Abraham: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BukaMata (bicara | kontrib)
Kisah: Jika tidak ada dalam alkitab maupun alquran, NGAPAIN DITULIS? Biat artikel sendiri sana
Tag: Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
{{Infobox person
| honorific_prefix =
| name = {{large|Abraham}}<br />{{lang|he-n|{{nobold|אַבְרָהָם}}}} • {{lang|he|{{nobold|Αβραάμ|}}}}<br/>{{lang|ar|إِبْرَاهِيْمُ‎إِبْرَاهِيْمُ}}
| honorific_suffix =
| native_name =
Baris 56:
}}
 
'''Abraham''' ([[Ibrani]]: אַבְרָהָם; [[Ibrani modern]]: Avraham; [[Ibrani Tiberias]]: ʾAḇrāhām; [[Yunani]]: Αβραάμ; [[Ashkenazi]]: ''Avruhom''; [[bahasa Ge'ez|Ge'ez]]: አብርሃም; [[bahasa Arab|Arab]]: إبراهيم; [[Ibrahim]]), lahir dengan nama '''Abram''', adalah salah satu figur terpenting dalam [[agama Yahudi|Yahudi]], [[Kristen]] dan [[KristenIslam]], dimana janji Tuhan dan berkat-Nya diberikan kepada Abraham dan keturunannya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 12:1-3}}</ref> <ref>{{Alkitab|Kejadian 15:1-21}}</ref>
 
Abraham adalah nenek moyang dari [[bangsa Israel]]. Abraham memperanakkan [[Ishak]] dan [[Ismael]], Ishak memperanakkan [[Yakub]] (yang disebut juga Israel). Yakub memperanakkan 12 [[Suku Israel]] yang kemudian menurunkan nabi-nabi ([[Musa]] dari [[suku Lewi]]) dan raja-raja ([[Daud (tokoh Alkitab)|Daud]], [[Salomo]] dari [[suku Yehuda]]), sampai kepada [[Mesias]] yang menyelamatkan.
Abraham sendiri adalah orang Ibrani (keturunan [[Eber]]). Eber adalah [[cicit]] dari [[Sem]], anak [[Nuh (tokoh Alkitab)|Nuh]].<ref>{{Alkitab|Kejadian 11:10-26}}</ref>
 
Semua informasi tertulis ini hanya bisa didapat dari [[Tanakh]] dan, [[Alkitab]], dan [[Al-Qur'an]] tidak ada sumber lain.
 
[[Alkitab]] mengatakan, Abraham dipanggil Tuhan dari [[Mesopotamia]] ke negeri [[Kanaan]], sekitar tahun 2000 SM<ref>[https://biblehub.com/timeline/ Bible Timeline]</ref> <ref>[[Kronologi Alkitab]]</ref>. Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham , bahwa Ia akan diberkati dan keturunannya akan tak terhitung banyaknya. Kehidupannya yang dikisahkan dalam [[Kitab Kejadian]] ([[Kejadian 11|pasal 11]]–[[Kejadian 25|25]]).
Baris 69:
 
== Kisah ==
Dalam Tanakh dan Alkitab, kisah Abraham termaktubtertulis dalam [[Kitab Kejadian]] pasal 11-25.
 
=== Silsilah ===
Baris 85:
=== Kisah awal ===
Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak [[Terah]], berasal dari [[Ur-Kasdim]]. Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205 tahun).
 
=== Seruan ===
Alkitab tidak menceritakan kehidupan Abram sebelum berpindah ke Kanaan. Di Al-Qur'an disebutkan bahwa Abram (Ibrahim) menyeru penduduk di sana untuk mengesakan Allah dan meninggalkan sesembahan yang lain, tetapi banyak penduduk yang tetap bertahan pada kepercayaan mereka dengan alasan bahwa itu sudah merupakan tradisi mereka turun-temurun. Saat diadakan perayaan tahunan yang mengharuskan para penduduk keluar kota, Abram tetap tinggal dengan alasan sakit. Saat kota lengang, Abram menuju kuil dan menghancurkan semua berhala di sana, kecuali yang paling besar. Saat penduduk menanyai Abram mengenai kejadian di kuil setelah mereka pulang ke kota, Abram meminta mereka untuk bertanya pada berhala induk yang masih utuh. Para penduduk menjawab bahwa berhala-berhala tersebut tidak bisa bicara, dan Abram menjawab balik dengan mempertanyakan alasan penduduk masih menyembah berhala-berhala tersebut, padahal mereka tidak dapat memberi manfaat maupun mudarat sama sekali. Para penduduk marah dan akhirnya memutuskan membakar Abram hidup-hidup, tapi Allah membuat api itu menjadi dingin dan keselamatan sehingga Abram dapat keluar dari api dengan selamat.<ref>Al-Anbiya' (21): 51-70</ref><ref>Ash-Shaffat (37): 83-98</ref>
 
