Penyakit kulit berbenjol: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(15 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Infobox medical condition (new)
|name = Penyakit kulit berbenjol
|synonym = Penyakit kulit menggumpal, ''lumpy skin disease'' (LSD)
|image = Lumpy Skin Disease 01.jpg
|image_size =
|alt =
|caption = Anak sapi yang menderita LSD di India
|pronounce =
|penderita = Sapi, kerbau
|specialty =
|symptoms = [[Nodul (medis)|Nodul]] pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan yang dapat menjadi ulser; demam tinggi; pembengkakan [[kelenjar limfa]]; penurunan produksi susu
|complications = [[Pneumonia]], [[mastitis]], [[orkitis]]
|onset = [[Masa inkubasi]]: 4–14 hari (infeksi eksperimental); 28 hari (keperluan lalu lintas)
|duration =
|types =
|causes = ''[[Lumpy skin disease virus]]''
|risks =
|diagnosis = [[reaksi berantai polimerase|PCR]], isolasi virus
|differential =
|prevention = Vaksinasi,
|treatment = [[Obat antiinflamasi nonsteroid]], [[antihistamin]], dan [[antibiotik]] untuk infeksi sekunder
|medication = Tidak ada
|prognosis =
|distribution = Afrika, Eropa, Asia
|
|deaths = [[Tingkat kematian kasus]] <10%
}}
'''Penyakit kulit berbenjol''' atau '''penyakit kulit menggumpal''' ([[bahasa Inggris]]: ''lumpy skin disease'', disingkat '''LSD''') adalah [[penyakit menular]] pada sapi dan kerbau yang disebabkan oleh ''[[Lumpy skin disease virus]]''. Penyakit ini dicirikan dengan adanya [[Nodul (medis)|nodul-nodul]] yang keras pada kulit di hampir seluruh bagian tubuh.
== Hewan rentan ==
Baris 32 ⟶ 33:
== Tanda klinis ==
[[Masa inkubasi]] penyakit berdasarkan infeksi eksperimental adalah 4–14 hari dan pada kondisi lapangan bisa mencapai lima pekan.{{sfn|FAO Modul 1|p=7}} Demam muncul pada 6–9 hari setelah inokulasi virus, sedangkan lesi kulit muncul pertama kali setelah 4–20 hari. Untuk keperluan
Tanda-tanda klinis pertama yang dapat diamati di antaranya adalah pembengkakan [[kelenjar limfa]] subskapularis dan prefemoralis, demam tinggi di atas 40,5 °C yang terjadi hingga selama satu pekan, terkadang muncul leleran dari mata dan hidung, serta penurunan produksi susu yang drastis.{{sfn|FAO Modul 1|p=7}} [[Lesi]] kulit berupa [[Nodul (medis)|nodul]] dan [[papula]] muncul dalam jumlah banyak, dengan benjolan yang keras, datar, berbatas jelas, dan berdiameter antara 0,5 hingga 5 cm. Nodul melibatkan lapisan [[dermis]] dan [[Epidermis (kulit)|epidermis]], tetapi kadang juga dapat mencapai subkutan dan jaringan [[otot lurik]] di bawahnya. Nodul juga dapat muncul di [[membran mukosa]] di saluran pernapasan hingga mengakibatkan [[Radang paru-paru|pneumonia]], sementara nodul-nodul di membran mukosa mata, hidung, mulut, rektum, hingga alat kelamin dapat mengalami [[ulser]] dan menghasilkan sekresi. Akibatnya, leleran mata, hidung, dan air liur dapat mengandung virus LSD. Pada salah satu atau kedua [[kornea]] mata dapat ditemukan lesi ulseratif yang dapat mengakibatkan kebutaan. Pada fase [[kronis]], lesi ditandai dengan jaringan [[infark]] dengan bagian tengah yang [[nekrosis]] dan dikelilingi jaringan granulasi yang berangsur-angsur mengalami [[fibrosis]].{{sfn|WOAH Manual|2021|p=2}}<ref name=":1">{{Cite web|last=Gibbs|first=Paul|date=Februari 2021|title=Lumpy Skin Disease in Cattle|url=https://www.msdvetmanual.com/integumentary-system/pox-diseases/lumpy-skin-disease-in-cattle?query=lumpy%20skin%20disease|website=MSD Manual|access-date=23 Juli 2021}}</ref> Sapi betina dapat mengalami [[mastitis]] dan keguguran, sementara sapi jantan dapat mengalami [[orkitis]].{{sfn|FAO Modul 1|p=17}} Manifestasi klinis sangat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya; terkadang lesi kulit bersifat berat, ringan, atau bahkan subklinis.{{sfn|FAO Modul 1|p=8}} Sapi dengan produksi susu yang tinggi, terutama sapi-sapi keturunan Eropa, lebih berat terdampak.{{sfn|FAO Modul 1|p=9}}
