Archaeol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Riyanto1122 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 1 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Yatimorphan|Oktober 2022}}
'''Archaeol''' merupakan salah satu dari lipid membran utaman yang dimiliki [[archaea]]. Ditinjau dari lipid membrannya, keberadaan archaeol yang memainkan peranan penting ini merupakan salah satu karakter utama yang membedakan archaea dengan [[bakteri]] dan [[eukarya]]. Karenanya archaeol digunakan sebagai salah satu penanda biologis yang mengidentifikasi aktivitas archaea kuno, terutama untuk kelompok [[metanogen]].<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/646855109|title=Archaea : molecular and cellular biology|location=Washington, DC|isbn=978-1-55581-551-6|others=Cavicchioli, Ricardo,|oclc=646855109}}</ref>
 
Baris 55:
 
=== Proses sintesis ===
Archaeol biasanya ditemukan sebagai [[fosfolipid]] dalam sel archaea. Jalur sintetik dari archaeol fosfolipid jenuh berlangsung sebagai berikut: sintesis rantai samping isoprenoid dengan hubungan head-to-tail dari isopren, hubungan eter ke tulang punggung gliserol-1-fosfat, pembentukan archaeol CDP, ikatan gugus kepala kutub dan saturasi ikatan ganda. Setelahnya, lipid tetraeter dapat disintesis dengan reaksi dimerisasi melalui hubungan head-to-head.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Jain|first=Samta|date=2014|title=Biosynthesis of archaeal membrane ether lipids|url=http://journal.frontiersin.org/article/10.3389/fmicb.2014.00641/abstract|journal=Frontiers in Microbiology|volume=5|doi=10.3389/fmicb.2014.00641|pmc=PMC4244643|pmid=25505460}}</ref>
 
Rantai isoprenoid archaea memiliki jalur biosintetik yang berbeda dibandingkan dengan bakteri dan eukarya. Unit C5 [[isopentenil pirofosfat]] (IPP) dan [[Dimetilalil Pirofosfat|dimetilalil pirofosfat]] (DMAPP) adalah prekursor untuk isoprenoid. Prekursor ini bersifat universal untuk ketiga domain kehidupan tersebut. Dua senyawa tersebut umumnya disintesis dalam bakteri melalui jalur 2-C-metil-D-eritritol 4-fosfat/1-deoksi-D-xilulosa 5-fosfat (jalur MEP / DOXP). Sementara itu keduanya disintesis melalui jalur mevalonat (MVA) pada kebanyakan eukarya. Sintesis IPP dan DMAPP pada archaea mengikuti jalur MVA alternatif yang berbeda dari jalur MVA klasik dalam tiga langkah terakhir.<ref name=":2" />
Baris 65:
Archaeol yang terdapat dalam sedimen umumnya berasal dari hidrolisis fosfolipid membran archaea selama proses diagenesis. Karena potensi preservasinya yang tinggi, lipid ini sering dideteksi dan digunakan oleh ahli geokimia organik sebagai biomarker untuk mendeteksi aktivitas archaea, terutama untuk uji biomassa dan aktivitas metanogen. Sebagai proksi metanogen, di kesempatan lain lipid ini digunakan oleh Michinari Sunamura et al. untuk secara langsung mengukur metanogen dalam sedimen [[Teluk Tokyo|yang terdapat di Tokyo Bay]],<ref>{{Cite journal|last=Sunamura|first=Michinari|last2=Koga|first2=Yosuke|last3=Ohwada|first3=Kouichi|date=1999-11|title=Biomass Measurement of Methanogens in the Sediments of Tokyo Bay Using Archaeol Lipids|url=http://link.springer.com/10.1007/PL00011811|journal=Marine Biotechnology|language=en|volume=1|issue=6|pages=562–568|doi=10.1007/PL00011811|issn=1436-2228}}</ref> dan selanjutnya digunakan oleh Katie LH Lim et al. sebagai indikator [[metanogenesis]] pada sampel tanah yang jenuh air.<ref>{{Cite journal|last=Lim|first=Katie L. H.|last2=Pancost|first2=Richard D.|last3=Hornibrook|first3=Edward R. C.|last4=Maxfield|first4=Peter J.|last5=Evershed|first5=Richard P.|date=2012|title=Archaeol: An Indicator of Methanogenesis in Water-Saturated Soils|url=http://www.hindawi.com/journals/archaea/2012/896727/|journal=Archaea|language=en|volume=2012|pages=1–9|doi=10.1155/2012/896727|issn=1472-3646|pmc=PMC3512251|pmid=23226972}}</ref> Selain itu, CA McCartney dkk. menggunakannya sebagai proxy untuk produksi metana pada sapi.<ref>{{Cite journal|last=McCartney|first=C.A.|last2=Bull|first2=I.D.|last3=Yan|first3=T.|last4=Dewhurst|first4=R.J.|date=2013-02|title=Assessment of archaeol as a molecular proxy for methane production in cattle|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0022030212009277|journal=Journal of Dairy Science|language=en|volume=96|issue=2|pages=1211–1217|doi=10.3168/jds.2012-6042}}</ref>
 
