Museum Nasional Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Penambahan informasi #1Lib1Ref #1Lib1RefID
 
(29 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 15:
|director =
|curator =
|publictransit = '''[[Transjakarta|BRT Transjakarta]]''': {{rint|jakarta|tjk1}} {{rint|jakarta|tjk2}} {{rint|jakarta|tjk2a}} {{rint|jakarta|tjk2dtjk3}} {{rint|jakarta|tjk6a}} {{rint|jakarta|tjk6b}} {{rint|jakarta|tjk7}} {{rint|jakarta|tjk9btjk7f}} ([[Monumen Nasional (Transjakarta)|halte Monumen Nasional]])<br>'''[[Transjakarta|Bus Kota Transjakarta]]''':1A, 1P, 5A, DA4, GR1<br>'''[[KAI Commuter]]''': {{rint|jakarta|yellowblue}} {{rint|jakarta|green}} ([[stasiun Tanah Abang]])
|website = http://www.museumnasional.or.id/
|embedded={{Infobox cagar budaya|child=yes
Baris 32:
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016030200013/gedung-museum-nasional
}}}}
'''Museum Nasional Indonesia''', atau yang sering disebut dengan '''Museum Gajah''', adalah sebuah [[museum]] arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang terletak di [[Jakarta Pusat]] dan persisnya di Jalan Merdeka Barat 12.<ref name="museumnasional.or.id">http://www.museumnasional.or.id</ref> Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di [[Asia Tenggara]].<ref>{{Cite web|title=Museum Nasional {{!}} Merdeka Square & Central Jakarta, Jakarta {{!}} Attractions|url=https://www.lonelyplanet.com/indonesia/jakarta/merdeka-square-central-jakarta/attractions/museum-nasional/a/poi-sig/406074/1341198|website=Lonely Planet|access-date=2024-05-21}}</ref>
 
SLEBEWWWWWW 980986997655899900977
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het museum van het Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Batavia TMnr 60025931.jpg|jmpl|250px|kiri|Museum Royal Batavian Society of Arts and Sciences Batavia (sekarang Museum Nasional) pada tahun [[1900]]-an]] CikalPada bakaltanggal [[museum]]24 ini lahir tahunApril [[1778]], tepatnyapara tanggalakademisi [[24di April]],Hindia padaBelanda saatdan sejumlah pejabat Pemerintah Hindia Belanda bersama-sama membentuk sebuah perhimpunan pembentukanbernama [[Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen]]. Perhimpunan ini didirikan dengan tujuan mencapai kemajuan ilmu pengetahuan melalui pengembangan museum.<ref>{{Cite book|last=Syarifuddin, dkk.|date=Februari 2023|url=https://repository.unsri.ac.id/91572/2/A4_Buku%20Koleksi%20Museum%20Negeri%20Sumatera%20Selatan%20%28revisi%29.pdf|title=Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan|location=Palembang|publisher=Bening Media Publishing|isbn=978-623-8006-53-3|pages=1|url-status=live}}</ref> J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan [[Kalibesar]] beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum.<ref>{{Cite web|last=Kompasiana.com|date=2022-12-26|title=Mengunjungi Museum Nasional Indonesia|url=https://www.kompasiana.com/muhammadfahrililmi1001/63a9c6aa08a8b550ac408443/mengunjungi-museum-nasional-indonesia|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2024-06-03}}</ref>
 
Pada masa pemerintahan [[Inggris]] (1811-1816), [[Sir Thomas Stamford Raffles]] yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No. 3. Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk [[Literary Society]] (dahulu bernama "[[Societeit de Harmonie]]".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks [[Sekretariat Negara]].
Baris 46 ⟶ 44:
 
Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan [[perunggu]] oleh [[Raja Chulalongkorn]] dari [[Thailand]] pada tahun [[1871]] yang kemudian dipasang di halaman depan museum. Meskipun demikian, sejak [[28 Mei]] [[1979]], nama resmi lembaga ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia.
 
