Aksi Polisionil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ANFRA (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dwinug (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(56 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tanpa referensi|date=Juli 2023}}{{Sejarah Indonesia}}
== Politionele Acties (Aksi-Aksi Polisionil) ==
'''Aksi Polisionil''' ({{lang-nl|Politionele acties}}, juga {{lang|nl|politiële acties}})<ref>{{Cite encyclopedia|title=CD-ROM version|encyclopedia=Encarta Encyclopedie [[Winkler Prins]]|date=1993–2002|publisher=Microsoft Corporation/Het Spectrum|language=nl}}</ref> adalah dua serangan militer besar yang dilakukan [[Belanda]] di [[Jawa]] dan [[Sumatra]] terhadap [[Indonesia|Republik Indonesia]] selama perjuangan kemerdekaannya dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]].<ref name="ahmi">{{Cite book|last=Vickers|first=Adrian|year=2005|url=https://archive.org/details/historyofmoderni00adri/page/99|title=A History of Modern Indonesia|place=Cambridge|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=0521542626|page=[https://archive.org/details/historyofmoderni00adri/page/99 99]|author-link=Adrian Vickers}}</ref><ref>{{cite book|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|year=1991|title=A history of modern Indonesia since c. 1300|place=Basingstoke; Stanford, California|publisher=[[Palgrave Macmillan|Palgrave]]; [[Stanford University Press]]|isbn=033357690X|edition=2|page=225|authorlink=M. C. Ricklefs}}</ref> Di Indonesia, kedua peristiwa ini dikenal sebagai '''Agresi Militer Belanda''', meskipun terjemahan yang lebih umum adalah '''Aksi Polisionil'''.
 
Dalam historiografi dan wacana Belanda, seluruh Perang Kemerdekaan Indonesia untuk waktu yang lama [[Eufemisme|secara halus]] disebut sebagai 'aksi-aksi polisionil', seperti yang diciptakan oleh pemerintah pada waktu itu. Di Belanda, kesan yang berkembang adalah bahwa hanya ada dua aksi polisionil yang terpisah dan berlangsung singkat, yang dimaksudkan untuk memulihkan [[Hindia Belanda|kekuasaan Belanda]] atas wilayah jajahan yang memberontak. Perspektif ini mengabaikan fakta bahwa antara kedatangan pasukan Belanda pada bulan Maret 1946 dan [[Konferensi Meja Bundar|penyerahan kedaulatan]] pada bulan Desember 1949, telah terjadi pendudukan militer berskala besar dan [[Penumpasan pemberontakan|pemberontakan]] yang melibatkan 120.000 wajib militer.<ref>{{cite web|last=Vanheste|first=Tomas|date=15 July 2021|title=Hoe David Van Reybrouck een poffertje proeft en het Nederlandse zelfbeeld corrigeert|url=https://www.de-lage-landen.com/article/hoe-david-van-reybrouck-een-poffertje-proeft-en-het-nederlandse-zelfbeeld-corrigeert|website=de-lage-landen.com|publisher=[[w:nl:De lage landen (tijdschrift)|De lage landen]]|language=nl|access-date=13 June 2023}}</ref>
(Penterjemahan dari Wikipedia Belanda tersunting).
 
== Latar belakang ==
Aksi-aksi Polisionil merupakan operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli sampai 5 Agustus 1947 (aksi pertama) dan dari 19 Desember 1948 sampai 5 Januari 1949 (aksi kedua).
PenjajahSetelah [[Perang Dunia II]] berakhir pemerintah Belanda berselisih pendapat mengenaidengan kemerdekaanpemerintah Indonesia sesudahyang kapitulasiwaktu itu akan dibentuk setelah [[Jepang,]] menyerah dan menduduki semuaseluruh pulau Indonesia kecuali Jawa dan SumateraSumatra. Di pulau-pulau tersebut terus-menerussaling adaterjadi perjuanganpertempuran antara pasukan-pasukan Belanda dan Republik. Didan kawasan-kawasan lainjuga di Nusantarapulau-pulau juga ada perlawanan hebatlain. Selain dari itu Belanda meyalahkanmenuduh Indonesia kurang melindungi orang [[Orang Indo|Indo-Eropa]] karena ribuan di antaranya dimatikandibunuh, (menggorok)sebagian dengan cara digorok. Dari mereka yang terbunuh, 50005.000 orang dapat diindentifikasi dan lebih dari 20.000 orang sandera hilang.
 
