Suku Banjar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(93 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
| native_name = {{native name|bjn|Urang Banjar}}<br>اورڠ بنجر
| native_name_lang = bjn
| image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:Pangeran Antasari Museum Lambung Mangkurat.JPG|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Pangeran Hidayatullah Museum Lambung Mangkurat.JPG|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Deman Lehman (Soelehmah) gevangen te Bandjermasin.tif|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Ratu-zalecha.JPG |60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Pangeran Antasari]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Hidayatullah II dari Banjar|Sultan Hidayatullah II]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Demang Lehman]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Ratu Zaleha]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:Idham Chalid.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Pangeran Mohammad Noor, Kami Perkenalkan (1954), p105.jpg |60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Hasan Basry.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Gusti Muhammad Hatta, 2011.jpg|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Idham Chalid]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Pangeran Mohammad Noor]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Hasan Basry]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Gusti Muhammad Hatta]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:Fadjroel Rachman.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Olla Ramlan on Ini Talkshow Netmediatama.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Arul-efansyah.jpg|60x80px]]</td>
<td> [[Berkas:Kemal Palevi Semua Tutorialku Blog.jpg|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Fadjroel Rachman]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Olla Ramlan]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Arul Efansyah]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Kemal Palevi]]</small></td>
</tr>
<tr>
</table>
| image_caption =
| image_alt =
| image_upright =
Baris 11 ⟶ 51:
| total_source = Sensus
| total_ref = <ref name="BPS10">{{citation|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia (Hasil Sensus Penduduk 2010)|language=id|url=https://www.bps.go.id/pressrelease/download.html?nrbvfeve=MTg1NA%3D%3D&sdfs=ldjfdifsdjkfahi&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNy0xOSAxNzoyNzo0Ng%3D%3D|location=Jakarta|publisher=Central Bureau of National Statistics of the Republic of Indonesia|year=2010|ref={{sfnref|BPS|2021b}}}}</ref>
| regions = {{flag|Indonesia}} ([[Kalimantan Selatan]]) <br>{{flag|Malaysia}} ([[Semenanjung Malaysia|Semenanjung]]) ([[Sabah]])<br>{{flag|Singapura}}
| tablehdr = Rincian jumlah populasi per wilayah
| region1 = {{flag|Kalimantan Selatan}}
Baris 21 ⟶ 61:
| region4 = {{flag|Riau}}
| pop4 = 227.239
| region5 = {{flag|
| pop5 = 125.707
| region6 = {{flag|Jambi}}
Baris 35 ⟶ 75:
| region11 = {{flag|Jakarta}}
| pop11 = 8.572
| region12 = {{flag|Sulawesi
| pop12 =
| region13 = {{flag|Sulawesi Tengah}}
| pop13 = 3.452
| region14 = {{flag|Aceh}}
| pop14 = 2.734
| region15 = {{flag|Banten}}
| pop15 = 2.572
| region16 = {{flag|Yogyakarta}}
| pop16 = 2.545
| region17 = {{flag|Jawa Tengah}}
| pop17 = 2.336
| region18 = {{flag|Sumatera Selatan}}
| pop18 = 1.442
| region19 = {{flag|Nusa Tenggara Barat}}
| pop19 = 1.083
| region20 = {{flag|Sulawesi Utara}}
| pop20 = 594
| region21 = {{flag|Sulawesi Tenggara}}
| pop21 = 499
| region22 = {{flag|Lampung}}
| pop22 = 411
| region23 = {{flag|Sumatera Barat}}
| pop23 = 355
| region24 = {{flag|Bali}}
| pop24 = 349
| languages = {{plainlist|
* '''Pribumi'''
Baris 42 ⟶ 106:
* ''{{hlist|Banjar Baku|Banjar Batangbanyu|Banjar Kuala|Banjar Pahuluan}}''
* '''Juga'''
* {{hlist|[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]|[[Bahasa
| religions = [[Islam]] ([[Sunni]])
| related_groups = {{hlist|[[Suku Dayak Meratus|Bukit]]|[[Dayak Ngaju|Ngaju]]|[[Suku Kutai|Kutai]]|[[Suku Dayak Bakumpai|Bakumpai]]|[[Suku Maanyan|Ma'anyan]]|[[Suku Tidung|Tidung]]| [[Suku Kedayan|Kadayan]]| [[Suku Melayu]]}}
}}
'''Suku Banjar''' ({{lang-bjn|اورڠ بنجر|Urang Banjar}}) adalah suatu [[etnisitas|kelompok etnis]] yang berasal dari [[daerah Banjar|wilayah Banjar]] di [[Provinsi Kalimantan Selatan]].<ref name="BPS10"></ref> Suku Banjar merupakan penutur [[Bahasa Banjar]] (dengan berbagai macam dialeknya), dan terikat dalam persamaan sejarah atau latar belakang serta kebudayaan. Suku Banjar merupakan salah satu etnis pribumi asli [[Kalimantan]] di [[Indonesia]] yang mana berbagai elemen kebudayaannya secara resmi diakui oleh pemerintah republik Indonesia dan dianggap sebagai salah satu komponen penting warisan kebudayaan nasional. Walaupun begitu sebagian besar masyarakat Banjar memiliki darah [[Suku Jawa]] akibat dari pendirian kerajaan dan kesultanan pada wilayahnya pada zaman dahulu dengan pengaruh budaya Melayu yang kental akibat perluasan wilayah dan interaksi Kesultanan Banjar ke bagian barat Kalimantan.
