Komando Operasi Udara Nasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Satria perkasa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(45 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|image_size=
|caption= Lambang Koopsudnas
|start_date= '''[[9{{start Februari]]date [[and age|1962]]'''|2|9}}
|country= {{INA}}
|allegiance=
Baris 11:
|role=
|size=
|command_structure= [[File:Insignia of the Indonesian Air Force.svg|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|garrison=
|garrison_label=
Baris 32:
=Kohanudnas (1962—2022)
<!-- Rantai Komando -->
|current_commander=[[Marsekal Madya]] [[TNI]] [[MohamadTedi TonyRizalihadi|Ir. HarjonoTedi Rizalihadi, M.M.]]
|current_commander_label= Panglima
|commander2=[[Marsekal Muda]] [[TNI]] [[JorryDonald SolemanKasenda|Donald KoloayKasenda, S.T., S.IP., M.M.]]
|commander2_label=Kepala Staf
|commander3=[[Marsekal Pertama]] [[TNI]] [[HikmatDodi KarsanegaraFernando|Dodi Fernando, S.E., M.Sos.Sc.]]
|commander3_label=Inspektur
|commander4=[[Marsekal Pertama]] [[TNI]] [[ISurya MadeChandra SusilaSiahaan|Surya AdnyanaChandra Siahaan, S.IP., Dipl of MDS., M.Tr.Han.]]
|commander4_label=Kepala Kelompok Staf Ahli
|ceremonial_chief=
Baris 59:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Logo of KOHANUDNAS.png|200px|jmpl|Logo Lama [[Kohanudnas]] saat masih berada dibawahdi bawah jajaran Mabes TNI]]
Setelah dibentuk, Kohanudgab memiliki peran yang besar dalam rangka pembebasan [[Irian Barat]]. Kohanudnas sendiri telah terbentuk sejak tanggal 9 Februari 1962, namuntetapi untuk merebut Irian Barat maka unsur Kohanudnas tergabung dalam Komando Pertahanan Udara Gabungan Mandala (Kohanudgabla) yang berada di bawah Komando Operasi Mandala (Kola), yang dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962 dengan Panglima AU Mandala [[Kolonel|Kolonel Udara]] Leo Wattimena (naik menjadi [[Marsekal Pertama|Komodor Udara]]). Tugas Kohanudgab dalam operasi Trikora adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan Negara Republik Indonesia, dan mengembangkan situasi militer di wilayah Irian Barat sesuai militer di wilayah Irian Barat sesuai dengan taraf perjuangan di bidang diplomasi, agar dalam waktu sesingkat-singkatnya di wilayah Irian Barat secara ''de facto'' dapat diciptakan daerah bebas atau dapat didudukan unsur-unsur kekuasaan pemerintah daerah Republik Indonesia. Ada 4 unit Radar yang ditempatkan di Wilayah ADC II Kohanudgab, yaitu 1 unit radar EW berada di Morotai, 1 unit radar EW berada di Ambon, 1 unit radar GCI/EW di Bula, dan 1 unit radar EW berada di Langgur (pindah ke Letfuan). Di antara 4 unit radar, unit radar yang paling efektif dalam operasionaloperasi adalah adalah radar di Bula dipimpinan [[Mayor|Mayor Udara]] Aried Riyadi. Radar ini terletak di sebelah Timur Pulau Seram dan ditengahdi tengah mandala operasi.
 
Dalam Kola, unsur rudal belum dilibatkan, namuntetapi beberapa senjata banyak berperan untuk melindungi pasukan sendiri, mulai dari PSU (Penangkis Serangan Udara) dari AURI maupun ALRI, sampai dengan ARSU (Artileri Sasaran Udara). Di bawah kendali PSU sebanyakada 3 batalyon, dan di bawah ARSU sebanyakada 4 batalyon. Batalyon-batalyon ARSU tersebut adalah Batalyon Pattimura (tersebar di sekitar Pangkalan Udara di Morotai), Batalyon Amahai, Batalyon Laha, dan Batalyon Letfuan. Senjata yang dimiliki berupa tripple''triple gun '' kaliber 30&nbsp;mm buatan Oerlikon di Swiss. Kohanudgab mengandalkan kekuatan KRI yang berada di Pulau Plang, Bitung dan Ambon. Mandala operasi laut berada di Laut Arafuru. ALRI mengerahkan beberapa jenis kapal cepat roket (fast rocket ship) sebanyak 12 kapal buatan Rusia, kapal anti kapal selam (sub chaser) buatan Yugoslavia, kemudian 4 kapal motor terpedo boat (MTB) ditambah 3 kapal LST (landing ship tank). Kapal-kapal tersebut beroperasi di daerah Dobo, Pulau Ujir, Pulau Kasir di Kepulauan Aru dan Tanjung Weda - Kepulauan Kei. Selama kegiatan operasi pangkalan kapal berada di Halong, Ambon, kemudian kekuatan Udara [[TNI AL]] berada di bagian Utara Pulau Ambon dengan 6 Pesawat Gannet dan 2 Pesawat Albatross. Pada saat itu, tidak semua KRI dilengkapi radar pertahanan udara, beberapa KRI hanya memiliki persenjataan meriam anti serangan udara. Selain itu, kekuatan KRI ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai gap filler (pengisi celah kosong) bagi radar pertahanan udara. Sedang pesawat Gannet dan Albatross berfungsi untuk pengamanan KRI dan jalur pelayarannya.
 
