Catherine Parr: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Badak Jawa (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
| issue = Mary Seymour
| successor = [[Felipe II dari Spanyol|Felipe II]]<br>(Sebagai Raja bersama [[Mary I dari Inggris|Mary I]])
| birth_date = 14 Augustus 1512
| birth_place = Blackfriars, [[London]], [[Inggris]]
| death_date = {{Death date|1548|9|5|df=y}} (36 tahun)
Baris 17:
| signature = Catherine Parr Signature.svg|
}}
'''Catherine Parr''' (juga dieja '''Katherine''', '''Katharine''', '''Kateryn''', '''Katheryne Catharine''' atau '''Kathrine'''; (lahir
Catherine menikmati hubungan dekat dengan ketiga anak Henry yang lahir dari tiga istri pertamanya, dan secara pribadi terlibat dalam pendidikan Elizabeth dan Edward. Salah satu pengaruhnya dalam masalah pemerintahan adalah memasukkan kembali dua putri Henry, Mary dan Elizabeth dalam daftar pewaris takhta, setelah sebelumnya mereka dikeluarkan dari daftar lantaran hancurnya pernikahan masing-masing kedua orangtua mereka.
Baris 39:
John Neville yang telah dua kali menduda berusia dua kali dari Catherine. Dari istri pertamanya, Dorothy de Vere, John memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak laki-lakinya juga bernama John dan yang perempuan bernama Margaret. Meski John mengalami kesulitan keuangan lantaran persengketaannya dengan saudaranya dalam mengklaim gelar Earl Warwick, Catherine sekarang memiliki rumahnya sendiri, suami yang memiliki kedudukan dan pengaruh di utara, dan gelar.{{sfn|James|2009|pp=61–73}}
John adalah pendukung Gereja Katolik dan menentang keputusan Raja Henry VIII untuk membatalkan pernikahannya dengan [[Katherine dari Aragon]] untuk menikahi [[Anne Boleyn]]. Pada Pemberontakan [[Lincolnshire]] Oktober 1536, para pemberontak Katolik mendatangi kediaman John dan mengancamnya bila dia tidak bergabung dengan mereka untuk menyambungkan kembali hubungan antara Inggris dan Roma. Catherine melihat saat suaminya turut dibawa keluar. Antara Oktober 1536 sampai April 1537, Catherine bersama anak-anak tirinya hidup dalam ketakutan dan berjuang untuk selamat. Sangat mungkin di masa-masa penuh ketidakpastian ini, penolakan Catherine terhadap gerakan pemberontakan menguat yang membuat dia lebih condong kepada [[reformasi Inggris]].{{sfn|James|2009|pp=61–73}} Pada Januari 1537, Catherine ditahan bersama anak-anak tirinya di Kastel Snape, [[Yorkshire Utara|Yorkshire]]. Para pemberontak merangsek ke rumah dan mengirim pesan kepada John Neville untuk segera kembali dari London. Jika tidak, keluarganya akan segera dibunuh. Saat John pada akhirnya tiba, dia bicara dengan para pemberontak terkait pembebasan keluarganya, tetapi akibatnya terbukti justru membebani seluruh keluarga.{{sfn|James|2009|pp=61–73}}
Di sisi lain, Henry VIII dan [[Thomas Cromwell]] mendapat laporan yang simpang siur terkait keberpihakan John Neville, sebagai tawanan atau justru bersekongkol dengan para pemberontak. Sebagai pemberontak, dia dapat dinyatakan bersalah atas pengkhianatan terhadap Raja, mengorbankan lahannya, juga meninggalkan Catherine dan anak-anaknya tanpa uang sepeserpun. Sangat mungkin paman dan saudara Catherine, keduanya bernama William Parr, turut berperan menyelamatkan John dari hukuman Raja.{{sfn|James|2009|pp=61–73}}
Baris 56:
[[Berkas:Queen Catherine Parr.jpg|jmpl|kiri|Catherine Parr]]
Saat Henry pergi berperang di Prancis pada Juli sampai September 1544, Catherine diangkat sebagai [[wali penguasa|wali raja]] untuk memerintah Inggris. Dikarenakan majelis perwaliannya terdiri dari orang-orang yang mendukung Sang Permaisuri, Catherine dapat memiliki kendali kuat atas pemerintahan. Dia juga menangani persediaan barang dan keuangan untuk kampanye militer Henry di Prancis, juga menjalin komunikasi secara teratur dengan letnannya di perbatasan utara terkait rumitnya keadaan dengan [[Skotlandia]]. Perannya sebagai wali raja dalam berkuasa, sifat dan wataknya yang kuat dan bermartabat, juga keyakinan agamanya, sangat mengilhami [[Elizabeth I, Ratu Inggris|Elizabeth]] di masa-masa selanjutnya.{{sfn|Porter|2011|p=348}}
Pandangan keagamaan Catherine menjadi sasaran kecurigaan para pejabat anti-Protestan. Meski dibesarkan sebagai seorang Katolik, dia juga menaruh simpati dan ketertarikan kepada "agama baru". Pada pertengahan 1540-an, beberapa pihak curiga bahwa dia sebenarnya adalah seorang Protestan. Pandangan ini didukung melalui buku kedua yang ditulis Catherine yang terbit pada akhir tahun 1547. Buku tersebut mengemukakan pemahaman iman ''[[sola fide]]'' yang dipandang bid'ah oleh Gereja Katolik. Simpati Catherine terhadap Anne Askew, wanita martir Protestan yang dibakar hidup-hidup pada 1546, juga dianggap sebagai salah satu tanda bahwa dia tidak hanya sekadar simpati kepada umat Protestan.
|