Sutomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Serigala Sumatera (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(24 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Untuk|kelompok sekolah di Kota Medan|Perguruan Sutomo}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| name = {{PAGENAME}}<br>(Bung Tomo)
| image = Bung Tomo.jpg
| imagesize =
| caption =
| office =
| order =
| term_start =
| term_end =
| president =
| predecessor =
| successor =
| office2 = Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Indonesia
| order2 = ke-1
| term_start2 = 12 Agustus 1955
| term_end2 = 24 Maret 1956
| president2 = [[Soekarno]]
| primeminister2 = [[Burhanuddin Harahap]]
| predecessor2 =
| successor2 = [[Dahlan Ibrahim]]
| office3 = [[Menteri Sosial Indonesia]]<br><small>(ad-interim)
| order3 =
| term_start3 = 18 Januari 1956
| term_end3 = 24 Maret 1956
| president3 = [[Soekarno]]
| primeminister3 = [[Burhanuddin Harahap]]
| predecessor3 = [[Soedibjo]]
| successor3 = [[Fatah Jasin]]
| birth_date = {{birth date|1920|10|3}}
| birth_place = [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], Hindia Belanda
| death_date = {{death date and age|1981|10|7|1920|10|3}}
| death_place = [[Padang Arafah]], Arab Saudi
| nationality = [[Indonesia]]
| party = *Gerakan Rakyat Baru
*Pemuda Republik Indonesia
| awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
| spouse = [[Sulistina]]
| children =
| residence =
| alma_mater =
| occupation = [[Jurnalis]]
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| commands = [[Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia]]
| rank = [[Komandan]]
| battles = [[Pertempuran Surabaya]] (1945)<br> = [[Revolusi Nasional Indonesia]]{{tree (1945-1949)list}}
**[[Pertempuran Surabaya]]
}}
 
Baris 52 ⟶ 53:
</ref> atau lebih dikenal dengan sapaan akrab '''Bung Tomo''' adalah pahlawan nasional Indonesia dan pemimpin militer Indonesia pada masa [[Revolusi Nasional Indonesia]] yang dikenal karena peranannya dalam [[Pertempuran Surabaya|Pertempuran 10 November 1945]].
 
== RiwayatMasa Hidupmuda ==
 
=== Masa muda ===
Sutomo dilahirkan di [[Kampung Blauran]], [[Surabaya]]. Ayahnya bernama [[Kartawan Tjiptowidjojo]], priyayi golongan menengah yang pernah bekerja sebagai pegawai pemerintah, staf perusahaan swasta, asisten kantor pajak, hingga pegawai perusahan ekspor-impor Belanda. Kartawan mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pengikut dekat [[Pangeran Diponegoro]].
 
Baris 67 ⟶ 66:
Sutomo muda lebih banyak berkecimpung dalam bidang kewartawanan. Ia antaranya menjadi jurnalis lepas untuk harian ''Soeara Oemoem'', harian berbahasa Jawa ''Ekspres'', mingguan ''Pembela Rakyat'', dan majalah ''Poestaka Timoer''.
 
=== [[Pertempuran Surabaya|Pertempuran 10 November 1945]] ===
{{Main|Pertempuran Surabaya}}
Pada 1944, ia terpilih menjadi anggota "Gerakan Rakyat Baru" dan pengurus "Pemuda Republik Indonesia" di Surabaya, yang disponsori Jepang. Setelah ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial, inilah titik awal keterlibatannya dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Dengan posisinya itu, ia bisa mendapatkan akses radio yang lantas berperan besar untuk menyiarkan orasi-orasinya yang membakar semangat pemuda dan rakyat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Terlebih, sejak 12 Oktober 1945 Bung Tomo juga menjadi pemimpin "[[Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia]]" (BPRI) di Surabaya melawan pasukan Inggris. Meskipun pada [[Pertempuran Surabaya]] 10 November 1945, akhirnya pihak Indonesia kalah, tetapi rakyat Surabaya dianggap berhasil memukul mundur pasukan Inggris untuk sementara waktu (pasukan Inggris mundur dari Indonesia pada November 1946) dan kejadian ini dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah sebagai awal dari mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
 
Kemudian, sejak 12 Oktober 1945 Bung Tomo juga menjadi pemimpin "[[Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia]]" (BPRI) di Surabaya melawan pasukan Inggris yang membantu pasukan pendudukan Belanda ([[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|NICA]]). Meskipun pada [[Pertempuran Surabaya]] 10 November 1945, akhirnya pihak Indonesia kalah, tetapi rakyat Surabaya dianggap berhasil memukul mundur pasukan Inggris untuk sementara waktu (pasukan Inggris mundur dari Indonesia pada November 1946) dan kejadian ini dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah sebagai titik awal Revolusi Nasional Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap [[kolonialisme]] dan [[Imperialisme]].{{sfn|Ricklefs|p=217}}
=== Pasca Perang Kemerdekaan ===
 
Antara 1950-1956, Bung Tomo masuk dalam Kabinet Perdana Menteri [[Burhanuddin Harahap]] sebagai [[Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Indonesia|Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran]], merangkap [[Daftar Menteri Sosial Indonesia|Menteri Sosial (Ad Interim)]].
=== Pasca PerangPascaperang Kemerdekaan ===
Antara 1950-1956, Bung Tomo masuk dalam Kabinet Perdana Menteri [[Burhanuddin Harahap]] sebagai [[Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Indonesia|Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran]], merangkap [[Daftar Menteri Sosial Indonesia|Menteri Sosial (Ad Interim)]].
 