Dalam operasi Mandala di laut Kohanudgab mengandalkan kekuatan KRI yang berada di Pulau Plang, Bitung, dan Ambon. ALRI mengerahkan beberapa jenis kapal cepat roket (fast rocket ship) sebanyak 12 kapal buatan Rusia, kapal anti kapal selam (sub chaser) buatan Yugoslavia kemudian 4 kapal motor terpedo boat (MTB) ditambah 3 kapal LST (landing ship tank). Kapal-kapal tersebut beroperasi di daerah Dobo, Pulau Ujir, Pulau Kasir di Kepulauan Aru, dan Tanjung Weda, Kepulauan Kei. Selama kegiatan operasi pangkalan kapal berada di Halong, Ambon, kemudian kekuatan Udara [[TNI AL]] berada di bagian Utara Pulau Ambon dengan 6 Pesawat Gannet dan 2 Pesawat Albatross.
Angkatan Udara Belanda (Militaire Luchtvaart) berusaha mempertahankan penjajahan di bumi Irian Barat, dan berpusat di Biak. Pada April 1960, Belanda semakin meningkatkan kekuatannya dengan menghadirkan kapal induk “Karel Doorman” untuk memperkuat Detasemen AU Belanda (Zcommando Luchtverdediging Nederlauds Nieuw/CLUNNG). Komposisi kekuatannya adalah 12 pesawat tempur Neptune P2V-7, 6 pesawat helicopter, 4 pesawat Dakota C-47, 2 unit radar Type 15 MK-IV (Early Warning). Dua Radar tersebut berada di Pulau Numfor Biak dan Pulau Raja Zumpat - Sorong. Radar EW dengan jarak jangkau 200 NM penempatannya telah dipersiapkan sejak tahun 1954. Sedang kekuatan pesawat buru sergap berada di Sorong, dengan wilayah patroli sepanjang garis pantai Selatan Irian Barat dan Sorong Fakfak-Kaimana hingga Merauke. Sedangkan wilayah operasi pertahanan udara berada di pantai Utara Irian Barat dari Sorong – Manokwari – Biak dan Jayapura. Selain 2 unit radar darat di atas, Belanda juga telah memasang sebuah Radar di Pulau Wundi dan diperkuat dengan Radar kapal perang. Hanud Kohanudgabla juga diperkuat dengan pesawat pembom strategis Tu-16 yang mampu menjangkau pusat konsentrasi kekuatan tempur Belanda yang berada di Biak. Pada operasi Trikora ini keunggulan udara berada di pihak Indonesia.
 
Pada saat itu, tidak semua KRI dilengkapi radar pertahanan udara, beberapa KRI hanya memiliki persenjataan meriam antiserangan udara. Selain itu, kekuatan KRI ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai ''gap filler'' (pengisi celah kosong) bagi radar pertahanan udara, sedangkan pesawat Gannet dan Albatross berfungsi untuk pengamanan KRI dan jalur pelayarannya.
 
