Ayyub adalah anggota keluarga dari al-Walid ibn al-Mughira, keluarga kaya dan terkemuka dari [[Bani Makhzum]], klan utama Quraisy yang sebagian besar hadir di [[Makkah|Mekah]] dan Madinah. Dia mewarisi kekayaan Khalid ibn al-Walid, seorang komandan utama penaklukan Muslim awal tahun 630-an, ketika semua keturunan laki-lakinya tewas dalam wabah di [[Suriah]] pada tahun-tahun terakhir Kekhalifahan Umayyah (661–750) atau tidak lama setelah berdirinya Khilafah Abbasiyah pada tahun 750.<ref name=":0">Elad, Amikam (2016). ''Pemberontakan Muhammad al-Nafs al-Zakiyya di 145/762: ālibs dan Abbāss Awal dalam'' Konflik Leiden: Brill. ISBN <bdi>978-90-04-22989-1</bdi>.</ref><ref name=":1">''Hinds, M. (1991). "Makhzum " Bosworth , CE ; van Donzel , E. & Pellat , Ch. (ed.). Ensiklopedia Islam, Volume VI: Mahk– Mid Leiden: EJ Brill. hal.100-1 137-140. <nowiki>ISBN 978-90-04-08112-3</nowiki>.''</ref>
Termasuk dalam warisan ini adalah beberapa rumah di Madinah, tempat Ayyub bermarkas. Ayyub memiliki ikatan perkawinan dengan khalifah Umayyah Hisyam ibn Abd al-Malik (memerintah 724–743 ) melalui ibu Hisyam, A'isha, yang merupakan putri dari kerabat ayah Ayyub, Hisyam ibn Isma'il ibn Hisham ibn al-Walid ibn al -Mughira. Melalui putri saudara Ayyub, Ya'qub, Umm Salama, ia memiliki hubungan keluarga dengan putra Khalifah Hisyam, Maslama, dan khalifah Abbasiyah pertama, al-Saffah, keduanya menikah pada satu titik dengan Umm Salama dan memiliki anak darinya. <ref name=":0" /> Putri mereka Rayta menikah dengan khalifah ketiga Abbasiyah al-Mahdidan melahirkan anak laki-lakinya Ubaydallah dan Ali.<ref name=":1" />
Pernikahan Ayyub dengan keturunan Khalifah Ali (memerintah 656–661), Fatima binti Abdallah al-Hasan, menyebabkan pertengkaran antara dia dan ayahnya, karena Ayyub meminta tangan dari putranya Salih ibn Abd Allah ibn Mu'awiya ibn Ja 'jauh bukan ayahnya, yang mengaku sebagai satu-satunya pendoa syafaat putrinya. Perselisihan itu berujung pada pemenjaraan Ayyub oleh Khalifah Hisyam. Melalui campur tangan putra Ayyub, khalifah membebaskan Ayyub.<ref name=":0" /> Cicit Ayyub Muhammad ibn Khalid ibn Isma'il dicatat oleh sejarawan abad ke-10 al-Tabari sebagai sumber informasi bagi sejarawan Umar ibn Shabba (878).<ref name=":2">''McAuliffe, Jane Dammen , ed. (1995). Sejarah al-Ṭabar, Volume XXVIII: Otoritas Abbāsid Menegaskan: Tahun-Tahun Awal al-Mansr, 753–763/AH 136–145 M. Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: Universitas Negeri New York Press. <nowiki>ISBN 978-0-7914-1895-6</nowiki>.''</ref> Keturunan Ayyub terus memiliki properti Khalid bin al-Walid di Medina pada masa Umar ibn Shabba.<ref name=":0" />
== Kehidupan ==
Ayyub disebut-sebut sebagai saksi pemecatan dan pencambukan temannya, gubernur Madinah Utsman bin Hayyan al-Murri, oleh khalifah Umayyah Sulaiman bin Abd al-Malik pada tahun 715. cicit [[Muhammad|nabi Muhammad]], Alid Zayd ibn Ali, menentang klaim ketidakwajaran keuangan oleh gubernur Umayyah [[Irak]] Khalid al-Qasri (memerintah 724–738). Selama pemberontakan Alid Muhammad al-Nafs al-Zakiyya melawan khalifah Abbasiyah al-Mansur (memerintah 754–775) pada 762–763, Ayyub memberi al-Nafs al-Zakiyya sumpah setia khalifah di Medina. Ketika pemberontakan dipadamkan, Ayyub diampuni ketika dia secara terbuka bertobat dan mengingkari sumpahnya. <ref>''Powers, Stephan, ed. (1989). The History of al-Ṭabar, Volume XXIV: The Empire in Transition: The Khilafah Sulaimān, Umar, dan Yazid, 715–724/AH 96–105 M. Seri SUNY dalam Studi Timur Dekat. Albany, New York: Universitas Negeri New York Press. <nowiki>ISBN 978-0-7914-0072-2</nowiki>.''</ref> Ayyub menjadi saksi hukuman al-Mansur dengan mencambuk sekutu lokal terkemuka al-Nafs al-Zakiyya, Muhammad ibn Abdallah al-Utsmani, keturunan khalifah Utsman ( memerintah 644–656 ) dan Ali.<ref name=":2" />
== Referensi ==
|