Sunan Kalijaga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Mojopahit1293 (bicara | kontrib)
k gelar bangsawan Jawa
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(106 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{vlindungi}}
{{Infobox religious biography
| honorific-prefix =Asy-Syaikh
| name = Raden Said <br>
( Sunan Kalijaga )
| image = Sunan Kalijaga BW.JPGpng
| alt =
| caption =Lukisan potretIlustrasi Lukisan Sunan Kalijaga
| religion = [[Islam]]
| denomination = [[Sunni]]
| known_for = [[Wali SangaSongo]]
| birth_namepredecessor = Raden[[Syaikh SaidSubakir]]
| birth_datesuccessor =[[Sunan 1450Muria]]
| birth_name = Said
| birth_place = [[Kabupaten Tuban|Tuban]], [[Majapahit]]
| birth_date = <!-- {{birth date and age|YYYY|MM|DD|df=y}} or, if deceased, {{birth date|YYYY|MM|DD|df=y}} -->
| death_date = 1513
| death_placebirth_place = 1450 [[Kabupaten Demak|DemakTuban]], [[Kesultanan DemakMajapahit]]
| father death_date = Tumenggung Wilwatikta 1592
| death_place = [[Kadilangu]], [[Demak]], [[Kesultanan Mataram]]
| mother = Dewi Nawangarum
| children = {{collapsible list|title=Pernikahan dengan Dewi Sarah :
| spouse = Dewi Saroh binti [[Maulana Ishaq]]
|1. Umar Said <br> ([[Sunan Muria]])
|predecessor=[[Syekh Subakir]]|successor=
|2. Dewi Ruqayyah
<ref>{{Cite book|last=Sawabi.|first=Ihsan, H.|date=1987/1988 [i.e. 1987]|url=http://worldcat.org/oclc/26929299|title=Laporan penelitian perpustakaan dan program akademik : studi tentang relevansi koleksi bahan bacaan dengan kebutuhan mahasiswa dan dosen IAIN induk di Jawa : Perpustakaan IAIN Sunan Kali Jaga, Yogyakarta|publisher=Proyek Penelitian Keagamaan, Departemen Agama R.I., Bagian Proyek Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur Agama|oclc26929299}}</ref>'''Sunan Kalijaga''' (Susuhunan Kalijaga) adalah seorang [[tokoh]] [[Walisongo]], dikenal sebagai wali yang sangat lekat dengan [[muslim]] di [[Pulau Jawa]], karena kemampuannya memasukkan pengaruh [[Islam]] ke dalam tradisi dan budaya [[Jawa]]. Makamnya berada di [[Kadilangu]], [[Demak]].
|3. Dewi Sofiah
}}
{{collapsible list|title=Pernikahan dengan Dewi Sarokah :
|1. Ratu Pembayun <br> (Istri dari [[Sultan Trenggana]])
|2. Nyai Ageng Panenggak <br> (Istri Kyai Ageng Panenggak/Kyai Ageng Pakar/Pangeran Hadikusumo/Panembahan Agung bin Kyai Ageng Ngerang II/Kyai bodo ing Pajang Sumare Sela butuh sragen) Nyai Ageng Panenggak Ibu dari Panembahan Pangulu).
|3. [[Sunan Hadi]] <br> Berputra Pangeran Jayaprana (Sumare Kota Gede Yogyakarta) <br> Berputra Sunan Adilangu <br> Berputra Panembahan Seda Kepuh <br> Berputra Panembahan Natapraja ing Kadilangu.
|4. Raden Abdurrahman
|5. Raden Ayu Panengah / Nyai Ageng Ngerang ke 3 (III) <br> (Ibu dari [[Ki Panjawi]])
}}
{{collapsible list|title=Pernikahan dengan Syarifah Zainab :
|1. Nyai Ratu Mandoko <br> (Ibu dari [[Sultan Adiwijaya]])
}}
| father = Tumenggung Wilwatikta
| mother = [[Dewi Nawang Arum]]
| spouse =
{{unbulleted list
| Dewi Sarah Binti [[Maulana Ishaq]]
| Dewi Sarokah Binti [[Sunan Gunung Jati]]
| Syarifah Zainab binti [[Syaikh Siti Jenar]]
}}
}}
'''Sunan Kalijaga''' merupakan Waliyullah yang tergabung dalam anggota dewan [[Walisongo]].Raden Said pada masa muda berjuluk Brandal Lokajaya.
 
