Kwee Kek Beng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{short description|Jurnalis berlatar belakang Tionghoa Indonesia}}
'''Kwee Kek Beng''' ({{lahirmati|[[Batavia]], [[Hindia Belanda]]|16|11|1900||31|5|1975}}) adalah seorang [[sastrawan]] Betawi peranakan Tionghoa, [[wartawan]] kenamaan dan pemimpin redaksi surat kabar [[Sin Po]] (Jakarta).<ref>{{Cite web|last=Lie|first=Ravando|date=15 Januari 2019|title=Kwee Kek Beng, Sang Pendekar Pena dari Batavia|url=https://tirto.id/kwee-kek-beng-sang-pendekar-pena-dari-batavia-ddvu|website=Tirto|access-date=08 May 2021}}</ref> Ia memiliki empat orang anak, diantaranya Kwee Hin Goan, yang menjadi Dokter di [[Belanda]] & [[Kwee Hin Houw]] yang juga menjadi seorang jurnalis di [[Jerman]]. Tulisannya banyak mengagungkan [[nasionalisme]] negeri leluhurnya, meskipun demikian karya-karyanya yang sangat khas menggambarkan kehidupan masyarakat Betawi. Namun ia bisa akrab bergaul dengan tokoh pergerakan nasional Indonesia. Ia sering kali menggunakan nama samaran "Anak Jakarta atau Garem".
'''Kwee Kek Beng''' ({{lang-zh|郭克明}}, 1900–1975) dulu adalah seorang jurnalis dan penulis berlatar belakang [[Tionghoa Indonesia]] yang paling dikenal sebagai kepala editor dari koran ber[[bahasa Melayu]], ''[[Sin Po]]'', mulai tahun 1925 hingga 1947.
 
==Biografi==
Kek Beng memulai menulis sejak ia duduk di HCK (''Hollandsch Chineesche Kweekschool'') di [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]], Jakarta. Setelah lulus (1922) ia menjadi guru di Bogor, tetapi tak lama kemudian ia pindah ke surat kabar Bin Seng dan kemudian ke Sin Po. Kariernya terus menanjak sampai ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar Sin Po yang pernah menolak tulisannya.
===Kehidupan awal===
Kwee lahir di [[Batavia, Hindia Belanda]] pada tanggal 16 November 1900. Ia lalu mendapat pendidikan [[bahasa Belanda]] di [[Hollandsch Chineesche School]] (HCS) di Batavia.<ref name="Salmon 202">{{cite book |last1=Salmon |first1=Claudine |title=Literature in Malay by the Chinese of Indonesia : a provisional annotated bibliography |date=1981 |publisher=Editions de la Maison des sciences de l'homme |location=Paris |isbn=9780835705929 |page=202}}</ref> Kemudian sekitar tahun 1915-1917, ia bersekolah di [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]] di Batavia<ref>{{cite news |title=Openbare Muloschool te Batavia (Schoolweg). |url=
https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010169129:mpeg21:a0156
 
|work=Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië |date=1916-05-20 |language=nl}}</ref><ref>{{cite news |title=Openbare Mulo-school (,Schoolweg, Batavia). |url=
Kek Beng termasuk wartawan peranakan yang dicari-cari [[Jepang]] ketika negara ini menduduki Indonesia. Namun ia berhasil menyembunyikan diri di Bandung. Kek Beng akrab bergaul dengan para pemimpin pergerakan nasional terutama dari kalangan [[Partai Nasional Indonesia]]. Sebagai pemimpin redaksi, ia mengizinkan pemuatan lagu [[Indonesia Raya]] dalam surat kabar Sin Po, karena pengarang lagu tersebut ([[W.R. Supratman]]) juga wartawan di surat kabar itu. Kek Beng menulis cukup banyak buku, tetapi yang terkenal adalah ''Doea Poeloe Lima Taon Sebagai Wartawan'' (1948) tentang pengalamannya sebagai wartawan. Tulisan-tulisan Kwee Kek Beng mirip sketsa, dan sangat kaya dengan ungkapan-ungkapan yang hidup dalam masyarakat Betawi. Di kalangan sastrawan atau wartawan sezamannya, ia dikenal sebagai pelopor "pojok", sebuah rubrik di surat kabar atau majalah yang berisi [[kritik sosial]] atas berbagai persoalan aktual yang terjadi di tengah masyarakat. Ia sangat terpelajar. Menulis 6 judul buku. Ia wartawan yang sangat terkenal. Kritik-kritiknya disegani karena ilmiah.
https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB08:000132884:mpeg21:a0017
 
