Surau Latiah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 22459655 oleh Carolina Mahadewi Malin (bicara)
Tag: Pembatalan
k Cagar
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|caption = Surau Latiah
|building_name = Surau Latiah
|location = Kampai Tabu Karambia, [[Lubuk Sikarah, Solok|Lubuk Sikarah]], [[Kota Solok]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
|leadership = Wakaf
Baris 20:
}}
 
'''Surau Latiah''' terletak di [[Kampai Tabu Karambia, Lubuk Sikarah, Solok|Kampai Tabu Karambia]], [[Lubuk Sikarah, Solok|Lubuk Sikarah]], [[Kota Solok]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]. Surau ini didirikan pada akhir abad ke-19 oleh [[Syekh Sialahan]]. Bangunannya berbentuk menyerupai [[rumah gadang]], rumah adat tradisonal Minangkabau. Sejak didirikan sampai sekarang, konstruksinya tidak banyak mengalami perubahan, kecuali bagian dinding yang telah diberi plester dan material atap yang telah berganti dari ijuk menjadi seng.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
 
Surau ini telah ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] yang dilindungi oleh pemerintah pada 2007.{{sfn|Pemerintah Provinsi Sumatera Barat|2012}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}<br />
 
== Sejarah ==
Keberadaan Surau Latiah berkaitan dengan figur Syekh Sialahan, seorang [[ulama Minangkabau]] yang berdakwah di daerah Solok dan sekitarnya. Ia bernama asli Husin bin Mahmud. Sialahan merujuk pada nama daerah di [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], tempat ia dulunya pernah berdakwah sebelum pindah ke Solok. Semasa hidupnya, Syekh Sialahan pernah belajar ke beberapa guru, terakhir ia berguru kepada Syekh Aminullah, cucu dari [[Syekh Supayang]]. Namun, saat berdakwah di Solok, ia mendapat hambatan dari kakaknya sendiri, seorang pemuka adat bergelar Datuk Bandaro dengan jabatan Angku Lareh. Jabatan ini membuat kakaknya cenderung berpihak kepada Belanda.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|BPCB SumatraSumatera Barat|2018|pp=8-12}}
 
Menurut keterangan yang tertera pada papan informasi yang terpasang di surau, Surau Latiah didirikan oleh Syekh Sialahan pada 1880.{{sfn|Pramono|29 September 2019}} Versi lain menyebut tahun pendiriannya pada 1902. Surau ini merupakan salah satu bangunan ibadah umat Muslim tertua di Kota Solok.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8}} Secara fisik, bentuk bangunan surau menyerupai [[rumah gadang]] dengan atap gonjong. Satu-satunya komponen ruang yang mencirikan sebagai tempat peribadatan adalah [[mihrab]] di bagian tengah sisi barat.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
Baris 31:
Pada awal berdirinya, Surau Latiah hanya berdinding bambu yang dianyam atau disebut ''sasak'' dan beratapkan ijuk. Setelah Syekh Sialahan meninggal pada 9 Muharram 1336 (26 Oktober 1917), dinding bangunan diberi plester dengan semen. Bagian lantai dan loteng telah diganti dengan material baru pada 1997 oleh [[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]] (BP3) Batusangkar. Bagian tiang dalam masjid yang asli sudah dilapisi dengan papan guna perkuatan dan pencegahan terhadap rayap.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
Surau Latiah dulunya digunakan sebagai tempat ibadah, menuntut ilmu, dan kegiatan [[suluk]]. Suluk merupakan ajaran [[tasawuf]] dalam Islam yang artinya jalan atau cara untuk mendekatkan diri pada Allah. Tidak semua surau bisa menjadi tempat suluk, karena terbatasnya ulama yang bisa membimbing suluk. Para peserta suluk di Surau Latiah berasal dari berbagai daerah, seperti [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], dan [[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]]. Namun, tradisi bersuluk di surau ini sudah tidak dilakukan lagi, terakhir kali dilakukan pada 2003.{{sfn|BPCB SumatraSumatera Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Albert Rahman Putra|29 Juni 2014}}
 
== Konstruksi ==
Baris 44:
Di surau ini, terdapat manuskrip berupa naskah berbahasa Arab dalam abjad gundul peninggalan Syekh Sialahan. Ketika ditemukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solok pada April 2018, kondisinya sudah bercerai-berai dan dibungkus dengan kertas koran.{{sfn|Info Publik Solok|30 April 2018}}
 
Syekh Sialahan meninggal pada 9 Muharram 1336 (sekitar Juli 1917). Di sisi timur dalam kompleks surau, terdapat makam Syekh Sialahan berupa susunan bata berplester. Nisannya menyatu dengan jirat, dengan bentuk nisan berbentuk undakan, pada bagian kepala nisan terdapat empat buah undakan dan pada bagian kaki nisan terdapat tiga buah undakan. Saat ini, makam Syekh Sialahan telah diberi cungkup dan dibuatkan bangunan yang disusun dengan bata berplester dengan ukuran 4 x 3 meter. Atap cungkup terbuat dari seng.{{sfn|BPCB SumatraSumatera Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
 
Selain itu, seperti kebanyakan masjid dan surau tua lainnya di Minangkabau, surau ini memiliki bedug atau disebut ''tabuah'' dalam [[bahasa Minang]]. Bersebalahan dengan surau, terdapat rumah gadang peninggalan Syekh Sialahan.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
Baris 55:
 
* {{cite book
|title = Masjid-masjid Kuno di SumatraSumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau
|year = 2006
|publisher = Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batusangkar
Baris 65:
}}
* {{cite web
|title = Deskripsi Cagar Budaya Tidak Bergerak Kota Solok Provinsi SumatraSumatera Barat
|author =
|url = https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2018/08/Cagar-Budaya-Kota-Solok.pdf
|work =
|publisher = Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) SumatraSumatera Barat
|date = 2018
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|BPCB SumatraSumatera Barat|2018}}
|archive-date = 2019-08-31
|archive-url = https://web.archive.org/web/20190831084835/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2018/08/Cagar-Budaya-Kota-Solok.pdf
|dead-url = yes
}}
* {{cite book
|title = Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Solok
|chapter = Bab II: Profil Kota Solok
|year = 2018
|publisher = Pemerintah Kota Solok
|id =
|accessdate = 25 April 2019
|chapter-url = https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_4a86655a7d_BAB%20IIBAB%20II.pdf
|ref = {{sfnRef|Pemerintah Kota Solok|2018}}
|archive-date = 2021-11-05
|archive-url = https://web.archive.org/web/20211105182118/https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_4a86655a7d_BAB%20IIBAB%20II.pdf
|dead-url = yes
}}
* {{cite web
Baris 103 ⟶ 109:
}}
* {{cite web
|title = Cagar Budaya Kota Solok
|author = Yusfa Hendra Bahar
|url = https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/cagar-budaya-kota-solok/
|work =
|publisher = Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) SumatraSumatera Barat
|date = 2 Februari 2016
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
|archive-date = 2019-04-25
|archive-url = https://web.archive.org/web/20190425232844/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/cagar-budaya-kota-solok/
|dead-url = yes
}}
* {{cite web
Baris 139 ⟶ 148:
{{Masjid di Indonesia}}
 
[[Kategori:Masjid di SumatraSumatera Barat|Latiah]]
[[Kategori:Kota Solok]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1902]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di SumatraSumatera Barat]]
[[Kategori:Lubuk Sikarah, Solok]]