|firstrundate=1929
}}
'''Lokomotif''' '''C33''' adalah [[lokomotif uap]] buatan Esslingen, [[Jerman]]. C33 adalah lokomotif yang bertugas menarik gerbong barang terutama gerbong batu bara di dataran rendah. Mesin tangki
== Sejarah ==
[[Berkas:DKA C33 (33 25 B).jpg|jmpl|300px|Monumen lokomotif C3325 di Padang, 2003.]]
Pemerintah Hindia Belanda membangun jalan rel di SumatraSumatera Barat karena terdapat tambang batubara di daerah Ombilin (Sawahlunto). Dengan jumlah kandungan batubara yang cukup besar, maka diperlukaan transportasi kereta api untuk membawa batubara dari Ombilin (Sawahlunto) ke pelabuhan Telukbayur. Transportasi kereta api di SumatraSumatera Barat dikelola oleh perusahaan kereta api Staatsspoorweg ter Sumatra’s Westkust (SSS).<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=84|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref>
Jalan rel yang dibangun untuk menghubungkan pelabuhan Telukbayur dan Ombilin yaitu rute Pulau Air-Padang-Lubukalung-Padangpanjang (71 km) selesai dibangun tahun 1891, rute Telukbayur-Padang (7 km) selesai dibangun pada tahun 1892, rute Padangpanjang-Solok-Muarakalaban (76 km) selesai dibangun tahun 1892 dan rute Muarakalaban-Sawahlunto (4 km) selesai dibangun pada tahun 1894. Sementara rute Muarakalaban-Muaro (25 km) selesai dibangun pada tahun 1924.
Lokomotif C33 memiliki susunan roda 2-6-0T. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 45 km/jam, memiliki daya 390 hp (''horse power''), dan berat keseluruhan 37 ton. Lokomotif C33 menggunakan bahan bakar batubara.
Pada masa kedudukan Jepang, beberapa lokomotif C33 digunakan untuk melayani jalur kereta api rute Muaro (SumatraSumatera Barat)-Pekanbaru (Riau). Jalur Muaro-Pekanbaru memiliki panjang 220 km yang dibangun pada tahun 1943-1945. Lokomotif ini digunakan untuk menarik kereta barang batubara. Namun, buruknya konstruksi jembatan kayu dan jalan rel di rute ini menyebabkan beberapa lokomotif dan gerbong terjebak di hutan belantara SumatraSumatera Barat dan Riau. Konstruksi jembatan kayu ini cukup lemah karena balok yang digunakan pendek, bentang jembatan hanya bisa mencapai maksimum enam meter sehingga perlu banyak pilar untuk menopangnya. Dengan banyaknya kayu yang mengapung di sungai pada musim hujan maka pilar-pilar jembatan ini menjadi cepat rusak. Juga tanggul-tanggul yang dibangun terlalu curam sehingga cepat rusak oleh air hujan.
Jalur Muaro-Pekanbaru ditutup pada bulan September 1945. Nasib baik berpihak kepada beberapa bagian lokomotif C3322yang tidak utuh termasuk bagian dari lokomotif C33, C11, dan C30 yang diberi penomoran C3322, saat ini dipajang di monumen Pahlawan Kerja kota Pekanbaru. Diperkirakan, C3322 ini ditemukan dalam kondisi yang sudah tidak utuh di bekas emplasemen Pekanbaru, namun kondisinya direstorasi kembali saat akan dipajang menjadi monumen. Selain di kota Pekanbaru, di daerah Muaro Sijunjung juga terdapat monumen lokomotif C33 yang tidak teridentifikasi nomor urutnyaserinya, dan dalam kondisi tidak lengkap lagi. Lokomotif ini ditemukan dan dievakuasi oleh warga saat membuka jalan raya dari Silokek ke Durian Gadang kemudian dilanjutkan ke Tapus pada tahun 1980.
Dari 23 lokomotif C33, saat ini masih tersisa 4 lokomotif C33, yaitu C3318, C3322, C3325, dan 1 C33 yang tidak teridentifikasi. C3318 (mulai operasional tahun 1891) dipajang di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. C3322 (mulaiTerdiri operasionaldari tahunbeberapa 1892bagian kanibalan lokomotif lain seperti C11 dan C30) dan dipajang monumen Pahlawan Kerja di kota Pekanbaru (Riau). C3325 (mulai operasional tahun 1892) dipajang di kota Padang (SumatraSumatera Barat), serta satu monumen C33 yang tidak teridentifikasi dan dalam keadaan tidak utuh di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Monumen ini biasa disebut 'Lokomotif Uap Silukah'. Dan juga bekas tempat Penampungan air milik C33 yang tidak diketahui emplasemen stasiun Solok, dan pernah terdokumentasi oleh Akun Instagram Sumatrain, kemungkinan bagian ini gagal scrap
== Referensi ==
|