Dewa (Hindu): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(62 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kegunaan lain|Dewa (disambiguasi)}}
[[File:Indra, Chief of the Gods LACMA M.69.13.4 (1 of 5).jpg|thumb|Arca [[perunggu]] yang menggambarkan Dewa [[Indra]], "Pemimpin Para Dewa", dari [[Nepal]] pada [[abad ke-16]]. Dalam pustaka [[Weda]] Kuno, ''Dewa'' adalah makhluk gaib yang baik.<ref name="Klostermaier 2007">{{cite book |last=Klostermaier |first=Klaus K. |author-link=Klaus Klostermaier |year=2007 |chapter=Part I. Hinduism: Sources and Worldview – The Many Gods and the One God of Hinduism |chapter-url=https://books.google.com/books?id=8CVviRghVtIC&pg=PA101 |title=A Survey of Hinduism |location=[[Albany, New York]] |publisher=[[SUNY Press]] |edition=3rd |series=India and South Asian Studies |pages=101–102 |isbn=9780791470824 |lccn=2006021542 |quote=The Hindu ''deva'' is not [[God in Hinduism|God]]—at the most ''deva'' could be loosely translated as a “divine being.” Etymologically it means "god", “shiny,” “exalted”; and thus we find that the term ''deva'' covers everything that has to do with the supernatural: all figures, forms, processes and emotions, melodies, books, and verse meters—whatever needs the explanation of a transcendent origin or status—are called ''devas'' or ''devatā''. The functions of different parts of the body, symbols, and syllabes are explained as ''deva''. In [[Historical Vedic religion|Vedic religion]] we find the term used in a relatively restricted way; but even there we are not entitled to equate it with ''god'', but rather with ''supernatural powers'' in general.}}</ref>]]<!--
{{Hindu}}
{{Infobox Sanskrit term
Dalam ajaran [[agama Hindu]], '''Dewa''' ([[Dewanagari]]: '''देव''') adalah penghuni surga, [[malaikat]], dan manifestasi dari [[Brahman]] ([[Tuhan]] Yang Maha Esa). Dalam agama [[Hindu]], musuh para Dewa adalah [[Asura]].
| title = ''Deva''
| en = Surgawi, ilahi, terang, mulia, hal yang cemerlang, pemberi pengetahuan dan kemakmuran.
| sa = देव
| sa-Latn = deva
| ban = ᬤᬾᬯ
| ban-Latn= déwa
| hi = देवता
| hi-Latn = devatā
| bn = দেবতা
| bn-Latn = debota
| jv = ꦢꦺꦮ
| jv-Latn = déwa
| kn = ದೇವ
| kn-Latn = deva
| km = ទេវ
| km-Latn = tév
| ml = ദേവൻ
| ml-Latn = devan
| mr = देव
| mr-Latn = dev
| ne = देवता
| ne-Latn = devatā
| ta = தேவர்கள்
| ta-Latn = tevarkal̤
| te = దేవుడు
| te-Latn = dēvuḍu
| ma = dev
| ma-Latn = देव|or=ଦେବତା|or-Latn=debôta
|as = দেৱতা
|as-Latn = dewatā}}-->
'''Dewa''' {{Sanskerta|देव|Deva}} adalah kata dari [[bahasa Sanskerta]] yang berarti "terang", "mulia", "makhluk surgawi", "makhluk ilahi", "hal yang cemerlang",<ref name="Klostermaier 2007"/> dan dapat mengacu kepada suatu golongan makhluk gaib dalam [[agama Hindu]].<ref name=monier>Monier Monier-Williams, A Sanskrit-English Dictionary” Etymologically and Philologically Arranged to cognate Indo-European Languages, Motilal Banarsidass, page 492</ref> Dewa merupakan istilah maskulin; padanan feminin untuk istilah tersebut ialah ''[[Dewi]]''. Kata tersebut sepadan dengan istilah [[bahasa Latin|Latin]] "''Deus''" dan [[bahasa Yunani|Yunani]] "''[[Zeus]]''".
 
