Kadipaten Surabaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
k ~ |
||
(17 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Infobox former country
| conventional_long_name = Kadipaten Surabaya<br>
| native_name =
| year_end = 1625
| common_name = Surabaya
| p1 = Kesultanan Demak
| year_start = <br> {{circa|
| s1 = Kesultanan Mataram
| flag_s1 = Flag of the Sultanate of Mataram.svg
Baris 12:
| common_languages = [[Javanese language|Bahasa Jawa (dialek arekan)<br>]]
| religion = [[Islam]]
| title_leader = ''Adipati''
| government_type = [[Monarki]]
| continent = Asia
| year_leader1 =
| leader1 = [[
| era = Kerajaan Islam di Indonesia<br>
| event_start = Kesultanan Demak
Baris 22:
| today = {{flag|Indonesia}}
| region = Asia Tenggara
| year_leader2 =
| leader2 = [[
| year_leader3 =
| leader3 = [[
| leader4 = [[Jangrana
| leader5 = [[Jangrana
| leader6 = [[Jangrana III]] Setjonegoro (kasepuhan) , Aryo joyopuspita (kanoman) ,[[Jangrana IV]] (Sawunggaling) , Jangrana V Tumenggung Onggowidjojo
}}
'''Kadipaten Surabaya''' adalah sebuah monarki Jawa yang berpusat di [[Kota Surabaya|Surabaya]], di pantai timur laut Jawa (sekarang [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]), yang berkuasa dari {{Circa|
}} == Sejarah ==
Seorang penulis Portugis [[Tomé Pires]] menyebutkan bahwa seorang penguasa muslim berkuasa di Surabaya pada tahun 1513, meskipun menjadi bawahan [[Majapahit|Kerajaan Majapahit]] yang Hindu-Buddha.{{Sfn}} Pada waktu itu, Surabaya sudah menjadi pelabuhan dagang utama,{{Sfn}} karena lokasinya di delta [[Sungai Brantas]] dan pada rute perdagangan antara [[Melaka, Malaysia|Malaka]] dan [[Kepulauan Maluku]] melalui [[Laut Jawa]].{{Sfn}} Selama kejatuhan Majapahit, penguasa dari Surabaya menolak penguasa dari [[Kesultanan Demak]], dan akhirnya takluk pada kekuasaannya pada tahun 1530.{{Sfn}} Surabaya menjadi merdeka setelah kematian
Pada tahun-tahun awal abad ke-17, Surabaya, bersekutu dengan [[Kota Pasuruan|Pasuruan]], memperluas pengaruhnya ke seluruh Jawa Timur.{{Sfn}} Ia kemudian menjadi negara yang paling kuat di Jawa Timur, menyaingi Kesultanan Mataram di Jawa Tengah.{{Sfn}} Saat tahun 1622, mulai mengontrol [[Kabupaten Gresik|Gresik]] dan Sedayu di Jawa Timur.{{Sfn}} Keraton ini juga membawahi [[Sukadana, Kayong Utara|Sukadana]]{{Sfn}} dan [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]]{{Sfn}} di selatan [[Kalimantan]]. Laporan yang diragukan mengatakan Surabaya mungkin telah memperluas pengaruhnya ke [[Kota Pasuruan|Pasuruan]] dan [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]] (baik di [[Tapal Kuda, Jawa Timur|Tapal Kuda Jawa]]), [[Sungai Brantas|Brantas]], dan Wirasaba.{{Sfn}} Surabaya yang dibentuk dan dipimpin persekutuan dari Jawa Timur, terutama dalam menanggapi pertumbuhan kekuatan Mataram.{{Sfn}}Selain Surabaya dan jajarannya, daerah, aliansi juga termasuk Tuban, [[Kota Malang|Malang]], [[Kota Kediri|Kediri]], Lasem, semua di Jawa Timur, serta [[Pulau Madura|Madura]] di lepas pantai utara.{{Sfn}}
Baris 53 ⟶ 54:
== Penguasa ==
Para penguasa Surabaya memiliki gelar ''[[wiktionary:adipati|adipati]]''{{Sfn}}.<ref>{{Wiktionary-inline|adipati}}</ref> Para penguasa menjadi Muslim dari setidaknya 1513, ketika Surabaya masih menjadi bawahan [[Majapahit]] yang beragama Hindu-Buddha.{{Sfn}} Adipati Surabaya mengaku keturunan dari [[Walisongo|Sunan Ampel]] (1401-1481), salah satu dari [[Walisongo|sembilan wali]] (''wali songo'') yang terkenal dengan penyebaran Islam di Jawa.{{Sfn}}{{Sfn}}{{Sfn}} Namun, de Graaf menulis bahwa tidak ada bukti untuk klaim ini meskipun dia menganggap itu kemungkinan bahwa keluarga penguasa masih punya hubungan jauh dengan Sunan Ampel.{{Sfn}}{{Sfn}}Adipati terakhir Surabaya adalah Jayalengkara (
== Referensi ==
Baris 68 ⟶ 69:
[[Kategori:Bekas kadipaten]]
[[Kategori:Sejarah Jawa Timur]]
[[Kategori:Negara prakolonial di Indonesia]]
|