=== Keluar dari Ur ===
Baris 97 ⟶ 94:
Tanah Kanaan kemudian mengalami kelaparan hebat, sehingga Abram dan rombongannya pindah ke Mesir. Di sana Abram berpesan kepada Sarai untuk mengakui dirinya sebagai saudara, karena dikhawatirkan orang-orang akan membunuh Abram jika mengetahui bahwa dia adalah suaminya. Saat mereka memasuki Mesir dan para punggawa Firaun melihat kecantikan Sarai, mereka menceritakannya kepada Firaun sehingga Sarai dibawa ke istana dan berencana untuk dijadikan istri Firaun, sedangkan Abram sendiri menerima budak-budak dan hewan ternak dari Firaun karenanya. Namun Firaun kemudian terkena tulah beserta seisi istananya karena Sarai dan kemudian Firaun menyalahkan Abram karena tidak mengatakan yang sejujurnya bahwa Sarai adalah istrinya. Setelahnya, Sarai dikembalikan ke Abram dan mereka kembali ke Kanaan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 12:10-20}}</ref>
 
Meski tidak tercantum dalam Al-Qur'an, bagian saat Abram dan Sarai di Mesir dikisahkan oleh beberapa riwayat [[hadits]]. Disebutkan bahwa saat raja hendak menyentuh Sarai, tangannya menjadi lumpuh, sehingga dia meminta agar Sarai mendoakannya agar pulih. Setelah kembali pulih, raja tersebut masih berusaha mengulangi niatnya dan dia terkena kelumpuhan yang lebih parah. Raja kembali meminta Sarai mendoakannya lagi dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Dia dikembalikan ke Abram sembari diberi seorang budak perempuan, yakni Hagar (Hajar).<ref>HR. Ahmad (2/403-404)</ref><ref>HR. Bukhari (2217)</ref>
 
=== Berpisah dengan Lot ===
Baris 106 ⟶ 102:
 
=== Hagar dan Ismael ===
Sumber Alkitab menyebutkan bahwa lantaran yakin tidak dapat mengandung, Sarai kemudian memberikan Hagar sebagai selir atau istri Abram. Namun Hagar menjadi merasa lebih muliahebat dari Sarai setelah mengandung sehingga Sarai menindas Hagar. Hagar kemudian melarikan diri, tetapi malaikat mendatanginya, menyuruh untuk kembali dan menjelaskan bahwa Tuhan akan memperbanyak keturunannya sampai tak bisa dihitung, juga menyuruhnya untuk menamai anaknya Ismael sebab Tuhan mendengar penindasan atas Hagar. Ismael lahir pada saat Abram berusia 86 tahun. Beberapa ulama, seperti Ibnu Katsir, juga mengutip Alkitab dalam karyanya terkait kisah ini.<ref>{{Alkitab|Kejadian 16: 1-16}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=219-220}}
 
Terdapat perbedaan pendapat mengenai status Hagar terhadap Abram. Sebagian berpendapat bahwa dia adalah selir, pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah istrinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa awalnya Hagar adalah selir, kemudian Abraham menikahinya setelah Sarah wafat dan dia diberi nama baru, Ketura.<ref name="The Return of Hagar">[http://www.chabad.org/parshah/article_cdo/aid/2636/jewish/The-Return-of-Hagar.htm "The Return of Hagar"] ("Kembalinya Hagar"), komentar Parshat Chayei Sarah, Chabad Lubavitch.</ref><ref name="Who Was Ketura? Siapa Ketura">[http://www.biu.ac.il/JH/Parasha/eng/chaye/sha.html "Who Was Ketura?" ("Siapa Ketura")], Parashat Hashavua Study Center, Bar-Ilan University, 2003.</ref><ref name="Parshat Chayei Sarah">[http://www.ou.org/torah/ti/5763/chayeisara63.htm "Parshat Chayei Sarah"], ''Torah Insights,'' Orthodox Union, 2002.</ref><ref name="Bereshit Rabbah 61:4">Bereshit Rabbah 61:4.</ref>
Baris 113 ⟶ 109:
 
