Kabupaten Pesisir Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Anak Sago (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(19 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| translit_lang1_type1 = Alfabet Minang
| nama = Kabupaten Pesisir Selatan
| propinsi = [[SumatraSumatera Barat]]
| ibukota = [[Painan, IV Jurai, Pesisir Selatan|Painan]]
| julukan = Negeri Sejuta Pesona
| motto = Kerjaku membangun Pesisir Selatan<ref>https://berita.pesisirselatankab.go.id/berita/detail/pessel-punya-motto-baru-kerjaku-membangun-pesisir-selatan</ref>
| motto = Bersatu membangun Pesisir Selatan Maju <ref>{{Cite web |url=https://berita.pesisirselatankab.go.id/page/detail/lambang-daerah#:~:text=Motto%20daerah%20Kabupaten%20Pesisir%20Selatan%20%22Bersatu%20Membangun%20Pessel%20Maju%22. |title=Salinan arsip |access-date=2019-12-24 |archive-date=2022-05-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220518103258/https://berita.pesisirselatankab.go.id/berita/detail/pessel-punya-motto-baru-kerjaku-membangun-pesisir-selatan |dead-url=no }}</ref>
| lambang = Coat of arms of Pesisir Selatan Regency.svg
| peta = Lokasi Sumatera Barat Kabupaten Pesisir Selatan.svg
| translit_lang1_info = ڤاسيسيا سلاتان
| translit_lang1_info1 = Pasisia SalatanSelatan
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
| foto = Painan cerah 2012.jpg
|perrow = 1/2/2
| caption = [[Pantai Painan]], 2012
|image1=Jalan baru mandeh.jpg
|image2=Jembatan Akar Sumbar.jpg
|image3=Rumah Gadang di Nagari Lunang.jpg
|image4=Painan Pesisir Selatan.jpg
|image5=Pulau Setan Pessel.jpg
}}
| caption = '''Dari atas, ke bawah:''' [[Mandeh|Kawasan Wisata Mandeh Pesisir Selatan]], [[Jembatan akar|Jembatan Akar Bayang]], [[Museum Mande Rubiah|Rumah Gadang Mandeh Rubiah]], [[Pantai Carocok|Masjid Terapung Samudera Illahi]], [[Pulau Setan Gadang|Pulau Setan Tarusan]]
| dasar hukum = UU Nomor 12 Tahun 1956<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=6 Desember 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| tanggal = 19 Maret 1956<ref name="UU"/>
Baris 19 ⟶ 27:
| nama kepala daerah = [[Rusma Yul Anwar]]
| wakil kepala daerah = Wakil Bupati
| nama wakil kepala daerah = [[Rudi Hariyansyah]]''lowong''
|Sekretaris Daerah =
|nama sekretaris daerah = Mawardi Roska, S.IP
|ketua DPRD = Ermizen, S.Pd.
| luas = 5749,89
| penduduk = 515549
Baris 34 ⟶ 42:
| kodearea = 0756,0757
| nomor_polisi = BA ''xxxx'' G**/Z**
| dau = Rp 689.380.494.000.- (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15|archive-date=2013-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130214064515/http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873|dead-url=yes}}</ref>
| dau = Rp 689.380.494.000.-
| daurefIPM = {{increase}} 70,03 (2013[[2021]])<br>{{fontcolor|green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=httphttps://www.djpk.depkeubps.go.id/regulationindicator/2726/tahun413/2013/bulan/02/tanggal/04/id/8731/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=PerpresIndeks No.Pembangunan 10Manusia Tahun 20132020-2021|datewebsite=2013-02-04www.bps.go.id|accessdate=2013-02-156 Desember 2021|archive-date=20132021-0212-1401|archive-url=https://web.archive.org/web/2013021406451520211201065917/httphttps://www.djpk.depkeubps.go.id/regulationindicator/2726/tahun413/20131/bulan/02/tanggal/04/id/873-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|dead-url=yesno}}</ref>
| IPM = {{increase}} 70,03 ([[2021]])<br>{{fontcolor|green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=6 Desember 2021}}</ref>
| web = {{url|pesisirselatankab.go.id}}
}}
 
'''Kabupaten Pesisir Selatan''' ({{lang-min|Pasisia Salatan}}; [[Jawi]], ڤاسيسيا سلاتان) adalah sebuah [[kabupaten]] di [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 5.749,89&nbsp;km² dan populasi pada tahun [[2021]] sebanyak 515.549 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=6 Desember 2021|format=Visual|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211227/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref> [[Ibu kota]] Pesisir Selatan berada di kecamatan IV Jurai, tepatnya di [[Painan]].
 
