Sungai Brantas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
update info |
k Lokasi sebenarnya ditemukannya prasasti Harinjing Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(14 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox river
<!-- *** Name section *** -->| name = Sungai Brantas
| native_name =
| name_other = Kali Brantas
<!-- *** Image *** --->| image = Berkas:Brantas 140722-44832 kdi.JPG
| image_size = 300
| image_alt =
| image_caption = Sungai Brantas di [[Kediri]] dengan latar [[Gunung Wilis]].
<!-- *** Etymology *** --->| etymology = <!-- *** Country etc. *** -->
| subdivision_type3 = Kabupaten/Kota
| subdivision_name3 = [[Kota Batu]]<br>[[Kota Malang]]<br>[[Kabupaten Malang]]<br>[[Kabupaten Blitar]]<br>[[Kabupaten Tulungagung]]<br>[[Kabupaten Kediri]]<br>[[Kota Kediri]]<br>[[Kabupaten Jombang]]<br>[[Kabupaten Nganjuk]]<br>[[Kabupaten Mojokerto]]<br>[[Kabupaten Gresik]]<br>[[Kabupaten Sidoarjo]]<br>[[Kabupaten Pasuruan]]<br>[[Kota Surabaya]]
<!-- *** Dimensions *** -->| length = {{cvt|320|km}}
| depth =
| basin_size = {{cvt|11900|km2}}<ref>https://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011</ref>
|
| source1_location = [[Sumber Brantas, Bumiaji, Batu|Desa Sumber Brantas]], [[Bumiaji, Batu|Kecamatan Bumiaji]], [[Kota Batu]]
| source1_elevation = {{cvt|2000|m}}
| pushpin_map_caption = Lokasi sungai
<!-- *** Muara *** -->| mouth = [[Kali Mas]], [[Kali Porong]], [[Selat Madura]]
| mouth_location =
|
| lat_d = -7.4599
| long_d = 112.4302
| timezone_label = Asia/Jakarta
| utc_offset = +7
| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
| geonames = 6881549
| river_system = DAS Brantas<ref>https://jdih.menlhk.go.id/new/uploads/files/2022pmlhk14_menlhk_08082022112114.pdf</ref>
| basin_code = DAS220228 <ref>https://jdih.menlhk.go.id/new/uploads/files/2022pmlhk14_menlhk_08082022112114.pdf</ref>
| basin_management = BPDAS Brantas Sampean <ref>https://jdih.menlhk.go.id/new/uploads/files/2022pmlhk14_menlhk_08082022112114.pdf</ref>
| basin_authority = [[Balai Besar Wilayah Sungai Brantas | BBWS Brantas]]<ref>https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/152117/Permen%20PUPR%20Nomor%2016%20Tahun%202020.pdf</ref>
| river_region = WS Brantas
| river_region_code = 02.19.A3
| extra = q
|
| state = [[Jawa Timur]]
| waterbodies = [[Bendungan Sutami]]; [[Bendungan Wonorejo]]; [[Bendungan Selorejo]]
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De rivier Brandas TMnr 3728-1021.jpg|jmpl|300px|[[Litografi]] Sungai Brantas berdasarkan lukisan [[Abraham Salm]] (1865-1872)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Rivier de Brantas Java TMnr 10022610.jpg|jmpl|300px|Sungai Brantas sebelum tahun 1940]]
'''Sungai Brantas''' adalah sebuah [[sungai]] yang mengalir di provinsi [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].<ref>
Hingga dekade 1960-an, masalah utama Sungai Brantas adalah fluktuasi debit air yang ditandai oleh dua peristiwa, yakni kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan. Terjadi kegagalan panen dan kelaparan akibat kekurangan air di musim kemarau, sementara di musim hujan terjadi banjir yang mengakibatkan korban harta bahkan jiwa. Selain itu, aliran air juga terhambat karena endapan [[sedimen]] yang dihasilkan oleh letusan [[Gunung Kelud]]. Setiap 10 hingga 15 tahun, Gunung Kelud meletus dan melontarkan abu dan batu [[piroklastik]] ke Sungai Brantas bagian tengah, sehingga menimbulkan gangguan [[fluvial]] pada sungai tersebut. Pemerintah Indonesia kemudian mengembangkan sejumlah infrastruktur sumber daya air untuk mengatasi masalah tersebut.