Berdasarkan infeksi eksperimental, hanya 40–50% sapi terinfeksi yang menunjukkan tanda klinis.{{sfn|FAO Modul 2|p=11}}<ref>{{Cite book|last=Weiss|first=K. E.|date=1968|url=http://link.springer.com/10.1007/978-3-662-39771-8_3|title=Lumpy Skin Disease Virus|location=Berlin, Heidelberg|publisher=Springer Berlin Heidelberg|isbn=978-3-662-38850-1|pages=111–131|language=|doi=10.1007/978-3-662-39771-8_3|url-status=live}}</ref> Morbiditas ([[tingkat serangan]]) LSD berkisar dari 5 hingga 45%, sementara [[tingkat kematian kasus]]nya di bawah 10%.<ref name=":0" /> Angka kesakitan dan kematian pada kerbau jauh lebih rendah daripada sapi.{{sfn|FAO Modul 1|p=9}} == Penyebab ==
Baris 40 ⟶ 43:
== Penularan ==
{| class="wikitable"
|+Vektor LSD
Baris 52 ⟶ 55:
|-
|[[Muscidae]]
|''[[
|<ref name=":2">{{Cite journal|last=Sohier|first=C.|last2=Haegeman|first2=A.|last3=Mostin|first3=L.|last4=De Leeuw|first4=I.|last5=Campe|first5=W. Van|last6=De Vleeschauwer|first6=A.|last7=Tuppurainen|first7=E. S. M.|last8=van den Berg|first8=T.|last9=De Regge|first9=N.|date=27 Desember 2019|title=Experimental evidence of mechanical lumpy skin disease virus transmission by Stomoxys calcitrans biting flies and Haematopota spp. horseflies|url=https://www.nature.com/articles/s41598-019-56605-6|journal=Scientific Reports|volume=9|issue=1|pages=20076|doi=10.1038/s41598-019-56605-6|issn=2045-2322}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Issimov|first=Arman|last2=Kutumbetov|first2=Lespek|last3=Orynbayev|first3=Mukhit B.|last4=Khairullin|first4=Berik|last5=Myrzakhmetova|first5=Balzhan|last6=Sultankulova|first6=Kulyaisan|last7=White|first7=Peter J.|date=12 Maret 2020|title=Mechanical Transmission of Lumpy Skin Disease Virus by Stomoxys spp. (Stomoxys calsitrans, Stomoxys sitiens, Stomoxys indica), Diptera: Muscidae|url=https://www.mdpi.com/2076-2615/10/3/477|journal=Animals|language=|volume=10|issue=3|pages=477|doi=10.3390/ani10030477|issn=2076-2615|pmc=PMC7143779|pmid=32178349}}</ref>▼
▲|<ref name=":2">{{Cite journal|last=Sohier|first=C.|last2=Haegeman|first2=A.|last3=Mostin|first3=L.|last4=De Leeuw|first4=I.|last5=Campe|first5=W. Van|last6=De Vleeschauwer|first6=A.|last7=Tuppurainen|first7=E. S. M.|last8=van den Berg|first8=T.|last9=De Regge|first9=N.|date=27 Desember 2019|title=Experimental evidence of mechanical lumpy skin disease virus transmission by Stomoxys calcitrans biting flies and Haematopota spp. horseflies|url=https://www.nature.com/articles/s41598-019-56605-6|journal=Scientific Reports|volume=9|issue=1|pages=20076|doi=10.1038/s41598-019-56605-6|issn=2045-2322}}</ref>
|-
|[[Tabanidae]]
Baris 67 ⟶ 69:
|<ref name=":3" /><ref>{{Cite journal|last=Tuppurainen|first=E.S.M.|last2=Lubinga|first2=J.C.|last3=Stoltsz|first3=W.H.|last4=Troskie|first4=M.|last5=Carpenter|first5=S.T.|last6=Coetzer|first6=J.A.W.|last7=Venter|first7=E.H.|last8=Oura|first8=C.A.L.|date=Februari 2013|title=Mechanical transmission of lumpy skin disease virus by Rhipicephalus appendiculatus male ticks|url=https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0950268812000805/type/journal_article|journal=Epidemiology and Infection|volume=141|issue=2|pages=425–430|doi=10.1017/S0950268812000805|issn=0950-2688|pmc=|pmid=22717050}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Tuppurainen|first=Eeva S.M.|last2=Lubinga|first2=Jimmy C.|last3=Stoltsz|first3=Wilhelm H.|last4=Troskie|first4=Milana|last5=Carpenter|first5=Simon T.|last6=Coetzer|first6=Jacobus A.W.|last7=Venter|first7=Estelle H.|last8=Oura|first8=Chris A.L.|date=Juni 2013|title=Evidence of vertical transmission of lumpy skin disease virus in Rhipicephalus decoloratus ticks|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1877959X13000307|journal=Ticks and Tick-borne Diseases|language=|volume=4|issue=4|pages=329–333|doi=10.1016/j.ttbdis.2013.01.006}}</ref>
