Ga gora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
new
 
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(23 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{AksaraBali infobox
| Image = Bali GhaGa gora.png
| Nama = Ga gora
| Latin = GhaGa
| FonemIAST = [gʰa]Gha
| Fonem = [ɡ]
| Warga = Kanthya<br>([[konsonan velar]])
| Fonem2 = [ɡʰ]
| Gantungan = [[Berkas:Bali G. Gha.png|50px|Gantungan Ga gora.]]
| Warga = kanthya
| Gantungan = [[Berkas:Bali G. Gha.png|50px|Gantungan Ga gora.]]png
[[Kategori:| Aksara = Bali]]
| Unicode = 1B16
}}
 
'''Ga gora''' adalah variasi dari [[Ga (aksara Bali)|aksara Ga]] dalam [[aksara Bali]], yang melambangkan bunyi {{IPA|/g/}} yang disusul oleh bunyi {{IPA|/h/}} di belakangnya.<ref>Surada, hal. 9.</ref> Jika dialihaksarakan menjadi [[huruf Latin]], maka aksara ini ditulis "Gha".<ref name="Surada">Surada,Namun hal.karena 5.</ref><refbunyi name="Tinggen">Tinggen,konsonan hal.[[aspirasi]] 23.</ref>tidak Aksara ini termasukterdapat dalam kelompok [[Kanthyabahasa Bali]] (''Gutturals''),<ref name="Tinggen"/>huruf yaituini aksaradapat yangdialihaksarakan melambangkansebagai bunyi"Ga". yangPenggunaan dihasilkanhuruf dariini terbatas pada [[kerongkongankata serapan]] saja.
 
== Bentuk ==
Bentuk Ga gora yang bertahan hingga sekarang, merupakan warisan dari aksara Gha dari [[India]]. Dalam aksara Jawa, ditemukan aksara Gha yang mirip dengan Ga gora, dan disebut [[Ga (aksara Jawa)|Ga murda]].
 
{| class="wikitable"
|-
! [[Aksara Brahmi]]
! [[Aksara Grantha]]
! [[Aksara Pallawa]]
! [[Aksara Jawa]]
! [[Aksara Bali]]
|-
| bgcolor="white"|[[Berkas:Gupta ashoka gh.svg|pus|60px|alt=|link=]]
| bgcolor="white"|[[Berkas:Grantha Gha.png|pus|100px|alt=|link=]]
| bgcolor="white"|[[Berkas:Pallava Gha.svg|pus|80px|alt=|link=]]
| bgcolor="white"|[[Berkas:Uniform height Murda ga.png|pus|120px|alt=|link=]]
| bgcolor="white"|[[Berkas:Bali_Ga_gora.png|pus|110px|alt=|link=]]
|}
 
== Fonem ==
Suara {{IPA|/gʰə/}} yang dilambangkan oleh Ga gora bunyinya seperti bunyi {{IPA|/g/}} yang disusul oleh {{IPA|/h/}}.<ref>Surada, hal. 6, 9.</ref> Fonem ini terdapat dalam [[bahasa Sanskerta]] dan [[bahasa Hindi|Hindi]], tetapi tidak terdapat dalam [[bahasa Bali]]. Meskipun demikian, aksara Bali memiliki Ga gora, lambang untuk fonem {{IPA|/gʰ/}}, yang diwariskan dari [[aksara Kawi|aksara Kawi Kuno]], dan aksara Kawi Kuno mendapatkannya dari [[aksara Pallawa]]. Dari segi bahasa tulisan, jumlah aksara masih dipertahankan, tetapi dari segi bahasa lisan, pengucapannya tidak diperhatikan karena fonem tersebut tidak terdapat dalam bahasa yang bersangkutan, dalam kasus ini adalah bahasa Bali. Maka dari itu, Ga gora diucapkan {{IPA|/gə/}} (seperti {{IPA|/g/}} dalam kata "gajah"), tidak {{IPA|/gʰə/}}.
 
