Syuaib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan spam pranala
Putri Naomi (bicara | kontrib)
k Menambah pranala
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 36:
{{Nabi Islam}}
 
'''Syu'aib''' ({{lang-ar|شعيب}}) adalah tokoh dalam [[Al-Qur'an]], yakni seorang [[rasul]] yang diutus untuk berdakwah kepada kaum [[Madyan]]. Dalam daftar 25 nabi, biasanya dia disebutkan setelah [[Lut|Luth]] dan sebelum [[Musa]]. Syu'aib sering dianggap orang yang sama dengan [[Yitro]], mertua Musa, meski beberapa menolak pandangan tersebut.
 
== Ayat ==
Baris 46:
# Hud (11): 84, 87, 91, 94
# Asy-Syu'ara' (26): 117
# Al-'Ankabut (29): 36}} dan kisahnya disebutkan pada [[Surah Al-A'raf]] (07): 85-93, Hud (11): 84-95, [[Surah Al-Hijr|Al-Hijr]] (15): 78-79, [[Surah Asy-Syu'ara|Asy-Syu'ara']] (26): 176-191, dan [[Surah Al-'Ankabut|Al-'Ankabut]] (29): 36-37. Sebagaimana para nabi yang lain, kisah Syu'aib dalam Al-Qur'an berpusat pada perjuangannya dalam menyeru kaumnya kembali ke jalan Allah.
 
=== Latar belakang ===
Al-Qur'an tidak merincikan latar belakang Syu'aib selain menyebutkan bahwa dia berasal dari keluarga yang cukup terhormat di kalangan kaum Madyan,<ref>Hud (11): 91-92</ref> sedangkan terdapat beberapa pendapat dari para ulama terkait masalah ini. Sebagian berpendapat bahwa Syu'aib adalah keturunan [[Ibrahim]], silsilahnya adalah Syu'aib bin Yasyjun bin Lawi bin Shaifur bin 'Abqa bin Tsabit bin Madyan ([[Midian]]) bin Ibrahim. [[Ibnu Ishaq]] menyebutkan bahwa silsilahnya adalah Syu'aib bin Maikal bin Yasyjun.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=300}} [[Ibnu Asakir]] berpendapat bahwa Syu'aib hidup sesudah masa [[Yusuf]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=316}}
 
[[Wahb bin Munabbih|Wahab bin Munabbih]] menyebutkan bahwa Syu'aib bukanlah keturunan [[Ibrahim]], tapi pengikutnya sejak masih di [[Mesopotamia]], saat itu Ibrahim belum memiliki anak. Dikatakan bahwa Syu'aib ikut hijrah ke Syam bersama kafilah Ibrahim dan menikah dengan anak perempuan [[Luth]]. Pendapat lain menyebutkan bahwa anak perempuan Luth adalah ibu Syu'aib, sebagian lain menyebutkan neneknya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=300}}
 
=== Dakwah ===
Dalam beberapa ayat Al-Qur'an disebutkan bahwa Syu'aib diutus kepada kaum Madyan,<ref>Al-A'raf (07): 85</ref><ref>Hud (11): 84</ref><ref>Al-'Ankabut (29): 36</ref> sedangkan ayat lain menjelaskan bahwa dia diutus pada [[penduduk Aikah]] ({{lang-ar|أَصْحَابُ ٱلْأَيْكَة|ʾashḥabul-ʾaykah}}).<ref>Asy-Syu'ara' (26): 176-178</ref> Sebagian menyebutkan bahwa penduduk Aikah sama dengan kaum Madyan, sedangkan yang lain berpendapat bahwa keduanya adalah dua kaum yang berbeda dan Syu'aib diutus untuk berdakwah pada dua kaum tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=313-314}}
 
Syu'aib menyeru agar mereka menyembah Allah semata dan bertakwa kepada-Nya, juga melarang tindakan buruk yang biasa mereka lakukan, yakni curang dalam berdagang dengan memanipulasi takaran dan timbangan, membuat ketakutan di tiap jalur perlintasan, dan menghalang-halangi orang untuk beriman.<ref>Al-A'raf (07): 85-86</ref><ref>Hud (11): 84-86</ref><ref>Asy-Syu'ara' (26): 181-184</ref> Syu'aib juga menegaskan bahwa dia tidak berharap upah dari mereka atas dakwah yang dia lakukan.<ref>Asy-Syu'ara' (26): 180</ref> Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa Syu'aib mengatakan pada kaumnya, "Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu,"<ref>Al-A'raf (07): 85</ref> menunjukkan bahwa Syu'aib memiliki mukjizat, tetapi tidak ada keterangan rinci mengenai mukjizat tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=302}}
Baris 103:
Beberapa literatur Muslim kerap menyamakan Syu'aib dengan mertua Musa yang berasal dari Madyan. Mertua Musa bernama [[Yitro]] dalam Tanakh dan Alkitab.<ref>{{Alkitab|Keluaran 3: 1}}</ref> Dalam Al-Qur'an sendiri hanya dijelaskan bahwa ayah mertua Musa tinggal di Madyan, tanpa menjabarkan nama dan jati dirinya selain bahwa dia adalah penggembala yang telah berusia lanjut.<ref>Al-Qashash (24): 27-28</ref>
 
Di antara ulama yang berpendapat bahwa Syu'aib dan mertua Musa merupakan orang yang sama adalah [[Hasan al-Bashri|Hasan Al-Bashri]] dan [[Malik bin Anas]].<ref>Tafsir Ath-Thabari (20/62)</ref> Disebutkan bahwa Syu'aib hidup sangat lama setelah kaumnya yang kafir dihancurkan hingga dia berjumpa dengan Musa dan menikahkannya dengan putrinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa mertua Musa adalah keponakan Syu'aib, sebagian mengatakan sepupunya, sebagian lain menyebutkan bahwa dia adalah salah satu orang yang beriman di kalangan kaum Syu'aib.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=442-443}}
 
Para penafsir modern menolak pandangan yang menyamakan kedua tokoh tersebut lantaran tidak adanya landasan kuat. Selain tidak adanya kesamaan nama, terdapat perbedaan dalam kronologi waktu. Syu'aib dipandang hidup tidak jauh dari masa Luth dan Luth hidup sezaman dengan Ibrahim. Yitro hidup sezaman dengan Musa dan Musa adalah keturunan Ibrahim. Ibrahim dan Musa terpisah jarak ratusan tahun.<ref>Abdullah Yusuf Ali: ''Holy Quran: Text, Translation and Commentary''</ref> [[Ibnu Katsir]] dalam tafsirnya berpendapat bahwa Syu'aib dan ayah mertua Musa adalah dua orang yang berbeda.<ref>Tafsir Ibnu Katsir, 6/228-229.</ref>