|}
Virus LSD dapat ditransmisikan dalam kandungan. Induk sapi bunting yang terinfeksi virus LSD dapat melahirkan bayi sapi dengan tanda klinis LSD.<ref>{{Cite journal|last=Rouby|first=Sherin|last2=Aboulsoud|first2=Emad|date=Maret 2016|title=Evidence of intrauterine transmission of lumpy skin disease virus|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1090023315004815|journal=The Veterinary Journal|language=|volume=209|pages=193–195|doi=10.1016/j.tvjl.2015.11.010}}</ref> Selain itu, virus LSD juga ditemukan dalam air susu sehingga penularan dari induk ke anak dapat terjadi. Susu yang dihasilkan induk yang terinfeksi harus dibuang, dipasteurisasi, atau dipanaskan pada suhu 56 °C selama satu jam atau suhu 64 °C selama 30 menit.{{sfn|FAO Modul 1|p=33}}
== Diagnosis ==
=== Diagnosis banding ===
[[Diagnosis banding]] untuk penyakit ini adalah pseudo-LSD (infeksi ''[[Bovine alphaherpesvirus 2]]''), [[stomatitis papular sapi]], [[dermatofilosis]], [[dermatofitosis]], [[aktinomikosis]], [[aktinobasilosis]], gigitan serangga, [[urtikaria]], [[fotosensitisasi]], [[besnoitiosis]], [[nokardiasis]], [[demodikosis]], [[onkosersiasis]], [[cacar sapi]], dan efek samping pemberian vaksin aktif yang dilemahkan.{{sfn|WOAH|2017|p=3}}{{sfn|WOAH Manual|2021|p=3}}{{sfn|FAO Modul 2|p=38}}
=== Pengujian laboratorium ===
Diagnosis definitif LSD ditegakkan dengan pengujian laboratorium. Spesimen diambil melalui [[biopsi]] nodul kulit dan keropeng. Selain itu, darah dari hewan [[viremia]] yang mengalami infeksi akut serta cairan hidung dan air liur juga bisa diambil sebagai spesimen.{{sfn|FAO Modul 3|p=6-7}} Identifikasi virus untuk mendiagnosis LSD dilakukan dengan isolasi virus dan [[reaksi berantai polimerase]] (PCR).<ref>{{Cite journal|last=Tuppurainen|first=E.S.M.|last2=Venter|first2=E.H.|last3=Coetzer|first3=J.A.W.|date=17 September 2005|title=The detection of lumpy skin disease virus in samples of experimentally infected cattle using different diagnostic techniques|url=http://ojvr.org/index.php/ojvr/article/view/213|journal=Onderstepoort J Vet Res|volume=72|issue=2|pages=153–164|doi=10.4102/ojvr.v72i2.213|issn=2219-0635}}</ref> Kedua metode ini digunakan untuk mengonfirmasi kasus klinis dan memastikan seekor hewan tidak tertular penyakit sebelum dilalulintaskan.{{sfn|WOAH Manual|2021|p=3}}
Di sisi lain, metode yang digunakan untuk mendeteksi respons imun yaitu uji netralisasi virus (VNT), uji antibodi fluoresens tidak langsung (IFAT), dan [[ELISA]].{{sfn|WOAH Manual|2021|p=3}} Antibodi terhadap virus LSD mulai naik sekitar dua pekan setelah vaksinasi atau infeksi alami (satu pekan setelah munculnya tanda klinis) dan mencapai puncaknya pada 3–4 pekan berikutnya. Kekebalan maternal mulai menurun setelah anak sapi berusia tiga bulan.{{sfn|FAO Modul 1|p=9}}<ref>{{Cite journal|last=Agianniotaki|first=Eirini I.|last2=Babiuk|first2=Shawn|last3=Katsoulos|first3=Panagiotis-Dimitrios|last4=Chaintoutis|first4=Serafeim
== Pencegahan
