Serat Jaka Rusul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
RianHS (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Serat Jaka Rusul''' adalah [[naskah]] lama yang berisi tentang pertentangan agama [[Hindu]] kepada agama [[Islam]]. Dalam Naskah ini terdapat dua tokoh yang menjadi ikon dalam pertentangan dua agama yaitu Pokol dan Pukul. Serat Jaka Rusul tergolong dalam salah satu sastra Jawa klasik. Dalam koleksi Javanologi, Serat Jaka Rusul memiliki identitas No. Inv. 72/B/1983 dengan jumlah halaman 290 halaman. Tebal naskah 1,5 cm, panjang 16 cm, dan lebar 21,5 cm. Bahasa yang digunakan dalam dalam Serat Jaka Rusul yaitu bahasa Jawa baru dengan ragam bahasa Jawa [[krama]] dan [[ngoko]].
{{Inuse}}
 
'''Serat Jaka Rusul''' adalah [[naskah]] lama yang berisi tentang pertentangan agama [[Hindu]] kepada agama [[Islam]]. Dalam Naskah ini terdapat dua tokoh yang menjadi ikon dalam pertentangan dua agama yaitu Pokol dan Pukul. Serat Jaka Rusul tergolong dalam salah satu sastra Jawa klasik. Dalam koleksi Javanologi, Serat Jaka Rusul memiliki identitas No. Inv. 72/B/1983 dengan jumlah halaman 290 halaman. Tebal naskah 1,5 cm, panjang 16 cm, dan lebar 21,5 cm. Bahasa yang digunakan dalam dalam Serat Jaka Rusul yaitu bahasa Jawa baru dengan ragam bahasa Jawa [[krama]] dan [[ngoko]]. Serat ini terdiri dari dua bagian yaitu Udwaraja dan Widya Laksita. Udwaraja merupakan bagian pertama serat yang dimulai dari halaman awal hingga 173 dalam [[Naskah|manuskrip]]. Kata "udwa" diartikan sebagai 'udara' atau 'angin'<ref name=":0" /> Maksud dari arti tersebut adalah Serat Jaka Rusul disusun atas perintah Susuhnan Pakubuwono X. Bagian pertama naskah ini menggambarkan kondisi masyarakat Jawa ketika Islam mulai masuk. Widya Laksita merupakan bagian kedua serat yang dimulai pada halaman 181 hingga 291. Serat dituliskan dalam bentuk tembang macapat diantarnya, Asmaradana, Sinom, Pucung, Gambuh, Durma, Dhandhanggula, Sinom, Megatruh, Kinanthi, Pangkur, Maskumambang, dan Mijil. Secara keseluruhan, Serat Jaka Rusul menceritakan tentang pertentangan antara agama Hindu dan agama Islam dan sebagian lainnya menceritakan tentang binatang yang memuat tuntunan manusia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Sukardi|first=dkk|date=1992|title=Serat Jaka Rusul|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|url-status=live}}</ref> Kedua bagian naskah berisikan nasihat dan petuah sehingga manusia dapat membedakan antara perbuatan jahat dan perbuatan terpuji.
Serat ini terdiri dari dua bagian yaitu Udwaraja dan Widya Laksita. Udwaraja merupakan bagian pertama serat yang dimulai dari halaman awal hingga 173 dalam [[Naskah|manuskrip]]. Kata "udwa" diartikan sebagai 'udara' atau 'angin'<ref name=":0" /> Maksud dari arti tersebut adalah Serat Jaka Rusul disusun atas perintah Susuhnan Pakubuwono X. Bagian pertama naskah ini menggambarkan kondisi masyarakat Jawa ketika Islam mulai masuk. Widya Laksita merupakan bagian kedua serat yang dimulai pada halaman 181 hingga 291.
 
Serat dituliskan dalam bentuk tembang macapat diantarnya, Asmaradana, Sinom, Pucung, Gambuh, Durma, Dhandhanggula, Sinom, Megatruh, Kinanthi, Pangkur, Maskumambang, dan Mijil. Secara keseluruhan, Serat Jaka Rusul menceritakan tentang pertentangan antara agama Hindu dan agama Islam dan sebagian lainnya menceritakan tentang binatang yang memuat tuntunan manusia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Sukardi|first=dkk|date=1992|title=Serat Jaka Rusul|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|url-status=live}}</ref> Kedua bagian naskah berisikan nasihat dan petuah sehingga manusia dapat membedakan antara perbuatan jahat dan perbuatan terpuji.
==Referensi==
<references />