Y.B. Mangunwijaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(35 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
|title =
|image = Mangun.jpg
|imagesize = 200px
|alt =
|caption =
Baris 36:
|death_date = {{death date and age|1999|2|10|1929|5|6}}
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|buried = Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan<ref>{{cite web|editor=Eko Sutriyanto|date=12 November 2015|title=Tempat Peristirahatan Terakhir Mgr Johannes Pujasumarta dan Romo Mangun Berdampingan|url=https://www.tribunnews.com/regional/2015/11/12/tempat-peristirahatan-terakhir-mgr-johannes-pujasumarta-dan-romo-mangun-berdampingan|access-date=20 Juni 2024}}</ref>
|nationality = [[Indonesia]]
|religion = [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]
Baris 63:
|other =
}}
== Riwayat
=== Pendidikan ===
Ia adalah anak dari mantan Ketua [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Magelang|DPRD Magelang]] pada era [[Hindia Belanda]], Yulianus Sumadi.<ref name=":0">{{Cite web|title=Romo Mangun: Kami Bukan Pahlawan! - Intisari|url=https://intisari.grid.id/read/0333737/romo-mangun-kami-bukan-pahlawan|website=intisari.grid.id|language=id|access-date=2022-06-26}}</ref> Pada tahun 1936 Y. B. Mangunwijaya masuk [[HIS]] Fransiscus Xaverius, [[Muntilan]], [[Magelang]]. Setelah tamat pada tahun 1943, dia meneruskan ke [[SMK Negeri 2 Yogyakarta|STM Jetis Yogyakarta]] dan di sana dia mulai tertarik kepada [[Sejarah dunia|Sejarah Dunia]] dan [[Filsafat]]. Sebelum sekolah tersebut dibubarkan setahun kemudian, dia aktif mengikuti ''
=== Masa Revolusi Fisik (1945-1950) ===
Baris 78:
=== Karier ===
==== Akademik ====
Ia pernah menjadi dosen luar biasa di Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada selama 13 tahun (1967–1980). Selepas menjadi dosen di UGM, Ia tetap berkarya sebagai seorang arsitek independen.
==== Sastra ====
Romo Mangun dikenal melalui novelnya yang berjudul ''[[Burung manyar|Burung-Burung Manyar]]''. Novel itu mendapatkan penghargaan sastra se-Asia Tenggara [[Ramon Magsaysay]] pada tahun 1996.<ref name="romo2"/> Ia banyak melahirkan kumpulan novel, di antaranya ''Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa'', ''[[Rara Mendut|Roro Mendut]]'', ''Durga/Umayi'', ''[[Burung manyar|Burung-Burung Manyar]],'' dan esai-esainya tersebar di berbagai surat kabar di Indonesia. Buku ''Sastra dan Religiositas'' yang ditulisnya mendapat penghargaan buku nonfiksi terbaik tahun 1982.