Dikarenakan faktor historis pengislaman pribumi Kalimantan, mayoritas masyarakat etnis Banjar pada umumnya kini merupakan pemeluk agama [[Islam]] ([[Muslim]]), masyarakat ini menunjukkan karakteristik yang agak berbeda dari kebanyakan [[Tanah Dayak|Dayak]] di wilayah pedalaman Kalimantan; yang mana masyarakat etnis Banjar cenderung memiliki [[gaya hidup]] dan [[norma|norma-norma]] yang berbasis [[Islami]]. Etnis Banjar juga terkenal akan kemampuannya dalam bidang [[perniagaan]], pada masa kini populasi diaspora Banjar dapat ditemui pula secara global atau di seluruh belahan dunia; termasuk diantaranya dalam cakupan wilayah [[Asia Tenggara]] maupun hingga ke [[Timur Tengah]] (terutama di [[Arab Saudi]]).
== Nomenklatur ==
Secara [[etimologis]], kata "Banjar" dari sudut pandang komunitas Dayak sebagai etnonim mulanya berasal dari terminologi [[bahasa Ma'anyan]].
Namun sebutan Dayak itu sendiri baru diperkenalkan di Kalimantan Selatan sesaat sebelum pendirian [[Gereja Kalimantan Evangelis|Geredja Dajak Evengelis]] pada tanggal [[10 April]] [[1839]], untuk menyatukan berbagai komunitas menjadi satu identitas kultural yang dianggap sama tapi berasal dari beragam penutur bahasa yang berbeda-beda (etno-linguistik) sebagai basis penginjilan. Komunitas yang sudah dibaptis ini disebut Ulun Ungkup. Hal tersebut didahului dengan munculnya pula istilah geografis yang disebut [[Tanah Dayak]] pada awal pembentukan [[Hindia Belanda]] pada permulaan abad ke-19.
Namun dalam [[Hikayat Banjar]], istilah Banjar itu sendiri diambil dari nama sebuah kampung di tepi [[sungai Kuin]]. Komunitas Dayak Ngaju menyebut komunitas ini dengan sebutan Oloh-Masih. Oloh-Masih ini identik dengan komunitas sub-etnis Banjar Kuala (kuala= muara).
== Sejarah ==
Baris 59 ⟶ 126:
Dirunut dari genealoginya, masyarakat etnis Banjar pada zaman dahulu merupakan satu kesatuan entitas yang sama dengan masyarakat Dayak lainnya di sekitar wilayah [[Pegunungan Meratus]] (khususnya dengan etnis Bukit atau kerap dikenali sebagai Dayak Meratus). Penelitian arkeologi pada zaman modern di kawasan Geopark Meratus mengungkapkan bahwa wilayah ini telah dihuni oleh manusia purba sejak zaman masa prasejarah.