Hubungan Bung Tomo dengan Sukarno mulai memburuk di tahun 1952, dimana Sukarno menunjukkan kemarahan terhadap ketidaksetujuan Bung Tomo akan hubungannya dengan [[Hartini]], yang saat itu masih bersuami.<ref>{{Cite book|last=Taufiq|first=Fery|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=E6A9EAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT144&dq=Sukarno+Bung+tomo+hartini&hl=en|title=PEKIK TAKBIR BUNG TOMO Perjalanan Hidup, Kisah Cinta & Perjuangannya|publisher=Araska Publisher|isbn=978-623-7537-74-8|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|last=Chairunnisa|first=Ninis|date=2017-11-12|title=Bung Tomo dan Bung Karno Pernah Bertengkar Sampai Banting Piring|url=https://nasional.tempo.co/read/1032955/bung-tomo-dan-bung-karno-pernah-bertengkar-sampai-banting-piring|website=Tempo|language=en|access-date=2022-12-04}}</ref> Sukarno dan Hartini kemudian menikah di tahun 1953.
Baris 77 ⟶ 79:
Sejak 1956 Sutomo menjadi anggota anggota [[Konstituante]] mewakili [[Partai Rakyat Indonesia]]. Ia menjadi wakil rakyat hingga badan tersebut dibubarkan [[Soekarno|Sukarno]] lewat [[Dekret Presiden 5 Juli 1959|Dekrit Presiden 1959]]. Sutomo memprotes keras kebijakan Sukarno tersebut, termasuk membawanya ke pengadilan meski akhirnya gugatan tersebut ditolak.<ref>{{Cite book|last=Hatta|first=Mohammad|date=1986|url=https://books.google.com/books?id=aHoMAAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Bung+Tomo+menggugat+Sukarno+1960&q=Bung+Tomo+menggugat+Sukarno+1960&hl=en|title=Hati nurani melawan kezaliman: surat-surat Bung Hatta kepada Presiden Soekarno, 1957-1965|publisher=Penerbit Sinar Harapan|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|last=MAPPAPA|first=Imam Wahyudiyanta, PASTI LIBERTI|title=Menggugat Presiden Ala Bung Tomo|url=https://news.detik.com/berita/d-3065035/menggugat-presiden-ala-bung-tomo|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2022-12-04}}</ref> Akibatnya perlahan ia menarik diri dari dunia politik dan pemerintahan.
 
Pada awal [[Orde Baru]], Sutomo kembali muncul sebagai tokoh yang mulanya mendukung [[Soeharto|Suharto]]. Namun, sejak awal 1970-an, ia mulai banyak mengkritik program-program Suharto, termasuk salah satunya proyek pembangunan [[Taman Mini Indonesia Indah]]. Akibatnya pada [[11 April]] [[1978]] ia ditangkap dan dipenjara selama setahun atas tuduhan melakukan aksi [[Subversi|subversifsubversi]]f.
 
Sekeluar dari penjara Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal pada pemerintah dan memilih memanfaatkan waktu bersama keluarga dan mendidik kelima anaknya. Selain itu Sutomo juga menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya.
 
Pada [[7 Oktober]] [[1981]], Sutomo meninggal dunia di [[Padangjalan Arafahpandan]] saat sedang menunaikan ibadah [[haji]]. Berbeda dengan tradisi memakamkan jemaah haji yang meninggal di tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa pulang ke tanah air. Sesuai wasiatnya, Bung Tomo tidak dimakamkan di taman makam pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel Surabaya.
 
== Gelar Pahlawan Nasional ==
Baris 88 ⟶ 90:
== Kontroversi ==
{{wikisource|Berkas:Bungtomo.djvu|Bung Tomo}}
Pada 1950-an di Surabaya, Bung Tomo beraspirasi untuk membantu kehidupan para tukang becak dengan menginisiasi sebuah perkumpulan koperasi. Dengan uang iuran yang ditarik dari para tukang becak, lantas direncanakan pendirian pabrik sabun yang nantinya akan dikelola sepenuhnya oleh dan untuk tukang becak. Akan tetapi ide pendirian pabrik sabun ini mandekberhenti di tengah jalan, tanpa pernah ada pertanggungan-jawabanpertanggungjawaban keuangan.<ref>{{Cite web |url=http://ip52-214.cbn.net.id/id/arsip/1972/09/16/ILS/mbm.19720916.ILS60489.id.html |title=Da'wah pembangunan manusia becak |access-date=2010-11-10 |archive-date=2011-06-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110625012047/http://ip52-214.cbn.net.id/id/arsip/1972/09/16/ILS/mbm.19720916.ILS60489.id.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Keluarga ==
Bung Tomo menikahi [[Sulistina]], seorang bekas perawat [[Palang Merah Indonesia|PMI]], pada 19 Juni 1947 di [[Kota Malang|Malang]]. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, masing-masing bernama Tin "Titing" Sulistami (lahir 29 Juni 1948), Bambang Sulistomo (lahir 22 April 1950), Sri Sulistami (lahir 16 Agustus 1951), dan Ratna Sulistami (12 November 1958).<ref>{{Cite book|last=Sutomo|first=Sulistina|date=1995|url=https://www.worldcat.org/oclc/35230637|title=Bung Tomo, Suamiku|location=Jakarta|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=979-416-313-9|edition=|others=|oclc=35230637|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 102 ⟶ 104:
 
{{DEFAULTSORT:Sutomo, Sutomo}}
 
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]