|native_name =
|native_name_lang =
|image = AM Sipahoetar.jpg
|image_size =
|alt =
|nationality =
|other_names = A. M. Sipahoetar
|ethnicity = [[Batak]]
|citizenship =
|occupation = Jurnalis, penulis
|years_active = 1932–1942
|religion = kristen protestan
|spouse =
|partner =
|children = Derita Tjitanegara Revolusiani Tara Sipahutar
|parents =
|relatives =
}}
'''Albert Manoempak Sipahoetar'''{{efn|[[Ejaan yang Disempurnakan]]: Albert Manumpak Sipahutar. Beberapa sumber keliru menulis namamarganya akhirnya:sebagai "Sipanhoentar" atau "Sipanhuntar"}} (disingkat sebagai '''A. M. Sipahoetar'''; {{lahirmati||26|8|1914||5|1|1948}}), sering ditulis sebagai '''A. M. Sipahoetar''', adalah jurnalis Indonesia dan salah satu pendiri kantor berita nasional [[Antara (kantor berita)|Antara]]. Lahir di [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]], ia merambah dunia jurnalistik pada usia muda dan memimpin dua kantor berita pada usia 20 tahun. Setelah bekerja di [[Medan]], ia pindah ke ibu kota Batavia (sekarang [[Jakarta]]) bersama [[Adam Malik]]. Pasca bergelut di dunia politik dan periklanan, ia mendirikan Antara bersama tiga wartawan lain, lalu memimpin kantor berita ini selama satu tahun antara 1938 dan 1939. Meski ia masih aktif sebagai wartawan setelah keluar, kondisi kesehatannya memburuk dan ia meninggal dunia di [[sanatorium]] dekat [[Yogyakarta]].
== Kehidupan awal dan karier ==
SipahoetarAlbert Manumpak Sipahutar, seorang bersuku [[Batak]],{{sfn|van Klinken|2003|p=130}} lahir [[Tarutung]], [[Tapanuli]], [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) pada tanggal 26 Agustus 1914.{{sfn|I.N.|1981|p=389}} Ia adalah seorang nasionalis yang tertarik dengan dunia jurnalisme saat masih muda. Bersama temannya, [[Adam Malik]], ia mendirikan cabang Partai Indonesia (Partindo) di [[Pematang Siantar]] sekitar tahun 1932. Pada waktu itu pula, ia mendirikan majalah ''Sinar Marhaen'' yang usianya tidak lama dan memimpin [[koran|harian]] ''Zaman Kita'' bersama Arif Lubis.{{sfn|I.N.|1981|p=385}}
Majalah dan harian tersebut ditutup tahun 1934 dan SipahoetarAlbert pun menjadi koresponden untuk ''Pewarta Deli'' yang berkantor pusat di [[Medan]]. Ia semakin tidak puas dengan jabatannya dan mengikuti jejak Malik ke Batavia (sekarang [[Jakarta]]), ibu kota Hindia Belanda. Di sana ia terlibat dalam gerakan nasionalis bawah tanah. Salah satu pemimpinnya, [[Djohan Sjahroezah]], memberinya pekerjaan di biro iklan Arta milik pebisnis Belanda.{{sfn|I.N.|1981|p=386}}
== Antara ==
Di Arta, SipahoetarAlbert juga menulis artikel bertopik polisik dan kejahatan untuk sejumlah koran lokal, salah satunya adalah ''Tjaja Timoer'' pimpinan [[Soemanang Soerjowinoto]]. Soemanang, yang senang dengan tulisan SipahoetarAlbert, mengundangnya untuk berkolaborasi bersamanya.{{sfn|I.N.|1981|p=387}} Mereka berdua tidak senang melihat kantor berita [[AlgemeenAneta Nieuws(kantor en Telegraaf Agent Schapberita)|Aneta]] yang memberi sedikit ruang bagi kantor berita lokal.{{sfn|Cribb|Kahin|2004|p=299}}{{sfn|Setiawanto|2008}} Setelah mempersiapkan selama beberapa bulan, kantor berita [[Antara (kantor berita)|Antara]] didirikan pada tanggal 13 Desember 1937.{{sfn|I.N.|1981|p=387}}