(Sesudah pejabat-pejabat wibawa Belanda berangsur-angsur kembali ketegangan antara orang pribumi dan nonpribumi bertambah. Penduduk-penduduk, yangketurunan asalnya[[Orang Tiongkok,Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] juga menjadi korban. [[Daftar Perdana Menteri pertamaIndonesia|Perdana Menteri]] [[Sutan Sjahrir]] mengakhiri kurun waktu perkosa ini, yang berlangsung dari Oktober 1945 sampai Maret 1946. Topik ini, di Belanda disebut Periode Bersiap, masih saja pantang baik di Belanda maupun di Indonesia.)
'''Alasan'''
 
Akhirnya ada gencatan senjata dan rundingan untuk akur politik, disebut “Overeenkomst[[Perundingan van Linggadjati” (Persetujuan Linggadjati)Linggajati]].
Penjajah Belanda berselisih pendapat mengenai kemerdekaan Indonesia sesudah kapitulasi Jepang, dan menduduki semua pulau Indonesia kecuali Jawa dan Sumatera. Di pulau-pulau tersebut terus-menerus ada perjuangan antara pasukan-pasukan Belanda dan Republik. Di kawasan-kawasan lain di Nusantara juga ada perlawanan hebat. Selain dari itu Belanda meyalahkan Indonesia kurang melindungi orang Indo-Eropa karena ribuan antaranya dimatikan (menggorok), 5000 diindentifikasi dan lebih dari 20.000 sandera hilang.
 
== Agresi Militer Belanda I (Operasi Produk) ==
(Sesudah pejabat-pejabat wibawa Belanda berangsur-angsur kembali ketegangan antara orang pribumi dan nonpribumi bertambah. Penduduk-penduduk, yang asalnya Tiongkok, juga korban. Menteri pertama Sjahrir mengakhiri kurun waktu perkosa ini, yang berlangsung dari Oktober 1945 sampai Maret 1946. Topik ini, di Belanda disebut Periode Bersiap, masih saja pantang baik di Belanda maupun di Indonesia.)
{{utama|Agresi Militer Belanda I}}
Aksi pertama terjadi sewaktukarena saat itu pemerintahan Indonesia, menurutdinilai pemerintaholeh Belanda, kurangtidak bekerja sama melaksanakan persetujuanisi tersebut[[Perundingan Linggajati]], yang disahkan pihak [[Belanda]] tanggal 24 Maret 1947. Pihak Indonesia pihaknyadianggap sudah kehilangan kepercayaan, karena [[Tweede Kamer]] (parlemenParlemen Belanda) pada mulanyaawalnya lamaragu beraguuntuk menerimamenyetujui akurisi rancanganperjanjian.
 
Operasi “Product”,Produk dipikirkandirencanakan oleh jenderalJenderal [[Simon Spoor]], berencanauntuk pendudukanmenduduki wilayah terpenting secara ekonomis di [[Jawa baratBarat]] dan timur[[Jawa denganTimur|Timur]] tidaktanpa menggangumengganggu Jogjakarta[[Kota (Yogyakarta)]], markaspusat pemerintah Indonesia waktu itu, karena biaya tinggi. Operasi ini berhasil pendudukanmenduduki bagiansebagian besar [[Jawa]] dan Sumatera[[Sumatra]], karena [[TNI]] kurangtidak melakukan perlawanan yang melawanberarti (kurangkekurangan senjata). Akan tetapi adamengakibatkan adanya aksi-aksi [[gerilya]] oleh [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] dan Pelopor di wilayah-wilayah lain.
Akhirnya ada gencatan senjata dan rundingan untuk akur politik, disebut “Overeenkomst van Linggadjati” (Persetujuan Linggadjati).
 