== Hidrologi ==
Sungai Brantas berhulu di kaki [[Gunung Arjuno]], tepatnya [[Sumber Brantas, Bumiaji, Batu|Desa Sumber Brantas]], [[Bumiaji, Batu|Kecamatan Bumiaji]], [[Kota Batu]]. Sungai ini lalu mengalir ke [[Kota Malang]] dan kemudian bertemu dengan [[Sungai Lesti]] di [[Kabupaten Malang]]. Sungai ini lalu mengalir ke [[Kabupaten Blitar|Blitar]] dan bertemu dengan [[Sungai Ngrowo]] di [[Kabupaten Tulungagung|Tulungagung]]. Sungai ini kemudian mengalir ke [[Kabupaten Kediri|Kediri]] dan bertemu dengan [[Sungai Widas]] di [[Kertosono, Nganjuk|Kertosono]]. Sungai ini lalu mengalir ke [[Kabupaten Jombang|Jombang]] dan bercabang menjadi dua di [[Kabupaten Mojokerto|Mojokerto]], yakni menjadi [[Kali Surabaya]] dan [[Kali Porong]].<ref name="sinaro">{{cite book | last =Sinaro | first = Radhi | author-link = | title = Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) | publisher = Bentara Adhi Cipta | series = | volume = | edition = | date = 2007 | location = Tangerang Selatan | pages = | language = Indonesia | url = http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/158847/| doi = | id = | isbn = 978-979-3945-23-1 | mr = | zbl = | jfm =}}</ref> Luas Daerah Aliran Sungai ([[Daerah aliran sungai|DAS]]) Brantas mencapai 11.800 km² atau seperempat dari luas Provinsi Jawa Timur.<ref>{{cite book |last=Whitten |first=T |author2=Soeriaatmadja, R. E. |author3=Suraya A. A. |title=The Ecology of Java and Bali |publisher=Periplus Editions Ltd |date=1996 |location=Hong Kong |pages=132 |id=}}</ref> Sungai sepanjang 320 kilometer ini mengalir melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif, yakni [[Gunung Kelud]].<ref>{{cite document|author=Ramu, Kikkeri|title=Brantas River Basin Case Study, Indonesia|series=Background Paper|url=http://siteresources.worldbank.org/INTSAREGTOPWATRES/Resources/Indonesia_BrantasBasinFINAL.pdf|date=December 2004|page=36|publisher=Worldbank|format=pdf}}</ref> Rerata curah hujan di wilayah sungai ini mencapai 2.000 mm per tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85% di antaranya jatuh pada musim hujan.<ref name="pola"/> Rerata potensi air permukaan di wilayah sungai ini sebesar 12 miliar m³ per tahun, dan yang termanfaatkan baru sebesar 2,6-3,0 miliar m³ per tahun.<mapframe latitude="-7.749094" longitude="112.401123" zoom="8" width="300" height="300">
{
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {
"marker-symbol": "m",
"marker-color": "0050d0",
"title": "Muara sungai Brantas"
},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 112.874351, -7.571905 ]
}
},
{
"type": "Feature",
"properties": {
"marker-symbol": "dam",
"marker-color": "0050d0",
"title": "[[Bendungan Sutami]] (Waduk Karangkates)"
},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 112.449422, -8.162836 ]
}
},
{
"type": "Feature",
"properties": {
"marker-symbol": "dam",
"marker-color": "0050d0",
"title": "Bendungan Wonorejo"
},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 111.800505, -8.017667 ]
}
},
{
"type": "Feature",
"properties": {
"marker-symbol": "dam",
"marker-color": "0050d0",
"title": "Bendungan Selorejo"
},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 112.362544, -7.874466 ]
}
},
{
"type": "Feature",
"properties": {
"marker-symbol": "dam",
"marker-color": "0050d0",
"title": "[[Bendungan Bening]]"
},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 111.794008, -7.539452 ]
}
},
{
"type": "Feature",
"properties": {"marker-symbol":"park", "marker-color":"208020", "title":"Taman Nasional Bromo Tengger Semeru"},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 112.878513, -8.037473 ]
}
}
]
}
</mapframe>
