Industri Telekomunikasi Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Sejarah: perbaikan pranala |
||
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox company
| name = PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)
| trading_name =
| logo = Berkas:Industri Telekomunikasi Indonesia Logo.svg
| logo_size =
| image =
| image_size = 200px▼
| image_caption =
| type = [[Badan usaha milik negara
| traded_as =
| industry = [[
| foundation = {{Start date and age|df=yes|1974|12|30}}
| fate =
| founder =
| area_served = [[Indonesia]]▼
| locations =
| key_people = [[Edy Witjara]]<ref name="direksi">{{Cite web|url=https://www.inti.co.id/?page_id=6578|title=Komisaris & Direksi|publisher=PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)|language=id|access-date=21 September 2023}}</ref><br/>([[Direktur Utama]])<br/>[[Unggul Priyanto]]<ref name="direksi"/><br/>([[Komisaris Utama]])
▲| location_city = [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]]
▲| area_served =
| key_people = Otong Iip <small>(Direktur Utama)</small><br/>Unggul Priyanto <small>(Komisaris Utama)</small><ref name="key">{{Cite web|url=https://www.inti.co.id/?page_id=6578|title=Direksi dan Komisaris|publisher=Industri Telekomunikasi Indonesia|website=inti.co.id|language=id|access-date=31 Agustus 2021}}</ref>▼
| brands =
|
| services = {{hlist|Manufaktur dan perakitan [[peralatan telekomunikasi]]|[[Layanan terkelola]]|[[Digitalisasi]]|[[Integrasi sistem]]}}
| revenue = {{decrease}} [[Rupiah Indonesia|Rp
| operating_income = {{increase}} [[Rupiah Indonesia|Rp]] -50,538 milyar <small>(2021)</small><ref name=annual/>
▲|
| assets = Rp. 1,237 triliun (2020)<ref name="annual"/>▼
| owner = [[Pemerintah Indonesia]]
▲| assets = {{decrease}} [[Rupiah Indonesia|Rp
|
| num_employees = {{decrease}} 227 <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| subsid = PT [[Inti Pindad Mitra Sejati]]<br/>PT [[Inti Konten Indonesia]]
▲| website = {{URL|inti.co.id}}
}}
'''PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)''' atau biasa disingkat menjadi '''INTI''', adalah sebuah [[badan usaha milik negara]] [[Indonesia]] yang terutama bergerak di bidang produksi [[peralatan telekomunikasi]]. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki kantor cabang di [[Jakarta]].<ref name="annual"/><ref name="profil"/>
== Sejarah ==
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun
Pemerintah kemudian menunjuk perusahaan ini sebagai pemasok tunggal [[Sentral Telepon Digital Indonesia]] (STDI) yang dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama teknis dan bisnis dengan Siemens AG. Pada tahun 1985, perusahaan ini pun mulai mengoperasikan pabrik STDI dengan teknologi produksi [[through hole technology]] (THT) berkapasitas 150.000 Satuan Sambungan Telepon (SST). Pabrik tersebut kemudian juga dilengkapi dengan teknologi produksi [[surface mounting technology]] (SMT). Hingga tahun 1998, perusahaan ini pun menguasai 60% pangsa pasar infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan ini kemudian juga memproduksi [[pulse code modulation]] (PCM), [[private automatic branch exchange]] (PABX), dan [[telepon meja]] di bawah lisensi dari Siemens AG. Selain itu, perusahaan ini juga memproduksi produk hasil pengembangan sendiri, seperti Stasiun Bumi Kecil (SBK), radio HF, radio gelombang mikro digital, Sistem Telepon Kendaraan Bergerak (STKB), dan telepon umum koin. Seiring dengan berkembangnya [[telekomunikasi seluler]], hingga tahun 2002, perusahaan ini pun berhasil membangun 2.000 unit [[Base Transceiver Station]] (BTS) di seantero Indonesia. Seiring berakhirnya perjanjian kerja sama teknis dengan Siemens AG, perusahaan ini juga mulai menjalin kerja sama dengan perusahaan lain. Perusahaan ini kemudian mulai memproduksi produk hasil pengembangan sendiri, seperti PBX pintar, sistem kendali & pemantauan utilitas listrik, sistem peringatan & prakiraan banjir, I-Perisalah, KWh meter, dan [[multi service access node]] (MSAN).
Perusahaan ini lalu juga menggagas penggantian kabel tembaga milik [[Telkom Indonesia]] di seantero Indonesia menjadi kabel serat optik dengan teknologi MSAN, [[Gigabit-capable Passive Optical Network]], dan [[FTTx|Fiber To The Home]]. Hingga akhir tahun 2012, perusahaan ini berhasil mengganti lebih dari 400.000 SST di delapan [[sentral telepon]]. Perusahaan ini juga menggagas BTS rural untuk [[Indosat]]. Perusahaan ini juga menyediakan layanan pengelolaan perangkat teknologi informasi bagi Telkom Indonesia yang berupa pengelolaan sekitar 35.000 paket (meliputi komputer, laptop, pencetak, dan proyektor) mulai dari instalasi, manajemen aplikasi, hingga pembongkaran. Perusahaan ini kemudian mulai memproduksi produk hasil pengembangan sendiri, seperti konverter bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), meteran cerdas untuk gas & listrik, dan pembaca KTP Elektronik, Perusahaan ini juga bekerja sama dengan [[BPPT]] untuk mengembangkan ''Automatic Dependent Surrveillance Broadcast'' (ADSB), serta dengan [[Kementerian PUPR]] untuk mengembangkan Sistem Informasi Dini Lalu Lintas (Sindila) dan Sistem Pemantauan Kehandalan Struktur Jembatan (Simbagas). Perusahaan ini juga mulai memproduksi [[PLTS]].<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.inti.co.id/?page_id=1450|title=Sekilas Perusahaan|publisher=PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)|language=id|access-date=21 September 2023}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
{{clr}}
Baris 78 ⟶ 47:
[[Kategori:Badan usaha milik negara di Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan telekomunikasi Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan yang berpusat di Kota Bandung]]
[[Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun 1974]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1974 di Indonesia]]
{{telekomunikasi-stub}}
|