Ia juga pernah diundang sebagai pembicara bidang budaya di dalam acara [[Maulid Nabi Muhammad|Maulid Nabi]] yang diberi nama Maulid Pop oleh
==== Arsitektur ====
Dalam bidang [[arsitektur]], ia juga kerap dijuluki sebagai Bapak Arsitektur Modern Indonesia. Salah satu penghargaan yang pernah diterimanya adalah [[Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur]],<ref>{{en}}[www.akdn.org/architecture/pdf/1117_Ind.pdf].</ref> yang merupakan penghargaan tertinggi karya arsitektural di dunia berkembang, untuk rancangan permukiman di tepi [[Sungai Code|Kali Code]], [[Yogyakarta]]. Rancangan pemukiman ini sempat dipuja oleh [[Emil Salim]].<ref>{{Cite book|last=Publishing|first=TEMPO|date=2020-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=kKTWDwAAQBAJ|title=Kiprah Romo Mangunwijaya dan Kali Code Di Yogyakarta|publisher=Tempo Publishing|isbn=978-623-262-437-5|language=id}}</ref>
Ia juga menerima The Ruth and Ralph Erskine Fellowship pada tahun 1995 sebagai bukti dari dedikasinya terhadap Menurut Erwinthon P. Napitupulu, penulis buku tentang Romo Mangun yang diluncurkan pada akhir tahun 2011, Romo Mangun termasuk dalam daftar 10 arsitek Indonesia terbaik.<ref name="romo3" /> ==== Politik ====
Ia dikenal dekat dengan beberapa tokoh-tokoh yang terafiliasi dengan [[Partai Sosialis Indonesia|Partai Sosialis Indonesia (PSI)]].<ref>{{Cite web|date=2015-08-31|title=Habitat "Orang Kita" di Atas Panggung Politik|url=https://historia.id/historiografis/articles/habitat-quot-orang-kita-quot-di-atas-panggung-politik-vZ5an|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2022-05-18}}</ref> Terkait kontroversi saat [[Carlos Filipe Ximenes Belo|Uskup Belo]] dan [[José Ramos Horta|Ramos Horta]] menerima [[Penghargaan Nobel Perdamaian|Nobel Perdamaian]] pada tahun 1996, Ia justru mengkritik reaksi yang ada di tanah air.<ref>{{Cite web|title=StackPath|url=https://indoprogress.com/2016/03/indonesia-setelah-romo-mangun/|website=indoprogress.com|access-date=2022-11-12}}</ref>
==== Sosial ====
===== Membina Warga Pinggiran Kali Code =====
Saat membela warga yang terdampak oleh proyek Kedung Ombo, Ia pernah dijuluki oleh Gubernur Jawa Tengah (saat itu) [[Muhammad Ismail]] sebagai "ular" / ulo.<ref>{{Cite web|date=2022-02-12|title=Konflik Wadas dan Kasus Kedungombo yang Terlupakan|url=https://panturapost.com/konflik-wadas-dan-kasus-kedungombo-yang-terlupakan/|website=Panturapost.com|language=id-ID|access-date=2022-11-12}}</ref>▼
Pada tahun 1980an (sekitar 1983-1984), Ia mulai mencurahkan perhatian kepada warga penghuni bantaran/ pinggiran kali Code yang terancam digusur untuk proyek penataan lahan hijau (sekarang berada di pinggir Jalan Faridan M. Noto, [[Gondokusuman, Yogyakarta|Gondokusuman, Kota Yogyakarta]]). Ia beralasan bahwa daripada warga penghuni bantaran kali sungai digusur dan tidak diberikan kepastian, lebih baik mereka didampingi dan dibina sehingga lingkungan tersebut menjadi jauh lebih aman daripada digusur dan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH) yang justru menjadi tidak lebih aman di masa depan.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|last=Caritra|first=Caritra|title=Mengenang Romo Mangun, Pahlawan Kampung Code yang Warna-warni|url=https://www.caritra.org/2020/12/28/mengenang-romo-mangun-pahlawan-kampung-code-yang-warna-warni-2/|website=Caritra|language=id-ID|access-date=2023-07-05}}</ref>
Cara Romo Mangun mendampingi warga pinggiran Kali Code saat itu terbilang cukup unik dan berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh beberapa orang saat itu bahkan oleh pihak Gereja Katolik sendiri. Salah satu pendekatannya adalah nasehat kepada anak-anak penghuni pinggiran kali Code yang kebanyakan berasal dari "dunia malam" ([[pelacuran]]) sebagai berikut “''Oleh wae ibumu lonte, tapi kowe ora oleh dadi lonte.''” Boleh saja ibumu seorang pelacur, tetapi kamu tidak boleh jadi pelacur juga”. Bahkan, di kawasan Kali Code Romo Mangun membangun sebuah masjid, bukan gereja yang merupakan binaan Pastoran Katolik, yang bernama Masjid Kalimosodo.