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een kabelbrug over de rivier Brantas bij Kesamben residentie Kediri Oost-Java TMnr 10007555.jpg|jmpl|300px|Sebuah jembatan gantung di atas sungai Brantas dekat Kesamben (1922).]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Rivier de Brantas Surabaya Java TMnr 10018418.jpg|jmpl|Sungai Brantas di wilayah Surabaya, awal abad ke-20]]
Sejak abad ke-8, di DAS Brantas telah berdiri sebuah kerajaan dengan corak agraris, bernama [[Kanjuruhan]]. Kerajaan ini meninggalkan [[Candi Badut]] dan [[prasasti Dinoyo]] yang berangka tahun 760 M sebagai bukti keberadaannya. Wilayah hulu DAS Brantas di mana kerajaan ini berpusat memang cocok untuk pengembangan sistem pertanian sawah dengan irigasi yang teratur sehingga tidak mengherankan daerah itu menjadi salah satu pusat kekuasaan di Jawa Timur (Tanudirdjo, 1997). Sungai Brantas maupun anak-anak sungainya menjadi sumber air yang memadai. Bukti terkuat tentang adanya budaya pertanian yang ditunjang oleh pengembangan prasarana pengairan (irigasi) yang intensif ditemukan di DAS Brantas, lewat [[Prasasti Harinjing]] di [[
Sungai Brantas memiliki fungsi yang sangat penting bagi Jawa Timur mengingat 60% produksi padi berasal dari areal persawahan di sepanjang aliran sungai ini. Akibat pendangkalan dan debit air yang terus menurun sungai ini tidak bisa dilayari lagi. Fungsinya kini beralih sebagai irigasi dan bahan baku air minum bagi sejumlah kota disepanjang alirannya. Adanya beberapa gunung berapi yang aktif di bagian hulu sungai, yaitu [[Gunung Kelud]] dan [[Gunung Semeru]] menyebabkan banyak material [[vulkanik]] yang mengalir ke sungai ini. Hal ini menyebabkan tingkat [[sedimentasi]] bendungan-bendungan yang ada di aliran sungai ini sangat tinggi. Dalam sumpahnya, [[Lembu Sora]] bahkan menyatakan "''Blitar dadi latar, Tulungagung dadi kedung, Kediri dadi kali''" ([[bahasa Jawa]]: [[Blitar]] menjadi lautan pasir, [[Tulungagung]] menjadi kubangan air, [[Kediri]] menjadi sungai),<ref name="lembu">{{Cite web|url=https://nasional.kompas.com/read/xml/2014/02/15/0925421/.Sepatan.Lembu.Sura.dan.Runtuhnya.Majapahit.Mitos.dan.Sains.Gunung.Kelud.|title="Sepatan" Lembu Sura dan Runtuhnya Majapahit, Mitos dan Sains Gunung Kelud...|publisher=Kompas|first=Palupi Annisa|last=Auliani|date=15 Februari 2014|language=id|access-date=13 November 2022}}</ref>, yang kemungkinan terinspirasi dari kondisi Sungai Brantas pada saat itu.
Baris 83 ⟶ 153:
== Pengembangan infrastruktur ==
[[Berkas:Brantas 140722-44842 kdi.JPG|jmpl|300px|Sungai Brantas yang mendangkal di Kota Kediri. Di kejauhan, tampak sampan penambang [[pasir]]. ]]
===Pra kemerdekaan===
Pengembangan infrastruktur di Sungai Brantas telah dimulai pada saat Raja [[Airlangga]] memimpin [[Kerajaan Kahuripan]], sebagaimana dijelaskan pada [[Prasasti Kamalagyan]] yang berangka tahun 1037. Prasasti tersebut menjelaskan bahwa Raja Airlangga memerintahkan warga untuk membangun bendungan di Waringin Sapta untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di Kamalagyan dan sekitarnya.<ref name="pws">{{cite book | last = Notodihardjo | first = Mardjono | title = Pengembangan Wilayah Sungai di Indonesia | publisher = Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum | series = | volume = | edition = | date = 1989 | location = Jakarta | pages = | language = Indonesia | url = https://pustaka.pu.go.id/storage/biblio/file/pengembangan-wilayah-sungai-di-indonesia-kumpulan-karangan-9J4GB.pdf | access-date = 2023-01-01 | archive-date = 2023-01-17 | archive-url = https://web.archive.org/web/20230117132138/https://pustaka.pu.go.id/storage/biblio/file/pengembangan-wilayah-sungai-di-indonesia-kumpulan-karangan-9J4GB.pdf | dead-url = yes }}</ref> Pada dekade 1840-an, pada masa pendudukan Belanda, pengembangan infrastruktur di Sungai Brantas difokuskan untuk mengendalikan banjir dan memanfaatkan derasnya aliran sungai ini.