[[Perserikatan BansaBangsa-Bangsa]] melakukan bercampurcampur tangan untuk mengadakan [[gencatan senjata]], disahkan pada tanggal 17 Januari 1948 menurut “Renville''Renville-overeenkomst”overeenkomst'' (Persetujuan[[Perjanjian Renville]]). Karena itu masalah Belandainternal intern[[Belanda]] menjadi masalah internasional.
'''Aksi Pertama: Operatie Product (Operasi Produk)'''
 
== Agresi Militer Belanda II (Operasi Gagak) ==
Aksi pertama terjadi sewaktu Indonesia, menurut pemerintah Belanda, kurang bekerja sama melaksanakan persetujuan tersebut, yang disahkan pihak Belanda tanggal 24 Maret 1947. Indonesia pihaknya sudah kehilangan kepercayaan, karena Tweede Kamer (parlemen Belanda) pada mulanya lama beragu menerima akur rancangan.
:''artikel utama: [[Agresi Militer Belanda II]]''
Aksi polisionil kedua akhir 1948 dilaksanakan memaksa Republik bekerja sama dengan pengurus Belanda untuk “deelstatenpolitiek”''deelstatenpolitiek'' (Politik Negara Bagian) menurut PersetujuanPerjanjian LinggadjatiLinggajati. Maksud pemerintah Belanda (Kabinet Drees/ vanVan Schaik) menyelenggarakan Indonesia berdasar federal dengan hubungan ketat Belanda. Alasan lain Belanda jengkel karena Indonesia kurang menghormati gencatan senjata.
 
Sewaktu aksi polisionil ini JogjakartaYogyakarta (Yogyakarta) langsung diserang dan pemerintah Indonesia, termasuk presiden Soekarno, ditahan. Selainnya semua kota besar dan jalan-jalan di antaranya diduduki. Aksi Belanda ini, sebetulnya upaya membinasakan Republik, gagal karena percampuran tangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, aksi-aksi boikot internasional dan gerilya Republik yang sangat nekathebat. Pada Agustus 1949 sebelum ada gencatan senjata, lagiYogyakarta dapat direbut kembali oleh Indonesia dalam waktu enam jam, Belanda mundur ke Surakarta. Indonesia mengejar Belanda ke Surakarta sebelum genjatan senjata menjelang Konferensi Meja Bundar. Akhirnya Akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia karena tekanan keras dari [[Amerika Serikat]] dan pesimisnya kekuatan tentara Belanda untuk melawan Indonesia.
Operasi “Product”, dipikirkan jenderal Simon Spoor, berencana pendudukan wilayah terpenting ekonomis di Jawa barat dan timur dengan tidak menggangu Jogjakarta (Yogyakarta), markas pemerintah Indonesia waktu itu, karena biaya tinggi. Operasi ini berhasil pendudukan bagian besar Jawa dan Sumatera, karena TNI kurang melawan (kurang senjata). Akan tetapi ada aksi-aksi gerilya oleh TNI dan Pelopor di wilayah-wilayah lain.
 
Sewaktu dua aksi polisi, 100.000 tentara dikerahkan setiap kali, termasuk KNIL[[Tentara (BalaKerajaan TentaraHindia Hindia-Belanda Kerajaan)|KNIL]]. Ternyata aksi polisionil ini tidak terbatas, yang dinyatakan pemerintah Belanda. Jumlahnya lebih dari 50004500 tentara Belanda tewas. Pihak Indonesia kelipatan, kira-kira lebih dari 15015.000.
Perserikatan Bansa-Bangsa bercampur tangan untuk gencatan senjata, disahkan Januari 1948 menurut “Renville-overeenkomst” (Persetujuan Renville). Karena itu masalah Belanda intern menjadi masalah internasional.
 
== Peristiwa-Peristiwa ==
'''Aksi Kedua : Operatie Kraai (Operasi Gagak)'''
 
'''=== Zuid-Celebes-Affaire (Peristiwa Sulawesi)''' ===
Aksi polisionil kedua akhir 1948 dilaksanakan memaksa Republik bekerja sama dengan pengurus Belanda untuk “deelstatenpolitiek” (Politik Negara Bagian) menurut Persetujuan Linggadjati. Maksud pemerintah Belanda (Kabinet Drees/ van Schaik) menyelenggarakan Indonesia berdasar federal dengan hubungan ketat Belanda. Alasan lain Belanda jengkel karena Indonesia kurang menghormati gencatan senjata.
{{utama|Pembantaian Westerling}}
Tersohor peristiwaPeristiwa [[Westerling]] yang terjadi sebelum aksi polisionil pertama. Di Sulawesi perlahananperlawanan terhadap Belanda keras sekali. Kapten R.P.P. ([[Raymond) Westerling]] (1919-1987), kepala DST (Depot Speciale Troepen), bertindak tanpa kasiankejam. DST (Korps Pasukan Khusus) adalah pasukan komandoyang berwenang beroperasi taktanpa menunggu tergantungperintah [[KNIL]]. Menurut “noodrecht”''noodrecht'' (hak darurat) di beberapa desa banyak orang pribumi dilangsungkansipil hukumandihukum mati. Juga orang-orang yang sudahtertangkap ditahandihukum dimatikanmati tanpa acaraproses hukum. Kadang-kadang ada penganiayaan.
 
