Bumi Manusia (novel): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k institut typo
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 46:
'''''Bumi Manusia''''' ({{lang-en|This Earth of Mankind}}<ref>{{Cite book|title=This Earth of Mankind|last=Lane|first=Max|date=1983|publisher=Penguin Book|isbn=|location=Australia|pages=|url-status=live}}</ref>) adalah buku pertama dari [[Tetralogi Buru]] karya [[Pramoedya Ananta Toer]] yang pertama kali diterbitkan oleh [[Hasta Mitra]] pada tahun [[1980]].
 
Buku ini ditulis [[Pramoedya Ananta Toer]] ketika masih mendekam di [[Pulau Buru]]. Sebelum ditulis pada tahun [[1975]], sejak tahun [[1973]] terlebih dahulu telah diceritakan ulang kepada teman-temannya.
 
Setelah diterbitkan, ''Bumi Manusia'' kemudian dilarang beredar setahun kemudian atas perintah [[Jaksa Agung]]. Sebelum dilarang, buku ini sukses dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981.<ref name="InsititutInstitut Sejarah Sosial Indonesia">{{cite web | url=https://sites.google.com/site/sejarahsosial/pelaranganbuku/pelarangan-buku-dari-jaman-ke-jaman/dilarang-membaca-buku-buku-ini | title=Buku yang dilarang | publisher=InsititutInstitut Sejarah Sosial Indonesia | date=27 Maret 2010 | accessdate=17 April 2014 | author=Alit Ambara | archive-date=2014-04-19 | archive-url=https://web.archive.org/web/20140419021040/https://sites.google.com/site/sejarahsosial/pelaranganbuku/pelarangan-buku-dari-jaman-ke-jaman/dilarang-membaca-buku-buku-ini | dead-url=yes }}</ref> Sampai tahun 2005, buku ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa. Pada September [[2005]], buku ini diterbitkan kembali di [[Indonesia]] oleh [[Lentera Dipantara]].
 
Buku ini melingkupi masa kejadian antara tahun [[1898]] hingga tahun [[1918]], masa ini adalah masa munculnya pemikiran [[politik etis]] dan masa awal periode [[Kebangkitan Nasional]]. Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke [[Hindia Belanda]], masa awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal kelahiran demokrasi pola [[Revolusi Prancis]].
Baris 67:
Awal Juli [[1980]] naskah ''Bumi Manusia'' dikirim ke percetakan [[Aga Press]] dengan harapan terbit menjelang peringatan [[Proklamasi Indonesia|Proklamasi]]. Cetakan pertama keluar tanggal [[25 Agustus]], meleset dari rencana semula. Sampul cetakan pertama ini masih sangat sederhana, hanya berupa tulisan saja. Bagi Pramoedya penerbitan ''Bumi Manusia'', seperti yang dicatatnya, berarti "suatu kebulatan tekad, keikhlasan, dan sekaligus ketabahan untuk memberikan saham pada perkembangan demokrasi di Indonesia – dan bukan demokrasi warisan sah kolonial, demokrasi hasil keringat sendiri".
 
Dalam waktu 12 hari sekitar 5.000 eksemplar habis terjual. Hanya beberapa bulan setelah ''Bumi Manusia'' keluar, sejumlah penerbit di [[Hongkong]], [[Malaysia]], [[Belanda]] dan [[Australia]] mendekati Hasta Mitra untuk mendapat hak terjemahan. [[Pramoedya Ananta Toer|Pramoedya]] sebagai penulis tetap mendapat royalti sementara Hasta Mitra hanya bertindak sebagai perantara. Penerbit Wira Karya di Malaysia membayar royalti sebesar 12% langsung kepada Pramoedya.
 
Dalam bulan November Hasta Mitra sudah membuat cetakan ketiga, dan berhasil menjual sekurangnya 10.000 eksemplar. Dan sambutan pun semakin ramai, mulai dari kritikus [[Jakob Soemardjo]] dan [[Parakitri Simbolon]] sampai artis remaja [[Yessy Gusman]] yang menyebutnya "karya sastra yang terbagus saat ini." [[Harian Angkatan Bersenjata]] yang dikelola Markas besar [[ABRI]] pun sempat menyebutnya sebagai "sumbangan baru untuk khasanah sastra Indonesia".
 
== Pelarangan ==
Buku ini dilarang oleh Kejaksaan Agung tahun [[1981]], dengan tuduhan mempropagandakan ajaran-ajaran [[Marxisme]]-[[Leninisme]] dan [[Komunisme]], walaupun dalam buku ini tidak disebut-sebut sedikit pun tentang ajaran-ajaran Marxisme-Leninisme atau komunisme, yang disebut hanya [[Nasionalisme]].<ref name="InsititutInstitut Sejarah Sosial Indonesia"/>
 
Awalnya Percetakan Ampat Lima yang memproduksi ''Bumi Manusia'' diminta agar tidak mencetak terbitan Hasta Mitra. Redaktur media massa ditelepon agar tidak memuat resensi apalagi pujian bagi karya Pramoedya ini.