Operasi Bumi Hangus Timor Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k pembersihan kosmetika dasar, added uncategorised tag |
||
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[File: Destroyed houses 19.jpg |thumb|left| Rumah-rumah yang hancur di [[Dili]].]]
'''Operasi Bumi Hangus Timor Timur''' mengacu pada tindakan [[Paramiliter|
==Peringatan==
Seperti yang diperingatkan oleh para pemimpin milisi pro-Indonesia tentang "pertumpahan darah" jika referendum berhasil, "duta besar keliling" Indonesia [[Francisco Xavier Lopes da Cruz]] menyatakan: "Jika orang menolak otonomi, ada kemungkinan darah akan mengalir di Timor Timur."<ref>Both quoted in Nevins, p. 91.</ref> Seorang pemimpin paramiliter mengumumkan bahwa "lautan api" akan dilakukan jika mayoritas pemungutan suara kemerdekaan.<ref>Quoted in Nevins, p. 92.</ref> Menjelang hari pemungutan suara, laporan kekerasan anti-kemerdekaan terus beredar.<ref>International Federation for East Timor Observer Project. [http://www.etan.org/ifet/report7.html "IFET-OP Report #7: Campaign Period Ends in Wave of Pro-Integration Terror"]. 28 August 1999. Retrieved on 17 February 2008.</ref> Hari pemungutan suara, 30 Agustus 1999, secara umum berlangsung tenang dan tertib. 98,6% pemilih terdaftar memberikan suara, dan pada 4 September, Sekretaris Jenderal PBB [[Kofi Annan]] mengumumkan bahwa 78,5% suara telah diberikan untuk kemerdekaan.<ref name="Shah">Shah, Angilee. [http://www.international.ucla.edu/article.asp?parentid=53444 "Records of East Timor: 1999"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080102154438/http://www.international.ucla.edu/article.asp?parentid=53444 |date=2008-01-02 }}. 21 September 2006. Online at the UCLA International Institute. Retrieved on 17 February 2008.</ref> Dibesarkan atas desakan [[Orde Baru (Indonesia)|Orde Baru]] bahwa [[Timor Timur
==Pembalasan==
Dalam beberapa jam kelompok paramiliter mulai menyerang orang dan membakar di sekitar ibu kota [[Dili]]. Wartawan asing dan pemantau pemilu melarikan diri, dan puluhan ribu orang Timor Leste turun gunung. Geng-geng Islam menyerang [[Keuskupan]] Katolik Dili, menewaskan dua lusin orang; keesokan harinya, markas besar [[Komite Internasional Palang Merah|ICRC]] diserang dan dibakar habis. Hampir seratus orang kemudian dibunuh di [[Suai]], dan laporan tentang pembantaian serupa berdatangan dari seluruh Timor Timur.<ref>Nevins, pp. 100–104.</ref>
Empat pekerja PBB menolak untuk dievakuasi kecuali para pengungsi juga diselamatkan, bersikeras bahwa mereka lebih baik mati di tangan kelompok paramiliter.<ref name="Shah"
=="Fantasi" dan "Kebohongan"==
Ketika delegasi PBB tiba [[Jakarta]] pada tanggal 8 September, mereka diberitahu oleh [[
==Serangan terhadap pendidikan==
Sistem pendidikan menjadi sasaran utama kehancuran. Bangunan pertama yang dihancurkan adalah pusat perlawanan, termasuk kantor CNRT dan pusat mahasiswa. Kemudian sekolah, perguruan tinggi, dan universitas dihancurkan. 95% gedung sekolah di Timor Timur hancur. Universitas milik Indonesia, UNTIM (sekarang [[Universitas Nasional Timor Lorosae]]) dan gedung Politeknik di [[Dili]] dan di Hera, serta Institut Perawat, dijarah, dihancurkan, dan dibakar dengan hanya sedikit yang selamat dari serangan gencar.
Mahasiswa universitas menyebar ke seluruh negeri sebelum referendum pada tahun 1999 untuk memperjuangkan pemungutan suara kemerdekaan, banyak yang terbunuh dalam kekerasan yang terjadi setelahnya. Setelah kehancuran, para siswa kembali pergi ke daerah untuk mengajar di gedung-gedung yang terbakar untuk menjaga anak-anak belajar, dan sekolah dibuka. Mereka juga menyelenggarakan kelas untuk siswa tersier ketika tidak ada fasilitas pendidikan lain yang beroperasi.
==Referensi==
{{Reflist}}
{{Uncategorized|date=Februari 2023}}
|