Sewaktu kejadian ini terkenal, hak kewenangan khusus pasukan itu diambil. Pada aprilApril 1947 [[komisi Enthoven]] menyelidiki hal ini. Laporan ini dikirim parlemen Belanda akhir 1948, bersifat pribadi. Dianggap hal ini kekecualian. Awal 1949 surat-surat dari tentara-tentara Belanda dibacakan di parlemen, yang juga dicatat koran-koran Belanda. Penulisnya, sekalipun demikian sering tidak melawan kehadiran militer di Indonesia, tetap melaporkan kejahatan-kejahatan perang. Pemerintah mempertimbangkan kirimmengutus [[Bernhard dari Belanda|Pangeran Bernhard]] (suami [[Juliana dari Belanda|Ratu Juliana]]), Pemeriksa Angkatan Darat, ke Indonesia, akan tetapi ini dianggap tidak baik untuk proses perdamaian.
Sewaktu aksi polisionil ini Jogjakarta (Yogyakarta) langsung diserang dan pemerintah Indonesia, termasuk presiden Soekarno, ditahan.Selainnya semua kota besar dan jalan-jalan di antaranya diduduki. Aksi Belanda ini, sebetulnya upaya membinasakan Republik, gagal karena percampuran tangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, aksi-aksi boikot internasional dan gerilya Republik yang sangat nekat. Pada Agustus 1949 ada gencatan senjata lagi. Akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia karena tekanan keras dari Amerika Serikat.
 
Peristiwa ini lagisempat menyebabkanmenimbulkan gara-garaketegangan lagi di Belanda, sewaktu ahli jiwa dr. J.E. Hueting, bekas veteran Hindia, pada 1969 mengajukanmenceritakan pertindakantindakan Belanda melalui TV. Penyelidikan berikut, dikepalai Cees Fasseur, menghasilkan “Excessennota“,''Excessennota'' nota yang melaporkan 3144 korban dimatikandibunuh oleh bala tentara, 136 oleh polisi dan 576 oleh polisi kampung.
Sewaktu dua aksi polisi 100.000 tentara dikerahkan setiap kali, termasuk KNIL (Bala Tentara Hindia-Belanda Kerajaan). Ternyata aksi polisionil ini tidak terbatas, yang dinyatakan pemerintah Belanda. Jumlahnya lebih dari 5000 tentara Belanda tewas. Pihak Indonesia kelipatan, kira-kira lebih dari 150.000.
 
Jumlah ini diragukan. Indonesia melaporkan 40.000 korban. Masih saja ada jalan-jalan di Sulawesi disebut “Jalan"Jalan 40.000”. Sering pengunjung Belanda ditanyakan apa pendapatnya bagi masalah ini dan mengapa Westerling tidak dihukum000". Memang, 42 tentara Belanda dihukum karena ini, akan tetapi tidak pernah perwira-perwira.
'''PERISTIWA-PERISTIWA BUSUK'''
 
Nanti, DST dikerahkan upaya mendirikan RMS ([[Republik Maluku Selatan]]).
'''Zuid-Celebes-Affaire (Peristiwa Sulawesi)'''
 
'''=== Bondowoso Dan Pakisadji''' ===
Tersohor peristiwa Westerling yang terjadi sebelum aksi polisionil pertama. Di Sulawesi perlahanan terhadap Belanda keras sekali. Kapten R.P.P. (Raymond) Westerling (1919-1987), kepala DST (Depot Speciale Troepen), bertindak tanpa kasian. DST (Korps Pasukan Khusus) adalah pasukan komando berwenang beroperasi tak tergantung KNIL. Menurut “noodrecht” (hak darurat) di beberapa desa banyak orang pribumi dilangsungkan hukuman mati. Juga orang-orang yang sudah ditahan dimatikan tanpa acara. Kadang-kadang ada penganiayaan.
Masalah tersohor kedua peristiwaPeristiwa Bondowoso., Tahunpada tahun 1947, sewaktuadalah transporperistiwa dimana kereta api yang mengangkut 47 narapindanatawanan orang Indonesia meniggalmeninggal dunia karena kelaparan, tanpa makanan dan minuman. Beberapa tentara Belanda dihukum dua sampai delapan bulan penjara.
 