===
==== Kerajaan Dipa ====
{{main|Kerajaan Negara Dipa}}
''Kerajaan Negara Dipa'' merupakan sebuah sebutan lokal oleh masyarakat etnis Banjar yang merujuk kepada suatu entitas [[kerajaan]] yang merupakan cikal bakal dinasti raja-raja Banjar yang didirikan seorang tokoh yang bernama Ampu Jatmaka, dianggap sebagai sumber sivilisasi atau peradaban yang memiliki pengaruh dominan bagi masyarakat Banjar. Namun kerajaan ini bukan kerajaan pertama di Tanah Banjar. Tutur lokal yang disebut Tutur Candi menyebut nama Kerajaan Kuripan dan Tanjungpuri yang terletak dilembah sungai Tabalong sebagai kerajaan orang-orang Banjar kuno (Pahuluan), sebagai pendahulu Kerajaan Negara Dipa yang dipengaruhi budaya Jawa tersebut. Kedua kerajaan ini bertetangga dengan komunitas "Dayak" Nan Sarunai.
Kerajaan ini ditengarai merupakan sebuah cabang atau ''vassal state'' dari kerajaan utamanya di pulau Jawa; yakni kerajaan Banjar Negara. Kata ''dipa'' itu sendiri diserap dari istilah ''dwipa'' dalam bahasa Jawa yang memiliki arti "pulau", merujuk kepada Banjar Negara itu sendiri yang terletak di pulau Jawa.
==== Kerajaan Banjar ====
{{main|Kerajaan Banjar}}
Kerajaan Banjar merupakan bentuk lanjutan dari kekuasaan ''Dipa Negara'' atau ''Banjar Negara'' yang mana pada masa ini pemimpin monarki atau sang [[raja]] telah dilantik dari keturunan raja yang menetap di Kalimantan, dan tidak lagi mengikuti sentralisasi Jawa dan merupakan bentuk awal desentralisasi kekuasaan kemaharajaan Jawa.
==== Kesultanan Banjar ====
{{main|Kesultanan Banjar}}
Kemunculan Banjar sebagai kerajaan berbasis Islam didukung oleh [[Kesultanan Demak]] yang merupakan kerajaan didirikan komunitas Jawa-Melayu Palembang. Pedagang Banjar berhubungan dagang dengan kota-kota pelabuhan Tedunan, Jepara, Demak, Tuban, Giri, Surabaya, Arosbaya dan Sumenep. Oleh seorang ulama yang yang datang dari negeri Arab dan komunitas Melayu, Raja Banjar diberi gelar Sultan.
Pada masa kegemilangan Mataram, seluruh kerajaan yang terkoneksi dengan Jawa mengalami pengaruh keislaman dengan disahkannya pengadopsian sistem pemerintahan ala Timur Tengah, yakni [[kesultanan]]. Sejak saat itu, kerajaan Banjar bertransformasi menjadi kesultanan Banjar; yang mana pemimpin monarkinya berupa seorang [[sultan]] (bukan lagi raja seperti sebelumnya).
== Sistem kekerabatan ==
Baris 84 ⟶ 158:
|↑
|-
|
|-
|↑
Baris 132 ⟶ 206:
Dalam sistem kekerabatan, orang Banjar menganut prinsip garis keturunan bilateral (parental), artinya menarik garis keturunan pada pihak ayah dan pihak ibu.
== Diagramatik Y-DNA suku Banjar (DNA Southern Borneo) ==
{{Pie chart
| thumb = right
| caption = [[:en:Y-DNA_haplogroups_in_populations_of_East_and_Southeast_Asia | Genetika Y-DNA suku Banjar]] dalam tabel
| label1 = [[:en:Haplogroup_C-M130 |C]]
| value1 = 13.3
| color1 = Green
| label2 = [[:en:Haplogroup_F-M89 |F]]
| value2 = 6.7
| color2 = Orange
| label3 = [[:en:Haplogroup_O-M119 |O1a]] - [[Rumpun bahasa Austro-Tai|Austronesia-Thai]]
| value3 = 26.7
| color3 = Blue
| label4 = [[:en:Haplogroup O-M268|O1b]] - [[Rumpun bahasa Austroasia| Austroasia]]
| value4 = 26.7
| color4 = Black
| label5 = [[:en:Haplogroup_O-M122 |O2]] - [[Rumpun bahasa Sino-Tibet|Sino-Tibet]]
| value5 = 26.7
| color5 = Red
}}
== Agama dan kepercayaan ==
Baris 148 ⟶ 243:
=== Bahasa ===
{{main|Bahasa Banjar}}
Bahasa yang dituturkan oleh masyarakat etnis Banjar adalah [[bahasa Banjar]] yang bertetangga dengan [[rumpun bahasa Barito Raya]].