|work=De Preanger-bode |date=1917-05-21 |language=nl}}</ref> dan lalu bersekolah di [[Kweekschool]].<ref name="Salmon 202" /> Pada tahun 1922, ia mulai bekerja sebagai guru sekolah di [[Bogor]].<ref name="Suryadinata 4th 113-4">{{cite book |last1=Suryadinata |first1=Leo |title=Prominent Indonesian Chinese : Biographical Sketches (4th edition). |date=2015 |publisher=ISEAS - Yusof Ishak Institute |location=Singapore |isbn=9789814620512 |pages=113–4 |edition=4th}}</ref>
== Daftar karya ==
 
===Karir jurnalisme===
* ''Beknopt Overzicht der Chineesche Geschiedenis'' (A brief overview of Chinese history) (in Dutch, Batavia, 1925)
Saat masih bekerja sebagai guru pada tahun 1922, Kwee telah menulis untuk [[Java Bode]].<ref name="tirto bio">{{cite web |title=Kwee Kek Beng, Sang Pendekar Pena dari Batavia |url=
* ''Li Tai Po, Een Kleine Studie Over China’s Grootsten Dichter'' (in Dutch, Batavia, 1927);
https://tirto.id/kwee-kek-beng-sang-pendekar-pena-dari-batavia-ddvu
* ''Doea Poeloe Lima Tahon Sebagi Wartawan, 1922-1947'' (Twenty-five years as a journalist) (in Indonesian, Jakarta, 1948)
* ''Ke Tiongkok Baru'' (To a new China)(in Indonesian, Jakarta, 1952)
* ''Seikitar Stalin'' (Around Stalin) (in Indonesian, Jakarta, 1953)
* ''Pendekar-Pendekar R.R.T'' (Who's who in New China) (in Indonesian, Jakarta, 1953)
* ''Bevrijd China'' (Freed China) (1954)
* ''Djamblang Kotjok'' (in Indonesian, 1954)
* ''Kung Fu Tze, artinja, pengaruhnja, penghidupannja peladjarannja'' (in Indonesian, Jakarta, 1955)
* ''50.000 kilometer dalam 100 hari'' (50,000 kilometres in 100 days) (in Indonesian, Jakarta, 1965)
 
|website=tirto.id |publisher=Tirto |accessdate=21 November 2020 |language=id}}</ref> Terkesan dengan tulisan Kwee, Na Tjin Hoe, seorang editor di Sin Po, lalu mengundang Kwee untuk bekerja di Bin Seng, hasil pemisahan dari Sin Po yang fokus pada berita lokal.<ref name="Suryadinata 4th 113-4" /><ref name="Jubelium 3-9">{{cite book |title=Sin Po Jubileum Nummer 1910–1935 |date=1935 |publisher=Sin Po |location=Jakarta |pages=3–9 |language=id}}</ref> Besaran gaji yang Kwee terima dari pekerjaannya di Bin Seng saat itu hampir dua kali lipat dari besaran gaji yang Kwee terima dari pekerjaannya sebagai guru.<ref>{{cite news |title=Merkwaardigheden van den dag. |url=
== Lihat pula ==
https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB15:000104030:mpeg21:a00015
* [[Kwee Hing Tjiat]]
* [[Kwee Tek Hoay]]
* [[Liem Koen Hian]]
* ''[[Sin Po]]''
* [[Tjoe Bou San]]
 
