Bahasa Jawa Indramayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Fachrian Muzaqi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(23 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
| fam2 = [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
| fam3 = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]]
| fam4 = [[Bahasa Jawa|Jawa KulonanPertengahan]]
| fam5 = [[Bahasa Jawa|Jawa Kulonan]]
| fampos = Jawa
| nation =
| script = [[Aksara Jawa]]<br />[[Abjad Pegon]]<br />[[Alfabet Latin]]
Baris 18 ⟶ 20:
| iso2 =
| glotto = indr1248
}}
 
'''Bahasa Jawa Indramayu''' atau '''dialek Dermayu''' ({{lang-jv|ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ<!-- LIHAT HALAMAN PEMBICARAAN DAHULU JIKA INGIN MENGGANTI-->|Basa Jawa Indramayu}}) adalah dialek [[bahasa Jawa]] yang dituturkan di pesisir utara [[Jawa Barat]] terutama di [[Kabupaten Indramayu]], sebagian utara dan timur [[Kabupaten Subang]], serta sebagian utara [[Kabupaten Karawang]].<ref>{{Cite web|url=https://bahasa.indramayu.top/|title=Kamus Bahasa Jawa Indramayu Indonesia Lengkap|last=|access-date=2019-08-11|archive-date=2019-07-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20190716000204/https://bahasa.indramayu.top/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://indramayukab.go.id/sekilas-indramayu/|title=Sekilas Indramayu – Situs resmi kab. Indramayu|website=indramayukab.go.id|access-date=2019-08-11}}</ref>
 
== Sejarah ==
Perbedaan yang mencolok dari kebudayaan masyarakat [[Indramayu]] dengan kebudayaan masyarakat [[Jawa Barat]] pada umumnya terdapat pada bahasa yang digunakan.<ref name="dasuki-1977">{{cite book|author1=Dasuki, H. A.|author2=Sardjono, J. P.|author3=Sumardjo|author4=Djamara|title=Sejarah Indramayu|year=1977|publisher=Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Indramayu|location=Indramayu|pages=359}}</ref> Sebagian besar masyarakat Indramayu menggunakan bahasa Jawa Indramayu sebagai bahasa daerahnya meskipun di beberapa [[kecamatan]] seperti [[Lelea, Indramayu|Kecamatan Lelea]] dan [[Kandanghaur, Indramayu|Kecamatan Kandanghaur]] ada juga yang menggunakan [[bahasa Sunda]].
 
Pada dasarnya bahasa Jawa yang dipertuturkan di Indramayu dan sekitarnya merupakan bagian dari rumpun dialek [[bahasa Jawa]].<ref name="kasim-2020">{{cite book|last=Kasim|first=Supali|title=Bahasa Jawa Indramayu: Latar Sosiolingustik, Dialektiktologi, Politisasi & Pemertahanan Bahasa|year=2020|publisher=Rumah Pustaka|location=Indramayu|pages=188|isbn=9786237788652}}</ref> Masyarakat Indramayu umumnya dapat berbicara dalam dua bahasa dengan baik atau dapat saling mengerti walaupun mereka masing-masing menggunakan bahasa yang berbeda.<ref name="dahuri-2004">{{cite book|last1=Dahuri|first1=Rokhimin|last2=Irianto|first2=Bambang|last3=Arovah|first3=Eva Nur|title=Budaya Bahari-Sebuah Apresiasi di Cirebon|year=2004|publisher=PNRI|location=Jakarta|pages=103|isbn=9793747064}}</ref>
Pada asal usul lahirnya suku jawa lama telah dimulai sejak jaman neolitikum 2000 SM, sampai zaman 500 SM<ref>{{Cite web|last=|title=mengetahui asal usul lahirnya suku jawa|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/04/07/mengetahui-asal-usul-lahirnya-suku-jawa/|access-date=2020-4-7}}</ref> dan pada abad ke-1 sampai ke- 6, suku jawa mengembangkan peradabannya yang dikenal dengan nama [[Yawadwipa|Jawa Dwipa]] yang meliputi [[Indramayu]], [[Cirebon]], [[Brebes]], [[Tegal]], [[Pemalang]], [[Bumiayu]], [[Banyumas]], [[Cilacap]], [[Purbalingga]], [[Banjarnegara]], [[Kebumen]], [[Kedu]], [[Kulonprogo]] dan [[Purwodadi]]<ref>{{Cite web|last=|title=Bahasa Jawa Ngapak|url=https://m.merdeka.com/histori/menguak-jejak-kerajaan-galuh-purba-di-tanah-jawa.html/|access-date=
2021-11-24}}</ref>.
 