Angkatan Udara Belanda (Militaire Luchtvaart) yang berpusat di Biak berusaha mempertahankan penjajahan di bumi Irian Barat, dan berpusat di Biak. Pada April 1960, Belanda semakin meningkatkan kekuatannya dengan menghadirkan kapal induk “Karel Doorman” untuk memperkuat Detasemen AU Belanda (Zcommando Luchtverdediging Nederlauds Nieuw/CLUNNG). Komposisi kekuatannya adalah 12 pesawat tempur Neptune P2V-7, 6 pesawat helicopter, 4 pesawat Dakota C-47, dan 2 unit radar Type 15 MK-IV (Early Warning). Dua Radar tersebut berada di Pulau Numfor Biak dan Pulau Raja Zumpat -, Sorong. Radar EW dengan jarak jangkau 200 NM penempatannya telah dipersiapkan sejak tahun 1954., Sedangsedangkan kekuatan pesawat buru sergap berada di Sorong, dengan wilayah patroli sepanjang garis pantai Selatan Irian Barat dan Sorong Fakfak-, Kaimana hingga Merauke. Sedangkan wilayah operasi pertahanan udara berada di pantai Utara Irian Barat dari Sorong, Manokwari, Biak, dan Jayapura. Selain 2 unit radar darat di atas, Belanda juga telah memasang sebuah Radar di Pulau Wundi dan diperkuat dengan Radar kapal perang. Hanud Kohanudgabla juga diperkuat dengan pesawat pembom strategis Tu-16 yang mampu menjangkau pusat konsentrasi kekuatan tempur Belanda yang berada di Biak. Pada operasi Trikora ini keunggulan udara berada di pihak Indonesia.
 
Pada operasi Trikora ini keunggulan udara berada di pihak Indonesia karena Hanud Kohanudgabla juga diperkuat dengan pesawat pembom strategis Tu-16 yang mampu menjangkau pusat konsentrasi kekuatan tempur Belanda yang berada di Biak.
 
==Perubahan Satuan==
Baris 74 ⟶ 80:
==Struktur Organisasi==
===Eselon Pimpinan===
* Panglima Koopsudnas : Marsdya TNI [[MohamadTedi TonyRizalihadi|Ir. HarjonoTedi Rizalihadi S., M.M.]]
* Kepala Staf Koopsudnas : Marsda TNI [[JorryDonald SolemanKasenda|Donald KoloayKasenda, S.T., S.IP., M.M.]]
* Inspektur Koopsudnas : Marsma TNI [[Hikmat Karsanegara]]
* Kapoksahli Koopsudnas : Marsma TNI [[I Made Susila Adnyana]]
===Eselon Pembantu Pimpinan===
* AsopsInspektur Koopsudnas : [[Hendrikus Haris Haryanto|Marsma TNI Hendrikus[[Dodi HarisFernando|Dodi HaryantoFernando, S.IE., M.Sos.PSc.]]
* AsrenKapoksahli Koopsudnas : Marsma TNI [[DodiSurya FernandoChandra Siahaan|MarsmaSurya TNIChandra Dodi FernandoSiahaan, S.EIP., Dipl of MDS., M.SocTr.ScHan.]]
* AspersAsops Koopsudnas: Marsma TNI [[DanetDavid Hendriyanto|MarsmaYohan TNITamboto|David DanetYohan HendriyantoTamboto, S.Sos.]]
* AslogAsren Koopsudnas: [[Adrianus Tavianta|Marsma TNI Adrianus Tavianta[[Suliono|Suliono, S.I.P., M.I.PolE.]]
* AsintelAspers Koopsudnas: [[Ridha Hermawan|Marsma TNI Ridha[[Djohn Amarul|Djohn HermawanAmarul, MS.HanAB.]]
* AspotdirgaAslog Koopsudnas: [[Umar Fathurrohman|Marsma TNI Umar Fathurrohman[[Suryanto|Suryanto, S.I.P., M.Si., M.Tr.(Han)Sos.]]
* AskomlekAsintel Koopsudnas: Marsama TNI [[BudiYudi Rahyani LemanMandega|MarsmaIr. TNIYudi BudiMandega Rahyani LemanRaswono, SM.TTr.Han., IPM.]]
* Aspotdirga Koopsudnas: Marsma TNI [[Fajar Adriyanto|Fajar Adriyanto, M.Si.Han.]]
* L.O. TNI AD : Kolonel Arh Fithrizal Setiawan, S.Sos., M.Sc.
* KapoksahliAskomlek Koopsudnas : Marsma TNI [[IHadi MadeSiswoyo|Hadi SusilaSiswoyo, AdnyanaS.E.]]
* L.O. TNI AL : Kolonel Laut (P) Cahyo Hendro Guritno, M.Tr.Hanla., M.M.
* L.O. TNI AD : Kolonel Arh FithrizalMuhammad SetiawanSuaib, S.SosPd., M.ScTr.(Han)., M.Si.
* L.O. TNI AL : Kolonel Laut (P) CahyoDodik HendroLumanto, GuritnoS.Sos., M.Tr.Hanla., M.M.
 
