Ngabekten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|[[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat]]
|[[Keraton Surakarta Hadiningrat]]
}}|coordinates=|country=Indonesia|years_active=|last=|prev=|next=|participants=Kerabat dan Abdi Dalem Keraton|attendance=|capacity=|area=|budget=|activity=|leader_name=|patron=|filing=|people=|sponsor=<!-- | or sponsors = -->|current=|footnotes=|native_name=
'''Ngabekten''' ([[Aksara Jawa|Hanacaraka]]:
== Asal usul ==
Baris 25:
=== Adat dan Tata Cara ===
Selama prosesi ngabekten, biasanya dilakukan dengan sungkem sambil
mencium kaki Susuhunan (Surakarta) atau mencium lutut Sultan Dalam prosesi ngabekten diatur pula ''ageman'' (busana) yang digunakan oleh Sultan, Adipati, dan peserta ngabekten. Pada masa lalu, para pangeran dan abdi dalem tingkat tinggi memakai pakaian ''keprabon'' atau kebesaran, misalnya untuk pria mengenakan kain kampuh, bercelana panjang putih, berkuluk biru, tidak berbaju dan tidak bersandal. Busana untuk abdidalem bupati hanya kuluknya yang putih, sedangkan untuk wanita mengenakan kampuh, tidak berbaju dan tidak bersandal.<ref name=dpad/>
|