Ganesa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
gaṇeśa IAST
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(161 revisi perantara oleh 66 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hindu Dewa Infobox
| Image = GaneshGanesha maharashtradeva.jpgJPG
| Caption =
| Nama = Ganesa
Baris 8:
| Golongan = [[Dewa (Hindu)|dewa]]
| Gelar_sebagai = Dewa pengetahuan, kecerdasan, kebijaksanaan dan pelindung terhadap segala bencana
| Mantra = [[Oṃ गणेशाय नमः{{br}}(OṃSrī Gaṇeśāya Namaḥ)]]
| Senjata = [[KapakTongkat]] ataudan [[TrisulaAngkusa]]
| Pasangan = Buddhi (kebijaksanaan), Riddhi (kemakmuran), Siddhi (keberhasilan)
| Wahana = [[tikus]]
| Planet =
}}
'''Ganesa''' {{Sanskerta|गणेश|GaneṣaGaṇeśa|{{audio|Ganesha.ogg|dengarkan}}}} adalah salah satu [[dewa (Hindu)|dewa]] terkenal dalam [[agama Hindu]] dan banyak dipuja oleh [[umat Hindu]], yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. [[Lukisan]] dan [[patung]]nya banyak ditemukan di berbagai penjuru [[India]]; termasuk [[Nepal]], [[Tibet]] dan [[Asia Tenggara]]. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama ''Ganapati'', ''Winayaka'' dan ''Pilleyar''. Dalam tradisi [[wayang|pewayangan]], ia disebut ''Bhatara Gana'', dan dianggap merupakan salah satu putra [[Bhatara Guru]] ([[Siwa]]). Berbagai aliran dalam agama Hindu memujanya tanpa memedulikan golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas hingga menjalar ke umat [[Jainisme|Jaina]], [[agama Buddha|Buddha]], dan di luar [[India]].<ref>Martin-Dubost, hal. 311–320.</ref>
 
Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, [[kepala]]nya yang berbentuk [[gajah]] membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (''Wignesa'', ''Wigneswara''), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". Ia dihormati saat memulai suatu [[upacara]] dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara.<ref>Getty, hal. 5.</ref> Beberapa [[sastra Hindu|kitab]] mengandung [[anekdot]] [[mitos|mistis]] yang dihubungkan dengan kelahirannya dan menjelaskan ciri-cirinya yang tertentu.
Baris 21:
 
== Etimologi dan nama lain ==
[[Berkas:Statues in Klaten Square 05.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Alun-alun|Alun-Alun]], [[Kabupaten Klaten|Klaten]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]]]
Ganesa memiliki banyak gelar dan nama pujian, termasuk ''Ganapati'' dan ''Wigneswara''. Gelar dalam [[agama Hindu]] yang dipakai sebagai penghormatan, yaitu ''Sri'' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: श्री; ''śrī'', juga dieja ''Shri'' atau ''Shree'') sering kali ditambahkan di depan namanya. Salah satu cara yang terkenal dalam memuja Ganesa adalah dengan menyanyikan ''[[Ganesa Sahasranama]]'', sebuah doa pengucapan "seribu nama Ganesa". Setiap nama dalam ''sahasranama'' mengandung arti berbeda-beda dan melambangkan berbagai aspek dari Ganesa. Sekurang-kurangnya ada dua versi ''Ganesa Sahasranama''; salah satu versi diambil dari ''[[GaneshapuranaGanesapurana]]'', yaitu [[sastra Hindu]] untuk menghormati Ganesa.
Nama ''Ganesa'' adalah sebuah [[kata majemuk dalam bahasa Sanskerta]], terdiri dari kata ''gana'' ([[Sanskerta]]: गण; ''gaṇa''), berarti kelompok, orang banyak, atau sistem pengelompokan, dan ''isha'' ([[Sanskerta]]: ईश; ''īśa''), berarti penguasa atau pemimpin.<ref>Narain, A. K. "Gaṇeśa: A Protohistory of the Idea and the Icon". Brown, hal. 21–22.</ref> Kata ''gana'' ketika dihubungkan dengan Ganesa sering kali merujuk kepada para [[gana]], pasukan makhluk setengah [[dewa (Hindu)|dewa]] yang menjadi pengikut [[Siwa]].<ref>For the derivation of the name and relationship with the gaņas, see: Martin-Dubost. hal. 2.</ref> Istilah itu secara lebih umum berarti golongan, kelas, komunitas, persekutuan, atau perserikatan.<ref name="Apte">Apte, hal. 395.</ref> ''Ganapati'' ([[Sanskerta]]: गणपति ; ''gaṇapati''), nama lain Ganesa, adalah kata majemuk yang terdiri dari kata ''gana'', yang berarti "kelompok", dan ''pati'', berarti "pengatur" atau "pemimpin".<ref name="Apte"/> Kitab ''[[Amarakosha]]'', yaitu kamus [[bahasa Sanskerta]], memiliki daftar delapan nama lain Ganesa: ''Winayaka'', ''Wignaraja'' (sama dengan ''Wignesa''), ''Dwaimatura'' (yang memiliki dua ibu), ''Ganadipa'' (sama dengan ''Ganapati'' dan ''Ganesa''), ''Ekadanta'' (yang memiliki satu [[gading]]), ''Heramba'', ''Lambodara'' (yang memiliki perut bak periuk, atau, secara [[harfiah]], yang perutnya bergelayutan), dan ''Gajanana'' (yang bermuka [[gajah]]).<ref>Krishan hal. 6</ref>
[[Berkas:Ganesha statue in eastern niche of Sambisari temple.jpg|200px|jmpl|Arca Ganesa Di [[Candi Sambisari]], [[Indonesia]]]]
 
''Winayaka'' ([[Sanskerta]]: विनायक ; ''vināyaka'') adalah nama umum bagi Ganesa yang muncul dalam kitab-kitab ''[[Purana]]'' [[agama Hindu|Hindu]] dan ''[[Tantra]]'' [[agama Buddha]].<ref name="Thapan, hal. 20">Thapan, hal. 20.</ref> Nama ini mencerminkan sebutan terhadap delapan kuil Ganesa yang terkenal di [[Maharashtra]] yang masyhur sebagai [[astawinayaka]]. Nama ''Wignesa'' ([[Sanskerta]]: विघ्नेश; ''vighneśa'') dan ''Wigneswara'' ([[Sanskerta]]: विघ्नेश्वर; ''vighneśvara'') (Penguasa segala rintangan) merujuk kepada tugas utamanya dalam [[mitologi Hindu]] sebagai pencipta sekaligus penyingkir segala rintangan (''vighna'').
 
