Kesultanan Melaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Mdaniels5757 (bicara | kontrib)
Tag: Pengembalian manual
 
(31 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{otheruses|Malaka (disambiguasi)}}
{{Infobox Former Country
| conventional_long_name = Kesultanan Melayu Melaka<br>کسلطاننكسلطانن ملايو ملاکملاك
| common_name = Kesultanan Melaka
| p1 = Kerajaan Singapura
| p2 = Kerajaan MajapahitSriwijaya
| flag_p2 = Majapahit fictitious flag.svg =
| flag_s1 = Flag Portugal (1640).svg
| s1 = Melaka Portugal
Baris 20:
| event_start =
| event_end = [[Perebutan Melaka (1511)|Portugal Invasi Kota Melaka]]
| image_flag = Flag of Malacca.svg
| image_coat =
| symbol_type =
| image_map = Malacca Sultanate id.svg
| image_map_size = 250px
| image_map_captio = Kesultanan Melaka pada abad ke-15, berdasarkan keterangan "Atlas Sejarah mekah dan Dunia"
| capital = [[Melaka]]
| common_languages = [[Bahasa Melayu Klasik|Melayu klasik]]
| government_type = Monarki
| title_leader = Sultan
Baris 49:
| HDI =
| HDI_year = Index demokrasi
| today = {{flag|Malaysia}}<br />{{flag|Indonesia}}<br />{{flag|SingaporeSingapura}}<br />{{flag|Thailand}}
| flag_caption = Bendera Kesultanan Malaka seperti terlihat di peta Planisfera Cantino
| religion = Islam
| flag_width =
}}
 
Baris 55 ⟶ 58:
 
[[Berkas:Malacca Sultanate Palace.JPG|jmpl|ka|Replika istana Kesultanan Malaka, dibangun kembali berdasarkan informasi dari [[Sulalatus Salatin]] ]]
'''Kesultanan Melaka''' atau '''Kesultanan Malaka''' adalah sebuah [[Kerajaankerajaan Melayu]] yang pernah berdiri di [[Melaka]], [[Malaysia]]. Kerajaan ini didirikan oleh [[Parameswara]] imbas perang Jawa dengan Siam di daerah tersebut, kemudian mencapai puncak kejayaan pada abad ke -15 dengan menguasai jalur pelayaran [[Selat Melaka]], sebelum ditaklukan oleh melaka[[Kerajaan tahunPortugal|Portugis]] pada [[1511]]. Kejatuhan Malaka ini menjadi pintu masuknya kolonialisasi [[Eropa]] di kawasan [[Nusantara]].
 
Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis yang cukup untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah{{cn}}, tetapi keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui dan k. Dari perbandingan dua sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan sejarah awal Malaka terutama hubungannya dengan perkembangan agama Islam di Malaka serta rentang waktu dari pemerintahan masing-masing raja Malaka. Pada awalnya [[Islam]] belum menjadi [[agama]] bagi masyarakat Malaka, tetapi perkembangan berikutnya Islam telah menjadi bagian dari kerajaan ini yang ditunjukkan oleh gelar [[sultan]] yang disandang oleh penguasa Malaka berikutnya.
 
== Pendirian ==
{{utama|Parameswara}}
Setelah dilakukan penelitian sejarah, baik dari buku "''Sejarah Melayu"'' karya [[Tun Sri Lanang]], buku "''[[Hikayat Raja-raja Pasai"]]'' karya Syekh Nuruddin Raniri, buku "''[[Riwayat Negeri Malaka"]]'' dalam [[bahasa Portugis]] karya [[Barros]] pada tahun 1553, catatan orang Tionghoa, juga dengan Babad Tanah Jawa ''[[Pararaton]]'' (raja-raja), dapat diambil kesimpulan bahwa pada permulaan abad ke -14, negeridaerah MalakaTanjung Medini masih diperang bawahantara kekuasaandua Siamkekuatan.<ref name=":0">Prof. Dr. Hamka (2016) "Sejarah Umat Islam" Jakarta : Gema Insani</ref> diDi sana belum ada kerajaan. Akan tetapi, di Tanahtanah Jawa, telah muncul Kerajaankerajaan Hindumultikultural [[Majapahit]] yang menjadi lawan kuat Siam dalam memperebutkan kekuasaan di [[Selat Malaka]], terutama pada tahun 1331, ketika Patih [[Gajah Mada]] mendapat kepercayaan tinggi dari Batara Majapahit. Setelah Patih Gajah Mada naik, digariskanlah politik yang tegas, yaitu memperluas kekuasaannya dan merebut wilayahsebuah kekuasaantanjung yang sering terjadi perang antara penduduk setempat dengan negeri Siam. Majapahit pun menyerang Palembang, Singapura, Brunei, Pasai, sebagian Tembeling, dan Samudrakemungkinan Pasaijuga termasuk Luzon. Padahal, saat itu, di Singapura saat itu masih berdiri sebuah kerajaan Hinduindependen.
 