== Geografis ==
Baris 48 ⟶ 55:
Secara administratif, kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara = [[Kota Padang|Padang]]
|selatan = [[Kabupaten Mukomuko|Mukomuko]]
|barat = [[Samudra Hindia]]
|timur = [[Kabupaten Solok|Solok]], [[Kabupaten Solok Selatan|Solok Selatan]], [[Kabupaten Kerinci|Kerinci]], dan [[Kota Sungai Penuh|Sungai Penuh]]
}}
 
Baris 60 ⟶ 67:
 
=== Sebelum 1500 M ===
Sebelum Abad ke-16, wilayah Pesisir Selatan merupakan daerah sepanjang pesisir pantai SumatraSumatera Barat yang terdiri dari rawa-rawa dataran rendah dan bebukitan yang sudah berpenghuni. Penghuninya waktu itu masih sangat sedikit. Mereka berasal dari berbagai negeri asal. Mereka tinggal di sepanjang pesisir pantai sebagai nelayan. Sebagian mereka datang dari pedalaman Sumatra atau hulu sungai Batang Hari. Sebagian lagi penyebaran dari daerah Indojati atau Air Pura. Dan sebagian dari mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai [[Orang Rupit]] pelarian dari daerah Sungai Pagu [[Muara Labuh]] dan sekitarnya yang kemudian menyeberang ke Pulau Pagai.
 
Dipercaya sebelum abad 16 di mana pada era ini banyak terjadi ekspansi dan migrasi dari masyarakat Darek (''Luhak Nan Tigo'') ke berbagai daerah yang disebut rantau, diduga kuat wilayah Pesisir Selatan Tarusan Bayang dan Bandar Sepuluh sudah didiami oleh masyarakat dari Inderapura karena kerajaan Teluk Air Pura sudah eksis semenjak abad 9 Masehi, sementara [[kerajaan Sungai Pagu]] baru berdiri pada abad 17 Masehi, begitupula [[kerajaan Pagaruyung]] yang juga baru berdiri pada abad 17.{{butuh rujukan}}
 
=== Tiga Wilayah Utama ===
* [[Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan|Tarusan]] -[[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]]-Salido [[Painan, IV Jurai, Pesisir Selatan|Painan]]
* Bandar Sapuluah ([[Batang Kapas, Pesisir Selatan|Batangkapas]]-[[Surantih, Sutera, Pesisir Selatan|Surantih]]-Kambang-Palangai-[[Air Haji, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan|Air Haji]])
* [[Renah Indojati]] ([[Inderapura]]-[[Tapan]]-[[Lunang]]-[[Silaut]])
 
==== Tarusan-Bayang-Salido Painan ====
Nenek moyang [[Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan|Koto XI Tarusan]] umumnya berasal dari nagari Guguk[[Koto Gadang Guguak, Gunung Talang, Solok|Koto Gadang Guguak]](dalam wilayah [[Luak Kubuang Tigo Baleh]], Solok sekarang) dan sebagian kecil merupakan ekspansi dari orang Bayang. Nenek moyang Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (Bayang Utara) berasal dari 3 nagari di Kubuang Tigo Baleh ([[Solok]] sekarang) yaitu: [[Muaro Paneh, Bukit Sundi, Solok|Muaro Paneh]], [[Kinari, Bukit Sundi, Solok|Kinari]] dan [[Koto Anau]].
 
Nenek moyang IV Jurai (Lumpo, Sago, Salido dan Painan) sebagian merupakan ekspansi dari Bayang (Lumpo, Sago dan Salido) dan sebagian merupakan ekspansi dari Batangkapeh (Bandar Sepuluh) yaitu Salido dan Painan. Namun Painan merupakan daerah yang dihuni oleh berbagai pendatang dari berbagai arah, dari utara maupun selatan. Salido merupakan daerah yang sangat makmur pada abad 17 hingga 18 karena aktifnya penambangan emas yang terdapat disini. Sekarang penambangan batubara juga mulai aktif di Salido.
 