Soemanang yang merupakan wartawan senior dijadikan [[pemimpin redaksi]], sedangkan SipahoetarAlbert menjadi redaktur senior. Malik juga bergabung sebagai redaktur senior.{{sfn|I.N.|1981|p=387}} Setelah Soemanang meninggalkan Antara tahun 1938, SipahoetarAlbert diangkat menjadi redaktur pelaksana.{{sfn|I.N.|1981|p=387}} SipahoetarAlbert kelaurkeluar dari Partindo dan bergabung dengan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) berhaluan anti-[[fasisme|fasis]] pimpinan [[Amir Sjarifuddin]]. Gerakan ini memungkinkan dirinya mendirikan majalah baru, ''Toedjoean Rakjat'', pada tahun 1938.{{sfn|van Klinken|2003|p=130}}
Sekitar tahun 1939, SipahoetarAlbert menderita [[penyakit paru-paru]] dan pulang ke [[Sumatra]] untuk beristirahat.{{sfn|Setiawanto|2008}}{{sfn|I.N.|1981|p=387}} Jabatannya sebagai redaktur pelaksana Antara sempat digantikan sementara oleh Alwi Soetan Osman, karyawan Kementerian Kehakiman Hindia Belanda, sebelum karyawan lama Antara Pandoe Kartawigoena menggantikan Osman.{{sfn|Setiawanto|2008}}
== Kehidupan akhir ==
SipahoetarAlbert kembali ke Batavia setelah merasa baikan walaupun kondisi fisiknya masih buruk. Ia tetap aktif di dunia politik dan terus menulis untuk sejumlah surat kabat, termasuk ''[[Keng Po]]'' milik [[Tionghoa Indonesia|Tionghoa]] dan ''Kebangoenan'' milik pribumi InodnesiaIndonesia.{{sfn|van Klinken|2003|p=144}} Atas aktivitas politiknya, pemerintah Belanda menangkap SipahoetarAlbert. Ia pertama ditahan di [[Sukabumi]], kemudian di [[Garut]] dan [[Nusakambangan]].{{sfn|I.N.|1981|p=387}}
Pasca [[pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang di Hindia Belanda]] pada awal 1942, SipahoetarAlbert dan sesama [[tahanan politik]]nya dibebaskan dan kembali ke Batavia untuk membuka lagi Antara. Akan tetapi, pemerintah pendudukan meminta kantor berita ini di[[likuidasi]].{{sfn|I.N.|1981|p=387}} Akhirnya perusahaan ini berganti nama menjadi Yashima pada tanggal 29 Mei dan digabung ke [[Dōmei Tsushin]] tiga bulan kemudian.{{sfn|Setiawanto|2008}}{{sfn|McVey|1985|p=146}} Ia kemudian menulis biografi pendek tentang tokoh nasionalis [[Sukarno]], [[Mohammad Hatta]], dan [[Sartono]]. Menurut jurnalis Indonesia Soebagijo I.N, buku berjudul ''Siapa?: Loekisan tentang Pemimpin2'' ini adalah biografi [[bahasa Indonesia|berbahasa Indonesia]] pertama.{{sfn|I.N.|1981|p=386}}
SipahoetarAlbert meninggalkan Domei tidak lama kemudian karena penyakit paru-parunya kambuh lagi. Ia pergi ke Sukabumi untuk istirahat.{{sfn|I.N.|1981|p=388}} Ia menikahi perawatnya, Jetraningrat Kartadiwiria, pada 3 April tahun 19471946 di Tasikmalaya. Pada Mei 1947, ia dan keluarganya pindah ke [[Yogyakarta]], awalnya dengan kereta api dari Sukabumi ke Jakarta, lalu bergabung dengan [[Hamengkubuwono IX]] dalam perjalanan ke ibu kota Indonesia yang baru itu. SipahoetarAlbert menghabiskan sisa hidupnya di sebuah sanatorium di Pakem, sebelah utara Yogyakarta, dan meninggal dunia di sana pada tanggal 5 Januari 1948.{{sfn|I.N.|1981|p=389}}
Jasad SipahoetarAlbert dimakamkan di Yogyakarta dalam upacara pemakaman yang dihadiri sejumlah tokoh politik ternama, termasuk [[Perdana Menteri Indonesia]], [[Amir Sjarifoeddin]]. Pada Desember tahun 1978, bertepatan dengan HUT Antara ke 41 tahun, jasadnya dipindahkan ke TPU Tanah Kusir di Jakarta dan pemakamannya dihadiri menteri kabinet [[Ismail Saleh]] dan Adam Malik. yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI{{sfn|I.N.|1981|p=389}}
== Catatan penjelas ==
|first2 = Audrey
|title = Historical Dictionary of Indonesia
|url = https://archive.org/details/historicaldictio0000crib_v4i7
|edition = 2nd
|series = Historical Dictionaries of Asia, Oceania, and the Middle East
|publisher=KITLV Press
|ref=harv
}}{{Pranala mati|date=Juli 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
}}
* {{Cite journal
|last = McVey
|