Pendawa, Lebaksiu, Tegal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, removed stub tag |
k fix |
||
Baris 22:
== Sejarah ==
Dalam Catatan Urutan Kepala [[desa]] dan sejarah [[desa]] [[Pendawa]], [[Wangsa prana]]/[[Wangsa truna]] Adalah seorang pemimpin [[desa]] [[Pendawa]] yang di sebut Bekel,Beliau adalah Putra Dari Raden [[Wirasari]],Salah satu Pasukan [[Kesultanan Mataram]] Pada masa
Berbeda cerita antara Kakaknya dengan Raden [[Wirasari]],Kakanya diberi Kepercayaan memimpin daerah yg dekat dengan Seorang Raja,Raden [[Wirasari]] memilih menyingkir untuk hidup tenang dan di beri kekuasan wilayah Selatan dan menetap di [[desa]] [[Pendawa]],lalu Raden [[Wirasari]] mejalani kehidupan di [[desa]] [[pendawa]] bersama keluarga dan mempunyai anak salah satunya bernama [[Wangsa Prana]].Didalam catatan The Kartasura Dynasty GENEALO menyebutkan,[[Wangsa prana]]/[[Wangsa Truna|Wangsa truna]] adalah Ayah dari [[Raden Ayu Gedhong]],Istri Kelima dari Sampeyan Dalam Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Prabhu Sri Paku Buwana II,Senapati ing Alaga Ngah 'Abdu'l-Rahman Saiyid Ud-Din Panatagama.Raden [[Wangsa prana]] meneruskan cita-cita dari Orang tuanya memimpin [[Desa]] [[Pendawa]] dan pada masa hidupnya mengabdi pada [[Kesultanan Mataram]].
=== Masa Kolonial ===
[[Berkas:Peta Desa Pendawa Masa Hindia Belanda.jpg|al=Desa Pendawa|jmpl|Desa Pendawa masa Kolonial]]
Pada Arsip masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]] Tahun 1887 ''(Sumber Maps Underconstruction)'',[[Pendawa]] Adalah wilayah yang dikelilingi empat Pedukuhan besar,Dukuhwringin,Dukuhsalam,Dukuhlo,dan Dukuh Babakan, ''(Universitaire Bibliotheken Leiden Published 1887)'',Pada era sebelumnya tercatat,Dalam salah satu arsip laporan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]]
[[Berkas:Daftar Desa dan Nama bekel Tahun 1857.jpg|al=Desa Pendawa.|jmpl|Daftar Nama Desa Beserta Pemimpinnya Tahun 1857.]]
Pada Masa Kolonial Tahun 1927,[[Pendawa]] pernah menjadi salah satu [[desa]] otonomi yang berada di [[Tegal]] Pada masa Pemerintahan [[Hindia Belanda]], dari 4 (empat)
Penyelidikan otonomi dilakukan dengan berkonsultasi dengan Pemerintah daerah dengan Pejabat administrasi diadakan di empat [[desa]] berikut yang berbeda jenis, yang bisa dianggap memberi gambaran lebih atau kurang untuk mengembangkan masyarakat [[desa]] di kabupaten.
Pilihan
I. "''Slawikoelon''", Bagian dari ibu kota kadipaten [[Slawi]],pusat populasi penting dengan pasar regional, dalam waktu dekat,dekat dengan [[Pabrik Gula Kemanglen]] dan [[Pabrik Gula Dukuhwringin]] .Desa ini, pada tahun 1917 dengan lingkungan [[desa]]
ll. "''Tegalsari''", [[desa]] kota (sebagian nelayan, sebagian desa pertanian) di ibu kota [[Tegal]] (dalam kabupaten tersebut teraad), yang terdiri dari bawahan (desas lama),terutama Pangan-djaran, Pasengkongan,Todan, Bong dan Keteraberan. [[desa]] ini berada di 1917 dengan desas Pendjalan, Mangoendipoeran, Kratonlor dan Asemtiga disatukan menjadi satu desa kota besar, yaitu Redjosari, tetapi pada tahun 1926 dipulihkan dengan membelah kemerdekaan sebelumnya. Ini memiliki 4.545 jiwa dan memiliki 75 pembangunan sawah komunal dengan saham tetap dan penggunaan permanen ceri selain 51 gedung taman dan pekarangan. Sawah disewa oleh Pabrik Gula Pagongan. Kecuali lembaga kredit [[desa]] (loembung dan
lll. "''Kedjambon''", sebagian kota [[desa]] dalam batas-batas wilayah komune dan sebagian lagi dusun (desa lama) Karangdowo-wètan
menyangkut pertanian desa,Kedjabmon mendapatkan kembali kemerdekaannya pada tahun 1926, dengan tambahan Karangdawa wètan.menyangkut pertanian
IV. "''Pendawa''", sebuah [[desa]] pertanian di distrik [[Slawi]] dekat jalan utama bagus dari
Di dalam Dokumentasi arsip Desa Otonomi,Desa Pendawa mendapatkan prestasi menjadi suatu Desa dengan peningkatan ekonomi dan mampu menjadikan kas desa paling cepat dan tinggi perkembangannya,Di samping pengelolahan tata usaha dan pertanian yang bagus,Desa Pendawa juga tercatat bisa mengembangkan sisi pendidikan yang meningkat terbukti dengan dijalankanya Sekolah Desa,pengelola an Bank desa,Desa Pasar secara berkesinambungan menjadi siklus ekonomi yang meningkat di kelola oleh pemerintah desa
|