Dosa menurut Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan konten dan referensi
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
Dosa terbesar di dalam Islam adalah [[syirik]]. Kemudian terdapat dosa besar lainnya seperti meninggalkan [[shalat]], meminum [[khamar]], [[pembunuhan]] dan [[bunuh diri]]. Setiap dosa yang dilakukan oleh manusia dicatat oleh dua [[malaikat]] pencatat amal. Dosa dalam Islam hanya dibebankan kepada pelakunya saja dan hanya dipertanggungjawabkan oleh dirinya sendiri. Dosa akan mulai dicatat setelah manusia berusia balig.
 
Pengampunan terhadap dosa dilakukan oleh Allah saja melalui pertobatan dan peribadahan. Salah satu amalan yang dapat mencegah manusia dari berbuat dosa dan mengulangi perbuatan dosanya adalah ber[[sedekah]].   
 
== Penyebutan ==
Baris 16:
 
== Jenis ==
Dosa disebutkan di dalam Al-Qur'an dengan berbagai macam bentuknya. Ada dosa yang dinyatakan secara tersirat dan ada dosa yang dinyatakan secara gamblang.{{Sfn|Islam dan Salim|2021|p=115}} Ada dosa yang berbentuk prasangka, di antaranya berprasangka buruk kepada sesama [[muslim]]. Dalam [[Surah Al-Hujurat]] ayat 12 disebutkan bahwa sebagian jenis [[prasangka]] adalah dosa.<ref>{{Cite book|last=Saleh|first=Akh. Muwafik|date=2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Islam_Hadir_di_Bumi_Manusia/FcbhDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA395&printsec=frontcover|title=Islam Hadir di Bumi Manusia|location=Jakarta|publisher=Gema Insani|isbn=978-602-250-684-3|pages=398|url-status=live}}</ref>  Dosa juga dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu pelaksanaannya, yaitu dosa di [[masa lalu]] dan dosa yang akan terjadi di [[masa depan]].<ref>{{Cite book|last=Parmono, W. H., dan Ismunandar|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/17_Tuntunan_Hidup_Muslim/jftFDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA283&printsec=frontcover|title=17 Tuntunan Hidup Muslim|location=Sleman|publisher=Deepublish|isbn=978-602-453-605-3|pages=283|url-status=live}}</ref>
 
[[Sahabat Nabi]] di antaranya [[Umar bin Khattab]] dan [[Abdullah bin Abbas]] memiliki pandangan mengenai dosa kecil dan [[Dosa besar dalam Islam|dosa besar]]. Keduanya menyakini bahwa dosa kecil dapat menjadi dosa besar jika dilakukan secara terus-menerus. Sementara itu, dosa besar hanya akan diampuni oleh Allah selama pelakunya melakukan [[Pertobatan dalam Islam|pertobatan]] kepada Allah.{{Sfn|Saproni|2015|p=15}}
Baris 45:
 
==== Riba ====
[[Riba]] dalam Islam merupakan dosa besar yang hukum pengerjaannya adalah haram baik menurut Al-Qur'an maupun hadis. Status keharaman riba berlaku baik dalam tingkatan kecil maupun besar dari jenis kegiatan apapun. Menurut [[Muhammad bin Shalih al-Utsaimin]], status seorang muslim dapat dianggap murtad apabila melakukan pengingkaran terhadap riba. Hadis sahih yang diriwayatkan oleh [[Ath-Thabrani]] menyebutkan bahwa riba termasuk dosa besar yang memiliki 72 cabang dosa. TIngkatan dosa riba yang paling rendah disamakan dengan dosa perzinaan antara anak dengan ibu kandungnya. Sedangkan tingkatan dosa riba yang tertinggi disamakan dengan dosa akibat pelanggaran kehormatan dan harga diri yang dimiliki atas saudara kandung.<ref>{{Cite book|last=Hardiwinoto|date=2018|url=http://repository.unimus.ac.id/3334/1/Buku%20Hardiwinoto%20%28kontroversi%20produk%20bank%20syariah%29%20cetak.pdf|title=Kontroversi Produk Bank Syari'ah dan Ribanya Bunga Bank|location=Semarang|publisher=Amanda Semarang|isbn=978-602-71607-5-0|pages=9|url-status=live}}</ref>    
 
Pengharaman riba di dalam Islam sangat serius. Riba diyakini sebagai penebab kebinasaan bagi [[individu]] dan [[masyarakat]]. Laknat diberikan kepada para pelaku riba, baik yang menjadi pemberi, yang diberi, pencatat maupun saksinya. Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 276 menyatakan bahwa diri-Nya memusnahkan riba yang merupakan bentuk perbuatan dosa dan ciri kekafiran. Kemudian pada Surah Al-Baqarah ayat 278 dan 279, Allah menyatakan perang bersama rasul-Nya atas pelaku riba.<ref>{{Cite book|last=Al-Qaradhawi|first=Yusuf|date=2014|url=https://www.google.co.id/books/edition/7_Kaidah_Utama_Fikih_Muamalat/PyeADwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA95&printsec=frontcover|title=7 Kaidah Utama Fikih Muamalat|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-670-2|editor-last=Zirzis|editor-first=Ahmad|pages=96|url-status=live}}</ref>
Baris 63:
 
