Surah Ali Imran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) |
k revert Tag: Pengembalian |
||
(16 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
| name-ar = {{lang|ar|آلِ عِمْرَان}}
| name-id = Keluarga [[Yoakim|Imran]]
| prev_sura = [[al-Baqarah]]
| next_sura =
| classification = Madaniyah
| othernames-ar = ''az-Zahrawan'' {{br}} (Dua yang Cemerlang)<ref name="Al-Jumunatul 'Ali">Departemen Agama RI.2007.''Al-Qur'an dan Terjemahannya Al-Jumanatul 'Ali Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur''.Bandung:J-Art</ref>
Baris 22:
}}
[[Berkas:Qur'anic_Manuscript_-_6_-_Hijazi_script.jpg|jmpl|Manuskrip Sūrah āli ‘Imrān, ayat 66-78]]
'''Surah Āli Imrān''' ({{lang-ar|سورة آل عمران|translit=sūrah Āli ‘Imrān|lit=Keluarga 'Imran}})<ref>Kata Āl dalam kalimat Suratu Āli 'Imrān adalah alif mamdudah (dibaca panjang) bukan 'ain/ bukan pula alif lam ma'rifat dalam ilmu nahwu dalam bentuk jumlah ismiyyah (kalimat yang tersusun dari kata benda) terdiri dari mudhaf (سورة) dan mudhaf ilaih (آل) mudhaf ilaih tsani (عمران) dalam bahasa Indonesia mirip kata majemuk
Dinamakan ''Āli-'Imran'' karena memuat kisah keluarga [[Yoakim|Imran]], ayah dari [[Maryam]], yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran [[Isa|Nabi Isa]], persamaan kejadiannya dengan [[Adam|Nabi Adam]], kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran [[Maryam]] binti Imran.
Baris 49:
* Seorang nabi tidak menyuruh manusia menyembah dirinya (79–80)
* Janji para nabi kepada Allah tentang kenabian [[Muhammad]] (81–92)
; Bantahan Allah terhadap pendapat ahli kitab yang
* Bantahan terhadap [[kashrut|larangan orang Yahudi tentang makanan]] (93–95)
* Bantahan terhadap pengakuan ahli kitab tentang rumah ibadah yang pertama (96–99)
Baris 76:
Dalam tradisi Kristen, [[Yoakim]], yang juga disebut Imran, adalah suami [[Anna]] serta ayah dari [[Maryam]].
Menurut
{{block quote|Maryam disebut sebagai saudara perempuan Harun, dan penggunaan ketiga nama ini 'Imrān, Hārūn, dan Maryam telah menimbulkan anggapan bahwa Al-Qur'an tidak jelas membedakan antara "dua Maryam" dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru... Tidak perlu berasumsi bahwa hubungan kekerabatan ini harus ditafsirkan dalam istilah modern. Kata "saudara perempuan" dan "anak perempuan", seperti halnya bentuk laki-lakinya, dalam penggunaan bahasa Arab, dapat menunjukkan hubungan kekerabatan, keturunan, atau kedekatan spiritual yang lebih luas... Tradisi Muslim telah muncul delapan belas abad antara Amram dalam Alkitab dan bapak Maryam.<ref>{{Cite book|title=Arent Jan Wensinck: Maryam. In: A. J. Wensinck, J. H. Kramers (Hrsg.): Handwörterbuch des Islam. pp. 421–423.}}</ref><ref>{{Cite book|title=J. Wensinck (Penelope Johnstone), "Maryam" in C. E. Bosworth, E. van Donzel, W. P. Heinrichs & Ch. Pellat (Eds.), The Encyclopaedia Of Islam (New Edition), 1991, Volume VI, p. 630.}}</ref>}}
Demikian pula, Stowasser menyimpulkan bahwa "
Tradisi Muslim sepakat bahwa Miryam dan Maryam adalah dua orang yang berbeda menurut masa kehidupannya, dan "Harun saudara Maryam" adalah orang yang berbeda dengan [[Harun (tokoh Al-Qur'an)|Nabi Harun]] yang hidup sezaman dengan Musa. [[Hadis]] berikut menunjukkan:
{{Quote|text=Diriwayatkan dari [[Mughirah bin Syu'bah]]: Ketika aku datang ke Najran, para
[[Ibnu Katsir]] (w. 1373) dalam [[tafsir]]<nowiki/>nya, menjelaskan terkait tradisi Arab yang menyebut seseorang sebagai saudara laki-laki atau perempuan dari nenek moyang mereka yang terkenal:
Baris 101:
{{Sura|3|[[Surah Al-Baqarah]]|[[Surah An-Nisa']]}}
{{Navigasi Surah}}
{{authority control}}
[[Kategori:Madaniyah|A]]
[[Kategori:Surah|Ali Imran]]
[[Kategori:Isa]]
[[Kategori:Yoakim]]
|