live}}</ref> Pada masa pembentukan Kesultanan Pajang, kerajaan Islam di daerah pesisir Pulau Jawa mengalami keruntuhan.
Menurut naskah ''babad'', Andayaningrat gugur di tangan [[Sunan Ngudung]] saat terjadinya perang antara [[Majapahit]] dan [[Kesultanan Demak|Demak]]. Ia kemudian digantikan oleh putranya, yang bernama Raden Kebo Kenanga, bergelar [[Ki Ageng Pengging]]. Sejak saat itu Pengging menjadi daerah bawahan [[Kerajaan Demak]].
Baris 59 ⟶ 52:
Prestasi [[Jaka Tingkir]] yang cemerlang dalam ketentaraan membuat ia diangkat sebagai menantu [[Trenggana]], dan menjadi bupati Pajang bergelar [[Adiwijaya]]. Wilayah Pajang saat itu meliputi daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup [[Boyolali]] dan [[Klaten]]), Tingkir (daerah [[Salatiga]]), Butuh, dan sekitarnya.
Diceritakan ''Serat Kandha'', Jaka Tingkir adalah menantu Sultan Trenggana karena menikahi ''Ratu Mas Cempaka''. Jaka Tingkir sebagai Adipati Pajang bergelar Adipati Adiwijaya (kelak Sultan Adiwijaya). Secara keturunan jelas ia tidak memiliki hak apapun atas Demak. Tetapi tidak lama setelah pemakaman Sultan Trenggana, Jaka Tingkir mengumumkan kekuasaannya di Demak. Pengangkatan mendadak Jaka Tingkir itu dilakukan berdasarkan pilihan rakyat Demak Bintara dan persetujuan seluruh Adipati bawahan Demak. Ia lalu memerintahkan agar pemerintahan [[Demak]] dipindah ke Pajang. Seluruh benda-benda pusaka di Demak juga tak luput dari perpindahan tersebut.
Baris 105 ⟶ 98:
Pada tahun 1618 raja terakhir dari keluarga raja Pajang, setelah menderita kekalahan dalam pertempuran melawan Mataram, melarikan diri ke Giri dan [[Kota Surabaya|Surabaya]]. selama masih memegang kekuasaan, keluarga raja Pajang masih memiliki hubungan yang baik dengan keluarga raja-raja di Jawa Timur. Pada dasawarsa ketiga abad ketujuh belas, perlawanan terhadap ekspansi Sultan Agung terpusat di sepanjang pantai utara Jawa. Yang Dipertuan di Tambak Baya (sekarang [[Kota Madiun|Madiun]]), sebagai seorang vasal Pajang yang terakhir juga ikut melarikan diri ke Surabaya.{{Sfn|de Graaf|2019|p=375}}
== Daftar
=== Daftar Sultan ===
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
! No.
! Sultan
! Mulai Jabatan
! Akhir Jabatan
! Jabatan <br> Sebelumnya
! Termuat Dalam
|-
|1.
|[[Jaka Tingkir]]
| 1554
| 1583
|Adipati Pajang
|*[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|2.
|[[Arya Pangiri]]
|1583
|1586
|Adipati Demak
|*[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|3.
| [[Pangeran Benawa]]
| 1586
| 1587
|Adipati Jipang
|*[[Babad Tanah Jawi]]
|}
=== Daftar Menteri dan Staf ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !!
|-
|[[Sunan Prapen]] ||Mufti ( Pemimpin Fatwa )
|-
|[[Sunan Kalijaga]] ||Penasihat
|}
=== Daftar Kepala Daerah ===
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Jabatan !! Termuat Dalam
|-
|[[Ki Panjawi]]||Adipati Pati ( [[Kabupaten Pati]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Ki Ageng Pemanahan]]||Adipati Mataram ( [[Kota Yogyakarta]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Arya Pangiri]]||Adipati Demak ([[Kabupaten Demak]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Panji Wiryakrama]]||Adipati Surabaya ( [[Kota Surabaya]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Raden Pratanu]]||Adipati Madura ([[Kabupaten Sumenep]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Arya Pamalad]]||Adipati Tuban ([[Kabupaten Tuban]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|-
|[[Pangeran Benawa]]||Adipati Jipang ([[Kabupaten Blora]] )
||[[Babad Tanah Jawi]]
|}
== Saat Menjadi bawahan Majapahit ==
Pajang menjadi negeri bawahan [[Majapahit]] yang paling utama. Raja yang memimpin bergelar '''Bhre Pajang'''<ref>{{Cite web|title=Kitab Pararaton (terjemahan)|url=http://majapahitprana.blogspot.com/p/kitab-pararaton-terjemahan.html?m=1|website=majapahitprana.blogspot.com|language=id|access-date=19 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=Terjemahan Lengkap Naskah Manuskrip Nagarakretagama|url=http://www.historynote.wordpress.com/2011/04/28/negarakertagama/amp/|website=historynote.wordpress.com|pages=Pupuh 5 dan 6|language=id|access-date=19 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=Silsilah Lengkap Pararaja Majapahit Versi Siwi Sang|url=https://siwisang.wordpress.com/2016/06/10/silsilah-lengkap-pararaja-majapahit-versi-siwi-sang/|website=siwisang.wordpress.com|language=id|access-date=17 Juli 2022}}</ref>
Bhre Pajang yang pernah menjabat ialah :
1. Rajasaduhita Iswari Dyah Nirtaja 1350-1388
2. Suhita 1389-1415
3. Sureswari 1429-1450<ref>{{Cite web|title=Tokoh Majapahit Paling Berpengaruh dalam Prasasti Waringin Pitu 1447 M|url=https://www.kompasiana.com/amp/siwisang/tokoh-majapahit-paling-berpengaruh-dalam-prasasti-waringin-pitu-1447m_54f6a8d4a33311e15b8b456f|website=kompasiana.com|language=id|access-date=17 Juli 2022}}</ref>
== Saat menjadi bawahan Kesultanan Mataram ==
Setelah terjadi Perpindahan kekuasaan ke [[Kesultanan Mataram|Mataram]] (1587) status Pajang berubah kembali menjadi Kadipaten.
# Pangeran Gagak Baning (1587-1591), adik dari [[Panembahan Senapati]]
# Pangeran Sidawini (1591-1617)<ref>{{Cite web|title=Kesultanan Pajang|url=https://m.wiki-indonesia.club/wiki/Kesultanan_Pajang|website=wiki-indonesia.club|language=id|access-date=17 Juli 2022}}</ref>
== Referensi ==
|