== Kesadaran ==
Ajaran Islam secara tegas dan jelas menyatakan penolakan segala jenis ajakan untuk berbuat dosa tanpa pengecualian sama sekali.<ref>{{Cite book|last=Thalib|first=Prawitra|date=2018|url=https://www.google.co.id/books/edition/Syariah_Pengakuan_dan_Perlindungan_Hak_d/3URVEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA47&printsec=frontcover|title=Syariah: Pengakuan dan Perlindungan Hak dan Kewajiban Manusia dalam Perspektif Hukum Islam|location=Surabaya|publisher=Airlangga University Press|isbn=978-602-6606-97-6|pages=47|url-status=live}}</ref> Orang yang melakukan dosa besar dalam Islam dengan tidak memperdulikan perintah Allah, mereka digelari sebagai orang-orang fasik. Mereka melakukan dosa besar dan kedurhakaan kepada Allah meskipun telah mengetahui kebenaran ajaran Islam dan telah mengimani Allah dan rasul-Nya.{{Sfn|Febriani dan Zubir|2020|p=82}}  Di dalam [[Surah Al-A'raf]] ayat 182, Allah berfirman bahwa diri-Nya mempunyai rencana bagi orang-orang yang termasuk pendosa yang mendustakan ayat-ayat yang diberikan oleh-Nya. Allah merencanakan kebinasaan bagi mereka secara berangsur-angsur. Para pendosa ini tidak menyadari kebinasaan yang terjadi pada diri mereka. Mereka telah melupakan kebinasaannya akibat memperoleh kenikmatan dan kemenangan.{{Sfn|Febriani dan Zubir|2020|p=77-78}}
 
== Pembebanan ==
 
=== Cakupan pembebanan ===
Allah secara tegas menyatakan di dalam Al-Qur'an bahwa beban dosa hanya diberikan kepada pelaku dosa. Dalam [[Surah Fatir]] ayat 18, disebutkan bahwa orang yang berdosa tidak akan diberikan dosa orang lain. Sementara dosa yang banyak dari seseorang tidak akan diberikan kepada orang lain mesikpunmeskipun ke kerabatnya sekalipun. Informasi yang sama disebutkan dalam Surah An-Najm ayat 38-40 dengan tambahan bahwa dosa-dosa manusia akan diperlihatkan kepada dirinya sendiri kelak. Kemudian informasi yang serupa juga disebutkan dalam Surah Al-Isra' ayat 15. Setelah menjelaskan keterangan yang sama, ayatnya dilanjutkan dengan pernyataan bahwa azab tidak akan diberikan kepada para pendosa sebelum seorang rasul diutus atas kaumnya.{{Sfn|Farikah|2018|p=191}}
 
=== Masa pembebanan ===
Baris 74:
 
== Hukuman ==
Dosa-dosa yang dilakukan oleh seorang muslim dapat menyebabkan [[Rezeki dalam Islam|rezeki]] yang diberikan kepadanya menjadi tertunda pemberiannya. Di sisi lain, dosa yang dilakukan manusia dapat memberikan laknat bagi diri pelakunya. Bentuk laknatnya adalah mengulang-ulang dosa setelah mengerjakan suatu dosa, atau melakukan dosa yang lebih buruk dari dosa sebelumnya.<ref>{{Cite book|last=Al Ghazali|first=Imam|date=Januari 2022|title=Hidup di Dunia, Apa yang Kau Cari? 43 Tahapan Menemukan Hakikat Diri dan Tuhan|publisher=Turos Pustaka|isbn=978-623-732-761-5|pages=236|url-status=live}}</ref> Sementara itu, pemberian hukuman fisik diberlakukan kepada pelaku empat jenis dosa. Hukuman fisik ini disebut [[hudud]]. Dosa-dosa yang dihukum dengan  adalah pencurian, perampokan, perzinaan, dan tuduhan perzinaan kepada orang lain.<ref>{{Cite book|last=Akyol|first=Mustafa|date=2014|url=https://www.google.co.id/books/edition/Islam_Tanpa_Ekstremisme/nN9MDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA272&printsec=frontcover|title=Islam Tanpa Ekstremisme|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Elex Media Komputindo|isbn=978-602-02-4484-6|pages=272|url-status=live}}</ref>
 
