Udyogaparwa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Udyogaparwa''' adalah buku kelima dalam epos [[Mahabharata]]. Teks lengkap dari karya sastra parwa ini belum pernah diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara [[Korawa]] dan [[Pandawa]]. Pihak Pandawa menuntut separuh dari Kerajaan tetapi Korawa bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun di pihak Korawa [[Widura]], [[Drona]], dan [[Bhisma]] menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian damai. [[Kresna]] berperan untuk menengahi konflik antara para [[Korawa]] dan para [[Pandawa]]. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar. Ini mengilhami cerita wayang berjudul '''Kresna Duta'''.
▲'''Udyogaparwa''' adalah buku kelima dalam epos [[Mahabharata]]. Teks lengkap dari karya sastra parwa ini belum pernah diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara [[Korawa]] dan [[Pandawa]]. Pihak Pandawa menuntut separuh dari Kerajaan tetapi Korawa bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun di pihak Korawa [[Widura]], [[Drona]], dan [[Bhisma]] menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian damai. [[Kresna]] berperan untuk menengahi konflik antara para [[Korawa]] dan para [[Pandawa]]. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar. Ini mengilhami cerita wayang berjudul '''Kresna Duta'''. Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan [[Karna]], dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa, mengingat [[Kunti]] adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi Karna terikat dengan budi baik ayah angkatnya dan [[Duryudana]], yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. '''Udyogaparwa''' sarat dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang pertama adalah ''sama'', mencari kesepakatan damai; yang kedua adalah ''bheda'', artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo; yang ketika adalah ''dana'', memberikan silih yang dapat mengerem kemarahan; yang keempat adalah ''denda'', menghukum. Setelah ketiga langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, [[Kurusetra]].
Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan [[Karna]], dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa, mengingat [[Kunti]] adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi Karna terikat dengan budi baik ayah angkatnya dan [[Duryudana]], yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. ''Udyogaparwa'' sarat dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang pertama adalah ''sama'', mencari kesepakatan damai; yang kedua adalah ''bheda'', artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo; yang ketika adalah ''dana'', memberikan silih yang dapat mengerem kemarahan; yang keempat adalah ''denda'', menghukum. Setelah ketiga langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, [[Kurusetra]].
Bagian akhir dari ''Udyogaparwa'' berisi dialog antara [[Dretarastra|Drestarasta]] dan Kumara Sanatasugata yang berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya. Dialog ini terdiri dari 5 bab (''adhyāya'' 41–46) dan dikenal sebagai [[Sānatasugātiya|Sanatasugatya]].▼
▲Bagian akhir dari ''Udyogaparwa'' berisi dialog antara [[Dretarastra|Drestarasta]] dan Kumara Sanatasugata yang berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya. Dialog ini terdiri dari 5 bab (''adhyāya'' 41–46) dan dikenal sebagai [[
{{Mahabharata}}
Baris 8 ⟶ 9:
{{mahabharata-stub}}
[[Kategori:Kitab Mahabharata]]
|