=== Perjanjian sunat ===
Allah kemudian mengganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi Sarah. Allah menjanjikan AbarahmAbraham menjadi bapa sejumlah bangsa besar, menganugerahi anak cucu yang banyak, dan akan muncul raja-raja dari keturunannya. Allah juga menjanjikan Abraham dan keturunannya memberikan tanah Kanaan. [[Perjanjian]] ini dipenuhi lewat [[Ishak]], walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Sebagai tanda perjanjian, Allah memerintahkan semua laki-laki dalam keluarga dan rumah tangga Abraham untuk bersunat. Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, Tuhan akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut. Abraham, Ismael, dan semua laki-laki di rumah tangga Abraham kemudian disunat. Perjanjian sunat ini dilakukan saat Abraham berusia 99 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 17: 1-27}}</ref> Praktik sunat ini masih diteruskan oleh umat Yahudi, Islam dan juga Kristen.
 
=== Tamu Abraham ===
Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat Abraham sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Abraham bersujud pada mereka sebagai bentuk penghormatan. Abraham kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Abraham dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sara tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan Sara tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Sara kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.<ref>{{Alkitab|Kejadian 18: 1-15}}</ref>
 
Dalam versi Al-Qur'an disebutkan bahwa Ibrahim kemudian menyuguhkan daging anak sapi panggang, tetapi para tamu tersebut sama sekali tidak menjamah hidangan tersebut sehingga perbuatan tidak lazim mereka ini membuat Ibrahim takut. Para tamu tersebut kemudian menenangkan Ibrahim dan menyatakan bahwa mereka adalah para malaikat yang diutus untuk membinasakan kaum Luth. Selain itu, mereka juga datang untuk mengabarkan bahwa Ibrahim dan istrinya akan dikaruniai anak laki-laki bernama Ishaq. Mendengar hal tersebut, istrinya tercengang sembari menepuk mukanya sendiri lantaran merasa heran karena dia adalah wanita mandul yang sudah tua, begitu juga Ibrahim yang merasa keheranan. Para malaikat menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang yang berputus asa." Ibrahim menjawab, "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat."<ref>Hud (11): 69-73</ref><ref>Al-Hijr (15): 51-56</ref><ref>Adz-Dzariyat (51): 24-30</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=237-240}}
 
Al-Qur'an menjelaskan bahwa setelah rasa takut Ibrahim hilang, dia kemudian melakukan tanya jawab mengenai nasib kaum Luth pada para tamu tersebut.<ref>Hud (11): 74</ref> Sementara dalam Alkitab menjabarkan tanya jawab tersebut bahwa saat para tamu tersebut beranjak pergi hendak menghancurkan kaum Sodom, Abraham menyela dan bertanya, "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu?" Tuhan (melalui para malaikat itu) menjawab bahwa Dia tidak akan menghancurkan kota tersebut jika ada lima puluh orang benar. Abraham melanjutkan pertanyaannya sampai hitungan bila ada sepuluh orang benar di sana. Tuhan menjawab bahwa kota tersebut tidak dihancurkan jika masih ada sepuluh orang benar.<ref>{{Alkitab|Kejadian 18: 16-33}}</ref><ref name="Snoek">{{id}} I. Snoek. 2004, Sejarah Suci, Jakarta: Gunung Mulia. Hlm. 43.</ref>
 
=== Pengusiran Hagar dan Ismael ===
[[Berkas:Pieter Pietersz. Lastman 001.jpg|jmpl|kiri|Pengusiran Hagar, oleh Pieter Pietersz Lastman.]]
Saat pesta penyapihan Ishak, Sara melihat Ismael bermain bersama Ishak dan dia tidak menyukai hal tersebut. Sara mengatakan pada Abraham, "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 8-10}}</ref> Meski Abraham kesal dengan perkataan Sara, Tuhan menyuruh Abraham mendengar perkaraan Sara.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 12-13}}</ref> Abraham kemudian meminta pergi dan Hagar menggendong perbekalan berikut Ismael di bahunya sampai padang gurun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 14}}</ref> Setelah kehabisan air, Hagar membuang anaknya di semak-semak sambil menangis karena tidak tahan melihat Ismael mati. Saat melihat sumur, Hagar langsung memenuhi wadahnya dengan air dan meminumkannya pada Ismael.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 19}}</ref> Merujuk pada ayat-ayat dalam Kitab Kejadian, diperkirakan Ismael berusia sekitar enam belas tahun saat kejadian tersebut, mengingat dia lebih tua empat belas tahun dari Ishak.<ref>{{Alkitab|Kejadian 16: 16}}</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 5}}</ref>
 