|work=Deli Courant |date=1922-06-10 |language=nl}}</ref> Ia kemudian dipindah ke dewan editorial dari Sin Po.<ref name="Suryadinata 4th 113-4" /> Setelah kepala editor [[Tjoe Bou San]] meninggal pada tahun 1925, Kwee Kek Beng lalu dipromosikan menjadi kepala editor.<ref name="Salmon 202" /> Pada tahun yang sama, ia ditunjuk sebagai wakil chairman dari sebuah serikat untuk jurnalis di Hindia Belanda, yakni [[Journalistenbond Asia]], bersama dengan editor dari [[Hindia Baroe]], [[Perniagaan (surat kabar)|Perniagaan]], [[Bintang Hindia]], dsb.<ref>{{cite news |title=Bond van Inlandsche journalisten. |url=
== Rujukan ==
https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB23:001695100:mpeg21:a00008
<references />
 
|work=De Locomotief |date=1925-10-13 |language=nl}}</ref>
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|2}}
'''Buku'''
 
Pada tahun 1929, untuk pertama kalinya, Kwee bepergian ke luar Hindia Belanda, yakni ke Semenanjung Malaya dan [[Singapura]], dan kemudian ke Tiongkok pada tahun 1933.<ref name="Salmon 202" />
* {{Cite book|title=The Four Books: The Basic Teachings of the Later Confucian Tradition|last=Gardner|first=Daniel K.|publisher=Hackett Publishing Company|year=2007|isbn=978-087-2208-26-1|location=Indianapolis/Cambridge|pages=|ref={{sfnref|Gardner|2007}}|url-status=live}}
Seperti pendahulunya, Kwee juga merupakan seorang nasionalis Tiongkok.<ref name="Salmon 202" /> Tetapi, sebagaimana kaum intelektual Tionghoa di Hindia Belanda pada akhir dekade 1920-an dan 1930-an, ia juga makin bersimpati dengan gerakan nasionalis Indonesia. Ia adalah teman dekat dari sejumlah pemimpin nasionalis, seperti [[Sukarno]], [[Sartono]], dan [[WR Soepratman]].<ref name="tirto bio" /> Selama dekade 1930-an, Kwee pun menjadi asisten di [[Soeloeh Indonesia Moeda]], majalah dari [[Partai Nasional Indonesia]].<ref name="Suryadinata 4th 113-4" /> Kwee juga memanfaatkan jabatannya di Sin Po untuk mencetak 5.000 pamflet yang berisikan lagu nasionalis [[Indonesia Raya]], yang kemudian didistribusikan bersama koran Sin Po pada bulan November 1928.<ref name="tirto bio" />
* {{Cite book|title=Memoar Ang Jan Goan, 1894–1984: Tokoh Pers yang Peduli Pembangunan Bangsa|last=Goan|first=Ang Jan|publisher=Yayasan Nabil Hasta Mitra|year=2009|isbn=978-979-8659-37-9|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Goan|2009}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Laotzu's Tao and Wu Wei|last=Goddard|first=Dwight|publisher=Library of Alexandria|year=1939|isbn=978-146-5577-84-9|location=Vermont|pages=|ref={{sfnref|Goddard|1939}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Nationalism and Revolution in Indonesia|last=Kahin|first=George McTurnan|publisher=Cornell University Press|year=2018|isbn=978-150-1731-39-6|location=New York|pages=|ref={{sfnref|Kahin|2018}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=The 1911 Revolution–The Chinese in British and Dutch Southeast Asia|last=Lee|first=Lai To|publisher=Heinemann Asia|year=1987|isbn=978-997-1641-12-2|location=Singapura|pages=|ref={{sfnref|Lee|1987}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Golden Dragon and Purple Phoenix: The Chinese and Their Multi-Ethnic Descendants in Southeast Asia|last=Lee|first=Khoon Choy|date=2013|publisher=World Scientific|isbn=978-981-4383-44-8|location=London|pages=|ref={{sfnref|Lee|2013}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Literature in Malay by the Chinese of Indonesia: A Provisional Annotated Bibliography|last=Salmon|first=Claudine|publisher=Editions de la Maison des Sciences de l'Homme|year=1981|isbn=978-083-5705-92-9|location=Paris|pages=|ref={{sfnref|Salmon|1981}}}}