== Pembagian Satuan ==
Baris 105 ⟶ 111:
**** [[Satuan Pendidikan Tempur Darat]]
*** '''Resimen Bantuan Tempur''' di [[jakarta]]
**** '''[[Batalyon Kesehatan Detasemen Markas Besar TNI Angkatan Udara|Batalyon Kesehatan]]''' (Gabungan Kopasgat dan Diskesau) di [[Mabesau jakarta]]
*** '''Jajaran Pasgat I Wilayah Barat''' di [[jakarta]]
**** '''[[Wing 1 Paskhas/Harda Marutha|Batalyon Matra 1/Pasgat I]]''' (Kompi Dalpur, Dallan, Sarpur, Jumpmaster)
Baris 180 ⟶ 186:
**** [[Pangkalan Udara Juwata Anang Busra]] (ANB), [[Tarakan]]
**** [[Pangkalan Udara Wirasaba Jenderal Besar Soedirman]] (JBS), [[Purbalingga]]
**** [[Pangkalan Udara Jallaludin]] di, [[Gorontalo]]
**** Detasemen TNI AU Mutiara Birobuli Selatan di Palu Selatan Palu
**** Detasemen TNI AU Andi Depu di Mamuju
**** Detasemen TNI AU Ahmad Yani di Semarang
Baris 216 ⟶ 222:
== Panglima ==
{{utama|Daftar Panglima Komando Operasi Udara Nasional}}
Saat ini, Koopsudnas dipimpin oleh seorang Komandan yang berpangkat [[Marsekal Madya]] [[TNI]]. Saat ini jabatan Panglima Koopsudnas (Pangkoopsudnas) diduduki oleh [[Marsdya]] [[TNI]] [[MohamadTedi TonyRizalihadi|Ir. HarjonoTedi Rizalihadi S., M.M.]].
 
== PeristiwaInsiden Bawean ==
{{Main|Insiden Bawean 2003}}
Pada tanggal [[2 Juli]] [[2003]] sekitar 11:38, ''Military-Civil Coordination'' Civil(MCC) di Bandar Udara (Bandara) Ngurah Rai, [[Bali]], menangkap pergerakan manuver beberapa pesawat asing di wilayah sebelah barat laut [[Pulau Bawean]]. Dalam pemantauan melalui radar, penerbangan gelap itu jumlahnya berubah-ubah antara empat pesawat kadang-kadang hingga sembilan pesawat yang melakukan manuver di atas Pulau Bawean tanpa memiliki izin perlintasan di lintasan udara (air way) Indonesia yang ada. (Indonesia memiliki lebih dari 1.000 perlintasan domestik dan 42 perlintasan internasional). Penerbangan gelap itu pun kadang berada di ketinggian 15.000 kaki, tetapi kadang naik sampai 30.500 kaki dengan kecepatan sampai 450 knot. Kemudian menghilang beberapa waktu dan setelah beberapa saat kemudian muncul kembali di daerah tersebut. Akibat manuver penerbangan gelap tersebut, sejumlah penerbangan sipil Indonesia yang melintas di wilayah tersebut mendapat gangguan, antara lain seperti penerbangan pesawat [[Bouraq]] dari [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]] menuju [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Pilot pesawat Bouraq mengira itu pesawat tempur [[TNI Angkatan Udara|TNI AU]] sehingga hal tersebut dilaporkan ke Air Traffic Controller (ATC) di Bandara Juanda, Surabaya.
 
Selain tidak memiliki izin, penerbangan gelap tersebut juga mencurigakan karena tidak mengadakan kontak radio sama sekali ke ATC yang berada di Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Juanda (Surabaya), atau dengan ATC Bandara Ngurah Rai (Denpasar). Untuk itulah, setelah melalui perkembangan yang terekam, Panglima [[Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II|Kosek Hanudnas II Makassar]] [[Marsekal Pertama|Marsekal Pertama TNI]] [[Pandji Utama Iskaq]] memerintahkan satu penerbangan yang terdiri dari dua pesawat [[F-16]] Fighting Falcon I dari [[Skadron Udara 3]] [[Lanud Iswahyudi]], [[Kota Madiun|Madiun]], untuk melaksanakan identifikasi visual. Sekitar pukul 18.15, kedua pesawat [[F-16]] [[TNI AU]] mendarat kembali di [[Lanud Iswahyudi]] setelah menyergap dan memperingati kelima pesawat [[F/A-18 Hornet|F-18 Hornet]], yang mengaku dari US Navy yang tengah mengawal armada Navy yang mengarah ke timur melalui perairan internasional. Setelah penyergapan tersebut, kelima pesawat [[F/A-18 Hornet|F-18 Hornet]] tersebut langsung pergi menjauh.
 
== Lihat Pulajuga ==
* [[Satuan Radar]]
* [[Daftar Panglima Komando Operasi Udara di Indonesia]]
 
== Pranala luar ==