Hasan Mutawakkil 'Alallah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Referensi: clean up |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) k Membatalkan 1 suntingan oleh Handydannu (bicara) ke revisi terakhir oleh AABot(✨) Tag: Pembatalan |
||
(18 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{More citations needed|date=Mei 2024}}
{{Infobox
|honorific-prefix = <
|name = Hasan Mutawakkil 'Alallah
|honorific-suffix = <
|image = Kiaimutawakkil.jpg
|imagesize =
|caption = KH. Moh. Hasan Mutawakkil 'Alallah, S.H., M.M. sebagai Ketua Umum MUI Jawa Timur, tahun 2020
|office = Kholifah [[Pesantren Zainul Hasan Genggong]]
|order = 4
Baris 15:
|successor =
|birth_date = {{Birth date and age|1959|4|22|mf=y}}
|birth_place =
|nationality =
|alma_mater = {{ubl|[[Universitas Islam Indonesia]]
|occupation = {{hlist|[[Ulama]]
|profession = Pengasuh dan Ketua Yayasan [[Pesantren Zainul Hasan Genggong]]<br />Ketua Yayasan Hafshawaty <br />Ketua(Tanfidziyah) Pengurus Wilayah [[Nahdlatul Ulama]] [[Jawa Timur]]<br /> Presiden Komisaris [[TV9 Nusantara]]<ref>{{cite news|first = Kompas|last = Tof|title = TV9 Diresmikan Mendiknas|url = http://regional.kompas.com/read/2010/02/01/05525922/TV9.Diresmikan.Mendiknas|publisher = TANASZAHA Online|date = Senin, 1 Februari 2010|accessdate = 2016-01-13|archive-date = 2023-06-09|archive-url = https://web.archive.org/web/20230609102055/https://regional.kompas.com/read/2010/02/01/05525922/TV9.Diresmikan.Mendiknas|dead-url = no}}</ref>
|religion =
|website =
}}
'''Kiai Hasan Mutawakkil''' selengkapnya ''Sri Raja Niti Nata Kusuma'' '''KH. Moh. Hasan Mutawakkil 'Alallah, S.H., M.M.''' lahir di [[Genggong]], {{Birth date and age|1959|4|22|mf=y}} adalah seorang pengusaha, tokoh pendakwah sekaligus kholifah ke empat dari [[pesantren Zainul Hasan Genggong]], Probolinggo, Jawa Timur, Ketua Umum Majelis Ulama' Indonesia Jawa Timur dan ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama' (PWNU Jawa Timur) ini adalah Pemilik Stasiun Televisi [[TV9 Nusantara]] Yang berkedudukan Di Kota Surabaya. Ia lahir dari keluarga Pesantren pasangan KH. Hasan Saifourridzall dan Nyai Hj. Himami Hafshawaty.
Ia Juga dianggap salah satu pemikir sekaligus praktisi di bidang manajemen pendidikan Islam yang telah mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan Pesantren Zainul Hasan Atas Bedirinya dua Universitas sekaligus dalam satu naungan Pesantren Genggong yaitu [[Universitas Zainul Hasan]] dan [[Universitas Hafshawaty Zainul Hasan]].
== Biografi ==
Baris 34 ⟶ 36:
Sesampai di Jogja, ia kemudian menempuh ujian masuk persamaan di [[Universitas Islam Indonesia]] (UII) di Yogyakarta dan diterima. Namun di UII ia tidak bertahan lama, di tengah kuliahnya ia mendapat tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke [[Universitas Al-Azhar]] di Kairo (Mesir). Setelah menempuh ujian beasiswa ternyata, ia lulus untuk dapat menempuh pendidikan di Universitas populer di belahan negara Timur Tengah itu.
Sebenarnya saat menempuh kuliah di [[Universitas Al-Azhar]] Kairo, ia sudah mulai senang menggemari pelajaran. Menurutnya, pelajaran yang ada di Kairo ada beberapa pengembangan aktualisasi,masalah dan pengembangan pandangan yang menurut berbagai persepektif. Selain itu, terdapat nilai lebih dari pengajarnya dan adanya praktik langsung di lapangan baik dengan berbahasa Arab maupun Inggris.
Saat menempuh kuliah di [[Universitas Al-Azhar]], Mesir pada tahun 1983, ia berkesempatan untuk mencari pengalaman study tour ke [[Frankfurt am Main]] (Jerman),<ref>{{cite news|first = Amarullah|last = Amril|title = Air Mata Kiai NU Saat Ramadan di Frankfurt|url = http://nasional.news.viva.co.id/news/read/170367-air-mata-kiai-nu-ramadan-di-frankfurt|publisher = VIVA.CO.ID.|date = Rabu, 11 Agustus 2010|accessdate = 2016-01-13|archive-date = 2017-06-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20170629215739/http://nasional.news.viva.co.id/news/read/170367-air-mata-kiai-nu-ramadan-di-frankfurt|dead-url = no}}</ref> [[Polandia]], [[Belgia]] dan [[Belanda]]. Saat itu, ia mengambil inisiatif untuk study banding dengan biaya sendiri. Karena pada waktu itu, KH Mutawakil tidak mempunyai biaya yang cukup, ia kemudian mencari tambahan dana dengan bekerja apa saja, termasuk menjadi pelayan restoran di beberapa negara yang ia kunjungi.
Dari studi banding itu, ia mendapat pengalaman berharga. ”Saya melihat hubungan antara hubungan kerja antara buruh dan majikan, ternyata akhlak Islam ternyata ada di Barat.
Di tengah keasyikannya menuntut ilmu ternyata ia dijemput pulang oleh sang ayahanda, yakni KH. Saifourridzal pada tahun 1985. Setelah dijemput pulang, ia langsung mengajar di Pesantren Zainul Hasan. Tak berapa lama setelah ia pulang, ibunda dan ayandanya pulang ke haribaan Allah SWT.
Baris 66 ⟶ 68:
[[Kategori:Alumni Universitas Al-Azhar]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
|