==== Bandar SepuluhSapuluah ====
Nenek moyang Bandar Sepuluh umumnya dipercaya merupakan perantau dari Sungai Pagu ([[Solok Selatan]]) pada abad 15. Tapi tidak tertutup kemungkinan sebelum kedatangan mereka, Bandar Sepuluh sudah didatangi dan dihuni oleh masyarakat dari Inderapura dan sekitarnya. Disebut Bandar Sepuluh karena pada masa jaya-jayanya di wilayah ini terdapat sepuluh bandar atau dermaga ("Labuhan" dalam istilah setempat). Masing-masing nagari mempunyai dua dermaga yang terdapat di muara sungai-sungai besar di wilayah Bandar Sepuluh.
 
==== Renah Indojati ====
Inderapura merupakan kedudukan sebuah kerajaan maritim terbesar di pantai barat Sumatra dari abad ke 8 sampai abad ke 18 yaitu [[Kerajaan Inderapura]] yang sultannya masih ada sampai sekarang. Inderapura terkenal dengan dua puluh penghulunya yang merupakan perwakilan dari 3 nenek moyang mereka (6 di hilir, 6 di mudik dan 8 dari daerah lain). Inderapura merupakan daerah yang sudah tua, sudah dihuni semenjak abad ke-8 Masehi. Sementara [[Tapan]] terkenal dengan 4 penghulu sukunya sehingga disebut Basa Ampek Balai. Masyarakat [[Lunang, Pesisir Selatan|Lunang]] dipercaya eksis semenjak era kesultanan Inderapura dan diduga nenek moyang mereka ekpansi dari masyarakat Inderapura sendiri, atau Sungai Pagu dan daerah sekitarnya. [[Lunang]] juga mulai eksis setelah era kesultanan Inderapura. [[Lunang, Pesisir Selatan|Lunang]] mempunyai 8 orang penghulu suku yang berperan dan berkonsultasi kepada [[Mande Rubiah]] (keturunan [[Bundo Kanduang]]) sebagai yang dituakan dan dihormati di [[Lunang, Pesisir Selatan|Lunang]] dan sekitarnya.
 
=== Masa 1500-1700 ===
Baris 98 ⟶ 105:
=== Masa Kemerdekaan Indonesia (1945-sekarang) ===
* 19 Agustus 1621 dengan peristiwa penolakan tegas pembesar Pesisir Selatan terhadap kekuatan asing yang berpraktik imperialisme dan mengarah kolonialisme dan pengakuan Pagaruyung terhadap Pesisir.
* 7 Juni 1663, Perang Bayang (1663-1711), perlawanan rakyat sarat dengan rasa nasionalis menolak Belanda membuat loji VOC pertama di kawasan SumatraSumatera Barat, yakni di Pulau Cingkuk tahun 1662.
* 6 Juli 1663, Perjanjian Painan lanjutan dari Sandiwara Batangkapas. Sandiwara menolak kebijakan politik Sultan Iskandar Muda (Aceh) menjaga ketat bahkan hendak menutup kota pantai pelabuhan Samudrapura, Indrapura dalam berdagang lada dan emas.
* 28 Januari 1667, pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau dan Belanda yang salah satu solusinya adalah pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah sub kultur Minangkabau.
Baris 117 ⟶ 124:
 