Sementara itu, archaeol juga digunakan untuk membantu memahami biogeokimia purba. Misalnya oleh Richard D. Pancost et al. yang menggunakannya sebagai biomarker untuk merekonstruksi biogeokimia [[Holosen]] di lahan gambut ombrotrofik.<ref>{{Cite journal|last=Pancost|first=Richard D.|last2=McClymont|first2=Erin L.|last3=Bingham|first3=Elizabeth M.|last4=Roberts|first4=Zoë|last5=Charman|first5=Dan J.|last6=Hornibrook|first6=Edward R.C.|last7=Blundell|first7=Anthony|last8=Chambers|first8=Frank M.|last9=Lim|first9=Katie L.H.|date=2011-11|title=Archaeol as a methanogen biomarker in ombrotrophic bogs|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0146638011001823|journal=Organic Geochemistry|language=en|volume=42|issue=10|pages=1279–1287|doi=10.1016/j.orggeochem.2011.07.003}}</ref> Sebuah studi pada kesempatan lain yang dipimpin oleh Ian D. Bull et al. juga menunjukkan penggunaan archaeol sebagai biomarker untuk mengungkap perbedaan antara sistem pencernaan fermentasi pada bagian foregut dan [[Usus belakang|hindgut]] mamalia [[Herbivor|herbivoraherbivor]]a purba.<ref>{{Cite journal|last=Gill|first=Fiona L.|last2=Dewhurst|first2=Richard J.|last3=Dungait|first3=Jennifer A.J.|last4=Evershed|first4=Richard P.|last5=Ives|first5=Luke|last6=Li|first6=Cheng-Sen|last7=Pancost|first7=Richard D.|last8=Sullivan|first8=Martin|last9=Bera|first9=Subir|date=2010-05|title=Archaeol – a biomarker for foregut fermentation in modern and ancient herbivorous mammals?|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0146638010000264|journal=Organic Geochemistry|language=en|volume=41|issue=5|pages=467–472|doi=10.1016/j.orggeochem.2010.02.001}}</ref>
 
Selain itu, karena perbedaan kinetika degradasi dari archaeol dan caldarchaeol yang utuh, rasio archaeol dan caldarchaeol diusulkan sebagai proxy [[Keasinan|salinitas]] di danau untuk dataran tinggi. Rasio tersebut dimanfaatkan menjadi alat untuk studi paleosalinitas bagi beberapa peneliti.<ref>{{Cite journal|last=Wang|first=Huanye|last2=Liu|first2=Weiguo|last3=Zhang|first3=Chuanlun L.|last4=Jiang|first4=Hongchen|last5=Dong|first5=Hailiang|last6=Lu|first6=Hongxuan|last7=Wang|first7=Jinxiang|date=2013-01|title=Assessing the ratio of archaeol to caldarchaeol as a salinity proxy in highland lakes on the northeastern Qinghai–Tibetan Plateau|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0146638012002045|journal=Organic Geochemistry|language=en|volume=54|pages=69–77|doi=10.1016/j.orggeochem.2012.09.011}}</ref>
Baris 83:
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
[[Kategori:Eter]]
[[Kategori:Lipid]]