[[Berkas:Ekdanta.jpg|kiri|200px|jmpl|Lukisan ''Ekadanta'' atau "Ganesa bergading satu", dari daerah [[Mysore]], negara bagian [[Karnataka]], [[India]].]]
[[Berkas:Ganesha - The National Museum Java01of Indonesia, Jakarta - 20220828 1205 1302.jpg|jmpl|Arca GaneshaGanesa dariDi [[Candi Banon]] ([[Museum Nasional Indonesia|MuseumMuesum Nasional Indonesia]], [[Jakarta]])]]
Nama yang masyhur bagi Ganesa dalam [[bahasa Tamil]] adalah ''Pille'' atau ''Pilleyar'' ("anak kecil"). A. K. Narain membedakan arti istilah-istilah tersebut dengan mengatakan bahwa ''pille'' berarti seorang "anak" sementara ''pilleyar'' berarti seorang "anak yang mulia". Dia menambahkan bahwa kata ''pallu'', ''pella'', dan ''pell'' dalam [[bahasa Dravida|bahasa-bahasa rumpun Dravida]] berarti "gigi atau [[gading]] [[gajah]]", tetapi lebih lazim diartikan "[[gajah]]".<ref>Narain, A. K. "Gaṇeśa: The Idea and the Icon". Brown, hal. 25.</ref> Seorang penulis buku yang bernama Anita Raina Thapan menambahkan bahwa akar kata ''pille'' pada nama ''Pillaiyar'' mungkin aslinya berarti "gajah muda", karena kata ''pillaka'' dalam [[bahasa Pali]] berarti "gajah muda".<ref>Thapan, hal. 62.</ref>
[[Berkas:Ganesha Candi Merak.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Candi Merak]], [[Indonesia]]]]
 
== Penggambaran ==
Ganesa adalah figur yang terkenal dalam [[seni|kesenian]] [[India]]. [[Citra]] tentang Ganesa menjamur di berbagai penjuru [[India]] sekitar [[abad ke-6]].<ref>Brown, hal. 175.</ref> Tidak seperti [[Dewa-Dewi Hindu|dewa-dewi]] lainnya, penggambaran sosok Ganesa memiliki berbagai variasi yang luas dan pola-pola berbeda yang berubah dari waktu ke waktu. Dia kadang kala digambarkan berdiri, menari, beraksi dengan gagah berani melawan para [[raksasa (mitologi Hindu dan Buddha)|iblis]], bermain bersama keluarganya sebagai anak lelaki, duduk di bawah, atau bersikap manis dalam suatu keadaan.
Pengaruh unsur-unsur kuno dalam susunan penggambaran tersebut masih bisa diamati dalam penggambaran Ganesa secara kontemporer. Dalam sebuah penggambaran modern, satu-satunya variasi terhadap unsur-unsur kuno adalah tangan kanan bawah Ganesa tidak memegang patahan [[gading]] namun seolah-olah terarah ke mata pengamat dengan gerak tangan yang melambangkan perlindungan atau penyingkir ketakutan (''abhaya mudra'').<ref>Martin-Dubost, hal. 197–198.</ref> Kombinasi yang sama terhadap empat lengan dan atribut, muncul pada patung Ganesa yang sedang menari, yang merupakan tema terkenal.[[Berkas:Statue of Ganesha at Bali Safari and Marine Park.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Bali Safari & Marine Park]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], [[Bali]]]]
[[Berkas:Arca Ganesha.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Candi Gebang]], [[Indonesia]]]]
[[Berkas:Goa Gong4.jpg|jmpl|Arca Ganesa di Pura Goa Gong, [[Jimbaran, Kuta Selatan, Badung|Jimbaran]], [[Kabupaten Badung|Badung]], [[Bali]]]]
Ganesa digambarkan berkepala gajah semenjak awal kemunculannya dalam kesenian India.<ref>Pal, hal. 41–64.</ref> [[mitologi Hindu|Mitologi]] dalam ''[[Purana]]'' memberi beberapa penjelasan mengenai kejadian yang menyebabkannya berkepala gajah. Salah satu perwujudannya yang terkenal, yakni Heramba-Ganapati, memiliki lima kepala gajah, dan variasi kecil lainnya pada jumlah kepala diketahui. Sementara beberapa [[sastra Hindu|kitab]] mengatakan bahwa Ganesa terlahir dengan kepala gajah, pada cerita yang terkenal dikatakan bahwa ia memperoleh kepala gajah di kemudian hari. Motif utama yang terulang dalam cerita-cerita tersebut adalah bahwa Ganesa lahir dengan tubuh dan kepala manusia, kemudian [[Siwa]] memenggalnya ketika Ganesa mencampuri urusan antara Siwa dan [[Parwati]]. Kemudian Siwa mengganti kepala asli Ganesa dengan kepala gajah. Detail kisah pertempuran dan penggantian kepala, memiliki beragam versi menurut sumber yang berbeda-beda. Dalam kitab ''[[Brahmawaiwartapurana]]'' terdapat kisah yang cukup menarik. Saat Ganesa lahir, ibunya, [[Parwati]], menunjukkan bayinya yang baru lahir ke hadapan para dewa. Tiba-tiba, Dewa [[Sani]] ([[Saturnus]]), yang konon memiliki mata terkutuk, memandang kepala Ganesa sehingga kepala si bayi terbakar menjadi abu. Dewa [[Wisnu]] datang menyelamatkan dan mengganti kepala yang lenyap dengan kepala gajah. Kisah lain dalam kitab ''[[Warahapurana]]'' mengatakan bahwa Ganesa tercipta secara langsung oleh tawa Siwa. Karena Siwa merasa Ganesa terlalu memikat perhatian, ia memberinya kepala gajah dan perut buncit Nama Ganesa pada mulanya adalah ''Ekadanta'' (satu [[gading]]), merujuk kepada gadingnya yang utuh hanya berjumlah satu, sedangkan yang lainnya patah. Beberapa [[citra]] menunjukkan ia sedang membawa patahan gadingnya. Hal penting di balik penampilan khusus ini dikandung dalam kitab ''[[Mudgalapurana]]'', yang mengatakan bahwa nama penjelmaan Ganesa yang kedua adalah Ekadanta. Perut buncit Ganesa muncul sebagai ciri-ciri khusus pada [[seni|kesenian]] [[patung]] sejak zaman dulu, yang ditaksir sejak [[kerajaan Gupta|periode Gupta]] (sekitar [[abad ke-4|abad IV]]-[[abad ke-5|VI]]).<ref>"Ganesha in Indian Plastic Art" and ''Passim''. Nagar, hal. 101.</ref> Penampilan ini amat penting, karena menurut ''Mudgalapurana'', dua penjelmaan Ganesa yang berbeda memakai nama yang diambil dari ''Lambodara'' (perut buncit, atau, secara [[harfiah]], perut bergelantungan) dan ''Mahodara'' (perut besar).<ref>Granoff, Phyllis. "Gaṇeśa as Metaphor". Brown, hal. 91.</ref> Kedua nama tersebut merupakan [[kata majemuk dalam bahasa Sanskerta|kata majemuk]] dalam [[bahasa Sanskerta]] yang melukiskan bagaimana keadaan perutnya. Kitab ''[[Brahmandapurana]]'' mengatakan bahwa Ganesa bernama Lambodara karena segala semesta (yaitu "[[Brahmanda|telur alam semesta]]"; [[IAST]]: ''brahmāṇḍa'') pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang ada di dalam tubuhnya. Jumlah lengan Ganesa bervariasi; wujudnya yang terkenal memiliki sekitar dua sampai enam belas lengan.<ref>For an inconographical chart showing number of arms and attributes classified by source and named form, see: Nagar, hal. 191–195. Appendix I.</ref> Banyak penggambaran tentang Ganesa yang menampilkan ia bertangan empat, yang telah disebut dalam ''[[Purana]]'' dan ditetapkan sebagai wujud standar dalam beberapa kitab tentang [[ikonografi]]. Wujudnya pada masa awal memiliki dua lengan.<ref>Krishan 1999, hal. 89</ref> Wujud dengan 14 dan 20 lengan muncul di India Tengah selama [[abad ke-9]] dan [[abad ke-10]].<ref>Martin-Dubost, hal. 120.</ref> [[Ular]] adalah tampilan yang umum dalam penggambaran tentang Ganesa dan muncul dalam beragam bentuk.<ref>Martin-Dubost, hal. 202, For an overview of snake images in Ganesha iconography.</ref> Menurut ''[[Ganesapurana]]'', Ganesa melilitkan ular [[Basuki (naga)|Basuki]] di lehernya. Penggambaran lain tentang ular meliputi kegunaannya sebagai benang suci ([[IAST]]: ''yajñyopavīta'') yang dililitkan melingkari perut sebagai sabuk, dipegang di tangan, dililitkan di pergelangan kaki, atau dipakai sebagai mahkota. Pada dahi Ganesa kemungkinan ada mata ketiga atau [[simbol]] [[sekte]] [[Siwa]] ([[Sanskerta]]: ''tilaka''), yang berupa tiga garis mendatar. ''[[Ganeshapurana]]'' mengatakan bahwa tanda tilaka sama saja dengan bulan sabit pada dahi kepala. Wujud tertentu dari Ganesa yang disebut ''Bhalachandra'' (IAST: ''bhālacandra''; "Bulan di dahi") memasukkan unsur penggambaran tersebut. Namun [[warna]] lain yang spesifik dihubungkan dengan wujud tertentu.<ref>"The Colors of Ganesha". Martin-Dubost, hal. 221–230.</ref> Beberapa contoh mengenai hubungan warna dengan gerakan meditasi tertentu dinyatakan dalam Sritattvanidhi, sebuah buku tentang ikonografi dalam [[Hinduisme]]. Sebagai contoh, [[putih]] dihubungkan dengan wujud Ganesa sebagai ''Heramba-Ganapati'' dan ''Rina-Mochana-Ganapati'' (Ganapati yang membebaskan dari belenggu). ''Ekadanta-Ganapati'' digambarkan berwarna [[biru]] selama bermeditasi dalam wujud itu.
 