Dalam sastra [[Weda]] Kuno, seluruh makhluk gaib dapat disebut "dewa"<ref>[https://www.britannica.com/topic/deva-religious-being Encyclopaedia Britannica - Deva]</ref><ref>[https://books.google.com/books?id=sEIngqiKOugC&dq=deva+in+vedic+india&pg=PA147 Encyclopedia of Ancient Deities by Charles Russell Coulter, Patricia Turner. Pg.147]</ref><ref name="George Williams 2008">George Williams (2008), A Handbook of Hindu Mythology, Oxford University Press, {{ISBN|978-0195332612}}, pages 90, 112</ref> dan ''[[asura]]''.<ref>Wash Edward Hale (1999), Ásura in Early Vedic Religion, Motilal Barnarsidass, {{ISBN|978-8120800618}}, pages 5-11, 22, 99-102</ref><ref>Monier Monier-Williams, A Sanskrit-English Dictionary” Etymologically and Philologically Arranged to cognate Indo-European Languages, Motilal Banarsidass, page 121</ref> Konsep tersebut akhirnya mengalami perkembangan dalam kesusastraan India Kuno, dan pada akhir [[periode Weda]], makhluk gaib yang baik disebut ''Dewa-asura''. Dalam [[sastra Hindu]] pasca-periode Weda, seperti ''[[Purana]]'' dan ''[[Itihasa]]'', para dewa merupakan makhluk baik, sedangkan ''asura'' makhluk jahat. Dalam sejumlah karya sastra India Abad Pertengahan, para dewa juga disebut sebagai "sura", dan sifatnya bertolak belakang dengan saudara tiri mereka yang sama-sama sakti, yang disebut sebagai "asura".<ref name=ang>[https://www.britannica.com/EBchecked/topic/40167/asura/40167rellinks/Related-Links Encyclopædia Britannica]</ref>
Dalam tradisi Hindu umumnya seperti [[Adwaita wedanta]] dan [[Agama Hindu Dharma]], Dewa dipandang sebagai manifestasi [[Brahman]] dan enggan dipuja sebagai [[Tuhan]] tersendiri dan para Dewa setara derajatnya dengan Dewa lain. Namun dalam [[filsafat Hindu]] [[Dwaita]], para Dewa tertentu memiliki sekte tertentu pula yang memujanya sebagai Dewa tertinggi. Dalam hal ini, beberapa sekte memiliki paham [[monoteisme]] terhadap Dewa tertentu <sup>(lihat: [[Waisnawa]])</sup>.
 
Para dewa, demikian pula para [[asura]], [[yaksa]] (roh penunggu alam), dan [[rakshasa|raksasa]] (monster, setan), merupakan bagian dari mitologi India. Para dewa muncul dalam berbagai kisah-kisah [[kosmologi Hindu|kosmologis dalam agama Hindu]].<ref>Don Handelman (2013), One God, Two Goddesses, Three Studies of South Indian Cosmology, Brill Academic, {{ISBN|978-9004256156}}, pages 23-29</ref><ref>Wendy Doniger (1988), Textual Sources for the Study of Hinduism, Manchester University Press, {{ISBN|978-0719018664}}, page 67</ref>
== Etimologi ==
 
Dalam tradisi Hindu umumnya seperti [[Adwaita wedanta]] dan [[Agama Hindu Dharma]], Dewa dipandang sebagai manifestasi [[Brahman]] dan enggan dipuja sebagai [[Tuhan]] tersendiri dan para Dewadewa setara derajatnya dengan Dewadewa lain. Namun dalam [[filsafat Hindu]] [[Dwaita]], para Dewadewa tertentu memiliki sekte tertentu pula yang memujanya sebagai Dewa tertinggi. Dalam hal ini, beberapa sekte memiliki paham [[monoteisme]] terhadap Dewa tertentu <sup>(lihat: [[Waisnawa]])</sup>.
Kata “dewa” (''deva'')berasal dari kata “div” yang berarti “bersinar”. Dalam bahasa Latin “deus” berarti “dewa” dan “divus” berarti bersifat ketuhanan. Dalam bahasa Inggris istilah Dewa sama dengan “deity”, dalam bahasa Prancis “dieu” dan dalam bahasa Italia “dio”. Dalam bahasa Lithuania, kata yang sama dengan “deva” adalah “dievas”, bahasa Latvia: “dievs”, Prussia: “deiwas”. Kata-kata tersebut dianggap memiliki makna sama. “Devi” (atau Dewi) adalah sebutan untuk Dewa berjenis kelamin wanita. Para Dewa (jamak) disebut dengan istilah “Devatā” (dewata).
 
