Perang Banjar: Perbedaan antara revisi

|place= [[Kesultanan Banjar]]masin (sekarang [[Kalimantan Selatan]], dan sebagian [[Kalimantan Tengah]])

|result=Kemenangan pihak Hindia Belanda

|combatant1={{flag|Kerajaan Belanda}} <br />[[BerkasFile:Banjar Sultanate Flag.svg|22px25px|link=Kesultanan Banjar|tepiborder]] [[Kesultanan Banjar]]masin Pro <small>(pro-Belanda)</small>

|combatant2=[[BerkasFile:Banjar Sultanate Flag.svg|22px25px|link=Kesultanan Banjar|tepiborder]] [[Kesultanan Banjar]]masin

*{{flagdeco|Netherlands}} [[A.J. Andresen|Kolonel AJ Andresen]]

*{{flagdeco|Netherlands}} [[Gustave Verspyck (1822-1909)|Letnan Kolonel Gustave Verspyck]]

{{commonscatCommons category|Banjarmasin War}}

adalah perang perlawanan terhadap penjajahan [[kolonial Belanda]] di Kerajaan Banjar<ref>wilayah provinsi [[Kalimantan Selatan]] dan [[Kalimantan Tengah]]</ref> yang berlangsung hampir setengah abad (1859 -19061859–1906), sehingga menjadikannya perang terlama di Nusantara.<ref>https://jejakislam.net/haji-dan-perlawanan-dalam-perang-banjar-1859-1906/</ref>. Jika dilihat coraknya, perlawanan dapat dibedakan antara perlawanan ofensif yang berlangsung dalam waktu relatif pendek (1859-18631859–1863),<ref>{{cite book|lang=nl|pages=33|url=http://books.google.co.id/books?id=-PbRAAAAMAAJ&dq=Hidayat%20Oellah&pg=PA33#v=onepage&q=Hidayat%20Oellah&f=false|title=De Gids|volume=30|authors=Everhardus Johannes Potgieter, Johan Theodoor Buijis, Pieter Nicolaas Muller, Hendrik Peter Godfried Quack, Jakob Nikolaas van Hall|publisher=Stichting de Gids|year=1866}}</ref><ref>{{cite book|lang=nl|pages=179|url=http://books.google.co.id/booksid=6QMVAAAAQAAJ&dq=Hidayat%20Oellah&pg=PA179#v=onepage&q=Hidayat%20Oellah&f=false|title=De tijdspiegel|publisher=Fuhri}}</ref>) dan perlawanan defensif yang mengisi yang mengisi seluruh perjuangan selanjutnya (1863-19051863–1905/06).<ref>{{cite book|lang=id|pages=271|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_Nasional_Indonesia_Jilid_4_Kemun/IURPEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pangeran-mas-nata-wijaya&pg=PA271&printsec=frontcover|title=Sejarah Nasional Indonesia Jilid 4: Kemunculan Penjajahan|publisher=Balai Pustaka|year=2008|author=Nugroho Notosusanto |contributor=Marwati Djoened, Poesponegoro, Nugroho Notosusanto }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/colwarc19.html?zoomview=1 |title=Colonial warfare and indigenous resistance, 1815-19101815–1910 |access-date=2011-07-24 |archive-date=2014-03-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140323224329/http://www.indonesianhistory.info/map/colwarc19.html?zoomview=1 |dead-url=yes }}</ref>

Konflik dengan Belanda sebenarnya sudah mulai sejak Belanda memperoleh hak [[monopoli dagang]] di [[Kesultanan Banjar]]. Dengan ikut campurnya Belanda dalam urusan kerajaan, kekalutan makin bertambah. Pada tahun 1785, [[Sunan Nata Alam|Pangeran Nata]] yang menjadi wali putra mahkota, mengangkat dirinya menjadi raja dengan gelar [[Sultan Tahmidullah II]] (1761-18011761–1801<ref name="Regnal" />) dan membunuh semua putra almarhum [[Muhammad dari Banjar|Sultan Muhammad]]. [[Pangeran Amir]], satu-satunya pewaris tahta yang selamat, berhasil melarikan diri lalu mengadakan perlawanan dengan dukungan pamannya [[Gusti Kasim]] ([[Arung Turawe]]), tetapi gagal. Pangeran Amir (kakek [[Pangeran Antasari]]) akhirnya tertangkap dan dibuang ke Ceylon (kini [[Sri Langka]]).<ref name="Gusti Mayur">{{cite book

== Tokoh-tokohTokoh Hebat ==

* '''Tokoh rakyatRakyat Banjar''':