* {{Cite book|title=Tionghoa dalam Pusaran Politik (Mengungkap Fakta Tersembunyi Orang Tionghoa di Indonesia)|last=Setiono|first=Benny Gatot|publisher=Transmedia Pustaka|year=2008|isbn=978-979-7990-52-7|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Setiono|2008}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia|last=Setyautama|first=Sam|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year=2008|isbn=978-602-4246-61-7|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Setyautama|2008}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Kebudayaan Minoritas Tionghoa di Indonesia|last=Suryadinata|first=Leo|date=1988|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-979-4034-22-4|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref={{sfnref|Leo|1988}}}}
* {{Cite book|url=|title=Mencari Identitas Nasional: Dari Tjoe Bou San sampai Yap Thiam Hien|last=Suryadinata|first=Leo|publisher=LP3ES|date=|year=1990|isbn=978-979-8015-66-3|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Suryadinata|1990}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Sastra Peranakan Tionghoa Indonesia|last=Suryadinata|first=Leo|date=1996|publisher=Grasindo|isbn=978-979-5538-55-4|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref={{sfnref|Leo|1996}}}}
* {{Cite book|title=Pemikiran Politik Etnis Tionghoa Indonesia 1900–2002|last=Suryadinata|first=Leo|date=2005|publisher=LP3ES|isbn=978-979-3330-29-7|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref={{sfnref|Suryadinata|2005}}}}
* {{Cite book|title=Etnis Tionghoa dan Nasionalisme Indonesia: Sebuah Bunga Rampai, 1965–2008|last=Suryadinata|first=Leo|date=2010|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-7095-307|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref={{sfnref|Leo|2010}}|}}
* {{Cite book|url=|title=Tokoh Tionghoa dan Identitas Indonesia: Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien|last=Suryadinata|first=Leo|publisher=Komunitas Bambu|date=|year=2010|isbn=978-979-3731-75-9|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Suryadinata|2010}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Southeast Asian Personalities of Chinese Descent: A Biographical Dictionary, Volume I and II|last=Suryadinata|first=Leo|date=2012|publisher=Institute of Southeast Asian Studies, Chinese Heritage Center|isbn=978-981-4345-21-7|location=Singapura|pages=|url-status=live|ref={{sfnref|Leo|2012}}}}
* {{Cite book|title=Southeast Asian Personalities of Chinese Descent: Glossary and Index Volume 2|last=Suryadinata|first=Leo|date=2012|publisher=Institute of Southeast Asian Studies, Chinese Heritage Center|isbn=978-981-4414-13-5|location=Singapura|pages=|url-status=live|ref={{sfnref|Suryadinata|2012}}}}
* {{Cite book|title=An Introduction to Confucianism|last=Yao|first=Xinzhong|date=2000|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-052-1644-30-3|location=Cambridge|pages=|url-status=live|last2=Yao|first2=Hsin-chung|ref={{sfnref|Yao|Yao|2000}}}}
* {{Cite book|title=Setelah Air Mata Kering: Masyarakat Tionghoa Pasca Peristiwa Mei 1998|last=Wibowo|first=I.|date=2010|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-7094-72-0|location=Jakarta|pages=|url-status=live|last2=Lan|first2=Thung Ju|ref={{sfnref|Wibowo|Lan|2010}}}}
 
