Orang Ocu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nama etnis
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Undead Geo (bicara | kontrib)
k Menghilangkan referensi yang tidak valid.
 
(50 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
{{Disputed}}
| group = Orang Ocu
| native_name = ''Ughang Ocu''
| image =
| caption =
| population = {{circa}} 650.000 ([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]])
| popplace = [[Kabupaten Kampar]]
| languages = [[Bahasa Kampar|Kampar]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| religions = [[Islam Sunni]]
| related = [[Suku Melayu|Melayu]] dan [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
| footnotes = {{note label|id|a}} Perkiraan jumlah pasti orang Ocu tidak diketahui. Namun menurut [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], mereka diklasifikasikan sebagai suku Melayu.
}}
'''Orang Ocu''' ([[Bahasa Kampar|Kampar]]: ''Ughang Ocu'') adalah orang-orang[[kelompok etnis]] yang menempatimendiami [[Kabupaten Kampar]], [[Provinsi Riau]]. Orang Kampar sendiri merupakan sebutan yang lebih populer oleh orang-orang di luar kelompok etnis mereka.<ref>{{Cite web |url=http://pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-budaya-kampar-riau.html |title=Salinan arsip |access-date=2018-07-03 |archive-date=2018-07-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180703133349/http://pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-budaya-kampar-riau.html |dead-url=yes }}</ref> Bahasa-bahasaMereka lokalbertutur yang digunakan meliputi dialek-dialek lokal darimenggunakan [[bahasa MelayuKampar]] Daratan.<refyang name=":0">Said,pengklasifikasinya C.,masih (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaankontroversial. Halaman: 2</ref>
 
Sama halnya dengan orang Minangkabau, masyarakat Kampar menganut sistem adat yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau [[matrilineal]].<ref>Coral Reefs Information and Training Center, (2002), ''Pengembangan kelembagaan masyarakat pesisir dan kepulauan: perspektif budaya lokal pesisir dan kepulauan'', Coral Reefs Information and Training Center.</ref>
'''Orang Kampar''' adalah orang-orang yang menempati [[Kabupaten Kampar]], [[Provinsi Riau]].<ref>{{Cite web |url=http://pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-budaya-kampar-riau.html |title=Salinan arsip |access-date=2018-07-03 |archive-date=2018-07-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180703133349/http://pustaka-arsip.kamparkab.go.id/berita-budaya-kampar-riau.html |dead-url=yes }}</ref> Bahasa-bahasa lokal yang digunakan meliputi dialek-dialek lokal dari [[bahasa Melayu]] Daratan.<ref name=":0">Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Halaman: 2</ref>
 
== Adat dan BudayaEtimologi ==
Penamaan "Ocu" berasal dari istilah yang biasa digunakan oleh orang Kampar untuk menyebut kata ''ongsu'' 'bungsu'.
=== Bahasa ===
bahasa daerah yang terdapat di [[Kabupaten Kampar|Kampar]] yakni dialek-dialek lokal dari [[bahasa Melayu]] [[Bahasa Minangkabau|Daratan]]. Penutur dialek lokal bahasa Melayu terdapat di semua Daerah kabupaten Kampar seperti di Kuok, Salo, Bangkinang, Air Tiris, Rumbio, Dsb.<ref name=":0" /> Dialek lokal Bahasa Melayu yang digunakan di daerah-daerah tersebut memiliki banyak kesamaan dengan dialek Rokan Hulu dan kuantan Singingi .<ref name=":02">Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref> Dialek bahasa Melayu-nya ini berlainan aksen dengan dialek Bahasa Melayu yang dipakai oleh masyarakat [[Luhak Agam|Pesisir Riau seperti di Bengkalis, Kepulauan Meranti, Siak, Indragiri]] maupun kawasan pesisir Melayu lainnya. Dialek tersebut juga memiliki sedikit kemiripan dengan Bahasa Minang dialek Lima puluh kota yang bersebelahan wilayah dengan Kampar.<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html]</ref>
 