== Dewa dalam WedaEtimologi ==
 
Kata “dewa” (''deva'') berasal dari kata “div” yang berarti “bersinar”. Dalam bahasa Latin “deus” berarti “dewa” dan “divus” berarti bersifat ketuhanan. Dalam bahasa Inggris istilah Dewa sama dengan “deity”, dalam bahasa Prancis “dieu” dan dalam bahasa Italia “dio”. Dalam bahasa Lithuania, kata yang sama dengan “deva” adalah “dievas”, bahasa Latvia: “dievs”, Prussia: “deiwas”. Kata-kata tersebut dianggap memiliki makna sama. “Devi” (atau Dewi) adalah sebutan untuk Dewa berjenis kelamin wanita. Para Dewa (jamak) disebut dengan istilah “Devatā” (dewata).
Dalam kitab suci Reg Weda, [[Weda]] yang pertama, disebutkan adanya 33 Dewa, yang mana ketiga puluh tiga Dewa tersebut merupakan manifestasi dari kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Dewa yang banyak disebut adalah [[Indra]], [[Agni]], [[Waruna]] dan [[Soma]]. [[Baruna]], adalah Dewa yang juga seorang [[Asura]].
 
== Sastra ==
Menurut ajaran [[agama Hindu]], Para Dewa (misalnya [[Baruna]], [[Agni]], [[Bayu]]) mengatur unsur-unsur alam seperti air, api, angin, dan sebagainya. Mereka menyatakan dirinya di bawah derajat Tuhan yang agung. Mereka tidak sama dan tidak sederajat dengan Tuhan Yang Maha Esa, melainkan manifestasi [[Tuhan]] ([[Brahman]]) itu sendiri.
 
Dalam kitab suci Reg Weda''[[Regweda]]'', ''[[Weda]]'' yang pertama, disebutkan adanya 33 Dewa, yang mana ketiga puluh tiga Dewa tersebut merupakan manifestasi dari kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Dewa yang banyak disebut adalah [[Indra]], [[Agni]], [[WarunaBaruna]] dan [[Soma]]. [[Baruna]], adalah Dewa yang juga seorang [[Asura]]. Menurut ajaran [[agama Hindu]], Para Dewa (misalnya Baruna, Agni, [[Bayu]]) mengatur unsur-unsur alam seperti air, api, angin, dan sebagainya. Mereka menyatakan dirinya di bawah derajat Tuhan yang agung. Mereka tidak sama dan tidak sederajat dengan Tuhan Yang Maha Esa, melainkan manifestasi [[Tuhan]] ([[Brahman]]) itu sendiri.
Dalam kitab-kitab [[Veda]] dinyatakan bahwa para Dewa tidak dapat bergerak bebas tanpa kehendak [[Tuhan]]. Para Dewa juga tidak dapat menganugerahkan sesuatu tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa, sama seperti makhluk hidup yang lainnya, bergantung kepada kehendak Tuhan.
 
Dalam kitab-kitab suci''[[Weda]]'' dinyatakan bahwa para Dewa tidak dapat bergerak bebas tanpa kehendak [[BhagawadTuhan]]. GitaPara Dewa juga tidak dapat menganugerahkan sesuatu tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa, sama seperti makhluk hidup yang lainnya, bergantung kepada kehendak Tuhan. Dalam kitab suci ''[[Bhagawadgita]]'' diterangkan bahwa hanya memuja Dewa saja bukanlah perilaku penyembah yang baik, hendaknya penyembah para Dewa tidak melupakan Tuhan yang menganugerahi berkah sesungguhnya. Para Dewa hanyalah perantara [[Tuhan]]. [[Tuhan]] Yang Maha Esa melalui perantara Sri [[KrishnaKresna]] bersabda:
 