Beliau dikenal sebagai wali yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Pulau [[Jawa]]. Selain menjadi [[Ulama]]' ia juga menjadi [[penasihat]] [[keraton]], [[seniman]], dan [[arsitek]] yang ulung.
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan [[Majapahit]] (berakhir [[1478]]), [[Kesultanan Demak]], [[Kesultanan Cirebon]] dan [[Kesultanan Banten|Banten]], bahkan juga [[Kerajaan Pajang]] yang lahir pada [[1546]] serta awal kehadiran [[Kerajaan Mataram]] dibawah pimpinan [[Panembahan Senopati]] dan Sunan Kalijaga wafat pada tanggal 10 Muharram/Sura tahun 1513 adalah tahun saka jawa atau sekitar 17 oktober tahun 1592 masehi (haul Sunan Kalijaga diperingati setiap tanggal 10 Muharram oleh masyarakat di Kadilangu Demak) dan dilanjutkan Sunan Hadi sebagai pemimpin kadilangu, pada tahun 1601 masehi gelar berubah menjadi Panembahan Hadi, (karena gelar Sunan digunakan Sunan Hanyokrowati sebagai Raja Mataram) sampai dengan keturunan sekarang trah Panembahan widjil di kadilangu Demak. Ia ikut pula merancang pembangunan [[Masjid Agung Cirebon]] dan [[Masjid Agung Demak]]. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga ,dia orang nya sangat berbakti kpd orang tua.Konon Sunan Kalijaga bertapa di sungai selama 27 tahun lamanya.
 
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap, mengikuti sambil memengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.
== Silsilah ==
Terkait asal-usulnya, ada beberapa pendapat yang berkembang. Pendapat pertama, menyatakan '''Sunan Kalijaga''' orang [[Jawa]] asli keturunan Adipati [[Kerajaan Wengker|Wengker]] ([[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]) yg juga ayah dari [[Aria Wiraraja]], Pendapat ini didasarkan pada catatan historis Babad Tuban dan data keluarga besar keturunan Sunan Kali Jaga.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2021|title=Tiga Versi Asal-Usul Sunan Kalijaga|url=https://duniakeris.com/tiga-versi-asal-usul-sunan-kalijaga/|website=Dunia Keris}}</ref>
 
Oleh karena itulah, beliau menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Di dalam babad tersebut diceritakan, [[Aria Teja]] alias 'Abdul Rahman berhasil mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya. Dari perkawinan tersebut Aria Teja kemudian memiliki putra bernama Aria Wilatikta. Catatan Babad Tuban ini diperkuat juga dengan catatan masyhur [[penulis]] dan bendahara [[Portugis]] Tome Pires (1468 - 1540).
 
Sunan Kalijaga adalah salah satu wali songo yang penuh dengan ide-ide kreatif dalam berdakwah, salah satunya dengan media wayang kulit. Kesenian wayang kulit yang awalnya berisi kisah-kisah Hindu, diganti oleh Sunan Kalijaga menjadi kisah-kisah yang berisikan ajaran Islam. Salah satu contohnya yaitu Jamus Kalimasada, sebagaimana dijelaskan Siti Wahidoh dalam ''Buku Intisari Sejarah Kebudayaan Islam''.
Menurut catatan Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1400M adalah cucu dari peguasa Islam pertama di Tuban yakni Aria Wilakita, dan Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta.
 
Pada masa itu, ketika hendak mengadakan pentas atau pagelaran wayang, Sunan Kalijaga memberi wejangan atau nasihat keislaman kepada para penonton. Berikutnya, mereka diajak mengucap dua kalimat syahadat. Dengan demikian, mereka telah menyatakan diri masuk Islam sembari lambat laun belajar mengenai ibadah-ibadah Islam.
Adapun pendapat yang kedua adalah menyatakan Sunan Kalijaga adalah keturunan arab. Pendapat kedua ini disebut-sebut berdasarkan keterangan penasehat khusus Pemerintah Kolonial Belanda, Van Den Berg (1845 – 1927), yang menyatakan bahwa '''Sunan Kalijaga''' adalah keturunan Arab yang silsilahnya sampai ke [[Rasulullah]] ﷺ. Sejarawan lain seperti De Graaf juga menilai bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan [[Ibnu Abbas]], sepupu [[Rasulullah]] ﷺ.
 