Penyakit kulit berbenjol merupakan salah satu penyakit yang kasusnya diwajibkan oleh negara-negara anggota [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH).<ref>{{Cite web|title=Lumpy Skin Disease|url=https://www.oie.int/en/disease/lumpy-skin-disease/|website=WOAH|access-date=23 Juli 2021}}</ref> Organisasi ini merekomendasikan persyaratan teknis kesehatan hewan bagi sapi dan kerbau hidup, [[Semen (reproduksi)|semen]], [[embrio]], susu dan produk susu, kulit, dan produk hewan lainnya sebelum ditransportasikan antarnegara.{{sfn|WOAH Code|2019|pp=2–5}} Pemberian vaksin digunakan untuk mencegah penyebaran LSD. Ada dua jenis vaksin LSD, yaitu vaksin homolog yang dibuat dari galur Neethling dan vaksin heterolog yang dibuat dari [[virus cacar kambing]] dan [[virus cacar domba]].{{sfn|FAO Modul 6|p=25}} Efek samping akibat pemberian vaksin homolog antara lain demam, pembengkakan lokal pada lokasi penyuntikan, penurunan produksi susu untuk sementara waktu, dan reaksi umum yang disebut sebagai penyakit Neethling, yaitu munculnya lesi kulit berukuran kecil hingga dua pekan pascavaksinasi; penyuntikan vaksin heterolog jarang menimbulkan efek samping.{{sfn|FAO Modul 6|p=40}} Karena vaksin yang tersedia saat ini adalah vaksin aktif yang dilemahkan, pemberiannya kadang dapat memunculkan tanda-tanda klinis khas LSD.{{sfn|FAO Modul 3|p=35}} Sementara itu, vaksin inaktif telah dikembangkan dan bisa saja dipasarkan dalam waktu dekat.{{sfn|FAO Modul 6|p=29}}<ref>{{Cite journal|last=Hamdi|first=Jihane|last2=Boumart|first2=Zineb|last3=Daouam|first3=Samira|last4=El Arkam|first4=Amal|last5=Bamouh|first5=Zahra|last6=Jazouli|first6=Mohamed|last7=Tadlaoui|first7=Khalid Omari|last8=Fihri|first8=Ouafaa Fassi|last9=Gavrilov|first9=Boris|date=Juni 2020|title=Development and Evaluation of an Inactivated Lumpy Skin Disease Vaccine for Cattle|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S037811351931329X|journal=Veterinary Microbiology|volume=245|pages=108689|doi=10.1016/j.vetmic.2020.108689}}</ref>
== Penanganan dan pengendalian ==
Tidak ada terapi spesifik untuk mengobati LSD. Sediaan topikal dapat diberikan untuk mencegah infeksi bakteri dan invasi larva lalat pada kulit. [[Obat antiinflamasi nonsteroid]] dan [[antihistamin]] dapat diberikan untuk menurunkan rasa nyeri dan gatal, dan dalam beberapa kasus, seperti pneumonia dan mastitis, pemberian antibiotik dapat menghilangkan infeksi. Antibiotik sebaiknya tidak digunakan secara rutin pada setiap kasus LSD untuk mencegah timbulnya [[resistansi antibiotik]].{{sfn|FAO Modul 2|p=28}}
Pemusnahan hewan, baik terhadap hewan-hewan yang menunjukkan tanda klinis LSD ataupun terhadap seluruh hewan pada unit epidemiologi tertentu, dapat menjadi kebijakan yang diambil oleh suatu negara saat menghadapi wabah LSD. Pembatasan dan pelarangan lalu lintas hewan ternak juga dapat diterapkan, terutama pada kondisi wabah ketika pemilik hewan berinisiatif untuk menjual ternaknya. Kebijakan-kebijakan tersebut perlu dikombinasikan dengan program vaksinasi. Namun, vaksinasi tidak dilakukan kepada hewan-hewan yang menunjukkan tanda klinis karena ada kemungkinan rekombinasi antara virus vaksin dengan virus lapangan yang mengakibatkan derajat penyakit semakin berat.{{sfn|FAO Modul 6|p=6, 10, 18}} Untuk pengendalian wabah, vaksinasi perlu dilakukan dengan radius minimum 80 km dari lokasi temuan kasus dan dengan mencakup 80–100% populasi hewan rentan, termasuk anak sapi dan induk sapi yang sedang bunting.{{sfn|FAO Modul 6|p=35–36}} Penggunaan insektisida berskala besar tidak dianjurkan karena hal ini akan membunuh serangga lainnya yang bermanfaat bagi lingkungan.{{sfn|FAO Modul 6|p=17}}
== Epidemiologi ==