Kira-kira pada waktu yang sama bala, tentara Belanda membakar kampung [[Pakisaji, Malang|Pakisadji]] karena perjuangpejuang-perjuangpejuang kemerdekaan menaruh ranjau-ranjau di sekitarnya. Tiga tentara Belanda menolak karena alasan etik dan dihukum dua tahun sampai dua tahun enam bulan penjara.
Sewaktu kejadian ini terkenal, kewenangan khusus pasukan itu diambil. Pada april 1947 komisi Enthoven menyelidiki hal ini. Laporan ini dikirim parlemen Belanda akhir 1948, bersifat pribadi. Dianggap hal ini kekecualian. Awal 1949 surat-surat dari tentara-tentara Belanda dibacakan di parlemen, yang juga dicatat koran-koran Belanda. Penulisnya, sekalipun demikian sering tidak melawan kehadiran militer di Indonesia, melaporkan kejahatan-kejahatan. Pemerintah mempertimbangkan kirim Pangeran Bernhard (suami Ratu Juliana), Pemeriksa Angkatan Darat, ke Indonesia, akan tetapi ini dianggap tidak baik untuk proses perdamaian.
 
Satu tahun lalu persPers melaporkan hal ini yang memberangkanmenimbulkan kemarahan masyarakat Belanda karena tentara-tentara yang berkelakuan baik dihukum lebih keras.
Peristiwa ini lagi menyebabkan gara-gara di Belanda, sewaktu ahli jiwa dr. J.E. Hueting, bekas veteran Hindia, pada 1969 mengajukan pertindakan Belanda melalui TV. Penyelidikan berikut, dikepalai Cees Fasseur, menghasilkan “Excessennota“, nota yang melaporkan 3144 korban dimatikan oleh bala tentara, 136 oleh polisi dan 576 oleh polisi kampung.
 
== Akhir ==
Jumlah ini diragukan. Indonesia melaporkan 40.000 korban. Masih saja ada jalan-jalan di Sulawesi disebut “Jalan 40.000”. Sering pengunjung Belanda ditanyakan apa pendapatnya bagi masalah ini dan mengapa Westerling tidak dihukum. Memang, 42 tentara Belanda dihukum karena ini, akan tetapi tidak pernah perwira-perwira.
Sepertiga tentara Belanda wajib militer menolak berjuang menaklukkan Indonesia. Separohnya yang menolak dipaksa ke Indonesia. Bagian lain dihukum atau melarikan Belandadiri. Jumlah tentara yang membelot ke pihak perjuangpejuang-perjuangpejuang kemerdekaan 23. Mereka dibunuh atau dihukum keras sekali oleh Belanda. Satu-satunya yang baru sempat lolos adalah [[Poncke Princen]], akan tetapi istrinya (pribumi) dibunuh oleh tentara Belanda sewaktu aksi itu. Poncke Princen meniggalmeninggal dunia tahun 2002 sebagai WNI.
 
Segera sesudah pernatyaanpernyataan kemederkaankemedekaan Indonesia semboyahsemboyan pemerintah Belanda “Indië''Indië verloren, rampspoed geboren”geboren'' artinya kehilangan Hindia kelahiran malapetaka. Kebalikan benar, sesudah perakuanpengakuan kemerdekaan Indonesia pemerintah dan pengusaha-pengusaha Belanda mengarah dirike industri Eropa. Akibat, minoritas yang kaya karena Hindia kurang kaya, mayoritas rakyat Belanda berangsur-angsur mengalami kemakmuran sejak waktu itu. Sebelumnya keadaan sebagian besar rakyat Belanda buruk sampai buruk sekali, sudah sebelum perang dunia kedua.
Nanti, DST dikerahkan upaya mendirikan RMS (Republik Maluku Selatan).
 