Sunan Kalijaga pun dapat memikat hati masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah hingga Islam cepat menyebar. Sunan Kalijaga berhasil melakukan dakwah tanpa tekanan dan paksaan.
Adanya tiga versi sejarah tentang Sunan Kalijaga, Tetapi yang dikembangkan hanya versi Jawa, sedang dua versi yang lain tidak pernah dijumpai secara tertulis, berarti telah terjadi distorsi tentang kisah anggota walisanga paling terkenal ini.
 
[[Metode dakwah]] tersebut sangat efektif. Sebagian besar [[adipati]] di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati [[Pandanaran]], [[Kartasura]], [[Kebumen]], [[Banyumas]], serta [[Pajang]].Makamnya berada di [[Kadilangu]], [[Demak]].
:'''Sunan Kalijaga''' merupakan putra dari '''Raden Sahur atau Tumenggung Wilatikta,''' (beristri Dewi Nawang Arum) putra dari : '''Raden Ayu Arya Teja / Raden Ayu Haryo''' menikah dengan [[Syekh Subakir]] (Arya Teja 3)
:
:'''DARI JALUR IBU :''' <br />'''Raden Ayu Arya Teja''' putri dari : '''Arya Teja II /Aryo Dikoro''' (Adipati Tuban ke 5 : 1326 - 1349). putradari : '''Arya Teja I / Raden Haryo Lena''' (Adipati Tuban ke 4 : 1306 - 1326). putra dari : '''Aryo Sirolawe ('''Adipati Tuban ke 3 : 1291 - 1306) Putra dari : '''Arya Adikara''' atau '''Arya Ranggalawe'''. (Adipati tuban ke 2 : 1282 - 1291) putra dari : '''Arya Wiraraja / Banyak Wide''' (Rakryan Demung Singasari : 1290, Raja Kerajaan Lamajang Tigang Juru bergelar '''Prabu Menak Koncar I''' : 1293) '''Adipati Ponorogo''' menikah dengan '''Nararya Kirana.'''
:<br />Menarik disini, bahwa banyak Wide adalah pertemuan antara '''Nararya Kirana putri''' dari : '''[[Wisnuwardhana|Wisnu Wardhana]]''' (Raja Ke 4 Singosari : 1250- 1268), putra dari : '''[[Anusapati]]''' (Raja Ke 2 Singosari : 1227 - 1248). putra dari : '''[[Tunggul Ametung]]''' (Akuwu Tumapel pada kerajaan Kadiri di masa '''[[Kertajaya]]''' : 1194-1222). '''Selain nasab ini, ada jalur lagi :''' Arya Ranggalawe adalah putra '''Banyak Wide (Syekh Abdurrahman)''' yang menikah dengan '''Nyai Ageng Lanang Jaya''' Disebutkan bahwa Banyak Wide putra dari '''Syaikh Abdullah''', bin '''Syaikh Kharamis''' bin Abbas bin Abdullah bin Ahmad bin Jamal bin Hasanuddin binArifin bin Maruf bin Abdullah bin Mubarak bin Khormis bin Abdullah bin '''Mudzakir arRumni''' bin '''Wahid Arrumni''' bin '''Abdul Wahid Qormain /Abdullah al Akbar''' bin '''Ali''' bin '''Ibnu Abbas''' bin '''Sayyidina Abbas''' bin '''Abdul Muthalib''' Maka kita ketemulah, Syaikh Abdullah yang dimaksud adalah Adipati Ponorogo pada masa itu, Syaikh Abdullah menikah dengan '''Nararya Kirana''' binti Wisnu Wardhana.
:<br />Sedangkan, '''Nyai''' Ageng Lanang Jaya adalah putra dari Raden Dandang Wacana / Kyai Gede Papringan (Bupati Tuban 1 : 1264 – 1282). Putra dari '''Raden Arya Dandang Miring''' (Adipati Lumajang) putra dari '''Raden Arya Bangah''' (''Bupati Gumenggeng; Bekas kabupaten tersebut sekarang menjadi Desa Banjaragung (Kecamatan Rengel, Tuban)'') putra dari '''Raden Arya Randu Kuning / Kyai Ageng / Kyai Gede Lebe Lontang''' (Bupati Lumajang Tengah, bukan Lumajang sekarang, tapi ini perkampungan di panturan, timur Lasem dan sekarang bagian dari Tuban) putra dari '''Raden Arya Metahun''' putra dari '''Prabu Banjarsari''' (ada yang sebut dia adalah '''Sang Hyang Cakradewa''', Raja Panjalu ke 3) putra dari '''Prabu Sanghyang Lembu Sampulur I''' putra dari '''Prabu Sanghyang Rangga Gumilang''' (Raja Panjalu 1) putra dari '''Batara Karimun Putih''' putra dari '''Batara Layah''' putra dari '''Batara Tesnajati''' (cikal bakal pendiri Panjalu, di Mataram, dia seperti Panembahan Senopati). Bathara Tresnajati ini hidpup di masa Sang Lumahing Kreta (923-1015 M) di Galuh, '''Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa''' (991 -   1016) di Medhang Kamulan (Raja Terakhir Medhang dan Mataram Kuno).
:
: SILSILAH DARI JALUR AYAH : dinukil dari bebarapa kitab diantaranya kitab manhajus sawi, masyra'ur rawi, auliya syarqil bait, syamsu dzahirah dan lainya adalah :
 