Sesaat sebelum [[pendudukan Jepang di Indonesia]], Kwee meminta kerabatnya untuk bersembunyi di [[Sukabumi]].<ref name="tirto bio" /> Kwee sendiri berencana untuk tetap di Batavia dengan nama samaran Thio Boen Hiok, tetapi ia kemudian menyadari bahwa hal tersebut terlalu berbahaya dan ia pun kabur ke [[Bandung]], di mana ia menghabiskan sebagian besar waktunya selama perang.<ref name="Salmon 202" /><ref name="tirto bio" /> Sesaat setelah Kwee berangkat ke Bandung, rumahnya di Batavia berhasil ditemukan dan dijarah oleh [[Kenpeitai]].<ref name="tirto bio" />
'''Periksa'''
 
Setelah perang berakhir, Sin Po kembali terbit dan Kwee pun kembali menjadi kepala editornya. Pada tahun 1947, ia berselisih dengan [[Ang Jan Goan]], dan akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala editor.<ref name="Salmon 202" />
* {{Cite book|url=|title=Asia dan Dunia Sedjak 1500: Sedjarah Umum dalam Bentuk Monograph|last=Berg|first=H.J. van den|publisher=J.B. Wolters|year=1954|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Berg|1954}}|url-status=live}}
* {{Cite book|url=https://archive.org/details/Riwajat40TaonTHHKBatavia/page/n1/mode/2up|title=Riwajat 40 Taon dari Tiong Hoa Hwee Koan–Batavia (1900–1939)|last=Lan|first=Nio Joe|publisher=Tiong Hoa Hwee Koan|year=1940|isbn=|location=Batavia|pages=|ref={{sfnref|Lan|1940}}|url-status=live}}
* {{Cite book|url=|title=Sastra Indonesia-Tionghoa|last=Lan|first=Nio Joe|publisher=Gunung Agung|year=1962|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Lan|1962}}|url-status=live}}
* {{Cite book|url=|title=Su-Si (Kitab yang Empat)|last=Matakin (Majelis Tinggi Agama Konghucu)|first=|publisher=Elizabeth Matakin|year=1970|isbn=|location=Surakarta|pages=|ref={{sfnref|Matakin|1970}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Pergerakan Tionghoa di Hindia Olanda dan Mr. P.H. Fromberg Sr.|last=San|first=Tjoe Bou|date=1921|publisher=Drukkerij Sin Po|isbn=|location=Batavia|pages=|url-status=live|url=http://www.aa.tufs.ac.jp/~tsuda/IRC/documents/Pergerakan%20Tionghoa%20di%20Hindia%20Olanda/Pergerakan%20Tionghoa%20di%20Hindia%20Olanda_part01.pdf|ref={{sfnref|San|1921}}}}
* {{Cite book|title=Dilema Minoritas Tionghoa|last=Suryadinata|first=Leo|date=1984|publisher=Grafitipers|isbn=|location=Yogyakarta|pages=|url-status=live|ref={{sfnref|Suryadinata|1984}}}}
* {{Cite book|title=Politik Tionghoa Peranakan di Jawa: 1917–1942|last=Suryadinata|first=Leo|date=1986|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live|ref={{sfnref|Suryadinata|1986}}}}
 
Setelah Indonesia merdeka, Kwee sangat mengkritik perlakuan Indonesia terhadap orang Tionghoa.<ref name="Suryadinata 4th 113-4" /> Contohnya, ia ikut menulis [[Memorandum Commissie Chung Hwa Hui]] pada tahun 1947 yang mendokumentasikan ketidakadilan terhadap orang Tionghoa yang dilakukan oleh pasukan republikan Indonesia.<ref name="Salmon 202" /> Walaupun begitu, pada tahun 1950, Kwee resmi menjadi warga negara Indonesia.<ref name="Suryadinata 4th 113-4" /> Kwee menghabiskan sebagian besar waktunya pada dekade 1950-an sebagai penulis [[freelance]]. Ia pun menghasilkan banyak tulisan, terutama mengenai Tiongkok. Pada tahun 1948, ia mendirikan jurnal bulanan ''Java Critic''. Pada dekade 1950-an, ia juga berkontribusi untuk ''Reporter''. Kwee juga menjadi editor dari jurnal tahunan Sin Tjhoen mulai tahun 1956 hingga 1960.<ref name="Salmon 202" /><ref name="tirto bio" />
'''Jurnal'''
 