Pada jawa dwipa atau ''yavadvip(a)'' (''dwipa'' berarti "pulau", dan ''yava'' berarti "jelai" atau juga "biji-bijian"). <ref name="Raffles, Thomas E. 1965. Page 3"/><ref>[http://veda.wikidot.com/malay-words-sanskrit-origin Malay Words of Sanskrit Origin]</ref> Biji-bijian ini merupakan [[jewawut]] (''Setaria italica'') atau [[padi]], yang telah banyak ditemukan di pulau jawa sebelum masuknya pengaruh dari India dan bisa dikatakan, bahwa pulau ini memiliki banyak nama sebelumnya, termasuk kemungkinan berasal dari kata ''jaú'' yang berarti "jauh"<ref name="Raffles, Thomas E. 1965. Page 3">Raffles, Thomas E.: "The History of Java". Oxford University Press, 1965 . Page 3</ref>. Dari peradaban lama seperti Budaya agraris pertanian padi Jawa Dwipa yang masih bertahan di Indramayu sebagai lumbung padi<ref>{{Cite web|last=|title=Produksi padi Indramayu|url=https://matapantura.republika.co.id/posts/171699/indramayu-raih-penghargaan-dari-mentan-capai-produksi-padi-tertinggi-di-indonesia#:~:text=Dalam%20Kepmentan%20RI%20itu%20tercatat,2021%20mencapai%201.319.624%20Ton./|access-date=2022-8-14}}</ref>.
 
Pada peradaban jawa lama penduduknya menggunakan [[Bahasa Jawa Banyumasan|Bahasa Ngapak]] yang digunakan oleh masyarakat Indramayu, Cirebon, Brebes, Bumiayu, Tegal, Pemalang, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Cilacap, Kedu, Kulonprogo dan Purwodadi <ref>{{Cite web|last=|title=Jawa Dwipa|url=https://www.rmoljawatengah.id/galuh-purba-kerajaan-tertua-di-jawa-ada-di-purbalingga-ini-jawabannya/|access-date=2022-3-28}}</ref>.
 
Dalam hal Bahasa Jawa Indramayu ini tergolong sama dengan [[Bahasa Jawa Banyumasan]], hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa naskah kuno yang ditemukan dari berbagai plosok di Indramayu masih menggunakan aksara jawa kuno yang berhasil diterjemahkan oleh Ki Tarka Sutarharja <ref>{{Cite web|last=|title=Ki Tarka Sutarharja|url=http://www.manassa.id/2018/04/ki-tarka-sutaraharja-penerjemah-naskah.html?m=1/|access-date=2018-4}}</ref>.
 
Perbedaan yang mencolok dari kebudayaan masyarakat [[Indramayu]] dengan kebudayaan masyarakat [[Jawa Barat]] pada umumnya terdapat pada bahasa yang digunakan.<ref name="dasuki-1977>{{cite book|author1=Dasuki, H. A.|author2=Sardjono, J. P.|author3=Sumardjo|author4=Djamara|title=Sejarah Indramayu|year=1977|publisher=Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Indramayu|location=Indramayu|pages=359}}</ref> Sebagian besar masyarakat Indramayu menggunakan bahasa Jawa Indramayu sebagai bahasa daerahnya meskipun di beberapa [[kecamatan]] seperti [[Lelea, Indramayu|Kecamatan Lelea]] dan [[Kandanghaur, Indramayu|Kecamatan Kandanghaur]] ada juga yang menggunakan [[bahasa Sunda]].
 