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan [[Majapahit]] (berakhir [[1478]]), [[Kesultanan Demak]], [[Kesultanan Cirebon]] dan [[Kesultanan Banten|Banten]], bahkan juga [[Kerajaan Pajang]] yang lahir pada [[1546]] serta awal kehadiran [[Kerajaan Mataram]] dibawah pimpinan [[Panembahan Senopati]].
1. Nabi Muhammad SAW
 
== Rekam Jejak ==
2. Fatimah dan Ali
=== Menjadi Murid Sunan Bonang ===
Menurut cerita, Sebelum menjadi [[Walisongo]], Raden Said adalah seorang perampok yang selalu mengambil hasil bumi di gudang penyimpanan Hasil Bumi di kerajaannya, merampok orang-orang yang kaya. Hasil curiannya, dan rampokanya itu akan ia bagikan kepada orang-orang yang miskin.
 
Suatu hari, saat Raden Said berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat. Orang itu adalah [[Sunan Bonang]]. Karena tongkat itu jika dilihat seperti tongkat emas, ia merampas tongkat itu. Katanya, hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang yang miskin. Tetapi, Sang [[Sunan Bonang]] tidak membenarkan cara itu. Ia menasihati Raden Said bahwa [[Allah S.W.T]] tidak akan menerima amal yang buruk. Lalu, Sunan Bonang menunjukan pohon aren emas dan mengatakan bila Raden Said ingin mendapatkan harta tanpa berusaha, maka ambillah buah aren emas yang ditunjukkan oleh [[Sunan Bonang]].
3. Husein
 
Karena itu, Raden Said ingin menjadi murid Sunan Bonang. Raden Said lalu menyusul Sunan Bonang ke sungai. Raden Said berkata bahwa ingin menjadi muridnya. Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Said untuk bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai. Raden Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang. Raden Said lalu melaksanakan perintah tersebut. Karena itu, ia menjadi tertidur dalam waktu lama. Karena lamanya ia tertidur, tanpa disadari akar dan rerumputan telah menutupi dirinya.
4. Ali Zainal Abidin
 
Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang datang dan membangunkan Raden Said. Karena ia telah menjaga tongkatnya yang ditanjapkan ke sungai, maka Raden Said diganti namanya menjadi Kalijaga. Kalijaga lalu diberi pakaian baru dan diberi pelajaran agama oleh [[Sunan Bonang]]. Kalijaga lalu melanjutkan dakwahnya dan dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
5. Muhammad Al-Baqir
 
=== Pernikahan ===
6. Ja'far Ash-Shadiq
Berdasarkan naskah Pustaka Darah Agung, Sunan Kalijaga diketahui menikah dengan Dewi Sarah binti [[Maulana Ishaq]], dan mempunyai 3 putra :
# [[Sunan Muria]],
# Dewi Ruqayyah,
# Dewi Sofiah
 