==== Pengaruh linguistik ====
[[File:Majapahit Empire.svg|thumb|left|300px|Peta wilayah kekuasaan kemaharajaan Majapahit]]
Serupa dengan rumpun bahasa Dayak lainnya yang dituturkan di wilayah
=== Kesusastraan ===
Baris 178 ⟶ 273:
== Kebudayaan ==
{{main|Budaya Banjar}}
[[Berkas:
Umumnya adat kebudayaan Banjar berakar dari
Salah satu contohnya adalah adat [[baayun anak]] yang pada zaman dahulu adalah ritual pemberkatan anak penganut [[Kaharingan]] dengan dibacakan mantra-mantra [[Balian]], sekarang dalam adat Banjar yang Islam [[baayun anak]] tidak lagi menggunakan mantra-mantra [[Balian]] akan tetapi dengan pembacaan ayat suci [[Al-Quran]] dan salawat kepada [[Nabi Muhammad SAW]].
=== Keterampilan Mengolah Lahan Pasang Surut ===
Baris 208 ⟶ 302:
=== Musik ===
[[Berkas:Musik Pengiring Tari Japin Sigam.ogg|jmpl|Alunan musik Banjar sebagai pengiring tari Japin Sigam yang berasal dari [[pulau Laut]].]]
Salah satu kesenian berupa musik tradisional khas Suku Banjar adalah [[Musik Panting]]. Musik ini disebut Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik panting. Pada awalnya musik panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan. Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk mirip seperti gambus Arab tetapi ukurannya lebih kecil. Pada waktu dulu musik panting hanya dimainkan secara perorangan atau secara solo. Karena semakin majunya perkembangan zaman dan musik panting akan lebih menarik jika dimainkan dengan beberapa alat musik lainnya, maka musik panting sekarang ini dimainkan dengan alat-alat musik seperti ''babun'' (gendang), ''agung'' (gong) dan ''piul'' (biola) dan pemainnya juga terdiri dari beberapa orang. Nama musik panting berasal dari nama alat musik itu sendiri, karena pada musik panting yang terkenal alat musik nya dan yang sangat berperan adalah panting, sehingga musik tersebut dinamai musik panting. Orang yang pertama kali memberi nama sebagai musik panting adalah A. SARBAINI. Dan sampai sekarang ini musik panting terkenal sebagai musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.<ref>{{Cite web |url=http://arsyadindradi.net/sejarah-dan-peranan-musik-panting/ |title=Musik Panting Banjar |access-date=2010-07-08 |archive-date=2010-05-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100515150511/http://arsyadindradi.net/sejarah-dan-peranan-musik-panting/ |dead-url=yes }}</ref>
Selain itu, ada sebuah kesenian musik tradisional Suku Banjar, yakni [[Musik Kentung]]. Musik ini berasal dari daerah [[Kabupaten Banjar]] yaitu di desa [[Sungai Alat, Astambul, Banjar|Sungai Alat, Astambul]] dan kampung [[Bincau, Martapura, Banjar|Bincau, Martapura]]. Pada masa sekarang, musik kentung ini sudah mulai langka. Masa dahulu alat musik ini dipertandingkan. Dalam pertandingan ini bukan saja pada bunyinya, tetapi juga hal-hal yang bersifat magis, seperti kalau dalam pertandingan itu alat musik ini bisa pecah atau tidak dapat berbunyi dari kepunyaan lawan bertanding.<ref>{{Cite web |url=http://arsyadindradi.net/musik-kentung/ |title=Musik Kentung Banjar |access-date=2010-07-08 |archive-date=2010-05-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100515142445/http://arsyadindradi.net/musik-kentung/ |dead-url=yes }}</ref>
Baris 267 ⟶ 362:
== Populasi ==
Menurut sensus BPS tahun 2010 populasi suku Banjar berjumlah 4.127.124.<ref>demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf</ref> Suku Banjar terdapat di seluruh provinsi Indonesia dengan 2.686.627 diantaranya tinggal di Kalimantan Selatan. Populasi suku Banjar dalam jumlah besar juga dapat ditemkan di Kalimantan Tengah (464.260) dan Kalimantan Timur (440.453) yang merupakan daerah perantauan primer orang Banjar. Di pulau Sumatra orang Banjar banyak terdapat di Riau (227.239),
Populasi suku Banjar diantaranya sebagai berikut:<ref>{{id}} {{cite book|year=2011|url=http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010|publisher=Badan Pusat Statistik|isbn=978-979-064-417-5}}ISBN 9789790644175</ref>
Baris 303 ⟶ 398:
| style="text-align: right;" | 5,51%
|-
| [[
| style="text-align: right;" | 125.707
| style="text-align: right;" | 12.982.204
Baris 381 ⟶ 476:
| style="text-align: right;" | 0,06%
|-
| [[
| style="text-align: right;" | 1.442
| style="text-align: right;" | 7.450.394
Baris 411 ⟶ 506:
| style="text-align: right;" | 0,01%
|-
| [[
| style="text-align: right;" | 355
| style="text-align: right;" | 4.846.909
Baris 490 ⟶ 585:
#Batangbanyu
Kelompok subetnis Banjar Batangbanyu secara hakikatnya merujuk kepada kelompok etnis Banjar yang mayoritas bermukim di wilayah kisaran sungai.