Pada malam hari tanggal 16 September 2023, terjadi kebakaran di bagian Museum Gedung Gajah yang menyebabkan atap dan dinding belakang bangunan roboh.<ref>{{cite web|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/16/20360291/museum-nasional-kebakaran-bagian-belakang-bangunan-ambruk|title=Museum Nasional Kebakaran, Bagian Belakang Bangunan Ambruk|language=id|website=kompas.com|access-date=2023-08-16}}</ref>
 
== Pasca-kemerdekaan ==
Setelah kemerdekaan Indonesia, pada bulan Februari 1950, lembaga ini berganti nama menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Pada tanggal 17 September 1962, lembaga ini diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan dikenal dengan nama Museum Pusat. Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 092/0/1979 tanggal 28 Mei 1979, namanya diubah menjadi Museum Nasional.
 
Pada kuartal terakhir abad ke-20, koleksi manuskrip dan literatur museum diserahkan kepada Perpustakaan Nasional Indonesia, sementara koleksi seni rupa, termasuk lukisan, dipindahkan ke Galeri Nasional.<ref>{{Cite journal|date=2024-05-19|title=National Museum of Indonesia|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=National_Museum_of_Indonesia&oldid=1224592195|journal=Wikipedia|language=en}}</ref>
 
Pada tahun 1977, sebuah perjanjian antara Indonesia dan Belanda menghasilkan pemulangan beberapa harta karun budaya ke Indonesia. Di antara harta karun yang dikembalikan adalah harta karun dari Lombok, naskah lontar Nagarakretagama, dan patung Prajnaparamita dari Jawa yang sangat indah. Benda-benda tersebut kini disimpan di Museum Nasional Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Damarjati|first=Danu|title=Penampakan Harta Karun Lombok yang Akan Dikembalikan Belanda ke RI|url=https://news.detik.com/berita/d-6811252/penampakan-harta-karun-lombok-yang-akan-dikembalikan-belanda-ke-ri|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2024-06-03}}</ref>
 
Pada tahun 1980-an, ada kebijakan pemerintah untuk mendirikan museum negeri di setiap provinsi di Indonesia. Ide ini terwujud pada tahun 1995 ketika semua provinsi di Indonesia memiliki museum negeri. Sejak saat itu, semua temuan arkeologi yang ditemukan di setiap provinsi tidak harus dibawa ke Museum Nasional di Jakarta, tetapi disimpan dan dipajang di museum negeri yang terletak di ibukota provinsi. Namun, ada pengecualian untuk beberapa temuan arkeologi yang sangat penting, seperti timbunan Wonoboyo dari abad ke-10 dan arca Siwa dari perunggu.
 
Pada tahun 2007, sebuah gedung baru di sebelah utara gedung yang sudah ada dibuka, yang menampilkan banyak artefak dari zaman prasejarah hingga zaman modern. Gedung baru ini, yang disebut Gedung Arca (Gedung Arca), menyediakan ruang pameran baru. The old building is named ''Gedung Gajah'' (Elephant Building).<ref>{{Cite web|date=2007-06-20|title=Presiden Resmikan Gedung Arca Museum Nasional|url=https://nasional.tempo.co/read/102229/presiden-resmikan-gedung-arca-museum-nasional|website=Tempo|language=en|access-date=2024-05-21}}</ref>
 
Pada tanggal 11 September 2013, empat artefak emas berharga dari masa kerajaan Mataram Kuno abad ke-10 dicuri dari museum. Benda-benda tersebut pertama kali ditemukan di reruntuhan pemandian kerajaan kuno Jalatunda dan di candi-candi di lereng Gunung Penanggungan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Empat artefak yang hilang adalah sebuah plakat emas berbentuk naga, sebuah plakat emas berbentuk bulan sabit bertuliskan, dan satu plakat Harihara berwarna emas-perak, serta sebuah kotak kecil berwarna emas. Semua benda yang hilang tersebut dipajang bersama dalam sebuah etalase kaca yang terletak di dalam ruang arkeologi artefak dan harta karun emas di lantai dua Gedung Gajah (sayap lama).<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Artifacts stolen from National Museum - National|url=https://www.thejakartapost.com/news/2013/09/13/artifacts-stolen-national-museum.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2024-05-21}}</ref>
 