Sunan Kalijaga juga memiliki istri bernama Dewi Sarokah, yang merupakan puteri [[Sunan Gunung Jati]] dan memperoleh 5 orang anak, yaitu :
7. Ali Al-Uraidhi
 
# Kanjeng Ratu Pembayun yang menjadi isteri Sultan [[Trenggono]]
8. Muhammmad An-Naqib
# Nyai Ageng Panenggak yang kemudian kawin dengan Kyai Ageng Pakar.
# Sunan Hadi, kelak menggantikan Sunan Kalijaga sebagai Kepala Perdikan Kadilangu.
# Raden Abdurrahman.
# Raden Ayu Penengah (Ibu dari [[Ki Panjawi]].
 
Selain itu, Sunan Kalijaga juga menikah dengan Syarifah Zainab putri [[Syekh Siti Jenar]] Dan memperoleh seorang putri bernama Nyai Ratu Mandoko (Ibu dari [[Sultan Hadiwijaya]]).
9. Isa Ar-Rumi
 
=== Penerus Dakwah ===
10. Ahmad Al-Muhajir
Setelah Sunan Kalijaga Wafat, Perjuangan dakwah dilanjutkan oleh putranya sendiri yakni Sunan Hadi sebagai pemimpin kadilangu, pada tahun 1601 masehi gelar berubah menjadi Panembahan Hadi, (karena gelar Sunan digunakan Sunan Hanyokrowati sebagai Raja Mataram) sampai dengan keturunan sekarang trah Panembahan widjil di kadilangu Demak.
 
Yang ingin mengoreksi di persilshkan
11. Ubaidillah
 
12. Alwi Al-Awwal
 
13. Muhammad Shahibus Shaumah
 
14. Alwi Ats-Tsani
 
15. Ali Khali' Qasam
 
16. Muhammad Shahib Mirbath
 
17. Alwi Ammil Faqih
 
18. Abdul Malik
 
19. Abdullah Azmatkhan
 
20. Ahmad Syah Jalaluddin
 
21. Jamaluddin Al-Husaini
 
22. Barakat Zainal Alam
 
23. Ahmad Abdurrahman Ar-Rumi Shahib Maja'
 
24.
 
 
 
=== Kelahiran ===
'''Sunan Kalijaga''' diperkirakan lahir pada tahun [[1450]] dengan nama '''Santi Kusumo'''. Dia adalah putra empu Santi badra dan kakeknya bernama Badranala dan buyutnya bernama Maladresmi raja lasem yang bergelar Rajasawardana. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain '''Lokajaya''', '''Syekh Malaya''', '''Pangeran Tuban''', dan '''Raden Abdurrahman'''.Sunan kali jaga adalah adik dari DAN MPU AWANG (Santi Puspo/Sayid Abubakar ).dan sunan kali jaga adalah anak terkahir dari sepuluh bersaudara.
 
=== Wafat ===
Ketika wafat, ia dimakamkan di Desa [[Kadilangu]], dekat kota [[Demak]] (Bintara). Makam ini hingga sekarang masih ramai diziarahi orang - orang dari seluruh indonesia
 
 
 
 
 
 
 
Terbit tangall 23/1/2 3
 
== Pernikahan ==
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan '''Dewi Saroh binti Maulana Ishak''', dan mempunyai 3 putra: '''R. Umar Said''' ([[Sunan Muria]]), '''Dewi Rakayuh''' dan '''Dewi Sofiah'''. Maulana Ishak memiliki anak bernama [[Sunan Giri]] dan Dewi Saroh. Mereka adalah kakak beradik.
 
Sunan Kalijaga juga menikah dengan puteri Aria Dikara. Dari pernikahan itu, lahirlah Raden Ayu Panengah, yang setelah dewasa menikah dengan Ki Ageng Ngerang III. Merekalah [[orang tua]] [[Ki Penjawi]], salah satu sesepuh Mataram.
 