Ganesa adalah figur yang terkenal dalam [[seni|kesenian]] [[India]]. [[Citra]] tentang Ganesa menjamur di berbagai penjuru [[India]] sekitar [[abad ke-6]].<ref>Brown, hal. 175.</ref> Tidak seperti [[Dewa-Dewi Hindu|dewa-dewi]] lainnya, penggambaran sosok Ganesa memiliki berbagai variasi yang luas dan pola-pola berbeda yang berubah dari waktu ke waktu. Dia kadang kala digambarkan berdiri, menari, beraksi dengan gagah berani melawan para [[raksasa (mitologi Hindu dan Buddha)|iblis]], bermain bersama keluarganya sebagai anak lelaki, duduk di bawah, atau bersikap manis dalam suatu keadaan.
[[Berkas:Ganesha statue in eastern niche of Sambisari temple.jpg|200px|jmpl|
Biasanya Ganesa digambarkan berkepala [[gajah]] dengan perut buncit. Patungnya memiliki empat lengan, yang merupakan penggambaran utama tentang Ganesa. Dia membawa patahan gadingnya dengan tangan kanan bawah dan membawa kudapan manis, yang ia comot dengan [[belalai]]nya, pada tangan kiri bawah. Motif Ganesa yang belalainya melengkung tajam ke kiri untuk mencicipi manisan pada tangan kiri bawahnya adalah ciri-ciri yang utama dari zaman dulu. Patung yang lebih primitif di [[Gua Ellora]] dengan ciri-ciri umum tersebut, ditaksir berasal dari [[abad ke-7]].<ref>See photograph 2, "Large Ganesh", in: Pal, hal. 16.</ref> Dalam perwujudan yang biasa, Ganesa digambarkan memegang sebuah [[kapak]] atau [[angkusa]] pada tangan sebelah atas dan sebuah jerat pada tangan atas lainnya.
 
Pengaruh unsur-unsur kuno dalam susunan penggambaran tersebut masih bisa diamati dalam penggambaran Ganesa secara kontemporer. Dalam sebuah penggambaran modern, satu-satunya variasi terhadap unsur-unsur kuno adalah tangan kanan bawah Ganesa tidak memegang patahan [[gading]] namun seolah-olah terarah ke mata pengamat dengan gerak tangan yang melambangkan perlindungan atau penyingkir ketakutan (''abhaya mudra'').<ref>Martin-Dubost, hal. 197–198.</ref> Kombinasi yang sama terhadap empat lengan dan atribut, muncul pada patung Ganesa yang sedang menari, yang merupakan tema terkenal.
 