Pada dasarnya bahasa Jawa yang dipertuturkan di Indramayu dan sekitarnya merupakan bagian dari rumpun dialek [[bahasa Jawa]].<ref name="kasim-2020">{{cite book|last=Kasim|first=Supali|title=Bahasa Jawa Indramayu: Latar Sosiolingustik, Dialektiktologi, Politisasi & Pemertahanan Bahasa|year=2020|publisher=Rumah Pustaka|location=Indramayu|pages=188|isbn=9786237788652}}</ref> Masyarakat Indramayu umumnya dapat berbicara dalam dua bahasa dengan baik atau dapat saling mengerti walaupun mereka masing-masing menggunakan bahasa yang berbeda.<ref name="dahuri-2004>{{cite book|last1=Dahuri|first1=Rokhimin|last2=Irianto|first2=Bambang|last3=Arovah|first3=Eva Nur|title=Budaya Bahari-Sebuah Apresiasi di Cirebon|year=2004|publisher=PNRI|location=Jakarta|pages=103|isbn=9793747064}}</ref>
 
=== Asal usul ===
Arya Wiralodra sebagai pendiri Indramayu menjadi tonggak awal digunakannya bahasa Jawa di Indramayu.<ref name="kasim-2020"/> Ia diketahui memiliki beberapa julukan di antaranya Pangeran Gagak Wiralodra, Pangeran Darmawijaya dan Pangeran Indrawijaya. Arya Wiralodra adalah putra Adipati Singalodra penguasa Bagelen dari [[Jawa Tengah]].<ref name="prawiradiredja-2005">{{cite book|last=Prawiradiredja|first=Mohammed Sugianto|title=Cirebon: Falsafah, Tradisi, dan Adat Budaya|year=2005|publisher=PNRI|location=Jakarta|pages=39-41|isbn=9793747161}}</ref> Dalam Babad Dermayu koleksi [[Museum Sri Baduga]], diriwayatkan bahwa Arya Wiralodra adalah tokoh yang gagah berani dan memiliki senjata pusaka bernama Cakra Udaksana.<ref name="manasa-2008">{{citation|author=Tim Peneliti-Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manasa) Jawa Barat|title=Babad Dermayu|year=2008|publisher=Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga|location=Bandung|pages=211}}</ref> Arya Wiralodra dinilai sebagai sosok pemimpin ideal yang menjadi kebanggaan masyarakat Indramayu. Hal ini dibuktikan dengan pemeliharaan situs peninggalan Arya Wiralodra beserta keturunannya yang masih dirawat dengan baik bahkan direvitalisasi beberapa kali dengan biaya yang cukup besar.
 
=== Perkembangan ===
Bahasa Jawa di Indramayu kian mengalami perkembangannya ketika kebijakan Mataram yang mengangkat pejabat-pejabat bawahannya untuk menjaga perbatasan di wilayah Cimanuk. Mereka juga diberi tugas untuk mengolah lumbung padi dan memproduksi beras.<ref name="kasim-2011">{{cite book|last=Kasim|first=Supali|title=Menapak Jejak Sejarah Indramayu|year=2011|publisher=Frame Publishing|location=Yogyakarta|pages=87|isbn=9786025557286}}</ref> Hal ini diperkuat dengan catatan dalam naskah [[Sanghyang Siksa Kandang Karesian]] bahwa orang Sunda baru mulai bercocok tanam paling cepat [[abad ke-16]] dan semakin berkembang pada [[abad ke-17]], karena mereka terbiasa berladang.<ref name="ekadjati-2005">{{cite book|first=Edi S.|last=Ekadjati|title=Kebudayaan Sunda-Zaman Pajajaran. Jilid II|year=2005|publisher=Pustaka Jaya|location=Bandung|pages=151|isbn=9794193348}}</ref> Kegiatan bersawah mulai dikenalkan oleh pasukan Mataram yang sengaja didatangkan ke Indramayu untuk mengolah lumbung padi dan memasok beras kepada pasukan Mataram yang sedang berperang melawan VOC di Batavia pada tahun 1628.<ref name="collier-1986">{{cite book|last1=Collier|first1=William L|last2=Sajogyo (peny.)|title=Budidaya Padi di Jawa|year=1986|publisher=Gramedia|location=Jakarta|pages=339}}</ref>
 