Suara /gʰa/ yang dilambangkan oleh Ga gora dihasilkan dengan mendekatkan [[lidah]] ke langit-langit mulut yang paling dekat dengan [[kerongkongan]] (''guttur'') sambil mengucapkan "g" yang disusul lembut oleh "h".<ref>Surada, hal. 6, 9.</ref> Metode ini sama dengan metode untuk menghasilkan suara /ka/ maupun /ŋa/, dan perbedaannya adalah tekanan suaranya. Suara /ga/ dan /gʰa/ termasuk suara yang diucapkan dengan lembut sehingga aksara Ga dan aksara Ga gora bukan termasuk huruf tajam.<ref name="Tinggen"/>
 
== Penggunaan ==
Penggunaan aksara Ga gora sama dengan penggunaan aksara Gha ([[aksara Dewanagari|Dewanagari]]: घ) dalam [[abjad]] [[bahasa Sanskerta]]. Dalam lingkungan [[suku Bali|masyarakat Bali]], jarang didapati adanya suara {{IPA|/g/}} yang disusul oleh bunyi {{IPA|/h/}} saat mereka bercakap-cakap. Maka dari itu, aksara Ga gora dipakai saat menulis bahasa non-Bali (misalnya [[bahasa Sanskerta]] atau [[bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]]) yang masih mengandung bunyi {{IPA|/gʰ/}}, atau menulis kata serapan (misalnya dari bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno).
 
Penggunaan aksara Ga gora sama dengan penggunaan aksara Gha ([[aksara Dewanagari|Dewanagari]]: घ) dalam [[abjad]] [[bahasa Sanskerta]].<ref name="Surada"/> Dalam lingkungan [[suku Bali|masyarakat Bali]], jarang didapati adanya suara /g/ yang disusul oleh bunyi /h/ saat mereka bercakap-cakap. Maka dari itu, aksara Ga gora dipakai saat menulis bahasa non-Bali (misalnya [[bahasa Sanskerta]] atau [[bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]]) yang masih mengandung bunyi /gʰ/, atau menulis kata serapan (misalnya dari bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno). Selain itu, Ga gora dipakai saat mengalihaksarakan aksara selain Bali (misalnya [[aksara Dewanagari]] atau [[huruf Latin|Latin]]) ke dalam [[aksara Bali]], khusus untuk bunyi {{IPA|/gʰ/}}. Maksudnya, apabila saat mengalihaksarakan atau menulis aksara non-Bali tersebut mereka menemukan aksara yang melambangkan bunyi {{IPA|/gʰ/}}, maka pada saat itulah mereka menggunakan Ga gora.
 
== Catatan kaki ==
[[Gantungan dalam aksara Bali|Gantungan]] Ga gora digunakan saat menulis sebuah kata yang mengandung huruf "gha", dan huruf tersebut terletak di tengah kata, namun di depannya tidak terdapat bunyi huruf vokal (a, i, u, è, dan sebagainya), tetapi konsonan (r, ng, g, dan sebagainya). Misalnya (dalam bahasa Bali) kata: ''Lang<u>gh</u>ana, Sang<u>gh</u>a, Lang<u>gh</u>ya.'' Bentuk gantungan Ga gora tidak jauh berbeda dengan huruf Ga gora itu sendiri. Perbedaannya terletak pada letak penulisan (gantungan Ga gora terletak di bawah huruf konsonan).
{{reflist}}
 
== Lihat pula ==
* [[Ga (aksara Bali)|Ga]]
 
=== Catatan kakiReferensi ===
{{reflist}}
 
== Referensi ==
* Tinggen, I Nengah. 1993. ''Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali.'' Singaraja: UD. Rikha.
* Surada, I Made. 2007. ''Kamus Sanskerta-Indonesia.'' Surabaya: Penerbit Paramitha.
* Simpen, I Wayan. ''Pasang Aksara Bali.'' Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.
 
 
{{aksara Bali}}
[[Kategori:Huruf Bali]]
 
[[Kategori:Aksara Bali]]