=== Atribut umum ===
Ganesa digambarkan berkepala gajah semenjak awal kemunculannya dalam kesenian India.<ref>Pal, hal. 41–64.</ref> [[mitologi Hindu|Mitologi]] dalam ''[[Purana]]'' memberi beberapa penjelasan mengenai kejadian yang menyebabkannya berkepala gajah. Salah satu perwujudannya yang terkenal, yakni Heramba-Ganapati, memiliki lima kepala gajah, dan variasi kecil lainnya pada jumlah kepala diketahui. Sementara beberapa [[sastra Hindu|kitab]] mengatakan bahwa Ganesa terlahir dengan kepala gajah, pada cerita yang terkenal dikatakan bahwa ia memperoleh kepala gajah di kemudian hari. Motif utama yang terulang dalam cerita-cerita tersebut adalah bahwa Ganesa lahir dengan tubuh dan kepala manusia, kemudian [[Siwa]] memenggalnya ketika Ganesa mencampuri urusan antara Siwa dan [[Parwati]]. Kemudian Siwa mengganti kepala asli Ganesa dengan kepala gajah. Detail kisah pertempuran dan penggantian kepala, memiliki beragam versi menurut sumber yang berbeda-beda. Dalam kitab ''[[Brahmawaiwartapurana]]'' terdapat kisah yang cukup menarik. Saat Ganesa lahir, ibunya, [[Parwati]], menunjukkan bayinya yang baru lahir ke hadapan para dewa. Tiba-tiba, Dewa [[Sani]] ([[Saturnus]]), yang konon memiliki mata terkutuk, memandang kepala Ganesa sehingga kepala si bayi terbakar menjadi abu. Dewa [[Wisnu]] datang menyelamatkan dan mengganti kepala yang lenyap dengan kepala gajah. Kisah lain dalam kitab ''[[Warahapurana]]'' mengatakan bahwa Ganesa tercipta secara langsung oleh tawa Siwa. Karena Siwa merasa Ganesa terlalu memikat perhatian, ia memberinya kepala gajah dan perut buncit.
 
Nama Ganesa pada mulanya adalah ''Ekadanta'' (satu [[gading]]), merujuk kepada gadingnya yang utuh hanya berjumlah satu, sedangkan yang lainnya patah. Beberapa [[citra]] menunjukkan ia sedang membawa patahan gadingnya. Hal penting di balik penampilan khusus ini dikandung dalam kitab ''[[Mudgalapurana]]'', yang mengatakan bahwa nama penjelmaan Ganesa yang kedua adalah Ekadanta. Perut buncit Ganesa muncul sebagai ciri-ciri khusus pada [[seni|kesenian]] [[patung]] sejak zaman dulu, yang ditaksir sejak [[kerajaan Gupta|periode Gupta]] (sekitar [[abad ke-4|abad IV]]-[[abad ke-5|VI]]).<ref>"Ganesha in Indian Plastic Art" and ''Passim''. Nagar, hal. 101.</ref> Penampilan ini amat penting, karena menurut ''Mudgalapurana'', dua penjelmaan Ganesa yang berbeda memakai nama yang diambil dari ''Lambodara'' (perut buncit, atau, secara [[harfiah]], perut bergelantungan) dan ''Mahodara'' (perut besar).<ref>Granoff, Phyllis. "Gaṇeśa as Metaphor". Brown, hal. 91.</ref> Kedua nama tersebut merupakan [[kata majemuk dalam bahasa Sanskerta|kata majemuk]] dalam [[bahasa Sanskerta]] yang melukiskan bagaimana keadaan perutnya. Kitab ''[[Brahmandapurana]]'' mengatakan bahwa Ganesa bernama Lambodara karena segala semesta (yaitu "[[Brahmanda|telur alam semesta]]"; [[IAST]]: ''brahmāṇḍa'') pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang ada di dalam tubuhnya. Jumlah lengan Ganesa bervariasi; wujudnya yang terkenal memiliki sekitar dua sampai enam belas lengan.<ref>For an inconographical chart showing number of arms and attributes classified by source and named form, see: Nagar, hal. 191–195. Appendix I.</ref> Banyak penggambaran tentang Ganesa yang menampilkan ia bertangan empat, yang telah disebut dalam ''[[Purana]]'' dan ditetapkan sebagai wujud standar dalam beberapa kitab tentang [[ikonografi]]. Wujudnya pada masa awal memiliki dua lengan.<ref>Krishan 1999, hal. 89</ref> Wujud dengan 14 dan 20 lengan muncul di India Tengah selama [[abad ke-9]] dan [[abad ke-10]].<ref>Martin-Dubost, hal. 120.</ref> [[Ular]] adalah tampilan yang umum dalam penggambaran tentang Ganesa dan muncul dalam beragam bentuk.<ref>Martin-Dubost, hal. 202, For an overview of snake images in Ganesha iconography.</ref> Menurut ''[[Ganesapurana]]'', Ganesa melilitkan ular [[Basuki (naga)|Basuki]] di lehernya. Penggambaran lain tentang ular meliputi kegunaannya sebagai benang suci ([[IAST]]: ''yajñyopavīta'') yang dililitkan melingkari perut sebagai sabuk, dipegang di tangan, dililitkan di pergelangan kaki, atau dipakai sebagai mahkota. Pada dahi Ganesa kemungkinan ada mata ketiga atau [[simbol]] [[sekte]] [[Siwa]] ([[Sanskerta]]: ''tilaka''), yang berupa tiga garis mendatar. ''[[Ganeshapurana]]'' mengatakan bahwa tanda tilaka sama saja dengan bulan sabit pada dahi kepala. Wujud tertentu dari Ganesa yang disebut ''Bhalachandra'' (IAST: ''bhālacandra''; "Bulan di dahi") memasukkan unsur penggambaran tersebut. Namun [[warna]] lain yang spesifik dihubungkan dengan wujud tertentu.<ref>"The Colors of Ganesha". Martin-Dubost, hal. 221–230.</ref> Beberapa contoh mengenai hubungan warna dengan gerakan meditasi tertentu dinyatakan dalam Sritattvanidhi, sebuah buku tentang ikonografi dalam [[Hinduisme]]. Sebagai contoh, [[putih]] dihubungkan dengan wujud Ganesa sebagai ''Heramba-Ganapati'' dan ''Rina-Mochana-Ganapati'' (Ganapati yang membebaskan dari belenggu). ''Ekadanta-Ganapati'' digambarkan berwarna [[biru]] selama bermeditasi dalam wujud itu.
 
=== Wahana ===
[[Berkas:Thajavur Ganesha.jpg|kiri|240px|jmpl|Sebuah lukisan bergaya Tajore, menampilkan Ganesa yang sedang mengendarai [[wahana]]nya, yaitu [[tikus]]. Di belakangnya tampak seorang pelayan yang setia menemaninya.]]
 