=== KesenianBahasa ===
bahasa daerahBahasa yang terdapatdigunakan dioleh orang Ocu adalah [[Kabupatenbahasa Kampar|Kampar]]. yakniBahasa dialek-dialekini lokaldianggap sebagai dialek dari [[bahasa MelayuMinangkabau]] ataupun [[Bahasa Minangkabau|Daratan]]. Penutur dialek lokal bahasa Melayu terdapat di semua Daerah kabupaten Kampar seperti di Kuok, Salo, Bangkinang, Air Tiris, Rumbio, Dsb.<ref name=":0" /> Dialek lokal Bahasa Melayu yang digunakan di daerah-daerah tersebut memiliki banyak kesamaan dengan dialek Rokan Hulu dan kuantan Singingi Riau]].<ref name=":02">Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. ''Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau''. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180812115450/http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=20&idp=Riau|date=2018-08-12}}</ref> DialekBahasa bahasaKampar Melayu-nyamemiliki ini berlainan aksenkesamaan dengan dialek Bahasa Melayu yang dipakai oleh masyarakat [[Luhak Agam|Pesisir Riau seperti di Bengkalis, Kepulauan Meranti, Siak,bahasa IndragiriKuantan]] maupundan kawasan pesisir[[Bahasa Melayu lainnya. Riau#Dialek|bahasa tersebutMelayu jugaRokan]] memilikiyang sedikitdituturkan kemiripandi dengan Bahasa Minang dialek Lima puluh kotawilayah yang bersebelahan wilayahbertetangga dengan Kampar.<ref>Witrianto dan Arfinal, 2011. Bahasa Ocu: Akulturasi antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu Riau di Kabupaten Kampar. ''Seminar Internasional Forum Ilmiah VII FPBS UPI “Pemikiran-pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa, Sastra, Seni, dan Pembelajarannya” Bandung''. 30 November 2011: 1-18. [https://anzdoc.com/bahasa-ocu-akulturasi-antara-bahasa-minangkabau-dengan-bahas.html]</ref>
Alat musik yang biasa dimainkan orang Kampar yaitu [[Talempong|Caklempong]] dan [[Ogung|Oguong]].
 
Salah satu lagu daerah orang Kampar yang terkenal berjudul Kutang Barendo. Lagu ini berisi tentang nasihat dari seorang ibu kepada anak yang sedang ditimangnya. Lagu ini juga populer bagi orang Minang dengan lirik yang telah disesuaikan kata-katanya.
 
=== Rumah Adat ===
[[Berkas:Rumah Melayu Bangkinang.JPG|jmpl|326x326px|Rumah Lontiok di Kompleks MTQ, [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]].]]
Rumah Pelancangan atau [[rumah Lontiok]] adalah rumah adat orang Kampar. ''Lontiok'' atau ''Lontik'' dalam Bahasa Indonesia berarti Lentik. Hal ini dikarenakan bentuk atap yang melengkung lentik. Rumah Lontiok merupakan rumah panggung dan berfungsi sebagai rumah adat dan tempat tinggal. Dibangun dalam satu prosesi panjang yang melibatkan masyarakat luas.
 
Bentuk rumah Lontiok dikatakan berasal dari bentuk perahu, hal ini tercermin dari sebutan pada bagian-bagian rumah tersebut seperti: bawah, tengah, ujung, pangkal, serta turun, naik. Dinding depan dan belakang dibuat miring keluar dan kaki dinding serta tutup didinding dibuat melengkung sehingga bentuknya menyerupai sebuah perahu yang diletakkan di atas tiang-tiang.
 
Konstruksi panggung pada rumah Lontiok dipilih untuk menghindari bahaya binatang buas dan banjir. Kolong rumah, biasanya digunakan untuk kandang ternak, wadah penyimpanan perahu, tempat bertukang atau tempat bermain anak-anak, dan gudang kayu untuk persiapan bulan puasa. Pemakaian tangga pada rumah Lontiok memiliki kententuan adat. Jumlah anak tangga ganjil dan menyediakan tempayan air didekatnya untuk mencuci kaki di pangkal tangga. Ketentuan adat juga menyatakan bahwa penghuni perempuan cukup berpakaian sedada tanpa baju (kemban) di dalam rumah atau tidur-tidur dirumah tanpa adanya penyekat/pelindung ruang. Kalau rumah dibangun rendah atau “melekat” di atas tanah, maka keadaan di dalam rumah akan kelihatan dari luar rumah.
 
Dinding luar rumah Lontik seluruhnya miring keluar, berbeda dengan dinding dalam yang tegak lurus. Balok tumpuan dinding luar depan melengkung keatas, dan kalau disambung dengan ukiran sudut-sudut dinding, kelihatan seperti bentuk perahu. Balok tutup atas dinding juga melengkung meskipun tidak semelengjung balok tumpuan. Lengkungannya mengikuti lengkung sisi bawah bidang atap. Kedua ujung perabung diberi hiasan yang disebut ''Sulo Bayung''. Sedangkan ''Sayok Lalangan'' merupakan ornamen pada keempat sudut cucuran atap. Bentuk hiasan beragam, ada yang menyerupai bulan sabit, tanduk kerbau, taji dan sebagainya
 
== Lihat pula ==
* [[Suku Melayu Riau]]
 
* [[Orang Minangkabau|Orang Minang]]
* [[Bahasa Kampar]]
 
Baris 30 ⟶ 29:
{{reflist}}
 
{{Daftar Suku-suku Minang}}
{{suku bangsa di Indonesia}}
{{Suku-stub}}
 
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia]]
[[Kategori:MinangkabauSuku bangsa]]
[[Kategori:Kabupaten Kampar]]
[[Kategori:Riau]]