Kabupaten Pesisir Selatan meliputi 15 kecamatan:<ref>{{Cite web |url=http://www.pesisirselatankab.go.id/kecamatan |title=Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan |access-date=2016-05-01 |archive-date=2016-04-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160412223110/http://www.pesisirselatankab.go.id/kecamatan |dead-url=yes }}</ref>
# [[Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan|Koto XI Tarusan]] awalnya terdiri dari 11 koto. Sekarang sudah dimekarkan menjadi beberapa Nagari Yaitu: Siguntua, Taratak Sungai Lundang, Barung2Barung-Barung Balantai Selatan, Barung2Barung-Barung Balantai, Barung2Barung-Barung Belantai Timur, Duku, Duku Utara, Batu hampa, Batu hampa Selatan, Nanggalo, Kapuh Utara, Kapuh, Sungai Tawa Taluak Raya, Kampuang Pansua, Ampang Pulai, Pulau Karam, Carocok Anau, Mandeh, Sungai Nyalo Mudik Aia, Sungai Pinang, dan lain-lain].
# [[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]] awalnya disebut sebagai nagari Bayang Nan Tujuh karena terdiri dari tujuh koto, kemudian dimekarkan menjadi beberapa nagari sampai sekarang.
# [[Bayang Utara, Pesisir Selatan|Bayang Utara]] awalnya disebut Koto Nan Salapan, terdiri dari Pulut-pulut, Muaro Air, Pancung Taba, Ngalau Gadang, Limau-limau dan Taratak Nan Tigo (Teleng, Pisang dan Baru).
Baris 124 ⟶ 131:
# [[Sutera, Pesisir Selatan|Sutera]], merupakan singkatan dari 3 nagari: Surantih, Taratak dan Ampiang Parak.
# [[Lengayang, Pesisir Selatan|Lengayang]], terdiri dari dua nagari awal: Kambang dan Lakitan. Kambang merupakan wilayah asal penyebaran dari masyarakat Bandar Sepuluh. Nenek moyang dari Sungai Pagu turun melalui Kambang kemudian menyebar ke utara (Sutera dan Batangkapas) dan sebagian menyebar ke selatan (Ranah Pesisir dan Linggo Sari Baganti).
# [[Ranah Pesisir, Pesisir Selatan|Ranah Pesisir]] terdiri dari nagari Palangai ([[Balai Salasa]]) dan nagari Punggasan.
# [[Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan|Linggo Sari Baganti]] terdiri dari Punggasan dan [[Air Haji, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan|Air Haji]], merupakan ekor dari Bandar Sepuluh, berbatasan dengan wilayah Indojati.
# [[Pancung Soal, Pesisir Selatan|Pancung Soal]], berpusat di Inderapura
# [[Airpura, Pesisir Selatan|Air PuraAirpura]], juga di wilayah Inderapura yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Pancung Soal
# [[Basa Ampek Balai Tapan, Pesisir Selatan|Basa Ampek Balai Tapan]], merupakan wilayah tengah dari Indojati. Di [[Tapan]] terdapat persimpangan jalan menuju Kerinci, Sungai Penuh, Padang dan Bengkulu.
# [[Ranah Ampek Hulu Tapan]], juga di wilayah Tapan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan
# [[Lunang Silaut, Pesisir Selatan|Lunang]], tempat berkedudukannya [[Mande Rubiah]]. Sebagian wilayah Lunang adalah daerah transmigrasi.
# [[Silaut, Pesisir Selatan|Silaut]], sebagian besar wilayahnya merupakan lahan transmigrasi. Silaut adalah daerah paling selatan Kabupaten Pesisir Selatan dan Paling Selatan di [[SumatraSumatera Barat]] yang berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Mukomuko]] Provinsi [[Bengkulu]]
 
== Ekonomi ==
Baris 140 ⟶ 147:
== Pariwisata ==
Pesisir Selatan memiliki panorama alam yang cukup cantik dan mempesona. Kawasan Mandeh misalnya, sekarang kawasaan wisata ini oleh pemerintah pusat masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) mewakili kawasan barat Indonesia. Kawasan wisata potensial lainnya adalah Jembatan Akar, Water Pall Bayang Sani, Cerocok Beach Painan, Bukit Langkisau, Nyiur Melambai serta sejumlah objek wisata sejarah, seperti Pulau Cingkuak (Cengco), Peninggalan Kerajaan Inderapura dan Rumah Gadang Mandeh Rubiah Lunang. Bila semua potensi pariwisata Pesisir Selatan tersebut dapat diekelola secara profesional tentu akan jadi sumber PAD andalan daerah pada masa mendatang. Untuk itu pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membuka diri selebar lebarnya kepada investor yang berminat menanamkan modatnya di daerah ini.
[[File:Pantai Pulau Cubadak, Pesisir Selatan, SumatraSumatera Barat.jpg|thumb|Pemandangan Pantai di Pesisir Selatan, SumatraSumatera Barat]]
[[File:Puncak Viola, Pesisir, SumatraSumatera Barat 2.jpg|thumb|Pemandangan pulau dan lautan dari Puncak Viola, Pesisir, SumatraSumatera Barat]]
[[File:Hutan Bakau di Pesisir, SumatraSumatera Barat 04.jpg|thumb|Hutan Bakau di Pesisir, SumatraSumatera Barat]]
[[File:Laut dan Kepulauan di Pesisir, SumatraSumatera Barat 06.jpg|thumb|Laut dan Kepulauan di Pesisir, SumatraSumatera Barat]]
[[File:Puncak Batu Kucing, SumatraSumatera Barat 3.jpg|thumb|Pemandangan hutan dan lautan dari Puncak Batu Kucing, Pesisir, SumatraSumatera Barat]]
[[File:Puncak Viola, Pesisir, SumatraSumatera Barat 6.jpg|thumb|Pemandangan pulau dan lautan dari Puncak Viola, Pesisir, SumatraSumatera Barat]]
 