Baris 48 ⟶ 43:
 
Ganesa sering kali digambarkan menunggangi atau diantar oleh seekor tikus. Martin-Dubost mengatakan bahwa tikus muncul sebagai [[wahana]] yang utama dalam sastra tentang Ganesa, di wilayah India Tengah dan Barat selama [[abad ke-7]]; tikus juga selalu ditempatkan dekat dengan kakinya. Tikus sebagai wahana muncul pertama kali dalam kitab ''[[Matsyapurana]]'' dan kemudian dalam ''[[Brahmandapurana]]'' dan ''[[Ganesapurana]]'', dimana Ganesa menggunakannya sebagai kendaraan hanya pada [[awatara|inkarnasi]] terakhirnya. ''[[Ganapati Atharwashirsa]]'' mengandung [[sloka]] tentang Ganesa yang menyatakan bahwa gambar tikus terdapat dalam [[bendera]]nya. Nama ''Musakawahana'' (berwahana tikus) dan ''Akuketana'' (berbendera tikus) muncul dalam ''Ganesa Sahasranama''.
[[Berkas:Sri Maha Ganesha statue Lovina.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Pantai Lovina]], [[Kabupaten Buleleng|Buleleng]], [[Bali]]]]
 
Tikus ditafsirkan dalam berbagai pengertian. Seorang penulis buku tentang Ganesa bernama John A. Grimes telah menafsirkan makna tikus sebagai atribut Ganesa. Michael Wilcockson mengatakan bahwa tikus melambangkan orang-orang yang ingin mengatasi keinginan dan mengurangi sifat egois.<ref>''A Student's Guide to AS Religious Studies for the OCR Specification'', by Michael Wilcockson, pg.117.</ref> Yuvraj Krishan, seorang penulis buku Ganesa, mengatakan bahwa tikus itu bersifat merusak dan mengancam pertanian. Kata [[Sanskerta]] ''mūṣaka'' ([[tikus]]) diambil dari akar kata ''mūṣ'' (mencuri, merampok). Merupakan hal yang penting untuk menaklukkan tikus sebagai [[hama]] penghancur, sejenis wighna (rintangan) yang perlu untuk diatasi. Jadi menurut teori tersebut, Ganesa sebagai penguasa tikus menunjukkan fungsinya sebagai ''Wigneswara'' (dewa segala rintangan) dan memberi bukti terhadap perannya sebagai ''grāmata-devatā'' (dewa pedesaan) bagi rakyat yang kemudian meningkat kemuliaannya.<ref>Krishan hal. 49–50.</ref> Paul Martin-Dubost yang juga pernah menulis buku tentang Ganesa memberi sebuah pandangan bahwa tikus adalah simbol yang memberi sugesti bahwa Ganesa, seperti halnya tikus, mampu menembus bahkan memasuki tempat-tempat rahasia.<ref>Martin-Dubost, hal. 231.</ref>
 
== Asosiasi ==
[[Berkas:Lord Ganesh.jpg|ka|200px|jmpl|Patung Ganesa di sebuah kuil di [[Orissa]], [[India]].]]
[[Berkas:Pura Ulandanu Temple, Batur, Bali, Indonesia 02.JPG|jmpl|Arca Ganesa Di [[Gunung Batur]], [[Kabupaten Bangli|Bangli]], [[Bali]]]]
=== Rintangan ===
Ganesa adalah ''Wigneswara'' atau ''Wignaraja'', dewa segala rintangan, baik yang bersifat [[material]] maupun [[rohani|spiritual]]. Ia masyhur dipuja sebagai penyingkir segala rintangan, meski ia juga memasang rintangan pada umatnya yang perlu diberi cobaan. Paul Courtright mengatakan, "pekerjaannya adalah menempatkan dan menyingkirkan rintangan. Itu merupakan kekuasaannya yang utama..."<ref>Courtright, hal. 136.</ref>
 
Ganesa adalah ''Wigneswara'' atau ''Wignaraja'', dewa segala rintangan, baik yang bersifat [[material]] maupun [[rohani|spiritual]]. Ia masyhur dipuja sebagai penyingkir segala rintangan, meski ia juga memasang rintangan pada umatnya yang perlu diberi cobaan. Paul Courtright mengatakan, "pekerjaannya adalah menempatkan dan menyingkirkan rintangan. Itu merupakan kekuasaannya yang utama..."<ref>Courtright, hal. 136.</ref>
 
Yuvraj Krishan menyatakan bahwa beberapa nama Ganesa mencerminkan perannya yang berkembang dari waktu ke waktu.<ref>For Krishan's views on Ganesha's dual nature see his quote: "Gaṇeśa has a dual nature; as Vināyaka, as a ''grāmadevatā'', he is ''vighnakartā'', and as Gaṇeśa he is ''vighnahartā'', a ''paurāṇic devatā''." Krishan, hal. viii.</ref> M. K. Dhavalikar beranggapan bahwa karena cepatnya ketenaran Ganesa di antara [[Dewa-Dewi Hindu|dewi-dewi Hindu]], dan kemunculan para ''[[Ganapatya]]'', sehingga ada perubahan tekanan suara dari ''wignakartā'' (pencipta rintangan) menjadi ''wignahartā'' (penyingkir rintangan).<ref>For Dhavilkar's views on Ganesha's shifting role, see Dhavalikar, M. K. "Gaṇeśa: Myth and reality" in Brown 1991, hal. 49</ref> Bagaimanapun, dua fungsi tersebut menjadi amat penting dalam karakter Ganesa, seperti yang dijelaskan Robert Brown, "bahkan setelah Ganesa dalam Purana digambarkan dengan baik, Ganesa meninggalkan banyak hal-hal penting untuk peran gandanya sebagai pencipta dan penyingkir rintangan, sehingga memiliki aspek negatif maupun positif."<ref>Brown, hal. 6.</ref>
[[Berkas:Ganesha statue, Asian Civilisations Museum Singapore - 20061231.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Museum Peradaban Asia|Muesum Peradaban Asia]], [[Singapura]]]]
 
=== Buddhi ===
Baris 75 ⟶ 69:
 
=== Cakra pertama ===
[[Berkas:Ganesh with flower.jpg|jmpl|Patung Ganesa Dengan [[Bunga]]]]
 
Menurut [[Kundalini yoga]], Ganesa menempati [[cakra]] pertama, yang disebut ''muladhara''. ''Mula'' berarti "asal, utama"; ''adhara'' berarti "dasar, fondasi". Cakra muladhara adalah hal penting yang merupakan manifestasi atau pelebaran pokok-pokok kekuatan ilahi yang terpendam.<ref name="Cakra">Tantra Unveiled: Seducing the Forces of Matter & Spirit By Rajmani Tigunait; Contributor Deborah Willoughby ; Published 1999; Himalayan Institute Press; hal. 83; ISBN 0-89389-158-4.</ref> Hubungan Gansea dengan hal ini juga diterangkan dalam ''[[Ganapati Atharwashirsa]]''. Courtright menerjemahkan pernyataan sebagai berikut: "[O Ganesa,] Engkau senantiasa menempati urat sakral di fondasi tulang punggung [mūlādhāra cakra]."<ref>Translation. Courtright, hal. 253.</ref> Maka dari itu, Ganesa memiliki kediaman tetap dalam setiap makhluk yang terletak pada Muladhara. Ganesa memegang, menopang dan memandu [[cakra|cakra-cakra]] lainnya, sehingga ia mengatur kekuatan yang mendorong cakra kehidupan.<ref name="Cakra" />
 
== Mitologi ==
[[Berkas:Ganesh2.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di Hollywood Basti, [[Ahmedabad]], [[India]]]]
=== Kelahiran ===
 