<ref name="jica4"/> Pada tahun 1843, pemerintah Hindia Belanda membangun [[Pintu Air Mlirip]] untuk mengendalikan air Sungai Brantas yang mengalir ke Kali Surabaya. Pada tahun 1857, pemerintah Hindia Belanda membangun [[Bendung Lengkong]] untuk mengairi lahan pertanian seluas 30.000 hektar di delta Sungai Brantas.<ref name="sinaro"/> Pada tahun 1865 dan 1870, pemerintah Hindia Belanda membangun [[Kali Jagir]] dan [[Pintu Air Jagir]] untuk mengurangi jumlah air Kali Surabaya yang mengalir ke [[Kali Mas]]. Pada tahun 1882, pemerintah Hindia Belanda juga membangun [[Kali Porong]] untuk mengurangi jumlah air Sungai Brantas yang mengalir ke Kali Surabaya.<ref name="porong"/>
Pada tahun 1889, pemerintah Hindia Belanda juga membangun [[Pintu Air Gubeng]] untuk mengendalikan air Kali Mas yang mengalir ke pusat kota Surabaya.<ref name="porong">{{Cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2020/08/21/menyibak-peradaban-masa-lalu-yang-terkubur-bencana-alam/|title=Menyibak Peradaban Masa Lalu yang Terkubur Bencana Alam|publisher=[[Mongabay]]|first=Eko|last=Widianto|date=21 Agustus 2020|language=id|access-date=12 November 2022}}</ref> Sekitar tahun 1910, saluran-saluran irigasi pun mulai dikembangkan di bagian hulu dan bagian tengah Sungai Brantas.<ref name="pws"/> Pada tahun 1926 dan 1932, mulai dioperasikan [[PLTA Siman]] dan [[PLTA Mendalan]] di hulu [[Kali Konto]] untuk membangkitkan listrik.<ref name="sinaro"/> Infrastruktur lain yang juga dibangun pada masa pendudukan Belanda di Indonesia meliputi [[Pintu Air Gunungsari]] dan [[Bozem Morokrembangan]] untuk mengendalikan air yang masuk ke pusat kota Surabaya.<ref name="jica4">{{cite book| last = | first = | title = Development of the Brantas River Basin (part 4)| publisher = [[JICA]]| series = | volume = | edition = | date = 1998| location = Tokyo| pages = 40-41 | language = Inggris| url = https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/11968989_04.pdf}}</ref> Pada tahun 1943, di bawah arahan tentara Jepang, masyarakat juga mulai membangun [[Terowongan Neyama]] tanpa bantuan mesin,<ref name="hist">{{Cite web|url=https://historia.id/amp/urban/articles/terowongan-neyama-romusha-PRkO6|title=Terowongan Neyama Romusha|publisher=Historia|first=Hendri|last=Isnaeni|date=14 April 2012|language=id|access-date=23 Oktober 2022}}</ref> sehingga baru dapat diselesaikan setahun kemudian.<ref name="jica4"/>
Baris 117 ⟶ 184:
== Pengelolaan infrastruktur ==
[[Berkas:Bendungan Waru Turi.jpg|jmpl|Bendung Gerak Waru Turi di Kediri]]
Infrastruktur sumber daya air yang telah selesai dibangun di Sungai Brantas saat ini dioperasikan dan dipelihara oleh [[Jasa Tirta I]]. Sementara infrastruktur sumber daya air yang sedang dan akan dibangun di Sungai Brantas saat ini dikelola oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]] melalui [[BBWS Brantas]].
Baris 146 ⟶ 214:
== Lihat pula ==
* [[Balai Besar Wilayah Sungai Brantas]]
* [[:Kategori:BPDAS Brantas Sampean|BPDAS Brantas Sampean]]
* [[Daftar sungai di Indonesia]]
* [[Daftar sungai di Jawa]]
* [[Daftar sungai di Jawa|Jasa Tirta I]]
* [[Kereta api Brantas]]
* [[Wilayah sungai]]
== Referensi ==
{{reflist}}
{{coord|7.4599|S|112.4302|E|display=title}}
{{Sungai di Jawa Timur}}
{{Laut Indonesia}}
[[Kategori:DAS Brantas]]
[[Kategori:Sungai di Jawa Timur]]
{{DEFAULTSORT:Brantas, Sungai}}
|