Deroduwur, Mojotengah, Wonosobo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Clairesijabat (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Sejarah: Bot: Merapikan artikel
 
(18 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 15:
}}
 
'''Deroduwur''' adalah sebuah [[desa]] terluar di sebelah barat dari Kecamatan [[Mojotengah, Wonosobo|Mojotengah]], kabupaten [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
 
== Sejarah ==
BerasalDeroduwur berasal dari kata [[bahasa Jawa]] yakni "''Ndoro Duwur''" dari [[bahasa Jawa]] yang dikisahkan di Desa Deroduwur dan didirikan oleh seorang ''Ndoro'' (Tuan) yang bernama Tumenggung Kerta Wangsa. Saat ini beliau dimakamkan di Makam Umum, Desa Deroduwur. Dusun Melikan Berasalberasal dari kata [[bahasa Jawa]] yakni "''Melik-melik tekan"'' dari [[bahasa Jawa]]", yang dimana sejarahnya adalah sebuah tempat yang hanya kelihatan sinar lampunya tetapi setelah dituju oleh seorang kyai ternyata sampai juga. Kyai tersebut dikenal dengan Namnama Kyai Abdul Jabar, beliau wafat dan dimakamkan di Makam Umum dusun Melikan dan petilasanya sekarang dikenal dengan nama Makam KayiKyai Jubar. Dusun Bululawang (Mbah Lembulewang) dikisahkan sebagai pendiri Dusun ini adalah Mbah Bulewang yang sekarang dimakamkan di makam umum Dusun Bululawang. Selain itu, dusun ini sebagai pintu masuk dan keluar dari Desa Deroduwur menuju Kecamatan Watumalang. kemudianKemudian, Dusun Buntu yang secara bahasa adalah "jalan terakhir atau tidak bisa lagi dilewati", dusun ini berada di bawah bukit Basma yang menyatu dengan dataran tinggi [[Dataran Tinggi Dieng|Dieng]] (sembungan). Hampir tiap desa di sekitar desa ini dikelilingi [[sungai]] kecil.
 
Desa Deroduwur sendiri berada di sebelah utara berada di lereng Gunung Bisma dan dataran tinggi Dieng pemukiman lainnya adalah Igirbuntu yaitu lereng bukit yang tidak memiliki akses jalan lain, disini terdapat Makam KH.asyKyai Haji Asy'ari, KH.Kyai Haji Muntaha dan KH.Kyai Haji Mustahal. dipemakamanDi pemakaman ini juga terdapat seorang Keturunanketurunan Kerajaankerajaan yang bernanabernama RA.Raden Ajeng Soestiyah (sampai saat ini belum ada konfirmasi sejarah Keturunan dan keluarganya), diabeliau dikisahkan memohon kepada K.Kyai Asy'ari untuk di izinkandiizinkan dimakamkan disekitardi sekitar Kyai Asy'ari. tanahTanah ini merupakan Hasilhasil Wakafwakaf Keluargadari keluarga besar Mbah Bachri, Mbah Chudlori., dan sisanya hasil Pembelianpembelian Keluargakeluarga Besarbesar Bani Asy'ari.
 
Dulunya, desa ini terkenal dengan hutan-hutan yang rimba.
Bahkan karena terletak jauh dari pusat kotaKota wonosobo[[Kabupaten Wonosobo|Wonosobo]] dan terpelosokkannya desa ini, kendaraanpunkendaraan pun tidak dapat melaluinya. sekitarSekitar tahun 1930an desa ini sempat menjadi tempat singgah beberapa Kiaikyai Besarbesar Wonosobo, di antaranya mbahMbah Hasbullah, KiaiKyai Asy'ari, KiaiKyai Abu Na'im (mbahMbah Bunangim), syaikhSyaikh Suhaimi dan beberapa kyai lainnya. Akan tetapi, sekarang berkat adanya ulama-ulama yg memasuki desa ini pun mengalami perkembangan ygyang cukup pesat hingga tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan dsbdan sebagainya.
 
Menurut data sejarah geografis[[geografi]]s saat kecamatanKecamatan mojotengahMojotengah berada di sebelah barat sungai Serayu sekitar tahun 1900-1889 an1889an. aksesAkses menuju desa ini hanya bisa dilalui dengan jalan setapak. setelah perkembangan tahun 1970 pertama kali membuka jalan oleh pemkab wonosobo bersama ABRI masuk desa dan swadaya masyarakat desa Deroduwur, Derongisor, Mojotengah dan Kalibeber. Dengan gotongroyong[[gotong royong]] terbuktilah pengembangan desa terluar menjadi lebih maju dan produktif.
 
Desa Deroduwur memiliki keunikan secara budaya dan geografis, secara budaya desa ini termasuk pecahan dari para sesepuh dan orang-orang pertama disini kebnyakan keturunan pembesar dari daerah [[Mataram, Mataram|Mataram]]. seperti Mbah Tumenggung Kertawangsa, [[Maestro]] [[Al-Qur'an]]. KH.Kyai Haji Muntaha. Alh, beserta adiknya KH.Kyai Haji Mustahal dimakamkan di desa ini, diabeliau lah yang memprakarsai pembangunan [[Lembaga pendidikan|Lembaga didesaPendidikan]] di desa ini untuk tingkat SMP dan SMA pada tahun 2002. lembagaLembaga tersebut terletak satu komplek dengan makam,. Lembaga tesebut Di bawahdibawah naungan yayasan Al-Asy'ariah. Terdapat juga Pondok Pesantren Al-Asy'ariah 2 Deroduwur. Awal pembangunnya dengan bantuan tenaga dan material dari masyarakat desa deroduwur, bantuan pribadi H. Kholiq Arief (Wakil bupati Wonosobo pada saat itu) dan bantuan pemkabPemerintah Kabupaten Wonosobo.
 
== Batas wilayah ==
Baris 34:
|utara= [[Gunung Bismo|Kecamatan Kejajar]]
|selatan= [[Desa Mojosari, Mojotengah, Wonosobo]] dan [[Desa Krinjing, Watumalang Wonosobo]]
|barat= [[KirnjingKrinjing, Kecamatan Watumalang]]
|timur= [[Derongisor, Mojotengah, Wonosobo]] dan [[Slukatan, Mojotengah, Wonosobo]]
}}