Pada umumnya, sumber-sumber Islam dari hadits dan tafsiran para ulama sepakat bahwa Siti Hajar dan Ismail diungsikan saat Ismail masih kecil dan menyusu. Ibrahim juga dikisahkan ikut serta mengantar Siti Hajar dan Ismail sampai padang gurun. Kisah pengusiran mereka tidak tercantum dalam Al-Qur'an, tapi dijelaskan dalam riwayat hadits. Diterangkan bahwa Ibrahim mendapat perintah untuk mengungsikan Siti Hajar dan Ismail dari Kanaan dan menempatkan mereka di tengah padang pasir tak berpenghuni. Saat Ibrahim beranjak pergi, Siti Hajar membuntutinya dan bertanya, "Wahai Ibrahim, engkau hendak ke mana? Apakah kamu akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada suatu tanamanpun ini?" Namun Ibrahim tetap tidak menjawab meski Siti Hajar bertanya berkali-kali. Setelahnya, Siti Hajar mengganti pertanyaannya, "Apakah Allah yang memerintahkanmu melakukan semuanya ini?" Barulah Ibrahim memberi jawaban, "Iya." Siti Hajar kemudian membalas, "Jika demikian, Allah tidak akan menelantarkan kami."<ref>HR. Al-Bukhari (3364)</ref> Allah kemudian memunculkan mata air zamzam di tempat Siti Hajar dan Ismail berdiam, kemudian beberapa bangsa Arab dari suku Jurhum datang dan ikut mendiami tempat tersebut dan mengajarkan Ismail bahasa Arab.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=219-224}}
 
=== Ujian iman Abraham ===
[[Berkas:Rembrandt Harmensz. van Rijn 035.jpg|jmpl|ka|"Malaikat Tuhan mencegah pengorbanan Ishak", oleh [[Rembrandt]], [[1634]]]]
Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan Ishak di gunung [[Moria]]. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan. Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini ia menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota musuhnya."
 
=== Sara wafat ===
Baris 143 ⟶ 126:
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka—masih pada waktu ia hidup—meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25:5-6}}</ref>
 
=== Ka'bah dan Haji ===
Dalam sumber-sumber Islam diterangkan bahwa Abraham dan Ismael diperintahkan membangun [[Ka'bah]].<ref>Al-Baqarah (02): 127</ref> Saat bangunan Ka'bah mulai tinggi, Abraham menggunakan pijakan batu. Jejak kaki Abraham membekas dalam batu pijakan tersebut. Awalnya batu pijakan itu menempel pada dinding Ka'bah, tetapi kemudian digeser agak menjauh saat masa pemerintahan 'Umar bin Khattab. Batu tersebut disebut [[Maqam Ibrahim]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=248}}
 
Abraham kemudian diperintahkan untuk mengajari dan menyeru manusia melakukan ibadah [[haji]].<ref>Al-Hajj (22): 26-27</ref><ref>Al-Baqarah (02): 128</ref>{{sfn|Peters|1994|pp=4-7}} Haji tetap terus dijalankan setelah Abraham dan Ismael wafat. Menurut sejarawan Marshall Hodgson (1922–1968), [[umat Kristen Arab]] juga melaksanakan haji pada masa pra-Islam.<ref>Marshall G. S. Hodgson, ''The Venture of Islam: Conscience and History in a World Civilization'', University of Chicago Press, hlm. 156</ref> Saat bangsa Arab perlahan mulai jatuh dalam penyembahan berhala, ibadah haji masih bertahan,{{sfn|Haykal|2008|p=35}} tetapi tercampuri ritual pengagungan pada berhala-berhala dan di sekitar Ka'bah didirikan banyak berhala. Pada masa Nabi Muhammad, ibadah haji kemudian dikembalikan untuk pengagungan Allah semata sebagaimana pada masa Abraham dan berhala-berhala di sekitar Ka'bah dihancurkan.{{sfn|Haykal|2008|pp=439-440}}
 
=== Akhir hayat ===
Abraham meninggal pada usia 175 tahun dan dia dimakamkan oleh Ismael dan Ishak di tempat yang sama dengan Sara.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25: 7-9}}</ref> Makam Abraham dan Sara menjadi bagian dari kekuasaan [[khalifah|kekhalifahan]] pada tahun 637 M dan setelahnya dibangun masjid di situs tersebut dengan nama [[Masjid Ibrahimi]].<ref>{{cite web|url=https://books.google.com/books?id=ws4uAQAAIAAJ|title=This is Israel: pictorial guide & souvenir|first=Sylvia|last=Mann|date=January 1, 1983|publisher=Palphot Ltd.|via=Google Books}}</ref>
 