Dengan jatuhnya Kerajaankerajaan Melayu Hindu di Singapura karena serangan Majapahit, Rajaraja Singapura berangkat melarikan diri dari Singapura. Raja tersebut bernama [[Permaisura]].<ref name=":0" /> Mula-mula, bersembunyilah ia ke sebuah kampung di sebelah utara Pulau Singapura. Dari sana, ia menyeberang ke [[Semenanjung Malaka|Semenanjung Melayu]] melalui [[Johor]]. Kemudian, terus ke negeri Muar. Dari Muar, diteruskannya perjalanan ke Sungai Ujung, hingga akhirnya ia sampai di Malaka. Pada saat itu, Malaka merupakan wilayah kekuasaan Siam.
 
Saat itu, ia mendapati penduduk Malaka sudah mulai ramai, baik dari orang PasaiMelayu, Arab, PersiaCina, GujaratRomawi, Siam, dan Malabarlainnya. Kemudian, Sidi Abdul Aziz, seorang ulama yang berasal dari Jeddah, datang ke Malaka, mengajak ia untuk masuk Islam. Ajakan itu diterima. Sidi Abdul Aziz menganjurkan kepada ia untuk mengganti namanya menjadmenjadi Sultan Muhammad Syah. Ia memeluk Islam sekitar tahun 1384.<ref name=":0" /> Sejak itu, ia resmi menjadi sultan negeri Malaka.
 
Sementara itu, berdasarkan [[Sulalatus Salatin]] dan [[Suma Oriental]] Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara seorang pangeran yang berasal dari palembang yang melarikan diri karena invasi angkatan laut Majapahit dan Ayutthaya meskipun tidak terucap Ayutthaya. [[Kronik]] [[Dinasti Ming]] juga mencatat [[Parameswara]] sebagai pendiri Malaka<ref>{{Cite web|url=http://lib.ui.ac.id/|title=Dinamika perdagangan Bandar Malaka dari masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah hingga masa pemerintahan Portugis (1456-1641) = Dynamincs trading of Bandar Malacca from Sultan Mansyur Syah periode until Portuguese periode (1456-1641)|last=Suryaningrat|first=Rizal F. Aji, Wisnu M.|date=2011|website=Universitas Indonesia Library|language=en-US|access-date=2019-12-14}}</ref> mengunjungi [[Kaisar Yongle]] di [[Nanjing]] pada tahun 1405 dan meminta pengakuan atas wilayahdaerag kedaulatannya.<ref>{{cite book|last= Gungwu|first= Wang|title= Only connect!: Sino-Malay encounters|publisher= Eastern Universities Press|year= 2003|id= ISBN 981-210-243-4 }}</ref> Sebagai balasan upeti yang diberikan, [[Kaisar Tiongkok]] menyetujui untuk memberikan perlindungan pada Malaka,<ref name="ASHM">{{cite book|last= Hooker|first= Virginia M.|title= A Short History of Malaysia: linking east and west|url= https://archive.org/details/shorthistoryofma0000hook|publisher= Allen & Unwin|year= 2003|id= ISBN 1-86448-955-3 }}</ref> kemudian tercatat ada sampai 29 kali utusan Malaka mengunjungi Kaisar Tiongkok.<ref>{{cite book|last= Cleary|first= Mark|coauthors= Kim Chuan Goh|title= Environment and development in the Straits of Malacca|url= https://archive.org/details/environmentdevel0000clea|publisher= Routledge|year= 2000|id= ISBN 0-415-17243-8 }}</ref> Pengaruh yang besar dari relasi ini adalah Malaka dapat terhindar dari kemungkinan adanya berbagai serangan Siamterutama dariJawa utaradan Siam, terutamaapalagi setelah Kaisar Tiongkok mengabarkan penguasa [[Kerajaan Ayutthaya|Ayutthaya]] akan hubungannyarencananya denganterhadap Malakadaerah tanjung tersebut.<ref name="Kong" /> Keberhasilan dalam hubungan diplomasi dengan Tiongkok memberi manfaat akan kestabilan pemerintahan baru di Malaka, kemudian Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, dan juga menjadi salah satu pangkalan armada Ming.<ref name="ISAS" /><ref name="Wink">{{cite book|last= Wink|first= André|title= Indo-Islamic society, 14th-15th centuries|publisher= BRILL|year= 2004|id= ISBN 90-04-13561-8 }}</ref>
 
