Wayang golek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(25 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Main|Wayang}}
{{Infobox performing art
| name = Wayang golek
| image = [[File:Wayang golek SF Asian Art Museum.JPG|257px]]
| image_upright =
| caption =
| medium =
| types = Pertunjukan wayang
| ancestor = [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]]
| descendant =
| culture = [[Indonesia]]
| era =
}}
{{Infobox intangible heritage
| Image = [[File:Dalang.jpg|257px]]
| Caption = Seorang [[Dalang|dalang]] yang memainkan cerita [[Gatotkaca]] di panggung wayang golek
| ICH = Wayang
| State Party = Indonesia
| Type =
| Criteria = pertunjukan seni
| ID = 063
| Region = APA
| Year = 2008
| Session = ke-3
| List = Daftar Representatif
| Link = https://ich.unesco.org/en/RL/wayang-puppet-theatre-00063
| Below = [[File:Unesco Cultural Heritage logo.svg|100px]]
| Note = [[Wayang Kulit]], [[Wayang Golek]], [[Wayang Golek|Wayang Klithik]]
}}
'''Wayang golek''' ([[Aksara Sunda|Bahasa Sunda]]: {{Sund|ᮝᮚᮀ ᮍᮧᮜᮦᮊ᮪}}; {{IPA-su|wajaŋ ɡolɛk}}) merupakan salah satu aliran dari kesenian [[wayang]]. Umumnya wayang ini dipentaskan di wilayah [[Parahyangan]], [[Jawa Barat]] dengan menggunakan [[Bahasa Sunda]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=5EIb_YWd_UIC&pg=PA247&dq=%22wayang+golek+purwa%22+sunda&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjQ_uXCjPDkAhWv73MBHRXFBPAQ6AEIMzAB#v=onepage&q=%22wayang%20golek%20purwa%22%20sunda&f=false|title=Power Plays: Wayang Golek Puppet Theater of West Java|last=Weintraub|first=Andrew Noah|date=2004|publisher=Ohio University Press|isbn=9780896802407|language=en|access-date=2023-01-31|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419161333/https://books.google.co.id/books?id=5EIb_YWd_UIC&pg=PA247&dq=%22wayang+golek+purwa%22+sunda&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjQ_uXCjPDkAhWv73MBHRXFBPAQ6AEIMzAB#v=onepage&q=%22wayang%20golek%20purwa%22%20sunda&f=false|dead-url=no}}</ref> Namun wayang ini juga dipentaskan di luar wilayah tersebut seperti di [[Kabupaten Brebes|Brebes]] dan [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]] di [[Jawa Tengah]].<ref>{{Cite web|url=https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/63396/bahasa-sunda-diharapkan-jadi-muatan-lokal|title=Bahasa Sunda Diharapkan Jadi Muatan Lokal|website=Suara Merdeka|access-date=2019-09-27|archive-date=2019-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190927052059/https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/63396/bahasa-sunda-diharapkan-jadi-muatan-lokal|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/121569/pagelaran-wayang-golek-mengobati-kerinduan-warga|title=Pagelaran Wayang Golek Mengobati Kerinduan Warga|website=Suara Merdeka|access-date=2019-09-27|archive-date=2019-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190927052055/https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/121569/pagelaran-wayang-golek-mengobati-kerinduan-warga|dead-url=yes}}</ref> Lakon yang dimainkan dalam wayang Golek Purwa adalah kisah [[Mahabharata]] dan [[Ramayana]].<ref>{{Cite web|url=https://sportourism.id/history/sejarah-singkat-wayang-golek-sunda|title=Sejarah Singkat Wayang Golek Sunda|website=Sportourism.id|language=id|access-date=2019-09-27}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Aliran wayang golek ini diperkirakan mulai berkembang di [[Jawa Barat]] sejak abad ke-19 M, dipelopori oleh Bupati [[Kabupaten Bandung|Bandung]] [[Wiranatakusumah III]].<ref name=":0">{{Cite web|url=https://ilmuseni.com/seni-budaya/sejarah-wayang-golek|title=Sejarah Wayang Golek dari Sunda, Jawa Barat|last=Badriya|first=Yaya|date=2016-10-08|website=IlmuSeni.com|language=id|access-date=2019-09-27|archive-date=2019-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190927043558/https://ilmuseni.com/seni-budaya/sejarah-wayang-golek|dead-url=no}}</ref> Pagelarannya di waktu itu dikhususkan untuk kaum [[Menak Sunda|menak]] (bangsawan), sebelum akhirnya menyebar luas di kalangan masyarakat [[Suku Sunda|Sunda]].<ref name=":0" />
Pertunjukan seni wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang banyak dipagelarkan. Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan hiburan dalam perhelatan tertentu.