Kwee akhirnya meninggal di Jakarta pada tanggal 31 Mei 1975.<ref name="Suryadinata 4th 113-4" />
* {{Cite journal|last=Abdullah|first=Nafilah|year=Juni 2002|title=''Yin'' dan ''Yang'' dalam Sistem Ketuhanan Konghucu|url=http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Religi/article/view/1961|journal=Religi|volume=1|issue=1|pages=|doi=|issn=2548-4753|ref={{sfnref|Abdullah|2002}}|date=}}
* {{Cite journal|last=Dahana|first=A.|year=April 2000|title=Kegiatan Awal Masyarakat Tionghoa di Indonesia|url=http://journal.ui.ac.id/index.php/wacana/article/view/3848|journal=Wacana|volume=2|issue=1|pages=|doi=|issn=1411-2272|ref={{sfnref|Dahana|2000}}|date=|access-date=2022-12-09|archive-date=2022-06-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220623145532/http://journal.ui.ac.id/index.php/wacana/article/view/3848|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Hapsari|first=Retnaningtyas Dwi|year=November 2016|title=Bibit Nasionalisme di Kalangan Penduduk Tionghoa di Indonesia|url=https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/1137|journal=Politica|volume=7|issue=2|pages=|doi=|issn=2087-7900|ref={{sfnref|Hapsari|2016}}|date=}}
* {{Cite journal|last=Kurniawan|first=Hendra|year=November 2014|title=Peran Etnis Tionghoa pada Masa Pergerakan Nasional: Kajian Pengembangan Materi Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas|url=https://e-journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/802|journal=Penelitian|volume=18|issue=1|pages=|doi=|issn=1410-5071|ref={{sfnref|Kurniawan|2014}}|date=}}
* {{Cite journal|last=Pitoyo|first=Joko|year=Desember 2006|title=Manusia Bijaksana Menurut Taoisme|url=https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/23199|journal=Filsafat|volume=16|issue=3|pages=|doi=|issn=2528-6811|ref={{sfnref|Pitoyo|2006}}|date=|last2=}}
* {{Cite journal|last=Rohmadi|first=Nazirwan|year=Juni 2019|title=''Volksraad'' (People Council): Radicale Concentratie Political Arena and National Fraction, 1918–1942|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/30505|journal=Humaniora|volume=31|issue=2|pages=|doi=|issn=2302-9269|ref={{sfnref|Rohmadi|Warto|2019}}|date=|last2=Warto}}
* {{Cite journal|last=Rohmah|first=Fauziyatur|year=Oktober 2014|title=Kritik Kwee Kek Beng Terhadap Pendidikan Anak-Anak Tionghoa di Hindia Belanda|url=https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/8938|journal=Avatara|volume=2|issue=3|pages=|doi=|issn=2354-5569|ref={{sfnref|Rohmah|2014}}|date=}}
* {{Cite journal|last=Widisuseno|first=Iriyanto|year=Desember 2011|title=Etika Natural Taoisme dan Kemungkinan Penerapannya di Indonesia|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/4006|journal=Humanika|volume=14|issue=1|pages=|doi=|issn=2502-5783|ref={{sfnref|Widisuseno|2011}}|date=}}
* {{Cite journal|last=Xuanyi|first=Lu|year=Agustus 2019|title=Terjemahan Beranotasi Buku ''Tokoh Tionghoa dan Identitas Indonesia: Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien'' (2010) Karya Leo Suryadinata dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Tionghoa|url=http://paradigma.ui.ac.id/index.php/paradigma/article/view/347|journal=Paradigma|volume=9|issue=2|pages=|doi=|issn=2503-0868|ref={{sfnref|Xuanyi|2019}}|date=|access-date=2022-12-09|archive-date=2020-08-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20200802133219/http://paradigma.ui.ac.id/index.php/paradigma/article/view/347|dead-url=yes}}
{{refend}}
 