Laporan dari kunjungan Laksamana [[Cheng Ho]] pada 1409, mengambarkan [[Islam]] telah mulai dianut oleh masyarakat Malaka,<ref name="Kong">Yuanzhi Kong, (2000), ''Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-361-4</ref> sementara berdasarkan catatan Ming, penguasa Malaka mulai mengunakan gelar [[sultan]] muncul pada tahun 1455. Sedangkan dalam [[Sulalatus Salatin]] gelar sultan sudah mulai diperkenalkan oleh penganti berikutnya ''Raja Iskandar Syah'', tokoh yang dianggap sama dengan [[Parameswara]] oleh beberapa sejarahwan.<ref name="ISAS" /> Sementara dalam [[Pararaton]] disebutkan terdapat nama tokoh yang mirip yaitu ''Bhra Hyang Parameswara'' sebagai suami dari [[Majapahit|Ratu Majapahit]], [[Suhita|Ratu Suhita]]. Namun kontroversi identifikasi tokoh ini masih diperdebatkan sampai sekarang.
Baris 83 ⟶ 84:
 
== Masa kejayaan ==
 
{{multiple image
| align = right
| direction = vertical
| total_width = 250
| image1 = The Port City of Malacca painted by unknown artist.jpg
| caption1 = Rekonstruksi pelabuhan Melaka setelah pendiriannya, dari Museum Maritim Melaka.
| image2 = Melaka during the reign of Sultan Alauddin Riayat Shah by Maembong Ayoh.jpg
| caption2 = Kesultanan Melaka pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Shah (1477–1488) karya Maembong Ayoh
| header = Penggambaran modern Kesultanan Melaka
}}
Pada masa pemerintahan [[Mudzaffar Syah dari Malaka|Sultan Mudzaffar Syah]], Malaka melakukan ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai [[Sumatra]], setelah sebelumnya berhasil mengusir serangan [[Siam]].<ref name="Raffles"/> Di mulai dengan menyerang [[Kerajaan Aru|Aru]] yang disebut sebagai kerajaan yang tidak menjadi [[muslim]] dengan baik.<ref name="Pires"/> Penaklukan Malaka atas kawasan sekitarnya ditopang oleh kekuatan armada laut yang kuat pada masa tersebut serta kemampuan mengendalikan [[Orang Laut]] yang tersebar antara kawasan pesisir timur [[Pulau Sumatra]] sampai [[Laut Tiongkok Selatan]]. Orang laut ini berperan mengarahkan setiap kapal yang melalui Selat Malaka untuk singgah di Malaka serta menjamin keselamatan kapal-kapal itu sepanjang jalur pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.<ref name="Andaya" />
 