Baris 8 ⟶ 35:
Sejak 1920-an, selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden. Popularitas sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan popularitas dalang wayang golek itu sendiri, terutama ketika zamannya Upit Sarimanah dan Titim Patimah sekitar tahun 1960-an.
== Etimologi ==
[[Berkas:Pengrajin wayang.jpg|jmpl|ka|150px| Pengrajin wayang golek]]
Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer, terutama di [[pulau Jawa]] dan [[Bali]]. Berdasarkan sebuah Naskah Jawa Kuno – yang kemudian diterbitkan Pradnya Paramita pada tahun 1981 – mengatakan bahwa wayang bermula dari khayalan ataupun gagasan tentang bayangan manusia yang dapat ditonton. Wayang sendiri berasal dari kata wayangan yang artinya adalah bayangan yang memiliki maksud mempertontonkan sebuah lakon lewat bayangan. Pada mulanya, wayang hanya merupakan hasil khayalan ataupun gagasan yang dilukiskan dalam sebuah daun Tal (''ron Tal'') yang kemudian mempertontonkan hasil lukisan tersebut lewat bayangan. Mempertontonkan lewat bayangan dilakukan dengan memantulkan lukisan tersebut di atas kain putih dan hanya diterangi lampu. Hal ini membuat orang lain dapat melihat lukisan tersebut dalam bentuk bayangan.<ref>Wayang Indonesia.[http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/wayang-indonesia/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230131081232/http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/wayang-indonesia/|date=2023-01-31}}</ref> Di [[Jawa Barat]], selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah Wayang golek . Istilah ''golek'' dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata kerja kata ''golek'' bermakna 'mencari', sebagai kata benda ''golek'' bermakna boneka kayu.<ref>{{Cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2009/10/08/15282789|title=Tari Golek Ikon Perpaduan Dua Budaya|author=CH Dwi Anugrah|publisher=Kompas.com|accessdate=23 December 2013|work=[[Kompas.com]]|archive-date=2013-12-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20131224110143/http://nasional.kompas.com/read/2009/10/08/15282789|dead-url=yes}}</ref> Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam di antaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali [[wayang orang]] yang merupakan bentuk seni tari drama yang ditarikan manusia, kebanyakan bentuk kesenian wayang dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawagu dan lain-lain.<ref name="History and Etymology for Wayang">{{Cite web|title=History and Etymology for Wayang|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/wayang|access-date=22 Juli 2021|work=Merriam-Webster|archive-date=2022-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220110100545/https://www.merriam-webster.com/dictionary/wayang|dead-url=no}}</ref><ref>Mair, Victor H. ''Painting and Performance: Picture Recitation and Its Indian Genesis''. Honolulu: University of Hawaii Press, 1988. hal. 58.</ref>
== Sejarah ==
Kehadiran wayang golek tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wayang kulit, penyebaran wayang di Jawa Barat dimulai pada masa pemerintahan Raden Patah dari Kerajaan [[Kabupaten Demak|Demak]], kemudian disebarluaskan para [[Wali Sanga|Wali Songo]]. Termasuk Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1568 memegang kendali pemerintahan di Kasultanan Cirebon. Beliau memanfaatkan pergelaran wayang kulit sebagai media dakwah untuk
penyebaran agama Islam.
Baru sekitar tahun 1584 Masehi di Jawa Tengah salah satu Sunan dari Dewan Wali Songo menciptakan Wayang Golek, tidak lain adalah Sunan Kudus yang menciptakan Wayang Golek Pertama. Dalam perjalanan sejarahnya, pergelaran wayang golek mula-mula dilaksanakan oleh kaum bangsawan. Terutama peran penguasa terutama para bupati di Jawa Barat, mempunyai pengaruh besar terhadap berkembangnya wayang golek tersebut. Pada awalnya pertunjukan wayang golek diselenggarakan oleh para priyayi (kaum bangsawan Sunda) dilingkungan Istana atau Kabupaten untuk kepentingan pribadi maupun untuk keperluan umum.<ref>Warisan Tak Benda.[https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=76] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230131104913/https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=76|date=2023-01-31}}.</ref>
Di daerah Cirebon disebut sebagai wayang golek papak atau wayang cepak karena bentuk kepalanya datar. Pada mulanya yang dilakonkan dalam wayang golek adalah ceritera panji dan wayangnya disebut wayang golek menak.
Baris 56 ⟶ 54:
Pertunjukkannya dilakukan pada siang hari. Wayang ini tidak memerlukan kelir. Bentuknya menyerupai boneka yang terbuat dari kayu (bukan dari kulit sebagaimana halnya wayang kulit). Jadi, seperti golek. Oleh karena itu, tetap disebut sebagai wayang golek.
Pada zaman Pangeran Girilaya (1650-1662) dari Cirebon wayang cepak dilengkapi dengan cerita yang diambil dari babad dan sejarah tanah Jawa. Lakon-lakon yang dibawakan waktu itu berkisar pada penyebaran agama Islam.