#Kuala/kwala
Banjar Kuala didefinisikan sebagai masyarakat etnis pribumi Banjar yang telah melakukan kawin campur dengan etnis lainnya yang berasal dari luar wilayah pulau Kalimantan, yang diantaranya mencakup etnis Bugis, etnis Jawa, dan sebagainya. Kata ''kuala'' atau ''kwala'' itu sendiri dalam bahasa Banjar bermakna "pertemuan" atau "percampuran".
#Pahuluan
Banjar Pahuluan merujuk kepada golongan etnis Banjar yang berasal dari wilayah dataran tinggi atau pegunungan, yang mana masyarakat Banjar Pahuluan masih memiliki banyak kedekatan dengan etnis serumpunnya yakni etnis Bukit (atau kerap disebut sebagai Dayak Meratus) yang mayoritas mendiami wilayah pegunungan Meratus.
=== Diaspora ===
Sebagai etnis yang gemar melakukan perniagaan, etnis Banjar telah menyebar ke seluruh belahan dunia sejak zaman lampau untuk memperoleh peruntungan di berbagai wilayah. Dalam cakupan benua [[Asia]], wilayah [[Asia Tenggara]] dan [[Timur Tengah]] merupakan dua wilayah yang memiliki populasi sebaran diaspora Banjar terbesar di dunia; dengan setidaknya ada kurang lebih sekitar 2–3 juta populasi di negara [[Brunei]] (khususnya di wilayah tenggara Brunei), Sabah, [[Hari Kemerdekaan Sarawak|Sarawak]], [[Banjar Singapura|Singapura]], maupun [[Banjar Malaysia|Malaysia]] (khususnya di Provinsi Perak)
Namun demikian, terdapat pula komunitas minoritas diaspora masyarakat Banjar di belahan benua lainnya yang mencakup [[Australia]], [[Amerika]], maupun [[Afrika]]. Bahkan, beberapa studi genetik pada masa modern mengindikasikan bahwa leluhur masyarakat etnis Malagasi di wilayah barat pulau [[Madagaskar]] dan beberapa etnis lainnya di timur Afrika (utamanya wilayah [[Komoro]]) merupakan keturunan dari diaspora masyarakat Dayak yang berasal dari [[daerah Banjar]] di selatan Kalimantan.<ref>{{cite book|title=Insight Guides Madagascar|trans-title=Wawasan Panduan Madagaskar|language=en|publisher=Apa Publications|isbn=9781789192438|quote=The latest genetic studies indicate that these pioneers almost certainly originated from the Banjar Region of Indonesian Borneo.}}</ref>
== Figur publik ==
Baris 538 ⟶ 635:
* Drs. [[Saadillah Mursjid]], MPA, Menteri Sekretaris Kabinet 1988-1998, Menteri Sekretaris Negara 1998.
* [[Sjachriel Darham]], Gubernur Kalimantan Selatan 2000-2005.
* Kapten [[
* [[Syamsul Mu'arif]], Menteri Negara Komunikasi dan Informatika 2001-2004.
* H. Syarifuddin, Imam Besar Masjid Istiqlal.
Baris 551 ⟶ 648:
== Referensi ==
{{reflist|3}}
=== Catatan ===
{{notelist}}
Baris 571 ⟶ 669:
[[Kategori:Suku Banjar| ]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:
[[Kategori:
|