Pada [[abad ke-19]] pertanian dengan cara bersawah menjadi kegiatan utama masyarakat Indramayu secara umum karena hasilnya lebih menguntungkan.<ref name="collier-1986"/> Bukti lebih lanjut dapat ditemukan dalam ''Dagh Register'' yang ditulis oleh VOC pada 9 Desember 1693, melaporkan adanya kegiatan pertanian padi yang dilakukan secara berturut-turut di wilayah Indramayu.<ref name="lubis-2003">{{cite book|author1=Lubis|author2=Herlina, Nina|author3=dkk|title=Sejarah Tatar Sunda. Jilid I|year=2003|publisher=Satya Historika|location=Bandung|pages=61|isbn=9799635365}}</ref> Sejak saat itu Indramayu menjadi daerah di pesisir utara Jawa yang memiliki area persawahan yang cukup luas. Hal ini yang mendorong masyarakat Indramayu lebih dahulu mengenal sistem bersawah dibanding dengan daerah pedalaman Jawa Barat yang masih bergantung dengan sistem berladang.<ref name="lombard-2005">{{cite book|last=Lombard|first=Denys|title=Nusa Jawa: Silang Budaya. Jilid I|year=2005|publisher=Gramedia Pustaka Utama|location=Jakarta|pages=23|isbn=9789796054527}}</ref> Meskipun di pesisir utara Jawa tidak terkena hujan musim kemarau, namun masyarakat Indramayu sudah lebih dahulu mengenal sistem irigasi sehingga penanaman padi tetap dapat dilakukan sepanjang tahun.<ref name="lombard-2005"/>
 
Berkembangnya sistem pertanian yang terjadi di Indramayu tidak hanya membawa perubahan budaya tetapi juga bahasa.<ref name="dasuki-1977"/> Hal ini yang mempengaruhi bahasa Jawa Indramayu lambat laun kian berkembang. Indramayu yang berada di wilayah perbatasan Sunda dan Jawa menjadikan penduduknya dapat memahami dua bahasa dengan baik walaupun dalam percakapan sehari-hari antar keduanya masing-masing saling menggunakan bahasanya tersendiri, namun tetap komunikatif.<ref name="kasim-2020"/>
 
== Kosakata ==
Baris 58 ⟶ 50:
! Bahasa Indonesia
|-
| kula, kita, reang, nyong (Blanakan/Cilamaya), isun
| inyong, nyong
| enyong, nyong
Baris 64 ⟶ 56:
| aku, saya
|-
| dika, sampean, sira, dikako (Blanakan/Cilamaya), ira
| rika, ko
| rika, sampean, kowen
| sampean, kowe, sliramu
| kamu, kau
|-
| golongan kita kabeh
| awake dewek
| awake dewek
| awakawake dewe
| kami
|-
| sira kabeh, golongan ira
| rika kabeh
| kowen kabeh
Baris 83 ⟶ 75:
|-
| kien, iki
| kiye, ikihiki
| kiye, ikihiki
| kiye, iki
| ini
|-
| kuen, ikukuh, kuhiku
| kuwe, koh, iku
| kuwe, koh
| kuwi, kae
| kuwe, koh
| kuwi, kae
| itu
|-
| kene
| kene, ngeneh
| kene, mene
| kene, mrenemengene
| kene, mene
| kene, ngenehmrene/mene
| sini
|-
| kana, mana
| kana, menganah (nganah)mengana
| kana, mana, / mono
| kana, mrana,mono / mrono
| sana
|-
| kepriben, kepriwen, kepriyen
| kepriwe, keprimenkepribe
| keprimen, kepriben
| kepriye, kepiyekeprige
| bagaimana
|-
| ora, belih, bli, dudu, sejen
| ora, duduudu, sejen
| ora, blih, dudu, blehsejen
| ora, duduudu, sejenseje
| tidak, bukan
|}