Penyakit ini pertama kali dilaporkan di [[Zambia]] pada tahun 1929 dan kemudian menyebar luas ke seluruh wilayah Afrika hingga dinilai endemik di [[Afrika Sub-Sahara]].<ref>{{Cite journal|last=Davies|first=F.G.|date=1991|title=Lumpy skin disease of cattle: A growing problem in Africa and the Near East|url=http://www.fao.org/3/u4900t/u4900T0d.htm#lumpy%20skin%20disease%20of%20cattle:%20a%20growing%20problem%20in%20africa%20and%20the%20near%20east|journal=World Animal Review|volume=68}}</ref> Laporan pertama LSD di luar Afrika terjadi antara 1988 dan 1989 di Israel.{{sfn|WOAH Manual|2021|p=2}} Penyakit ini kemudian menyebar ke Eropa bagian Tenggara, [[Timur Tengah]], dan [[Asia Tengah]]. Pada bulan Juli 2019, LSD masuk ke [[Bangladesh]] dan selanjutnya ke India dan Tiongkok.{{sfn|FAO|2020|p=3}} [[Nepal]], [[Bhutan]], [[Vietnam]], dan [[Myanmar]] mulai terdampak pada tahun 2020. Pada 2021, penyakit ini menyebar ke negara-negara [[Asia Tenggara]], mulai dari [[Thailand]] (Maret 2021) hingga [[Kamboja]], [[Laos]], dan [[Malaysia]] (Mei 2021).<ref>{{cite speech|last=Naipospos|first=Tri Satya Putri|title=Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD)|event=Pertemuan Daring Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati|date=23 Juli 2021|location=|publisher=|url=|access-date=}}</ref> Pada 2022, Indonesia melaporkan adanya kasus LSD.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=6 Maret 2022|title=Kementan Siapkan Sumberdaya Tangani Lumpy Skin Disease Pada Sapi Di Riau|url=http://ditjenpkh.pertanian.go.id/kementan-siapkan-sumberdaya-tangani-lumpy-skin-disease-pada-sapi-di-riau|website=Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian|access-date=9 Maret 2022}}</ref>
Di negara-negara endemik, [[epidemi]] LSD terjadi dengan interval beberapa tahun.{{sfn|WOAH Manual|2021|p=31}} Epidemi lebih mungkin terjadi ketika populasi vektor meningkat dan aktif, yaitu pada kondisi hangat dan basah, serta bergantung pada lalu lintas hewan antarwilayah dan antarnegara.{{sfn|FAO Modul 4|p=7}}
== Referensi ==
Baris 101 ⟶ 106:
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Satu: Gambaran Umum |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52471/mod_resource/content/3/LSD_Module%20Satu.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 1}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Dua: Diagnosis Klinis dan Patologis |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52480/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Dua.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=30 Maret 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 2}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Tiga: Pengambilan Sampel dan Diagnosis Laboratorium |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52483/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Tiga.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Empat: Epidemiologi dan Investigasi Wabah |url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52490/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Empat.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=5 April 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 4}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Lima: Surveilans|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52494/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Lima.pdf|website=FAO Virtual Learning Centers|access-date=5 April 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 5}}}}
* {{Cite web|last=Organisasi Pangan dan Pertanian|title=Kursus virtual pembelajaran mandiri tentang kesiapsiagaan LSD untuk Indonesia – Modul Enam: Pengendalian dan Pemberantasan LSD|url=https://virtual-learning-center.fao.org/pluginfile.php/52498/mod_resource/content/3/LSD_Modul%20Enam.pdf|access-date=5 April 2023|ref={{sfnRef|FAO Modul 6}}}}
{{refend}}
|