[[Berkas:Ganesha Kangra miniature 18th century Dubost p51.jpg|kiri|200px|jmpl|[[Parwati]] dan [[Siwa]] memandikan Ganesa. Sebuah lukisan dari Kangra, dibuat sekitar abad ke-18.]]
[[Berkas:Statue of Ganesha at Victoria's Way.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di, Victoria's Way [[Wicklow]], [[Republik Irlandia|Irlandia]]]]
[[Berkas:Ganesh statue at Uluwatu Temple.jpg|jmpl|Arca Ganesa di [[Pura Luhur Uluwatu]], [[Kabupaten Badung|Badung]], [[Bali]]]]
Meski Ganesa terkenal sebagai putra dari [[Siwa]] dan [[Parwati]], [[mitologi Hindu|mitos-mitos]] dalam ''[[Purana]]'' memiliki ketidakpastian mengenai kelahirannya. Dia bisa saja diciptakan oleh Siwa, atau oleh Parwati, atau oleh Siwa dan Parwati, atau muncul secara misterius dan ditemukan oleh Siwa dan Parwati. Terdapat berbagai versi mengenai kelahiran Ganesa, tetapi kisah yang paling terkenal berasal dari kitab ''[[Siwapurana]]''.
 
Baris 91 ⟶ 88:
=== Keluarga dan istri ===
[[Berkas:Ganapati1.jpg|ka|200px|jmpl|Lukisan "Riddhi Siddhi" karya [[Raja Ravi Varma]], menggambarkan Ganesa yang didampingi kedua istrinya, Riddhi dan Siddhi.]]
[[Berkas:Sasvikal Ganesha Temple 02.JPG|jmpl|Arca Ganesa Di [[Kuil]], [[India]]]]
 
Dalam keluarga Ganesa ada saudaranya yang bernama [[Kartikeya|Skanda]], yang juga disebut [[Kartikeya]], [[Kartikeya|Murugan]], dan lain-lain. Perbedaan wilayah memberikan versi berbeda tentang jenjang kelahiran mereka. Di India Utara, Skanda biasanya dianggap yang lebih tua, sementara di India Selatan, Ganesa dianggap yang lebih dahulu lahir. Skanda merupakan dewa perang yang masyhur sekitar tahun 500 SM sampai 600 M, ketika pemujaan terhadapnya berkurang secara signifikan di India Utara. Seiring dengan memudarnya Skanda, Ganesa mulai berkembang. Beberapa kisah menceritakan persaingan antara kedua bersaudara tersebut dan bisa saja mencerminkan ketegangan yang terjadi antar [[sekte]] (pemuja Ganesa dan pemuja Skanda).<ref>Gupta, hal. 38.</ref>
 
Baris 110 ⟶ 107:
 
[[Berkas:Ganesh Festival.jpg|ka|240px|jmpl|Patung besar Ganesa saat festival [[Ganesa Caturti]] di [[Mumbai]], tahun [[2004]].]]
[[Berkas:Ganesha divali.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Dipawali]], [[Britania Raya|Brintania Raya]]]]
 
=== Ganesa Caturti ===
 
Baris 116 ⟶ 115:
=== Kuil ===
[[Berkas:GaneshaBirlaMandirJaipur.JPG|kiri|240px|jmpl|Arca Ganesa di Birla [[Tempat suci Hindu|Mandir]] ([[Pura]] Birla) di [[Jaipur]], [[India]].]]
 
Dalam [[tempat suci Hindu]], Ganesa dapat diuraikan beraneka macam: sebagai dewa bawahan (''parswadewata''); sebagai dewa yang erat dengan dewa utama (''pariwaradewata''); atau sebagai dewa utama di sebuah kuil (''pradhana''), dijamu bagaikan dewa tertinggi di antara [[Dewa-Dewi Hindu|dewa-dewi]] [[agama Hindu|Hindu]].<ref>Krishan hal. 92</ref> Sebagai dewa keluar-masuk, dia banyak ditempatkan di pintu gerbang kuil Hindu untuk menghalau hal-hal buruk, yang sama dengan perannya sebagai penjaga pintu rumah [[Parwati]]. Dan juga, beberapa kuil didedikasikan untuk Ganesa sendiri, misalnya [[Astawinayaka]] ([[Sanskerta]]: अष्टविनायक; ''aṣṭavināyaka''; "delapan (kuil) Ganesa") di [[Maharashtra]] yang paling masyhur. Terletak di jarak sekitar 100 kilometer dari kota Pune, masing-masing dari delapan kuil ini memuliakan wujud utama Ganapati, lengkap dengan cerita dan legendanya; bersama-sama mereka membentuk sebuah ''mandala'', menandai wilayah suci Ganesa.
 
Baris 122 ⟶ 120:
 
T. A. Gopinatha berkata, "Setiap desa, meskipun desa kecil, memiliki citra Wigneswara-nya sendiri dengan atau tanpa kuil untuk menempatkannya. Di jalan masuk menuju desa atau sebuah benteng, di bawah [[pohon bodhi]] […], dalam sebuah relung […], di kuil [[Wisnu]] maupun [[Siwa]] dan juga pada bangunan suci yang khususnya dibangun dalam kuil Siwa […]; figur Wigneswara kelihatan tak berubah-ubah."<ref>T.A.Gopinatha; ''Elements of Hindu Iconography'', pp 47-48 as quoted in Krishan hal. 2</ref> Kuil Ganesa juga dibangun di luar [[India]], termasuk [[Asia Tenggara]], [[Nepal]], dan di beberapa negara barat.
 
== Sejarah ketenaran ==
[[Berkas:GaneshaGanesh assis (musée Cham, Da Nang) (4394719391).jpg|ka|200px|jmpl|Arca Ganesa yang cukup tua, dibuat pada [[Abad ke-1 hingga 10|abad ke-8]], kini disimpan di MueseumMuesum Cham, [[Vietnam]].]]
[[Berkas:022 Ganesa (39551446655).jpg|jmpl|Arca Ganesa di [[Candi Penataran|Candi penataran]], [[Indonesia]]]]
=== Kemunculan pertama ===
[[Berkas:Pura Ulun Danu Batur 1998 03.jpg|jmpl|Arca Ganesa di [[Pura Ulun Danu Batur]], [[Kabupaten Bangli|Bangli]], [[Bali]]]]
 
Ganesa muncul dalam wujud klasiknya sebagai dewa yang mudah dikenali dengan atribut-atribut yang tergambar dengan baik pada permulaan [[abad ke-4]] sampai [[abad ke-5]]. Shanti Lal Nagar mengatakan bahwa arca paling awal, yang diketahui sebagai wujud Ganesa ada dalam sebuah ceruk di kuil Siwa di [[Bhumra]], yang ditafsir berasal dari zaman [[kerajaan Gupta]].<ref>Nagar, hal. 4.</ref> Pemujaan tersendiri terhadapnya muncul sekitar [[abad ke-10]].<ref name="Narain">Narain, A. K. "Gaņeśa: A Protohistory of the Idea and the Icon", in: Brown, hal. 19.</ref> Narain mengikhtisarkan kontroversi antara pemuja Ganesa dan pandangan akademis terhadap perkembangan Ganesa sebagai berikut:
 