<ref>{{Cite web|last=Yudhapratama|first=Ageng|date=2020-11-21|title=Romo Mangun Tidak Mengkristenkan Kampung Code|url=https://www.katolikana.com/2020/10/21/romo-mangun-tidak-mengkristenkan-kampung-code/|website=KATOLIKANA|language=id-ID|access-date=2023-07-04}}</ref> Selain itu, di dalam memberdayakan masyarakat pinggiran kali Code, Ia juga mengadakan beberapa pelatihan seperti menjahit, berkebun, serta pelatihan lainnya yang dianggap memiliki nilai produksi yang tinggi. Selain itu, selama berkunjung ke setiap rumah warga pinggiran Kali Code untuk memperhatikan warga, Ia mengajarkan untuk tidak membuang makanan karena menganggap sebagai salah satu tindakan tidak bersyukur. Selain itu, Ia juga merancang rumah warga pinggiran Kali Code untuk dihadapkan ke kali karena jika setiap kali warga menghadapkan diri ke kali dan berada dalam keadaan kotor maka warga yang memandang akan merasa perlu untuk selalu membersihkan kali karena menganggap sebagai halaman rumah mereka.<ref name=":1" />
===== Kedung Ombo =====
▲Saat membela warga yang terdampak oleh proyek Kedung Ombo, Ia pernah dijuluki oleh Gubernur Jawa Tengah (saat itu) [[Muhammad Ismail]] sebagai "ular" / ulo.<ref>{{Cite web|date=2022-02-12|title=Konflik Wadas dan Kasus Kedungombo yang Terlupakan|url=https://panturapost.com/konflik-wadas-dan-kasus-kedungombo-yang-terlupakan/|website=Panturapost.com|language=id-ID|access-date=2022-11-12}}</ref> Tindakannya membela warga Kedung Ombo yang mengalami penggusuran paksa juga dibantu [[Abdurrahman Wahid]].
==== Pendidikan ====
Salah satu karyanya di bidang pendidikan adalah SD Eksperimental Mangunan yang terdapat di Kalasan, Sleman.<ref>{{Cite journal|last=Pradipto|first=Yosef Dedy|last2=Abraham|first2=Juneman|date=2014-05-15|title=Psychoanthropology of Power Contestation: Mangunan Alternative Education “Versus” the National Curriculum of the Indonesian Government|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042814032078|journal=Procedia - Social and Behavioral Sciences|series=6th International Conference on Intercultural Education “Education and Health: From a transcultural perspective"|language=en|volume=132|pages=186–195|doi=10.1016/j.sbspro.2014.04.297|issn=1877-0428}}</ref> Kekecewaan Romo terhadap sistem pendidikan di Indonesia menimbulkan gagasan-gagasan di benaknya. Dia lalu membangun Yayasan Dinamika Edukasi Dasar.<ref name="romo4">{{cite web|title=Dinamika Edukasi Dasar|url=http://dinamikaedukasidasar.org/index.php?action=_home.main|publisher=Dinamika Edukasi Dasar|accessdate=13 Januari 2012}}{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref> Sebelumnya, Romo membangun gagasan SD yang eksploratif pada penduduk korban proyek pembangunan [[Kasus Kedung Ombo|Waduk Kedung Ombo]], Jawa Tengah, serta penduduk miskin di [[Gondokusuman, Yogyakarta|pinggiran]] [[Sungai Code|Kali Code]], Yogyakarta.
== Kehidupan pribadi ==
Romo Mangun dikenal sebagai orang yang disiplin waktu serta tidak suka melihat makanan tidak habis.<ref>{{Cite web|date=2014-02-12|title=Disiplin ala Romo Mangun, tepat waktu dan makan wajib habis|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/disiplin-ala-romo-mangun-tepat-waktu-dan-makan-wajib-habis.html|website=merdeka.com|language=id-ID|access-date=2023-07-05}}</ref>
== Kematian ==
Baris 104 ⟶ 121:
== Pendidikan ==
* [[HIS]] Fransiscus Xaverius, Muntilan, [[Magelang]] (1936
* [[SMK Negeri 2 Yogyakarta|STM Jetis]], Yogyakarta (1943
* [[SMA Katolik Santo Albertus Malang|SMU-B Santo Albertus]], Malang (1948
* [[Seminari|Seminari Menengah]] Kotabaru, Yogyakarta (1951)
* [[Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan|Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius]], Mertoyudan, [[Magelang]] (1952)
* Filsafat Teologi Sancti Pauli, Kotabaru, Yogyakarta (1953
* Teknik Arsitektur, [[Institut Teknologi Bandung|ITB]], Bandung (1959)
* [[Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen|Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule (RWTH) Aachen]], Jerman (1960
* Fellow Aspen Institute for Humanistic Studies, Colorado, AS (1978)
== Ringkasan
* 1948: Masuk
* 1950: Sebagai perwakilan dari Pemuda Katolik menghadiri perayaan kemenangan RI di Alun-Alun Kota Malang. Di sini Mangun mendengar pidato [[Mas Isman|Mayor Isman]] yang kemudian sangat berpengaruh bagi masa depannya.