== Berda'wah ==
 
Menurut cerita, Sebelum menjadi [[Walisongo]], Raden Said adalah seorang perampok yang selalu mengambil hasil bumi di gudang penyimpanan Hasil Bumi di kerajaannya, merampok orang-orang yang kaya. Hasil curiannya, dan rampokanya itu akan ia bagikan kepada orang-orang yang miskin. Suatu hari, saat Raden Said berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat. Orang itu adalah [[Sunan Bonang]]. Karena tongkat itu jika dilihat seperti tongkat emas, ia merampas tongkat itu. Katanya, hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang yang miskin. Tetapi, Sang [[Sunan Bonang]] tidak membenarkan cara itu. Ia menasihati Raden Said bahwa [[Allah S.W.T]] tidak akan menerima amal yang buruk. Lalu, Sunan Bonang menunjukan pohon aren emas dan mengatakan bila Raden Said ingin mendapatkan harta tanpa berusaha, maka ambillah buah aren emas yang ditunjukkan oleh [[Sunan Bonang]].
 
Karena itu, Raden Said ingin menjadi murid Sunan Bonang. Raden Said lalu menyusul Sunan Bonang ke sungai. Raden Said berkata bahwa ingin menjadi muridnya. Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Said untuk bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai. Raden Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang. Raden Said lalu melaksanakan perintah tersebut. Karena itu, ia menjadi tertidur dalam waktu lama. Karena lamanya ia tertidur, tanpa disadari akar dan rerumputan telah menutupi dirinya.
 
== Pemakaman ==
Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang datang dan membangunkan Raden Said. Karena ia telah menjaga tongkatnya yang ditanjapkan ke sungai, maka Raden Said diganti namanya menjadi Kalijaga. Kalijaga lalu diberi pakaian baru dan diberi pelajaran agama oleh [[Sunan Bonang]]. Kalijaga lalu melanjutkan dakwahnya dan dikenal sebagai Sunan Kalijaga. Namun, cerita ini banyak diragukan oleh para [[sejarawan]] dan [[ulama]] berpaham [[salaf]] karena tidak masuk akal dan bertentangan dengan ilmu [[syariat]]
Sunan Kalijaga wafat pada tanggal 12 Muharram 1513 saka (sekitar 17 Oktober 1592 M).
 
Beliau dimakamkan di Daerah [[Kadilangu]], Kabupaten [[Demak]]. Makam ini hingga sekarang, ramai diziarahi orang - orang dari seluruh indonesia.
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, [[Sunan Bonang]]. Paham keagamaannya cenderung "[[sufisme|sufistik]] berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
 
Haul Sunan Kalijaga diperingati setiap tanggal 10 Muharram oleh masyarakat di Kadilangu, Demak.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil memengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.
 
== Warisan Budaya ==
Ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu [[suluk]] ciptaannya yang populer adalah ''Ilir-ilir'' dan ''Gundul-gundul Pacul''. Dialah menggagas baju takwa, perayaan [[sekaten]]an, garebeg maulud, serta lakon [[carangan]] ''Layang Kalimasada'' dan ''Petruk Dadi Ratu'' ("Petruk Jadi Ratu"). Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan Kalijaga.
Berikut adalah daftar warisan budaya dari Sunan Kalijaga, yaitu :
* Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu [[suluk]] ciptaannya yang populer adalah ''[[Ilir-ilir]]'' dan ''[[Gundul-gundul Pacul]]''.
* Dialah Penggagas [[baju takwa]], perayaan [[sekaten]]an, [[garebeg maulud]], serta lakon [[carangan]] ''Layang Kalimasada'' dan ''Petruk Dadi Ratu'' ("Petruk Jadi Ratu").
* Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan Kalijaga.
* Ia ikut pula merancang pembangunan [[Masjid Agung Cirebon]] dan [[Masjid Agung Demak]]. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
 
== Pusat Inspirasi ==
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati [[Pandanaran]], [[Kartasura]], [[Kebumen]], [[Banyumas]], serta [[Pajang]].
Kisah perjalanan hidup Sunan Kalijaga juga sudah dibuatkan Film, diantaranya :
 
== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Sunan Kalijaga (film)|Sunan Kalijaga]]'' (1983), Sunan Kalijaga diperankan oleh [[Deddy Mizwar]].
* Dalam film ''[[Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar]]'' (1985), Sunan Kalijaga diperankan oleh [[Deddy Mizwar]].
 
== Referensi ==
Baris 144 ⟶ 126:
[[Kategori:Kelahiran 1450|Kalijaga]]
[[Kategori:Tokoh penyebar Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Tuban]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]