Di bawah pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun 1459, [[Mansur Syah dari Malaka|Sultan Mansur Syah]], Melaka menyerbu [[Kedah]] dan [[Pahang]], dan menjadikannya negara [[Vasal|vassal]].<ref name="Samad">Samad, A. A., (1979), ''Sulalatus Salatin'', Dewan Bahasa dan Pustaka</ref> Di bawah sultan yang sama [[Kerajaan Kampar Pekan Tua|Kampar Pekan Tua]], dan [[Kerajaan Siak Gasib|Siak Gasib]] juga takluk.<ref name="Samad" /> Sementara kawasan [[Inderagiri]] dan [[Jambi]] adalah hadiah dari ''Batara Majapahit'' untuk Raja Malaka.<ref name="Samad" /> Sultan Mansur Syah kemudian digantikan oleh putranya [[Alauddin Riayat Syah dari Malaka|Sultan Alauddin Syah]] namun memerintah tidak begitu lama karena diduga ia diracun sampai meninggal<ref name="Halimi" /> dan kemudian digantikan oleh putranya [[Mahmud Syah dari Malaka|Sultan Mahmud Syah]].<ref name="Raffles"/>
 
Hingga akhir abad ke-15 Malaka telah menjadi kota pelabuhan kosmopolitan dan pusat perdagangan dari beberapa hasil bumi seperti emas, timah, lada dan kapur. Malaka muncul sebagai kekuatan utama dalam penguasaan jalur [[Selat Malaka]], termasuk mengendalikan kedua pesisir yang mengapit selat itu.<ref name="Halimi">Halimi, A.J., (2008), ''Sejarah dan tamadun bangsa Melayu'', Utusan Publications, ISBN 978-967-61-2155-4.</ref>
Baris 94 ⟶ 106:
Sejak tahun 1518 sampai 1520, Sultan Mahmud Syah kembali bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan menyerang kedudukan Portugal di Malaka. Namun usaha Sultan Malaka merebut kembali Malaka dari Portugal gagal. Di sisi lain Portugal juga terus memperkukuh penguasaannya atas jalur pelayaran di [[Selat Malaka]]. Pada pertengahan tahun 1521, Portugal menyerang [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]], sekaligus meruntuhkan kerajaan yang juga merupakan [[sekutu]] dari Sultan Malaka.
 
Selanjutnya pada bulan Oktober 1521, pasukan Portugal di bawah pimpinan de Albuquerque mencoba menyerang Bintan untuk meredam perlawanan [[Sultan]] Malaka, tetapi serangan ini dapat dipatahkan oleh Sultan Mahmud Syah. Namun dalam serangan berikutnya pada [[23 Oktober]] [[1526]] Portugal berhasil membumihanguskan Bintan, dan Sultan Malaka kemudian melarikan diri ke [[Pelalawan | Kampar Pekan Tua]], tempat dia wafat dua tahun kemudian.<ref name="Winstedt"/> Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]] Sultan Mahmud Syah kemudian digantikan oleh putranya [[Alauddin Syah dari Johor|Sultan Alauddin Syah]] yang kemudian tinggal di [[Pahang]] beberapa saat sebelum menetap di [[Johor]].<ref name="Andaya">{{cite book|last= Andaya|first= Leonard Y.|title= Leaves of the same tree: trade and ethnicity in the Straits of Melaka|url= https://archive.org/details/leavesofsametree0000anda|publisher= University of Hawaii Press|year= 2008|id= ISBN 0-8248-3189-6 }}</ref> Kemudian pada masa berikutnya para pewaris Sultan Malaka setelah [[Mahmud Syah dari Malaka|Sultan Mahmud Syah]] lebih dikenal disebut dengan [[Sultan Johor]].
 
== Pemerintahan ==
Baris 123 ⟶ 135:
| 1488-1511 || [[Mahmud Syah dari Melaka|Mahmud Syah]] || [[Perebutan Melaka (1511)|Diserang]] Portugis
|-
| 1511-1513 || [[Ahmad Syah dari Melaka|Ahmad Syah]] || Dibunuh Mahmud Syah karena inkompeten
|-
| 1513-1528 || Sultan Mahmud Syah ||Klaim tahta Kerajaan Melaka.<br>Kemudian mengungsi<br>dan meninggal di [[KabupatenKerajaan Kampar Pekan Tua|Kampar Pekan Tua]]
|}
 
Baris 146 ⟶ 158:
[[Kategori:Melaka]]
[[Kategori:Kesultanan Malaka| ]]
[[Kategori:Negara prakolonial di Indonesia]]