# [[Tumenggung Antaludin]] -– Pemimpin Benteng Gunung Madang

# [[Pambakal OtonSulil]]

# [[Tumenggung Jalil]] -– Pemimpin Benteng Tundakan- – Baruh Bahinu

# [[Panembahan Muhammad SaidSa'id]]

# [[Raden Djaija]] -– Kepala Pulau Petak Hilir

# [[Pambakal Sulil]] -– Pemimpin Perjuangan Di Sungai Kapuas Murung

# [[Muhammad Seman]].

# [[Kiai Suta Kara]] -– Pemimpin Benteng Martagiri-Tapin

# [[Suta Karsa]] -– Pemimpin Benteng Pamaton Tatas Muning

# [[Pangeran Tjitra Kasoema]] -– Pemimpin benteng Gunung Jabuk

# [[Toemenggoong Aria Pattie]] -– Kepala Dusun Hilir)

# [[Temenggung Karta Pata]] -– Pemimpin Benteng Terumbang, Hilir Teweh

# [[Bulan Jihad|Wulan Jihad]] -– Pejuang Wanita Dayak Kenyah

# [[Tumenggung Gamar]]

# [[Pangeran Miradipa]] -– Pemimpin Benteng Tundakan-Baruh Bahinu

# [[Pangeran Syarif Umar bin Zein Bahasyim]] (Adik lpar P.Pangeran Hidayatullah) -– Gugur Dalam Pertempuran Paringin

# [[Temenggung Kiai Tjakra Wati]] -– pemimpin benteng Gunung Madang

# [[Galuh Sarinah]] -– isteri Kiai Tjakra Wati

# [[Aji Pangeran Kusumanegara]] -– Raja Cantung-Buntar Laut

# [[Panglima Unggis]], dimakamkan di desa [[Ketapang, – Gunung Timang, – Barito Utara]].

# [[Panglima Sogo]], yang turut menenggelamkan [[kapal Onrust]] milik Belanda [[26]] [[Desember]] [[1859]] di Lewu Lutung Tuwur, – makamnya di desa [[Malawaken, Teweh Tengah, – Barito Utara]].

# [[Panglima Batu Balot]] (Tumenggung Marha Lahew), – panglima wanita yang pernah menyerang Fort [[Muara Teweh]] tahun [[1864]]-[[1865]]1864–1865, makamnya di desa Malawaken (Teluk Mayang), Kecamatan [[Teweh Tengah, Barito Utara]].

# [[Dammung Sayu]], – kepala suku [[Dayak Maanyan]] Kampung [[Magantis]]

# [[Patih Gangsarmas]], – kepala suku [[Dayak Taboyan]]

# [[Gusti Buasan]], – Pejuang Dari Desa [[Marindi, – Haruai, – Tabalong]]

# [[Gusti Berakit]] (Berkek), – Cucu [[Pangeran Antasari]]

# [[Panglima Teuku Sayyid Amir AdAl-DibajAsyi]] -– Pejuang [[Suku Aceh]]

# [[Panglima Teuku Sayyid Yusuf AdAl-DibajAsyi]] -– Pejuang [[Suku Aceh]]

# [[Kiai Sari Kodaton]], – Kepala [[Distrik Margasari]]

# [[Habib Ali Al-Kalbari]], pemimpin– Pemimpin Arab Kalimantan Barat

# [[Panglima Bitik Bahe]] (dari Lanjas),

# [[Damang Luntung]] (dari Pendreh),

# [[PembekelPambakal MELINKANMelinkan]] dari [[lanskap Karau]].<ref name="Episode">{{nl}} {{cite book

# [[Tewoeng]], Singa atau kepala kampung Sanger-Wassi dan [[Jaar, Dusun Timur, Barito Timur|Djaär]]

Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-18641859–1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin

|year=1865}}</ref><ref name="De gids vol 3">{{cite book

|title= Wereldgeschiedenis van de jaren 1848-18701848–1870

Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-18641859–1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin

# [[Pangeran Wiera Anta Kesoema]] alias [[Radhen Hassan]] -– anak angkat [[Demang Lehman]]

* '''Tokoh pihakPihak kolonialKolonial Belanda''':

# [[Pangeran Djaija Pamenang]] -– Regent Martapura

# [[Radhen Adipati Danoe Redjo]] -– Regent Amuntai

# [[Toemenggoeng Nicodemus Djaija Negara]] -– Kepala distrik Pulau Petak

# [[SjarifSyarif MohammadMuhammad TahaThaha bin Pangeran Syarif Ali Alaydrus]] -– HOOFD VAN BATOE LITJIN.<ref name="Almanak 36">{{nl}} {{cite book

|title=De bandjermasinsche krijg van 1859-18631859–1863: met portretten, platen en een terreinkaart

# [[Pangeran SjarifSyarif Hamid bin Pangeran Syarif Ali Alaydrus]] -– HOOFD VAN BATOE LITJIN.

# [[Soeto Ono]] -– Kepala distrik Sihoeng

# [[Toemenggoeng Djaja Kartie]] -– Kepala distrik Patai

|title=Sejarah Daerah Kalimantan Selatan