* 1951: Lulus
* 1952: Pindah ke [[Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan|Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius]], Mertoyudan, [[Magelang]].
* 1953: Melanjutkan ke [[Seminari|Seminari Tinggi]]. Sekolah di Institut Filsafat dan Teologi Santo Paulus di Kotabaru. Salah satu pengajarnya adalah [[Albertus Soegijapranata|Mgr. Albertus Soegijapranata]], [[Yesuit|SJ]].
Baris 139 ⟶ 156:
* Permukiman warga tepi [[Sungai Code|Kali Code]], Yogyakarta
* Kompleks Religi [[Sendangsono]], Yogyakarta
* Gedung [[Keuskupan Agung Semarang]]
* Gedung [[Bentara Budaya
* [[Gereja Katolik Jetis]], Yogyakarta
* [[Gereja
* Markas Kowihan II
* [[Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono|Biara Trappist Gedono]], Getasan, Semarang
* [[Gereja Maria Assumpta]], Klaten
* [[Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima]], Sragen
* [[Gereja Maria Sapta Duka]], Mendut
* [[Gereja Katolik
* Wisma Salam, Magelang
== Penghargaan ==
* Penghargaan Kincir Emas untuk penulisan cerpen dari [[Radio Nederland Wereldomroep]]
* ''[[Aga Khan|Aga Khan Award]] for Architecture'' untuk permukiman warga pinggiran [[Sungai Code|Kali Code]], Yogyakarta
Baris 158 ⟶ 174:
* Pernghargaan sastra se-Asia Tenggara ''[[Ramon Magsaysay Award]]'' pada tahun 1996
* [[Bintang Budaya Parama Dharma]]
* Politeknik Mangunwijaya didirikan di Kota Semarang sebagai penghargaan atas karyanya sekaligus penggabungan dari 3 akademi: Akademi Kimia Industri Santo Paulus (di bawah Yayasan Santo Paulus), Akademi Farmasi dan Akademi Analis Kesehatan Theresiana (keduanya di bawah Yayasan Bernardus).<ref>{{Cite web|last=Pyou|date=2018-07-16|title=Sejarah Polteka Mangunwijaya|url=https://poltekamangun.ac.id/2018/07/16/sejarah-polteka-mangunwijaya/|website=Polteka Mangunwijaya|language=
== Buku dan tulisan ==
Baris 217 ⟶ 233:
* Murtianto, B. ''Kata-Kata Terakhir: Romo Mangun. ''Kompas, 2014. ISBN 978-979-708-795-0
==
* Dalam film ''[[Rudy Habibie]]'' (2016), Y.B. Mangunwijaya diperankan oleh [[Verdi Solaiman]].
{{reflist}}▼
== Lihat
* [[Museum Romo Mangun]]
== Referensi ==
▲{{reflist}}
== Pranala luar ==
Baris 232 ⟶ 251:
{{DEFAULTSORT:Mangunwijaya, Y. B.}}
[[Kategori:Insinyur Indonesia]]
[[Kategori:Arsitek Indonesia]]
Baris 239 ⟶ 259:
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh pendidikan Indonesia]]
▲[[Kategori:Pejuang HAM Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Alumni Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius]]
Baris 248 ⟶ 268:
[[Kategori:Alumni SMAK St. Albertus (Dempo) Malang]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
▲[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Ambarawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
|