Saat ini, terdapat dua bangunan utama di museum, yaitu Gedung A (Gedung Gajah atau sayap lama) di bagian selatan, dan Gedung B (Gedung Arca atau sayap baru) di bagian utara. Gedung ketiga, Gedung C, direncanakan sebagai perluasan untuk menampung dan melestarikan koleksi museum yang sangat banyak. Pada tahun 2017, Gedung Gajah atau sayap lama sedang direnovasi besar-besaran, sementara Gedung C sedang dalam tahap pembangunan.<ref>{{Cite web|last=Priherdityo|first=Endro|title=Wajah dan Harapan Baru Museum Nasional Indonesia|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160424125934-269-126136/wajah-dan-harapan-baru-museum-nasional-indonesia|website=gaya hidup|language=id-ID|access-date=2024-05-21}}</ref>
 
Dalam kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada bulan Maret 2020, Raja Willem-Alexander dari Belanda mengembalikan keris Pangeran Diponegoro dari Yogyakarta ke Indonesia, yang diterima oleh Presiden Joko Widodo. Diponegoro adalah pemimpin karismatik pemberontakan massal melawan pemerintahan kolonial Belanda di Jawa Tengah. Ia dikalahkan dan ditawan setelah berakhirnya Perang Jawa pada tahun 1830.<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Prince Diponegoro’s kris returned ahead of Dutch royal visit - National|url=https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/07/prince-diponegoros-kris-returned-ahead-of-dutch-royal-visit.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2024-05-21}}</ref> Kerisnya telah lama dianggap hilang, namun berhasil ditemukan setelah diidentifikasi oleh Museum Nasional Etnologi Belanda di Leiden. Keris Jawa bertatahkan emas yang luar biasa ini sebelumnya disimpan sebagai bagian dari Koleksi Negara Belanda dan sekarang menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional Indonesia.
 
Pada malam tanggal 16 September 2023, kebakaran terjadi di Gedung Gajah, menyebabkan atap dan dinding belakang gedung runtuh.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2023-09-16|title=Museum Nasional Kebakaran, Bagian Belakang Bangunan Ambruk|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/16/20360291/museum-nasional-kebakaran-bagian-belakang-bangunan-ambruk|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-05-21}}</ref> Pihak berwenang mengatakan bahwa setidaknya empat ruangan di gedung tersebut, yang menyimpan artefak-artefak prakolonial, hancur, dan api berhasil dikendalikan tanpa ada yang terluka dalam waktu beberapa jam.<ref>{{Cite web|last=ArtDependence|title=ArtDependence {{!}} National Museum of Indonesia Ravaged by Fire|url=https://www.artdependence.com/articles/national-museum-of-indonesia-ravaged-by-fire/|website=www.artdependence.com|language=en|access-date=2024-05-22}}</ref>
 
== Bangunan ==
Baris 73 ⟶ 92:
Sumber koleksi banyak berasal dari [[penggalian arkeologis]], hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini cukup lengkap.
 
Koleksi yang menarik adalah patung [[Bhairawa]]. Patung yang tertinggi di Museum Nasional ini (414&nbsp;cm) merupakan manifestasi dari Dewa [[Lokeswara]] atau [[Awalokiteswara]], yang merupakan perwujudan [[Boddhisatwa]] (pancaran [[Buddha]]) di Bumi. Patung ini berupa laki-laki berdiri di atas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab di tangan kanannya. Diperkirakan, patung yang ditemukan di [[Padang Roco]], [[SumatraSumatera Barat]] ini berasal dari [[abad ke 13]] - [[abad ke-14|14]].
 
=== Kehilangan koleksi ===
Kehilangan koleksi terjadi karena kebakaran yang terjadi pada hari Sabtu, 16 September 2023. Tercatat sebanyak 817 koleksi pra sejarah yang terletak di Gedung A terbakar dari total 194.000 koleksi.<ref>{{Cite web|last=ADRI|first=STEPHANUS ARANDITIO, AGUIDO|date=2023-09-19|title=817 Koleksi Prasejarah di Museum Nasional Terbakar|url=https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/09/19/817-koleksi-prasejarah-di-museum-nasional-terbakar|website=kompas.id|language=id|access-date=2023-09-21}}</ref>
 
== Kegiatan ==
Baris 104 ⟶ 126:
{{Batavia}}
 
{{Museum terkenal di Indonesia|state=collapsed}}
[[Kategori:Museum di Jakarta|Nasional]]
[[Kategori:Arsitektur Hindia Belanda]]
Baris 110 ⟶ 133:
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1778 di Asia]]