== Pranala luar =Keluarga===
Istri Kwee bernama Tee Lim Nio.<ref name="tirto bio" /> Anak pertamanya, [[Kwee Hin Goan]], lahir pada tahun 1932, kemudian menjadi arsitek di Indonesia mulai dekade 1950-an hingga 1965 dan di Belanda mulai tahun 1966 hingga 1992.<ref name="Suryadinata 4th 111-2">{{cite book |last1=Suryadinata |first1=Leo |title=Prominent Indonesian Chinese : Biographical Sketches (4th edition). |date=2015 |publisher=ISEAS - Yusof Ishak Institute |location=Singapore |isbn=9789814620512 |pages=111–2 |edition=4th}}</ref> Anak keduanya, [[Kwee Hin Houw]], lahir pada tahun 1938, kemudian menjadi seorang jurnalis dan tinggal di [[Jerman]] mulai dekade 1960-an hingga meninggal pada tahun 2016.
* [https://www.vice.com/id/article/kzkbez/arti-nasionalisme-bagi-warga-tionghoa-yang-mengalami-sendiri-kengerian-huru-hara-98 Arti Nasionalisme Bagi Warga Tionghoa yang Mengalami Langsung Kengerian Huru-Hara 1998]
* [https://rri.co.id/humaniora/info-publik/714940/nasionalisme-terbentur-garis-keturunan-aku-tionghoa-aku-indonesia Nasionalisme Terbentur Garis Keturunan, Aku Tionghoa Aku Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220623141700/https://rri.co.id/humaniora/info-publik/714940/nasionalisme-terbentur-garis-keturunan-aku-tionghoa-aku-indonesia |date=2022-06-23 }}
* [https://komunitasbambu.id/product/tokoh-tionghoa-identitas-indonesia-dari-tjoe-bou-san-sampai-yap-thiam-hien/ Tokoh Tionghoa dan Identitas Indonesia: Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien]
 
==Karya terkenal==
*''{{lang|nl|Beknopt Overzicht der Chineesche Geschiedenis}}'' (Batavia, 1925)
*''{{lang|nl|Li Tai Po, Een Kleine Studie Over China’s Grootsten Dichter}}'' (Batavia, 1927);
*''{{lang|id|Doea Poeloe Lima Tahon Sebagi Wartawan, 1922-1947}}'' (Jakarta, 1948)
*''{{lang|id|Ke Tiongkok Baru}}'' (Jakarta, 1952)
*''{{lang|id|Seikitar Stalin}}'' (Jakarta, 1953)
*''{{lang|id|Pendekar-Pendekar R.R.T}}'' (Jakarta, 1953)
*''{{lang|nl|Bevrijd China}}'' (1954)
*''{{lang|id|Djamblang Kotjok}}'' (1954)
*{{lang|id|Kung Fu Tze, artinja, pengaruhnja, penghidupannja peladjarannja}} (Jakarta, 1955)
*''{{lang|id|50.000 kilometer dalam 100 hari}}'' (Jakarta, 1965)
 
==Referensi==
{{Reflist}}
 
==Pranala luar==
*[http://worldcat.org/identities/lccn-nr98036477/ Kwee Kek Beng holdings] at [[WorldCat]]
 
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Kwee, Kek Beng}}
[[Kategori:Kelahiran 1900]]
[[Kategori:Kematian 1975]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Penulis Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Batavia]]