Baris 132 ⟶ 129:
 
=== Pengaruh memungkinkan ===
[[Berkas:Ganesh Visarjan Chinawal.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Maharashtra]], [[India]]]]
 
Buku yang ditulis Thapan tentang perkembangan Ganesa mengandung sebuah bab tentang spekulasi mengenai peran kepala gajah pada zaman awal di [[India]], tetapi berkesimpulan bahwa, "meski pada abad ke-2 Masehi ada perwujudan [[yaksa]] berkepala gajah, itu tidak bisa dianggap menggambarkan Ganapati-Winayaka. Tidak ada bukti mengenai dewa yang disebut memiliki wujud gajah atau berkepala gajah pada permulaan zaman ini. Ganapati-Winayaka masih membuat debutnya."<ref>Thapan, hal. 75.</ref>
 
[[Berkas:Ganesha Nurpur miniature circa 1810 Dubost p64.jpg|kiri|240px|jmpl|Lukisan Ganesa berlengan empat yang dibuat pada abad ke-19. Berasal dari Nurpur[[Delhi]], [[India]].]]
[[Berkas:Downtown Ubud Bali Indonesia - panoramio (23).jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Ubud]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], [[Bali]]]]
 
Suatu teori mengenai asal usul Ganesa mengatakan bahwa ia perlahan-lahan menjadi tenar sehubungan dengan empat [[Winayaka]].<ref>Rocher, Ludo. "Gaņeśa's Rise to Prominence in Sanskrit Literature". Brown, hal. 70–72.</ref> Dalam [[mitologi Hindu]], para Winayaka adalah kelompok empat makhluk jahat yang membuat rintangan dan kesulitan, tetapi mudah untuk ditenangkan. Nama Winayaka adalah nama yang biasa bagi Ganesa, baik dalam ''[[Purana|Purana-Purana]]'' maupun ''[[Tantra]]'' [[agama Buddha|Buddha]].<ref name="Thapan, hal. 20"/> Krishan adalah salah satu sarjana yang menerima teori ini, yang berkomentar datar tentang Ganesa, "Dia bukan dewa dalam ''[[Weda]]''. Asal-usulnya mengikuti jejak empat [[Winayaka]], roh jahat, dari ''Manawagrehyasutra'' ([[abad ke-7 SM|abad VII]]-[[abad ke-4 SM|IV]] SM) yang menyebabkan berbagai jenis kejahatan dan penderitaan".<ref>Krishan, hal. vii.</ref> Penggambaran figur manusia berkepala gajah, yang beberapa di antaranya diidentifikasikan dengan Ganesa, muncul dalam kesenian dan koin India pada permulaan [[abad ke-2]].<ref>For a discussion of early depiction of elephant-headed figures in art, see Krishan 1981–1982, hal. 287–290 or Krishna 1985, hal. 31–32</ref>
 
Baris 165 ⟶ 162:
 
== Di luar India dan agama Hindu ==
Hubungan dagang dan budaya telah memperluas pengaruh [[India]] di [[Asia Barat]] dan [[Asia Tenggara|Tenggara]]. Ganesa adalah salah satu dari banyaknya [[Dewa-Dewi Hindu|dewa-dewi Hindu]] yang menjamah negeri asing sebagai akibatnya.<ref>Nagar, hal. 175.</ref>
[[Berkas:National Museum Java01.jpg|jmpl|Arca Ganesha dari [[Candi Banon]] ([[Museum Nasional Indonesia|Museum Nasional]])]]
[[Berkas:Kabul ganesh khingle.jpg|ka|180px|jmpl|Arca Ganesa dari [[marmer]]. Dibuat pada [[abad ke-5]]. ditemukan di Gardez, [[Afganistan]], sekarang di Dargah Pir Rattan Nath, [[Kabul]].]]
Hubungan dagang dan budaya telah memperluas pengaruh [[India]] di [[Asia Barat]] dan [[Asia Tenggara|Tenggara]]. Ganesa adalah salah satu dari banyaknya [[Dewa-Dewi Hindu|dewa-dewi Hindu]] yang menjamah negeri asing sebagai akibatnya.<ref>Nagar, hal. 175.</ref>
 
Ganesa khususnya disembah oleh para pedagang dan rombongannya, yang pergi ke luar India untuk malakukan hubungan dagang. Periode dari sekitar abad ke-10 sampai seterusnya ditandai oleh perkembangan jaringan-jaringan baru terhadap hal pertukaran, pembentukan serikat dagang, dan bangkitnya sirkulasi keuangan. Selama masa ini, Ganesa menjadi dewa utama yang dikaitkan dengan para pedagang.<ref>Thapan, hal. 170.</ref> Tulisan paling awal yang mengandung seruan kepada Ganesa sebelum memanggil dewa-dewi lainnya dikaitkan dengan komunitas rombongan pedagang.<ref>Thapan, hal. 152.</ref>
Baris 174 ⟶ 169:
 
Sebelum kedatangan [[Islam]], [[Afganistan]] memiliki ikatan budaya yang erat dengan India, dan pemujaan terhadap dewa-dewi Hindu maupun Buddha sama-sama dijalankan. Beberapa contoh arca dari abad ke-5 sampai abad ke-7 telah bertahan, mencerminkan bahwa pemujaan Ganesa adalah hal yang populer di wilayah itu.<ref name="Martin-Dubost, hal. 311">Martin-Dubost, hal. 311.</ref>
[[Berkas:6th century Ganesha (cave 1), Badami Hindu cave temple Karnataka.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Kuil-kuil gua Badami|Kuli-kuli gua Badami]], [[India]]]]
 
