Kausalitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tanpa referensi|date=November 2020}}{{kembangkan}}
'''Kausalitas''', '''kebersebaban''', atau '''sebab akibat''' merupakan istilah hubungannya dengan [[prinsip sebab-akibat]] yang ilmunya dan pengetahuan yang secara otomatis bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain; bahwa setiap Tindakan akan memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya akibat sesuatu atau berbagai hal lain yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
 
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama.
Baris 9:
Penalaran kausalitas menjadi salah satu kompetensi paling sentral yang memungkinkan untuk beradaptasi di dunia. Pengetahuan kausalitas memungkinkan untuk melakukan prediksi terhadap masa yang akan datang atau mendiagnosis penyebab dari suatu hal. Perencanaan dan penyelesaian masalah dilakukan menggunakan pengetahuan dari hubungan sebab-akibat.<ref>{{Cite journal|last=Waldmann|first=Michael R.|date=2017-05-10|title=Causal Reasoning|url=http://dx.doi.org/10.1093/oxfordhb/9780199399550.013.1|journal=Oxford Handbooks Online|doi=10.1093/oxfordhb/9780199399550.013.1}}</ref> Logika kausal menyokong logika komputasional, baik induktif maupun deduktif. Kausalitas masuk ke dalam jaringan linier, sering kali menggunakan pengukuran hubungan teoritis dan terukur dengan angka. Kausalitas juga terkait dengan tatanan fakta atau peristiwa dalam realitas. Berbeda dengan kalangan empiris yang meyakini peristiwa yang terjadi setelah peristiwa lain tidak bisa dikatakan ada hukum kausalitas.<ref>{{Cite journal|last=Muslih|first=Mohammad|date=2013-12-31|title=METODOLOGI ILMU: Dari Teori Hingga Teologi|url=http://103.88.229.8/index.php/KALAM/article/view/456|journal=KALAM|language=|volume=7|issue=2|pages=293–306|doi=10.24042/klm.v7i2.456|issn=2540-7759}}</ref>
 
Penalaran kausal merupakan penalaran induktif ketika beberapa efek disimpulkan dari apa yang dianggap sebagai penyebab atau beberapa penyebab disimpulkan dari apa yang dianggap sebagai efeknya. Dalam [[ilmu alam]] berlaku [[aksioma]] bahwa peristiwa tidak sekedar terjadi melainkan terjadi karena sebab yang perlu dan sebab yang dianggap cukup. Sebab yang perlu ''(necessary condition)'' yaitu, suatu keadaan yang jika tidak terjadi, maka tidak ada kejadian tertentu lainnya. Misalnya, [[oksigen]] merupakan sebab yang perlu ada untuk terjadinya pembakaran. Pembakaran tidak dapat terjadi jika tidak ada oksigen. Sedangkan sebab yang cukup ''(sufficient condition)'' yaitu keadaan yang pasti terjadi pada suatu kejadian. Misalnya, adanya oksigen adalah sebab mutlak dari pembakaran, tetapi bukan sebab yang cukup untuk pembakaran terjadi karena jelas oksigen dapat ada tanpa terjadinya pembakaran. Namun, terdapat derajat temperatur yang menyebabkan kehadiran oksigen menimbulkan pembakaran.<ref>{{Cite book|last=|first=Copi, Irving M., editor. Cohen, Carl, 1931- editor. Rodych, Victor, 1958-|url=http://www.uop.edu.pk/ocontents/Book-Introductiontologic.pdf|title=Introduction to logic|isbn=1-315-14401-8|pages=515|oclc=1080248483|url-status=live}}</ref>
 
Selain itu terdapat keadaan tertentu, sebab dipakai dalam arti lain, yaitu kejadian atau tindakan yang dalam kehadiran kondisi yang biasanya ada menyebabkan terjadi atau tidak terjadinya peristiwa tertentu. Dalam arti ketiga ini, terdapat sebab jauh ''(remote cause)'', suatu peristiwa yang jauh dari akibat yang dicari penjelasannya dan sebab dekat atau sebab langsung ''(proximate cause)'', peristiwa yang paling dekat dengan peristiwa yang dicari penjelasannya. Misal, perusahaan asuransi mengirim penyelidik untuk engetahui sebab kebakaran, tindakan pemegang polis asuransi menyalakan api adalah sebab langsung, sedangkan sebab jauhnya mungkin kegagalan panen yang dialaminya.<ref>{{Cite book|last=Sidharta|first=B. Arief|date=2010|url=|title=Pengantar Logika : Sebuah Langkah Pertama Pengenalan Medan Telaah|location=Bandung|publisher=Refika Aditama|isbn=979-1073-49-X|edition=Cet. 3|pages=82|others=|oclc=958848822|url-status=live}}</ref>
Baris 16:
 
== Hukum Kausalitas ==
Setiap pernyataan bahwa suatu keadaan tertentu adalah penyebab dari suatu fenomena tertentu menyiratkan adanya beberapa hukum sebab-akibat. HukuumHukum sebab akibat yaitu hukum deskriptif yang menegaskan hubungan diperlukan antara dua jenis peristiwa, yang satu adalah sebab dan yang lain adalah akibat. Dua jenis hubungan kausal telah dibedakan secara eksplisit, yaitu hukum kausalitas dan ''causal instance''. Secara kasar, hubungan kausal adalah hukum kausal jika terjadi dimana-mana sedangan ''causal instance'' hanya terjadi di beberapa dunia tertentu.<ref>{{Cite book|last=Dongmo.|first=Zhang,|date=2000|url=http://worldcat.org/oclc/224284650|title=EPDL : a logic for causal reasoning|publisher=University of New South Wales, School of Computer Science and Engineering|oclc=224284650}}</ref>
 
Terdapat hal janggal dalam gagasan hubungan sebab akibat lebih bersifat empiris daripada logis. Tentunya tidak setiap pernyataan kausal yang benar adalah empiris. Misalkan 'A menyebabkan B' adalah benar. Maka penyebab dari B = A; jadi secara analisis jika disubstitusi, penyebab dari B menyebabkan B. Kebenaran dari pernyataan kausal tergantung pada peristiwa apa yang dideskripsikan. Namun, dapat dipertahankan bahwa alasan merasionalisasi suatu tindakan hanya jika deskripsi telah diperbaiki dengan tepat.<ref>{{Cite journal|last=Davidson|first=Donald|date=1963|title=Actions, Reasons, and Causes|url=https://www.jstor.org/stable/2023177|journal=The Journal of Philosophy|volume=60|issue=23|pages=685–700|doi=10.2307/2023177|issn=0022-362X}}</ref>
Baris 30:
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Spiritualitas]]
<references />