Pementasan wayang golek di tanah [[Parahyangan]] dimulai sejak [[Kesultanan Cirebon]] berada di tangan [[Panembahan Ratu]] (1540-1650) yang juga merupakan cicit dari [[Sunan Kudus]]. Yang dipertunjukan saat itu adalah [[wayang cepak cirebon|wayang cepak]] (atau wayang golek papak), disebut demikian karena memiliki bentuk kepala yang datar.
Baris 66 ⟶ 64:
Perkembangan wayang golek melaju pesat, kesenian wayang golek berbahasa jawa mulai digeser ketenaranya dengan kesenian wayang golek berbahasa sunda, bisa dibuktikan dominasi wayang golek berbahasa sunda pada abad ke-17 pada masa ekspansi Kesultanan Mataram.
Pertunjukan seni wayang golek yang kala itu masih bertahan mewarisi beberapa pengaruh Hindu sebagai bekas wilayah kerajaan Sunda Pajajaran. Pakem dan
Pada waktu kabupaten-kabupaten di Jawa Barat ada dibawah pemerintahan Mataram, ketika masa pemerintahan Sultan Agung (1601-1635), penggemar seni pewayang meningkat, bukan hanya dari kalangan biasa bahkan banyak bangsawan sunda yang datang ke Mataram untuk mepelajari bahasa jawa dalam konteks kepentingan pemerintahan, dalam penyebaranya wayang golek tumbuh dengan membebaskan pemakaian bahasa masing-masing. Hasilnya seni pewayangan berkembang dan menjangakau seluruh daerah Jawa Barat.
Baris 72 ⟶ 70:
Menurut penjelasan Dr. Th. Pigeaud, bahwa seorang bupati Sumedang mendapat gagasan untuk membuat wayang golek yang bentuknya menyerupai wayang kulit dalam lakon Ramayana dan mahabharata. Perubahan dari bentuk wayang kulit menjadi golek terjadi secara berangsur-angsur, hal ini terjadi sekitar abad 18-19. hal ini diamini dengan adanya berita bahwa pada abad ke-18 atau sekitar tahun 1794-1829 Dalem bupati Bandung (Karanganyar), menugaskan Ki Darman seorang pegiat wayang kulit asal Tegal Jawa tengah yang berdomisili di Cibiru, Jawa Barat untuk membuat wayang golek purwa.
Kemudian pada abad ke-20
Pada awalnya pertunjukan wayang golek
Pementasan yang masih bertahan sampai sekarang adalah pertunjukan seni wayang golek untuk hiburan, bisanya diselenggarakan untuk
'''Jenis-jenis Wayang Golek'''
Ada tiga jenis wayang golek, yaitu: wayang golek cepak, wayang golek purwa,
wayang golek menak, dan wayang golek modern. Wayang golek papak (cepak) terkenal di Cirebon dengan cerita babad dan legenda serta menggunakan bahasa Cirebon. Wayang golek purwa dengan cerita Ramayana Mahabrata. Wayang golek menak dengan cerita Amir Hamzah. Sedangkan, wayang golek modern adalah wayang golek kreasi baru dengan menggabungkan teknologi modern dalam pertunjukan seperti asap, pencahayaan warna warni dll.
Beberapa jenis Wayang Golek yang populer:
1. Wayang golek gaya Sunda dengan cerita purwa
2. Wayang golek gaya Cirebon dengan cerita purwa, cepak dan menak
3. Wayang golek gaya Yogyakarta dengan cerita menak
4. Wayang golek gaya Surakarta dengan cerita menak
5. Wayang golek gaya Kebumen dengan cerita menak
6. Wayang golek gaya Tegal dengan cerita purwa dan menak
'''Kerumitan Pembuatan Wayang Golek'''
Baris 130 ⟶ 139:
Kini selain sebagai bentuk teater seni pertunjukan wayang, kerajinan wayang golek juga kerap dijadikan sebagai cindera mata oleh para wisatawan. Tokoh wayang golek yang lazim dijadikan cindera mata benda kerajinan adalah tokoh pasangan [[Rama]] dan [[Shinta]], tokoh wayang terkenal seperti [[Arjuna]], [[Srikandi]], dan [[Krishna]], serta tokoh [[Punakawan]] seperti [[Semar]] dan [[Bagong]] (atau Cepot/Bawor). Kerajinan wayang golek ini dijadikan sebagai dekorasi, hiasan atau benda pajangan interior ruangan. Adapun pada zaman modern ini Wayang golek purna kreasi sudah mulai di kembangkan oleh para pengrajin wayang muda,yang tetap tidak menghilangkan pakem dari Wayang golek purwa.{{cite web|url=https://wayanggolektechno.wordpress.com/2015/02/09/sejarah-perkembangan-wayang-golek/|title=Sejarah Perkembangan Wayang Golek|publisher=Wayang Techno CDS|accessdate=31 Desember 2018}}<nowiki></ref></nowiki>
== Pola pagelaran ==
Baris 139 ⟶ 144:
[[Berkas:Wayang Islam.jpeg|jmpl|150px|Tokoh wayang Walangsungsang dan Rara Santang yang menyebarkan agama [[Islam]] di Tanah Sunda]]Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun carangan. Alur cerita dapat diambil dari cerita rakyat seperti penyebaran agama Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang maupun dari epik yang bersumber dari cerita [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]] dengan menggunakan [[bahasa Sunda]] dengan iringan [[gamelan Sunda]] (salendro), yang terdiri atas dua buah [[saron]], sebuah [[peking]], sebuah [[selentem]], satu perangkat [[boning|bonang]], satu perangkat [[boning rincik|bonang rincik]], satu perangkat [[kenong]], sepasang [[gong]] (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat [[kendang]] (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), [[gambang]] dan [[rebab]].
Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukan adalah lakon carangan. Hanya saja terdakang dipertunjukan lakon galur. Hal ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon carangan yang bagus dan menarik. Beberapa dalang wayang golek yang terkenal di antaranya Tarkim, R.U. Partasuanda, Abeng Sunarya, Entah Tirayana, Apek, Ade Kosasih Sunarya, [[Asep Sunandar Sunarya]], Cecep Supriadi, Dede Amung Sutarya, dll.
Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut;
# Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara;
Baris 162 ⟶ 167:
== Tokoh Wayang Golek ==
Perkembangan wayang golek pada dari abad 19 hingga abad ke 20 tidak lepas dari para
Lewat tangan terampilnya dalam memainkan wayang kayu, Asep ditanggap hingga ke mancanegara. Tidak sekali dua kali Asep Sunandar Sunarya tampil di luar negeri, tetapi berkali-kali dalang ini membawa kesenian wayang golek go internasional.
Tahun 1993, Abah Asep juga diundang menjadi dosen kehormatan di Institut International de La Marionnette di Charleville, Prancis. Sebagai dosen luar biasa selama dua bulan dan diberi gelar profesor oleh masyarakat akademis Perancis.
Setahun kemudian, Abah Asep kembali membawa wayang golek keliling Eropa. Abah diminta menampilkan pertunjukan wayang golek di benua Eropa
1982-1985 Asep Sunandar Sunarya rekaman kaset oleh SP Record dan Wisnu Record.
1986, Asep Sunandar Sunarya mendapat mandat dari pemerintah sebagai duta kesenian, untuk terbang ke Amerika Serikat. Pada tahun yang sama, 1986, Dian Record mulai merekam karya-karya Asep Sunandar dalam bentuk kaset pita.
Pada tahun 1989, Abah Asep berkunjung ke Amerika dalam rangka pementasan wayang golek. Tahun 1992 Abah juga mengikuti Festival Wayang (Teater Boneka) di Prancis.
Tahun 1994, Asep Sunandar Sunarya mulai pentas di luar negeri, antara lain di Inggris, Belanda, Swiss, Perancis, dan Belgia, setelah itu, yakni 1995, ia mendapat penghargaan bintang Satya Lencana Kebudayaan.
UNESCO pada tanggal 7 November 2003, menetapkan Wayang sebagai Warisan Budaya Dunia sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan.
Dalam lembaga yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, wayang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ditetapkan dalam daftar '''''Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanitiy.'''''
Kini selain sebagai bentuk teater seni pertunjukan wayang, kerajinan wayang golek juga kerap dijadikan sebagai cindera mata oleh para wisatawan. Tokoh wayang golek yang lazim dijadikan cindera mata benda kerajinan adalah tokoh pasangan Rama dan Shinta, tokoh wayang terkenal seperti Arjuna, Srikandi, dan Kresna, serta tokoh Punakawan seperti Semar dan Cepot. [[Berkas:Cepot-sunda.jpg|jmpl|Cepot atau Astrajingga dalam Wayang Golek.]]
==Peran==
=== Hiburan ===
[[Berkas:Wayang golek indra swara.jpg|ka|200px|jmpl|wayang golek grup [[Indra Swara]] México]]
Dalam dunia hiburan, wayang golek muncul dalam berbagai acara televisi. Salah satu acara yang populer menampilkan wayang golek, [[Bukan Sekedar Wayang]] di [[NET.]] yang ditayangkan sejak 2014 hingga sekarang. Pemerannya adalah [[Sule]] yang juga populer di acara [[Opera Van Java]] dan [[PAS Mantab]]. Dia juga sebagai pembawa acara [[Ini Talkshow]] di [[NET.]].
== Referensi ==
|