== Sudut pandang agama-agama Ibrahimiah ==
=== Yahudi ===
Dalam tradisi Yahudi, Abraham disebut ''Avraham Avinu'' (אברהם אבינו), "bapak kami Abraham," menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis [[bangsa Israel]] karena fakta bahwa Abraham adalah ayah dari [[Yakub (tokoh Alkitab)|Yakub]] (Israel) yang kemudian menurunkan [[suku Israel|12 Suku Israel]], termasuk [[Musa]] (suku [[Lewi]]), sampai kepada raja-raja Israel seperti Saul (suku [[Benyamin]]), Daud (suku [[Yehuda]]), Salomo (suku [[Yehuda]]), sampai kepada kemunduran dan akhirnya perpecahan kerajaan Israel Utara dan Selatan (Yahudi). Termasuk Sang Mesias yang akan datang dari [[bangsa Yahudi]].
 
=== Islam ===
{{Main|Ibrahim}}
Abraham, disebut atau serupa dengan sosok '''Ibrahim''' dalam Islam, dipandang sebagai salah satu nabi dan rasul ''[[ulul azmi]]'' dan mendapat julukan ''khalilullah'' (خلیل اللہ; kesayangan Allah) <ref>An-Nisa' (04): 125</ref> dan leluhur umat Muslim.<ref name="Al-Hajj 22: 78">Al-Hajj (22): 78</ref> Ibrahim merupakan tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua dalam Al-Qur'an, yakni sebanyak 69 kali. Disebutkan pula bahwa Ibrahim adalah imam bagi manusia,<ref>Al-Baqarah (02): 124</ref> keluarganya dilebihkan atas segala umat,<ref>Ali 'Imran (03): 33</ref> dan keturunannya dianugerahi kitab dan hikmah.<ref>An-Nisa' (04): 54</ref> Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai kesinambungan dari ajaran Ibrahim.<ref>Al-An'am (06): 161</ref> Ibrahim juga disebut sebagai teladan<ref>An-Nahl (16): 120</ref><ref>Al-Mumtahanah (60): 4-6</ref> dan Nabi Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.<ref name="Al-Hajj 22: 78"/><ref>Al-Baqarah (02): 135</ref><ref>Ali 'Imran (03): 95</ref><ref>An-Nahl (16): 123</ref> Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri<ref>Al-Baqarah (02): 130</ref> dan orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.<ref>Ali 'Imran (03): 68</ref> Namanya juga disandingkan dengan Muhammad dalam [[shalawat]].<ref>HR. Al-Bukhari (3370)</ref><ref>HR. Muslim (406)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=266}}
 
Ibrahim juga erat kaitannya dengan Ka'bah yang menjadi kiblat umat Islam. Meski beberapa tradisi mencatat Ka'bah sudah dibangun sebelumnya (sebagian pendapat menyatakan pendirinya adalah [[Adam]], sebagian menyatakan para malaikat), Ibrahim berperan sebagai pembangun ulang. Ibrahim juga mengajarkan syariat haji dan rukun Islam kelima ini menjadi ibadah yang sarat kenangan dan keteladanan akan sosok Ibrahim, begitu juga dalam hari raya [[Idul Adha]].<ref name="SUNY">{{cite book |last1=Firestone |first1=Reuven |title=Journeys in Holy Lands: The Evolution of the -Ishmael Legends in Islamic Exegesis |date=1990 |publisher=SUNY Press |page=98 |url=https://books.google.com/?id=O69zjVnjL10C&pg=PA105&dq=Ishmael+sacrifice#v=onepage&q=Ishmael%20sacrifice&f=false|isbn=978-0791403310 }}</ref>
 
=== Kristen ===
Bagi orang Kristen, Abraham adalah bapak orang percaya. Imannya menjadi teladan bagi semua orang Kristen. Surat Ibrani mengatakan demikian: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui... Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal" ({{Alkitab|Ibrani 11:8, 17}}). Meski demikian, kedudukan Abraham dalam Kristen tidak sebesar dalam Islam dan Yahudi. Konsep Kristen terkait juru selamat menjadi titik perbedaan dengan dua agama lain.{{sfn|Peters|2010|p=171}}
 
== Perhitungan waktu ==