:''{{cquote|sa tayā śraddhayā yuktas'', tasyārādhanam īhate, labhate ca tatah kaman, mayaiva vihitān hi tān.
|source=Bhagawadgita {{sloka|kitab=Bhagawadgita|bab=7|sloka=22}}
:''tasyārādhanam īhate''
}}
:''labhate ca tatah kaman''
:''mayaiva vihitān hi tān''
(Bhagavad Gītā, 7.22)
 
<center>'''Arti:'''</center>
{{cquote|Setelah diberi kepercayaan tersebut, mereka berusaha menyembah Dewa tertentu dan memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya hanya Aku sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.}}
:setelah diberi kepercayaan tersebut,
:mereka berusaha menyembah Dewa tertentu
:dan memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya
:hanya Aku sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.
 
== Contoh ==
== Beberapa Dewa dan Dewi dalam agama Hindu ==
* [[Agni]] (Dewa api)
 
* [[Agni]] (Dewa api)
* [[Aswin]] kembar (Dewa pengobatan, putera Dewa Surya)
* [[Brahma]] (Dewa pencipta, Dewa pengetahuan, dan kebijaksanaan)
* [[Chandra|Candra]] (Dewa bulan)
* [[DurghaDurga]] (Dewi pelebur, istri Dewa Siva)
* [[Ganesa]] (Dewa pengetahuan, Dewa kebijaksanaan, putera Dewa Siva)
* [[Indra]] (Dewa hujan, Dewa perang, raja surga)
* [[Kuwera]] / [[Kubera]] (Dewa kekayaan)
* [[Laksmi]] (Dewi kemakmuran, Dewi kesuburan, Dewi cinta, istri Dewa Visnu)
* [[Maruta]] (Dewa petir)
* [[Saraswati]] (Dewi pengetahuan, istri Dewa Brahmā)
* [[Siwa]] (Dewa pelebur)
* [[Sri]] (Dewi pangan)
* [[Surya (dewa)|Surya]] (Dewa matahari)
* [[Waruna]] (Dewa air, Dewa laut dan samudra)
* [[Wayu]] / [[Bayu]] (Dewa angin)
* [[Wisnu]] (Dewa pemelihara alam semesta, Dewa pelindung alam semesta, Dewa cinta, Dewa terataidharma)
* [[Yama (Hindu)|Yama]] (Dewa maut, Dewa akhirat, hakim yang mengadili roh orang mati)
* [[Kartikeya]] (Dewa Pembunuh Iblis,Putra pertama Dewa Shiva)Siwa
 
 
----
 
 
 
<center>
<gallery>
Berkas:Agni god of firedeva.jpgJPG|'''[[Agni]]'''
Berkas:Brahma 1820deva.jpgJPG|'''[[Brahma]]'''
Berkas:MysoreGoddess PaintingSaraswati by Raja Ravi Varma, 1896.jpg|'''[[Saraswati]]'''
Berkas:GajalakshmiNarayanaTirumala21.jpegJPG|'''[[LakshmiLaksmi]]'''
Berkas:Murugan1Kartikeya 01.gifJPG|'''[[Kartikeya]]'''
Berkas:Tiruchchirappalli painting Indra (cropped)dikpala.jpgJPG|'''[[Indra]]'''
Berkas:SURYASurya GODgraha.JPG|'''[[Surya (dewa)|Surya]]'''
Berkas:Durga idolby 2011Raja BurdwanRavi Varma.jpg|'''[[Durga]]'''
Berkas:ShyamaGoddess Shakespeare Sarani Arnab Dutta 2010Kalika.JPGjpg|'''[[Kali (dewi)|Kali]]'''
</gallery>
</center>
Baris 76 ⟶ 96:
* [[Dewa]]
* [[Dewata]]
* [[Hindu]]
* [[Brahman]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
Baris 89 ⟶ 111:
{{Hindu Makhluk}}
 
[[Kategori:Hindu]]
[[Kategori:Konsep Hindu]]
[[Kategori:Dewa| ]]