[[Berkas:National Museum Java01.jpg|jmpl|Arca Ganesha Di [[Candi Banon]], [[Indonesia]]]]
Ganesa muncul dalam [[agama Buddha]] [[Buddha Mahayana|Mahayana]], tidak hanya dalam wujud dewa Vināyaka dalam agama Buddha, tetapi juga sebagai wujud [[raksasa (mitologi Hindu dan Buddha)|raksasa]] dengan nama yang sama.<ref>Getty, hal. 37–45.</ref> Citranya muncul dalam arca-arca agama Buddha selama akhir masa [[kerajaan Gupta]]. Sebagai dewa Vināyaka dalam agama Buddha, ia sering kali digambarkan sedang menari. Wujud ini, disebut Nṛtta Ganapati, dan termasyhur di wilayah India Utara, kemudian diadopsi di [[Nepal]], lalu di [[Tibet]].<ref>Getty, hal. 38.</ref> Di Nepal, wujud Ganesa secara Hindu, dikenal sebagai Heramba, sangat terkenal; ia memiliki lima kepala dan menunggangi [[singa]]. Penggambaran Ganesa di Tibet menunjukkan pandangan yang bertentangan terhadapnya.<ref>Nagar, hal. 185.</ref> Ganapati versi Tibet adalah ''tshogs bdag''.<ref>Wayman, Alex (2006). ''Chanting the Names of Manjushri''. Motilal Banarsidass Publishers: hal. 76 . ISBN 81-208-1653-6</ref> Dalam versi Tibet, Ganesa digambarkan sedang diinjak oleh kaki Mahākāla, yaitu dewa bangsa Tibet yang terkenal. Penggambaran lain menampilkan wujudnya sebagai pemusnah segala rintangan, kadang kala dalam wujud sedang menari. Ganesa muncul di [[Cina]] dan [[Jepang]] dalam wujud yang menampilkan karakter wilayah yang berbeda. Di Cina Utara, ada patung batu dari zaman awal yang dikenal sebagai Ganesa, disertai tulisan yang berangka tahun 531.<ref name="Martin-Dubost, hal. 311" /> Di Jepang, pemujaan terhadap Ganesa pertama kali disebutkan pada tahun 806.<ref>Martin-Dubost, hal. 313.</ref>
 
[[Berkas:Kabul ganesh khingle 2.jpg|jmpl|Arca Ganesa Di [[Kabul]], [[Afganistan]]]]
Sastra [[Jainisme|agama Jaina]] (Jainisme) tidak menyebutkan adanya pemujaan terhadap Ganesa. Namun, Ganesa dipuja oleh banyak umat Jaina, muncul sebagai pengambil alih fungsi [[Kubera]].<ref>Thapan, hal. 157.</ref> Hubungan Jaina dengan komunitas perdagangan mendukung gagasan bahwa Jainisme mengambil tradisi pemujaan Ganesa sebagai akibat dari hubungan perdagangan.<ref>Thapan, hal. 151, 158, 162, 164, 253.</ref> Patung Ganesa tertua versi Jaina ditaksir berasal dari abad ke-9.<ref>Krishan, hal. 122.</ref> Sebuah kitab Jaina dari abad ke-15 memaparkan prosedur untuk memasang citra Ganapati.<ref>Krishan, hal. 121.</ref> Citra Ganesa muncul dalam kuil Jaina di [[Rajasthan]] dan [[Gujarat]].<ref>Thapan, hal. 158.</ref>
 
<gallery widths="200" heights="240">
Berkas:Yogyakarta Indonesia Prambanan-ganeshatemple-complex-18a.jpg|Arca Ganesa di [[Candi Prambanan|candi Prambanan]], [[Indonesia]].
Berkas:Ganesha statue at Sanggar Agung Temple, Surabaya-Indonesia.jpg|Altar Ganesha dengan patung seukuran manusia yang juga digunakan oleh umat [[Agama Hindu|Hindu]] di [[Kelenteng Sanggar Agung|Klenteng Sanggar Agung]]., [[Indonesia]]
Berkas:GaneshGanesha (dieuPagaralam hindou)Palembang.JPGjpg|Arca Ganesa di [[GoaMuseum GajahSultan Mahmud Badaruddin II]], [[KabupatenKota GianyarPalembang|Palembang]]
Berkas:Ganesha Statue at Prambanan Temple Museum.jpg|Arca Ganesha di [[Candi Prambanan]], [[Museum|Muesum]] [[Indonesia]]
</gallery>
 
== Galeri ==
Arca Ganesa di India.
<gallery>
File:Vinayak20120901 182939.jpg
File:Gajanan20120901 182954.jpg
File:Ganapathi20120901 183219.jpg
File:Ganapati20120901 183229.jpg
File:Ganaraj20120901 183011.jpg
File:Ganesh20120901.jpg
File:Ganesh20120901.jpg
File:Ganesha20120901.jpg|
File:Vighnavarta20120901 183242.jpg
File:गणपति १२३.JPG|
File:गणपति मखरात.JPG|
File:मोदकIMG 0375.JPG|
File:मोदक नैवैद्यIMG 0376.JPG|
File:ModakaIMG 0377.JPG|
File:गणपती सजावट.JPG|
File:Gajanan गजनन.JPG|
File:Ganapathi गणपति.JPG|
File:Siddhivinayak.JPG|
File:Ganesh Closeup.JPG|
File:मखर.JPG|
File:Vighnaharta.JPG|
</gallery>
 
Baris 243 ⟶ 214:
* {{Citation |last=Jansen |first=Eva Rudy|authorlink= |coauthors= |title=The Book of Hindu Imagery|year=1993 |publisher=Binkey Kok Publications BV |location=Havelte, Holland |isbn=90-74597-07-6 }}
* {{Citation |last=Khokar |first=Ashish |authorlink= |coauthors=S. Saraswati |title=Ganesha-Karttikeya |year=2005 |publisher=Rupa and Co |location=New Delhi |isbn= 81-291-0776-7}}
* {{Citation |last=Krishan |first=Yuvraj |year=1981–1982 |month= |title={{IAST|The Origins of Gaṇeśa}} |journal=Artibus Asiae |volume=43 |issue=4 |pages=285–301 |url=http://links.jstor.org/sici?sici=0004-3648%281981%2F1982%2943%3A4%3C285%3ATOOG%3E2.0.CO%3B2-A |accessdate= 2007-09-11 |quote= |archive-date=2023-07-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230728151841/https://www.jstor.org/stable/3249845 |dead-url=no }}
* {{Citation| last =Krishan| first =Yuvraj| year = 1999| title =Gaņeśa: Unravelling An Enigma |edition = | volume = | publication-place =Delhi | publisher =Motilal Banarsidass Publishers | isbn =81-208-1413-4}}
* {{Citation| last= Krishna | first=Murthy, K. | year=1985 | title= Mythical Animals in Indian Art|publication-place=New Delhi| publisher = Abhinav Publications|isbn=0391032879}}
Baris 294 ⟶ 265:
<!--===========================({{NoMoreLinks}})===============================-->
* {{en}} [http://ganapati.club.fr/anglais/indexe.html Ganesh: Symbol and presence] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070210051104/http://ganapati.club.fr/anglais/indexe.html |date=2007-02-10 }}
* {{en}} [http://hinduism.about.com/od/lordganesha/a/ganesha.htm Ganesha: The Elephant-faced God] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090827203118/http://hinduism.about.com/od/lordganesha/a/ganesha.htm |date=2009-08-27 }}
{{Hindu Dewa}}