Sumobito, Jombang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Tentang PadhangMbulan atau Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Merapikan artikel, removed stub, underlinked tags
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{wikify}}
{{kecamatan
|nama =Sumobito
Baris 6 ⟶ 5:
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Jombang
|nama camat =DARMADJI Heru Cahyono, SHS.Sos., M.Si.
|luas =47,64 km²
|penduduk =74.578
Baris 25 ⟶ 24:
'''Muhammad Ainun Nadjib atau Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun atau Mbah Nun'''
[[Berkas:Emha Ainun Nadjib.jpg|jmpl|'''Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)''']]
 
 
Lahir di [[Kabupaten Jombang|Jombang]], [[Jawa Timur]], [[27 Mei]] [[1953]]; umur 68 tahun adalah seorang tokoh intelektual Muslim [[Indonesia]]. Ia menyampaikan gagasan pemikiran dan kritik-kritiknya dalam berbagai bentuk: [[puisi]], [[esai]], [[Cerita pendek|cerpen]], [[film]], [[drama]], [[lagu]], [[musik]], [[Gelar wicara|''talkshow'' televisi]], [[Penyiaran|siaran]] [[radio]], [[seminar]], [[ceramah]], dan tayangan [[video]]. Ia menggunakan beragam media komunikasi dari cetak hingga digital dan sangat produktif dalam berkarya.
Baris 43 ⟶ 41:
Desa Menturo setiap Padhangmbulan diadakan menjadi sangat ramai. Sebenarnya pada masa lalu desa ini juga cukup ramai pada saat Muhammad Abdul Latief—akrab dipanggil Cak Mad, ayah Cak Nun masih hidup. Almarhum mewarnai kegiatan kehidupan masyarakat Menturo. Cak Mad mendirikan Madrasah Islamiyah “Mansyaul ‘Ulum” di Menturo Timur tahun 1958. Namun sepeninggal Cak Mad pada tahun 1975, keramaian saat itu perlahan meredup. Pun Cak Nun bersaudara banyak beraktivitas di luar Jombang. Hanya kakak keduanya, Miftahus Surur (Cak Mif) yang mendapat amanah melanjutkan perjuangan Cak Mad mengurus madrasah. Padhangmbulan merupakan bentuk pengabdian anak-anak Cak Mad untuk melanjutkan perjuangan dan menjadi amal jariyah dalam permberdayaan masyarakat.
 
'''Kerupuk Uyel'''
Sejak awal, upaya tafsir dilakukan di Padhangmbulan melalui duet Cak Nun dan kakak pertamanya, Cak Fuad (Ahmad Fuad Effendy). Cak Fuad menyampaikan tafsir tekstual, sementara Cak Nun menyampaikan tafsir kontekstualnya. '''Tafsir tekstual''' dilakukan seperti lazimnya yang dilakukan para kyai. Beberapa ayat Al-Qur`an dibacakan Cak Fuad, lalu diterangkan arti atau terjemahnya. Cak Fuad juga sering menguraikan makna kata-kata kunci di dalam ayat-ayat tersebut. Kemudian disampaikan tafsirnya dengan merujuk pada beberapa kitab tafsir Al-Qur`an. Cak Fuad juga mencoba menyampaikan pemahamannya sendiri menyangkut ayat-ayat yang tengah dikaji tersebut. Sementara, '''tafsir kontekstual''' disampaikan Cak Nun yang berupaya memahami kejadian di masyarakat, baik itu peristiwa politik, sosial, budaya, dan keagaaman. Cak Nun meletakkan ayat-ayat yang dikaji sebagai sudut pandang, atau ditemukan kaitan-kaitan antara ayat-ayat tersebut dengan realitas sosial. Al-Qur`an tidak diposisikan sebagai objek kajian, melainkan sebagai metodologi membaca realitas. Meskipun begitu, Cak Nun tidak mengklaim bahwa mereka mufasir.
 
Kecamatan Sumobito tepatnya di Dusun/Desa Segodorejo, sudah lama terkenal sebagai sentra pembuat kerupuk uyel.
[[Berkas:Menjemur Kerupuk Ikan.jpg|jmpl]]
Banyak warga memilih usaha yang menguntungkan ini. Tak hanya kerupuk uyel biasa berukuran kecil, pembuat juga menerima pesanan khusus berukuran jumbo. Di dusun ini, krecek kerupuk uyel setengah jadi terpampang di halaman depan hampir rumah warga. Sebagian berada di pinggir jalan untuk dijemur setelah proses cetak. Hampir di beberapa halaman rumah, nampak krecek kerupuk berwarna putih dijemur berjajar.
 
Untuk harga jual, dengan harga bijian atau seukuran kantong plastik sedang. Satu biji kerupuk uyel jumbo biasanya dijual dengan harga Rp 5 ribu. Kalau kerupuk berukuran kecil jualnya kiloan. Kalau sekantong plastik sedang Rp 10.000. Untuk krecekan Rp 14,500 per kilogram, tapi kalau sudah digoreng Rp 26 ribu per kilogram. Dan hasil produksi kerupuk uyel itu tidak semua digoreng di tempat produksi. Banyak krecek kerupuk uyel yang dijual mentah, menyesuaikan pesanan masuk. Dari perkembangan sampai sekarang masyarakat tidak hanya memproduksi jenis kerupuk uyel saja, tetapi juga memproduksi kerupuk jenis lainnya.
 
'''Produksi Tahu'''
[[Berkas:Memeras kedelai.jpg|jmpl|Proses Pembuatan Tahu]]
Kecamatan Sumobito tepatnya di Dusun/Desa Segodorejo, sudah lama terkenal sebagai sentra pembuat tahu. Banyak warga memilih usaha yang menguntungkan ini. Tak hanya tahu putih yang dibuat, semakin berkembangnya inovasi baru masyarakat di desa tersebut membuat jenis tahu baru yaitu tahu susu dan tahu bulat/yang dinamakan tahu pong. Beberapa pabrik tahu yang ada di desa tersebut setiap hari memproduksi tahu karena merupakan salah satu bahan pangan yang wajib yang dikonsumsi rata-rata masyarakat yang ada di desa.
 
{{Sumobito, Jombang}}
Baris 49 ⟶ 57:
 
{{Authority control}}
 
{{kecamatan-stub}}
 
[[Kategori:Sumobito, Jombang| ]]