=== Objek wisata ===
Baris 194 ⟶ 201:
Semenjak zaman Syekh Burhanuddin di Ulakan, Pariaman, dakwah Islam sudah menyebar di seantero Pesisir Selatan. Tak lama sesudah berdirinya sebuah surau di [[Painan]] oleh seorang Ulama bernama Burhanuddin, berdiri pula sebuah surau di Puluikpuluik, [[Bayang]] yang diprakarsai oleh Syekh Buyung Muda asal Puluikpuluik, rekan sesama murid [[Syekh Abdurrauf]] asal [[Aceh]].
 
Begitu pula dengan berubahnya Kerajaan Inderapura menjadi [[Kesultanan Inderapura]] berkat usaha para ulama di Inderapura, telah menjadikan kesultanan ini sebagai pusat pengembangan dakwah Islam di bumi Inderapura dan sekitarnya. Di [[Balai Selasa]] dan [[Salido]] sudah berdiri [[Sekolah Tinggi Agama Islam]] swasta dalam rangka memenuhi tuntutan pendidikan agama Islam di kabupaten ini. Ulama yang termasyhur diantaranya adalah [[Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi]] atau dikenal dengan gelar Syekh Bayang, kelahiran 1864 dan wafat 1923 dan Haji [[Ilyas Ya'kub]], seorang ulama dan [[pahlawan]] nasional dari Pesisir Selatan. Khusus untuk Agama Katolik, walaupun penduduk Katolik di SumatraSumatera Barat adalah minoritas, tetapi Kabupaten Pesisir Selatan ini masuk dalam Keuskupan Padang
 
== Pembangunan ==
Baris 200 ⟶ 207:
 
== Pemekaran kabupaten ==
Sejak tahun 2000, masyarakat di tiga kecamatan paling selatan di kabupaten ini telah memperjuangkan sebuah kabupaten baru yang meliputi daerah [[Renah Indojati]] yaitu [[Inderapura]], [[Tapan]], [[Lunang]] dan [[Silaut]].

Usaha pemekaran ini pada awalnya tidak direspon Pemerintah daerah [[Pesisir Selatan]], namun saat ini perjuangan ini telah membuahkan hasil. Pada tahun 2012 ini telah dilaksanakan pemekaran tiga kecamatan di [[Renah Indojati]] menyusul pemekaran [[nagari]] yang telah dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan administratif sebuah kabupaten baru.

Sampai saat ini masyarakat masih berjuang agar Kabupaten [[Renah Indojati]] yang diidamkan telah terbentuk. [[Kabupaten Renah Indojati]] terdiri atas 6 kecamatan yaitu:
# [[Basa Ampek Balai Tapan]]
# [[Lunang]], perubahan nama dari Kecamatan Lunang Silaut
Baris 217 ⟶ 228:
* {{id}} [http://www.pesisirselatan.go.id Situs web Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101223161630/http://www.pesisirselatan.go.id/ |date=2010-12-23 }}
{{Kabupaten Pesisir Selatan}}
{{SumatraSumatera Barat}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Kabupaten Pesisir Selatan| ]]
[[Kategori:Kabupaten di SumatraSumatera Barat|Pesisir Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Pesisir Selatan]]