== Ampunan dan pembersihan dosa ==
Baris 81:
Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun dan salah satu nama-Nya adalah Al-Ghaffar. Al-Ghaffar merupakan nama Allah yang berkaitan dengan ampunan terhadap dosa.<ref>{{Cite journal|last=Muniruddin|date=2017|title=Asmaul Husna Sebagai Manajemen Keshalihan Sosial|url=https://core.ac.uk/download/pdf/266977385.pdf|journal=Al-Idârah|volume=IV|issue=5|pages=103}}</ref> Nama Al-Ghaffar merupakan salah satu [[Asmaulhusna|asmaul husna]].<ref>{{Cite journal|last=Firdaus|first=Andrian|date=2019|title=Pembiasaan Membaca Asmaul Husna dalam Menanamkan Pengetahuna Keagamaan pada Anak di SDIT Abata Lombok (NTB)|url=http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alamin/article/download/3667/2642/|journal=Jurnal Al-Amin; Kajian Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan|volume=4|issue=2|pages=122|issn=2527-4155}}</ref> Pembersihan dosa kepada Allah dilakukan melalui pertobatan kepada-Nya.<ref>{{Cite book|last=Supriyadi|first=Musa|date=2018|url=https://www.google.co.id/books/edition/Duhai_Allah_Jangan_Biarkan_Aku_Berlumur/PkBlDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&printsec=frontcover|title=Duhai Allah: Jangan Biarkan Aku Berlumur Dosa|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Elex Media Komputindo|isbn=978-602-04-6122-9|pages=3|url-status=live}}</ref> Pertobatan merupakan bagian dari syariat Islam yang ditetapkan oleh Allah kepada manusia. Wujudnya dalam tindakan meninggalkan segala jenis dosa.<ref>{{Cite book|url=https://www.google.co.id/books/edition/Agama_Islam_Risalah_singkat_tentang_Isla/JoN-EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA88&printsec=frontcover|title=Agama Islam: Risalah Singkat tentang Islam berdasarkan Al-Qur'ān Al-Karīm dan As-Sunnah An-Nabawiyyah|publisher=IslamHouse.com|pages=88|url-status=live}}</ref> Allah akan mengampuni dosa-dosa kecil dan kesalahan-kesalahan manusia apabila manusia mau menghindari berbuat dosa-dosa besar. Ketetapan Allah ini disebutkan dalam firman-Nya pada Surah An-Nisa' ayat 31.<ref>{{Cite book|last=Ad-Dzahabi|date=2012|url=https://www.google.co.id/books/edition/Al_Kabair/fKQPEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Dosa+Islam&printsec=frontcover|title=Al-Kabair: Galaksi Dosa|location=Bekasi|publisher=Darul Falah|isbn=978-979-3036-61-8|pages=ix|url-status=live}}</ref>
 
Manusia yang mengajak manusia lainnya untuk melakukan pertobatan dan penghentian terhadap perbuatan maksiat, merupakan bagian dari pembersihan dosa-dosa.{{Sfn|Tim Asosiasi Psikologi Islam|2020|p=32}}  Menurut [[Al-Ghazali|Imam Al-Ghazali]], pertobatan terbagi menjadi tiga macam. Pertama, pertobatan atas dosa yang dilakukan secara lahiriah dan nyata. Pertobatan ini dikenal sebagai pertobatan orang awam. Misalnya, mencuri, berzina dan mencuri. Kedua, pertobatan atas dosa-dosa yang sifatnya batiniah. Pertobatan ini dikenal sebagai pertobatan khusus, misalnya dengki dan berbangga diri. Ketiga, pertobatan karena kelalaian dalam mengingat Allah. Pertobata ini disebut sebagai pertobatan spesial.<ref>{{Cite book|last=Japarudin|date=2018|url=https://www.google.co.id/books/edition/Islam_dan_Penyalahguna_Narkoba/9t50EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA78&printsec=frontcover|title=Islam dan Penyalahguna Narkoba|location=Bantul|publisher=Penerbit Samudra Biru|isbn=978-602-5960-52-9|pages=80|url-status=live}}</ref>
 
Pembersihan dosa setelah pertobatan dilakukan bersama dengan tindakan bersedekah. Sedekah merupakan salah satu pencegah terulangnya perbuatan dosa di dunia dan pengurang hukumannya di akhirat.<ref>{{Cite book|last=Yunita|first=Trisna Laila|date=2016|url=https://www.google.co.id/books/edition/Kebijakan_Negara_Terhadap_Filantropi_Isl/k3dWEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA29&printsec=frontcover|title=Kebijakan Negara terhadap Filantropi Islam: Studi Undang-Undang Wakaf|location=Serang|publisher=Penerbit A-Empat|isbn=978-602-0846-31-6|pages=29|url-status=live}}</ref> Pembersihan dosa juga dapat dilakukan terhadap anggota tubuh. Caranya disimbolkan melalui [[kebersihan]]. [[Tangan]] dicuci untuk membersihkan dosa yang timbul karenanya. Begitu pula dengan mencuci [[mulut]] yang diartikan sebagai pembersihan dosa akibat memiftnah dan menggunjing.<ref>{{Cite book|last=Jurjawi|first=Ali Ahmad|date=2013|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indahnya_Syariat_Islam/YJnnDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+Islam&pg=PA69&printsec=frontcover|title=Indahnya Syariat Islam|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-649-8|pages=68-69|url-status=live}}</ref>