Cabai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(16 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{other uses|Cabai (disambiguasi)|Lombok (disambiguasi)}}
{{Automatic taxobox
{{bukan|Lombok}}
| name = Cabai
{{taxobox
| image = Chilipeber.jpg
|name = Cabai
| image_caption = Cabai merah
|image = Chilipeber.jpg
| taxon = Capsicum
|image_caption = Cabai merah
| authority =
|regnum = [[Plantae]]
|| Nama Ilmiah=Capsicum annuum
|unranked_divisio =
L.}}
|unranked_classis =
}}
|unranked_ordo =
'''Cabai''' adalah buah dan tumbuhan anggota [[genus]] ''[[Capsicum]]''. Buahnya dapat digolongkan sebagai [[sayuran]], [[rempah]], maupunatau [[bumbu]], tergantung bagaimana pemanfaatannya. Sebagai bumbu, buahBuah cabai yang [[pedas]]belum sangatmatang populerbiasa dibewarna [[Asiahijau Tenggara]]atau sebagaiputih, penguatdan rasadisaat untukmatang makanan.buah Bagicabai senidapat [[masakanbewarna Padang]],merah atau ungu. Buah cabai bahkanumumnya dianggapberukuran sebagaitidak "bahanlebih makanandari pokok"10 kesepuluhcm (alih-alihdan kesembilan)isi buah cabai di dominasi oleh bijinya. SangatSebenarnya sulitwarna, bagibentuk, masakandan Padangukuran dibuatcabai tanpabergantung pada varietas cabai itu sendiri.
|ordo =Solanales
 
|familia =Solanaceae
Sebagai bumbu, buah cabai yang [[pedas]] sangat populer di [[Asia Tenggara]] sebagai penguat rasa untuk makanan. Bagi seni [[masakan Padang]], cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih kesembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
|genus =Capsicum
Cabai berbeda dengan [[rempah-rempah]] lainnya yang bersifat panas atau menghangatkan. Rasa cabai sangatlah kuat, panas, dan menyakitkan, sehingga mengkonsumsinya harus dengan penuh perhatian. Rasa pedas cabai ini disebabkan oleh suatu senyawa aktif yang disebut [[Capsaicin]]. Sensasi pedas dan panas inilah yang menyebabkan cabai menjadi bahan bumbu terpenting pada hampir di setiap masakan pedas.
|species =
||Nama Ilmiah=Capsicum annuum
L.}}
'''Cabai''' adalah buah dan tumbuhan anggota [[genus]] ''[[Capsicum]]''. Buahnya dapat digolongkan sebagai [[sayuran]] maupun [[bumbu]], tergantung bagaimana pemanfaatannya. Sebagai bumbu, buah cabai yang [[pedas]] sangat populer di [[Asia Tenggara]] sebagai penguat rasa untuk makanan. Bagi seni [[masakan Padang]], cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih kesembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
 
== Manfaat cabai ==
Cabai merah besar (''Capsicum annuum'' L.) merupakan salah satu jenis sayuran[[sayur]]an yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam [[senyawa]] yang berguna bagi kesehatan manusia.<ref name="Geografi">Sayuti A. 2006. Geografi budaya dalam wilayah pembangunan daerah SumatraSumatera Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.</ref>
 
Cabai (''Capsicum annum'' L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi<ref name=" Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi">Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.</ref> dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu, terdapat kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, tetapi harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.
 
== Cara penanaman ==
[[Berkas:Chilli plantation bali.jpg|jmpl|Kebun cabai di Bedugul, Bali]]
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan ([[Solanaceae]]) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam pada dataran rendah ataupun [[dataran tinggi]]. Tanaman cabai banyak mengandung [[vitamin A]] dan [[vitamin C]] serta mengandung minyak atsiriasiri ''capsaicin'', yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar.
 
Tanaman cabai cocok ditanam pada [[tanah]] yang kaya humus, gembur dan sarang, serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5—6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret—April). Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun kemungkinan memiliki risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya:. Untuk areal satu [[hektarhektare]] dibutuhkan sekitar dua sampai tiga kg buah cabai (300—500 gr biji).
 
== Permasalahan produksi ==
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah dengan adanya serangan [[lalat buah]] pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal [[panen]].<ref name=" The Pest of Crops in Indonesia">Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.</ref> Laporan [[Departemen Pertanian Republik Indonesia]] tahun 2006 menunjukkan bahwa kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia akibat hama dapat mencapai 35%. Buah cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung [[larva]] lalat. Penyebabnya utamanya adalah lalat buah ''[[Bactrocera carambolae]]''. Karena gejala awalnya yang tidak tampak jelas, sementara [[hama]] ini sebarannya masih terbatas di Indonesia, lalat buah menjadi hama [[karantina]] yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan maupun pada produksi cabai.
 
Selain lalat buah, kutu daun ''Myzus persicae'' ([[Hemiptera]]: Aphididae) merupakan salah satu hama penting pada budi daya cabai, karena dapat menyebabkan kerusakan hingga 80%. Upaya pengendaliannya dapat menggunakan insektisida nabati ekstrak ''Tephrosia vogelii'' dan ''Alpinia galanga''.<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58836 Toksisitas Ekstrak Tephrosia vogelii dan Alpinia galanga terhadap Myzus persicae pada Tanaman Cabai]</ref>
Baris 35 ⟶ 32:
=== Upaya penanggulangan hama ===
Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi, cara ini tidak praktis dan efektif untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara penggunaan insektisida selain dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan juga sangat berbahaya bagi [[konsumen]]. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat. Selain insektisida sintetik, insektisida nabati seperti kacang babi ''Tephrosia vogelii'', jeruk purut ''[[Citrus × hystrix|Citrus]]'' [[Citrus × hystrix|x ''hystrix'']], serai wangi ''Cymbopogon citratus'' efektif sebagai penolak lalat buah.<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56345 Evaluasi Lima Ekstrak Tanaman sebagai Penolak Lalat Buah Bactrocera sp. (Diptera: Tephritidae) pada Cabai Merah.]</ref>
 
[[Berkas:1. Tanaman Cabai Besar Hijau.jpg|jmpl|tanaman cabai]]
 
Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi, penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan [[residu]] yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Duriat 1996). Di samping harga [[insektisida]] sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan [[ekspor]] oleh banyak negara, tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu [[fungisida]] dan [[pestisida]] lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3—5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).