Akhirnya lebih dari 400.000 orang Indo-Eropa (orangwarga yang bapaknyacampuran Eropa, ibunyadan Indonesia danserta keturunan keturunannyamereka) dan 10.000 orang Maluku tunawarga (bekas tentara [[KNIL]] dan keluarganya) pindah atau diungsidiungsikan ke Belanda.
'''Bondowoso Dan Pakisadji'''
 
Sebagian besar penduduk Belanda mengakui kesalahan Belanda{{fact}}, terutama yang lahir sesudah kemerdekaan Indonesia. Untunglah pemerintah Belanda secara resmi menyesali kejadian-kejadian sewaktu aksi-aksi polisionil dan akhirnya (2005) mengakui 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia, akan tetapi belum minta maaf (2006). Alasan, pemerintah Belanda dengan memperhatikan hati sanubari veteran Belanda dan masyarakat Maluku di Belanda.
Masalah tersohor kedua peristiwa Bondowoso. Tahun 1947 sewaktu transpor kereta api 47 narapindana Indonesia meniggal dunia karena tanpa makanan dan minuman. Beberapa tentara Belanda dihukum dua sampai delapan bulan penjara.
 
Hingga kini pemerintah Belanda dan pemerintah Indonesia masih mencari jalan keluar atas aksi polisionil atau dikenal sebagai agresi militer ini
Kira-kira waktu sama bala tentara Belanda membakar kampung Pakisadji karena perjuang-perjuang kemerdekaan menaruh ranjau-ranjau di sekitarnya. Tiga tentara Belanda menolak karena alasan etik dan dihukum dua tahun sampai dua tahun enam bulan penjara.
 
== Lihat pula ==
Satu tahun lalu pers melaporkan hal ini yang memberangkan masyarakat Belanda karena tentara-tentara yang berkelakuan baik dihukum lebih keras.
* [[Invasi]]
* [[Okupasi militer]]
{{Commonscat|Politionele acties}}
 
== Referensi ==
'''Akhirnya'''
<references />
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
 
[[en:Politionele acties]]
Sepertiga tentara Belanda wajib militer menolak berjuang Indonesia. Separohnya yang menolak dipaksa ke Indonesia. Bagian lain dihukum atau melarikan Belanda. Jumlah tentara yang membelot ke pihak perjuang-perjuang kemerdekaan 23. Mereka dibunuh atau dihukum keras sekali oleh Belanda. Satu-satunya yang baru sempat lolos Poncke Princen, akan tetapi istrinya (pribumi) dibunuh oleh tentara Belanda sewaktu aksi itu. Poncke Princen meniggal dunia tahun 2002 sebagai WNI.
[[ja:インドネシア独立戦争]]
 
[[nl:Politionele acties]]
Segera sesudah pernatyaan kemederkaan Indonesia semboyah pemerintah Belanda “Indië verloren, rampspoed geboren” artinya kehilangan Hindia kelahiran malapetaka. Kebalikan benar, sesudah perakuan kemerdekaan Indonesia pemerintah dan pengusaha-pengusaha Belanda mengarah diri industri Eropa. Akibat, minoritas yang kaya karena Hindia kurang kaya, mayoritas rakyat Belanda berangsur-angsur mengalami kemakmuran sejak waktu itu. Sebelumnya keadaan sebagian besar rakyat Belanda buruk sampai buruk sekali, sudah sebelum perang dunia kedua.
 
Akhirnya lebih dari 400.000 orang Indo-Eropa (orang yang bapaknya Eropa, ibunya Indonesia dan keturunannya) dan 10.000 orang Maluku tunawarga (bekas tentara KNIL dan keluarganya) pindah atau diungsi ke Belanda.
 
Sebagian besar penduduk Belanda mengakui kesalahan Belanda, terutama yang lahir sesudah kemerdekaan Indonesia. Untunglah pemerintah Belanda secara resmi menyesali kejadian-kejadian sewaktu aksi-aksi polisionil dan akhirnya (2005) mengakui 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia, akan tetapi belum minta maaf (2006). Alasan, pemerintah Belanda dengan memperhatikan hati sanubari veteran Belanda dan masyarakat Maluku di Belanda.